"Siap Bos! Biar aku yang habisi dia!" ujar seseorang bertampang bopeng dengan rambut merah menyeringai. Dia langsung menodongkan AK-47 nya, dan siap melepaskan peluru untuk menghabisi Langit saat itu juga! "Tunggu dulu! Kalian jangan main hakim sendiri! Aku adalah warga sipil yang tidak tahu apa-apa! Aku kemari..." "Tidak perlu banyak bacot! Habisi dia sekarang juga!" teriak sang bos dengan cepat. Bersamaan dengan itu peluru meletus dengan dua kali tembak! Dor! Dor! "Mampuslah ka..." "Kalianlah yang akan mampus!" teriak Langit! Dengan kecepatan luar biasa dia berhasil melompat ke samping kiri menghindari tembakan yang menyalak dari AK-47 yang meleset mengenai dinding koridor. "Makan ini!" teriak Langit. Lalu bergerak cepat mengibaskan kedua tangan dan kakinya, menghajar semua musuh yang ada di depan dan di belakang nya! Semuanya terkejut bukan main! Gerakan Langit yang luar biasa cepat seperti bayangan hampir tidak bisa dilihat oleh mereka. Lima orang langsung tumbang
"Langiiiittt!" seseorang memeluknya dengan erat. Sesaat kemudian tangisnya terdengar lirih, makin lama makin meninggi. Cukup menyayat hati. Langit terdiam. Dia tidak bisa berkata-kata. Hatinya bergemuruh dengan kuat. Berbagai macam perasaan berrcampur aduk menjadi satu dalam sanubari nya. Antara rindu, senang, bingung, kesal, khawatir, semuanya ada dalam hatinya. Seseorang yang selama ini telah cukup lama raib dalam pantauan, pengamatan, penglihatan dan keseharian Langit. Seseorang yang selama ini tenggelam bersama waktu, hingga cukup menyita hati, sanubari dan pikiran Langit. Sang bidadari yang selama ini menghilang tanpa satupun kabar berita seolah bersembunyi dalam dimensi lain hingga tidak bisa terjamah oleh Langit! Dewi! Langit hanya bisa berdiri mematung, membiarkan gadis cantik ini menangis dengan puas di dadanya. Menumpahkan sisa air mata kepedihan yang selama ini mungkin terkuras karena keadaan dan keberadaanya yang memang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.
Di depan Langit dan kesembilan gadis cantik itu berdiri tegak tiga orang dengan kostum yang berbeda satu sama lain. Di sebelah kiri berdiri seorang bertubuh jangkung dan kekar dengan tinggi dua meter lebih, memakai pakaian khas kebanggaan Tiongkok berwarna hitam. Rambutnya yang panjang di jalin seperti layaknya seorang Master Kungfu! Wajah ras Mongoloidnya nampak terlihat dingin dan keras, tanpa ada seulas senyum sedikit pun juga! Di sebelah kanan ikut berdiri dengan angkuh seorang berpakaian Army lengkap bersama baret dengan berbagai lencana terpasang di bajunya. Dengan tubuh yang kekar dan berisi, postur tubuh yang hampir sama tinggi dengan orang yang sebelumnya. Wajah khas Eropa Timurnya nampak terlihat datar, tanpa ekspresi. Sementara di tengah berdiri seorang berparas Oriental Asia Timur memakai jas jubah panjang hitam sampai ke betis, dengan kemeja putih dan celana hitam. Dengan tinggi tidak jauh beda dengaan Langit. Senyum simpulnya nampak terukir seja
Wu Dong langsung bergerak dengan cepat, tanganya membentuk sabit yang menyambar langsung ke kepala Langit. "Mampuslah!" tangan Wu Dong seperti pedang yang siap memotong di udara, langsung mengarah kepala. Langit menyambut dengan tinjunya. Namun alangkah kagetnya dia ketika Kaki Wu Dong menyusup menyerang dadanya. Langit refleks berkelit ke samping kiri, menghindari tendangan yang bertenaga kuat tersebut. Angin sambarannya lewat di depannya. Hanya beberapa senti dari tempat nya berada. Serangan Wu Dong tidak berhenti di situ, kakinya yang seperti memiliki mata langsung mengincar kepala Langit! Bukkk! Langit yang tidak sempat menghindar, akhirnya menangkis dengan tangannya! Dua kekuatan berbenturan dengan telak. Wu Dong terjajar ke belakang. Sementara Langit merasakan tangannya agak kebas dan sedikit sakit. Tenaga dalam Wu Dong tidak bisa dianggap remeh! "Lumayan juga! Kamu punya sedikit kemampuan, tapi hanya sampai di sini saja bocah! Aku tidak akan main-main sekarang!" W
"Kamu, kamu ngapain di sini?" tanya Langit dengan polos. Di depannya, berdiri delapan orang yang baru saja keluar dari Lift, satu wanita dan dua laki-laki berpakaian seragam Pasukan Khusus dengan posisi tangan diikat. Di belakangnya lima orang dengan seragam loreng warna merah, persis sama dengan baju yang di pakai oleh Ivankov. Kelima orang bertampang sangar itu nampak mendorong mereka keluar dari lift dengan kasar. "Ka.. Kamu Langit? Kamu.. Sedang apa di sini?" seru seorang gadis cantik berpakaian seragam yang ikut di sandera. "Aku? Aku kebetulan sedang jalan-jalan, kamu ... Anaknya ibu kantin kan?" "I.. Iya, aku Let..eh Rosa...." "Ayo maju! Jangan diam saja!" hardik yang di belakang, mendorong dengan popor senapan. Ketiganya mengaduh. "Iya, aku tahu. Jadi kamu salah satu anggota Pasukan Khusus? Hebat juga kamu!" puji Langit. "Ya, apa kamu bagian dari mereka?" Rosa balik bertanya. Langit hanya tersenyum. Tidak menjawab. "Letnan, kamu mengenalinya?" bisik seseorang di se
"E.. Elang, ada apa ini?" Audrey bertanya dengan bibir bergetar. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja lapang parkiran basment itu dipenuhi dengan berbagai jenis hewan Peimata dari mulai Beruk, Simpanse, sampai Babon dan Gorila! Mereka semua lebih dari beberapa ratus ekor. Semuanya mengeroyok dan menyerang langsung ke empat puluh orang berpakaian hitam yang nampak terkejut, tidak siap dan tidak menduga sama sekali akan di serang oleh mahluk-mahluk primata buas tersebut! "Mereka.. Mereka adalah suruhan Tuan Langit, apa kamu mempercayainya, Nona?" tanya Elang sambil menepi. "Ooo... Iya, tentu saja aku percaya! Aku kenal siapa Langit! Luar dalamnya! Aku tahu dia..." Audrey tiba-tiba tersenyum mengingat dan menyadari sesuatu. "Maaf Nona, kamu kenal Tuan Labgit luar dalam, maksudnya?" "Ouh, jangan salah paham! Maksudku, aku kenal mahluk-mahluk ini. Mereka adalah... Ya seperti yang kamu bilang, bawahan Langit, hebat kan dia?" "Jadi kamu mengetah
"Hai, kamu baik-baik saja kan? Maaf baru bisa datang sekarang!" pemuda gagah berambut Mohawk itu segera bergegas menghampiri Audrey, diikuti oleh kedua temannya. "Kalian sungguh telat! Beruntung aku masih bisa selamat!" Audrey bersungut. "Maaf, barusan acaranya seru soalnya, ada Band Favoritku tampil, jadi aku agak slow respon gitu! By The Way kenapa kami bisa sendirian di sini? Mana Langit?" Pemuda bertubuh jangkung dan besar dengan rambut spike ikut bicara. Dia adalah Lucas. "Kalian tuh ya! Kalian tahu gak aku hampir mati barusan? Dan kalian seenaknya hanya bilang kayak gitu?" "Memangnya kamu kenapa? Bukannya kamu tadi sama Langit? Kenapa bisa hampir mati segala? Apa dia ninggalin kamu, atau bahkan dia berbuat sesuatu.." "Jangan ngaco kamu Dave! Dia sedang ada di atas sana! Kalian benar-benar gak tahu kalau aku hampir mati di culik?" "Bukannya kamu dengan si jagoan? Siapa yang berani nyulik kamu? Konyol!" Andre si rambut mohawk mencibir. "Aku serius! Kamu lihat di depan s
Pintu Lobby Emerald Tower terbuka lebar. Beberapa orang berjalan dengan gagah sambil membawa senjata di tangan masing-masing. Diantara mereka nampak puluhan tawanan dari Silent Hill yang babak belur dengan baju koyak, serta luka-luka di beberapa bagian tubuhnya. Keadaan mereka cukup mengenaskan, seolah mereka adalah korban dari cakaran dan gigitan hewan-hewan buas! Mereka semua digiring oleh para Anggota Pasukan Khusus yang di pimpin oleh Letnan Rosa, bersama beberapa anak buahnya yang masih tersisa. Yang cukup menarik perhatian adalah, hadirnya sembilan orang gadis cantik yang juga ikut membawa AK-47, ikut menggiring para tawaran tersebut, seolah mereka adalah bagian dari Anggota Pasukan Khusus yang ikut andil dalam Operasi Penyelamatan besar itu. Sorak - sorai para Anggota Pasukan, para warga sipil dan awak media yang menunggu di luar, membuat suasana di area parkiran menjadi ramai. Mereka sangat mengapresiasi keberhasilan Paasukan Khusus dalam Operasi Penyelamatan tersebut.
Hampirr semua orang di Akademi mengenal siapa Lord Cyrus. Dia adalah salah satu darii Lima Tetua sekaligus Petinggi Utama yang begitu dihormati di Akademi. Hampir semua Kebijakan di World Heroes Akademi berasal dari dia. Adapun Keempat Tetua lainnya, meskipun mereka memiliki wewenang yang hampir sama,, namun Otoritas dan Kebijakan dari Lord Cyrus cukup mendominasi.Selain itu dia juga merupakan salah satu Anggoita Elite dari Dua Puluh orang Penguasa Golden Table. Sebuah Organisasi besar dan rahasia di Dunia ynag memiliki peranan besar untuk ikut mengontrol dan menjaga Keseimbangan Dunia secara Global. Sedangkan di Royal Knight, Organisasi Utama Penopang Golden Table, yang berisikan para Master dan Petarung hebat, Ahli strategi Perang dan orang genius terkemuka, Lord Cyrua bertengger di Puncak Rantai tertinggi bersama orang-orang hebat lainnya di Royal Knight, dengan Pangkat dan Jabatan Jenderal Besar Golden Knight!Kekuasaan dan Kekuatan Lord Cyrus sangatlah besar. Hingga nyaris tid
Suara Bass bernada tinggi dan keras itu menggema ke sekeliling, menggetarkan dinding, dan Lantai Audotorium. Membuat semua terpaku dan terhenyak dengan adanya suara keras yang dialiri Kuasa Intimidasi dan Tenaga dalam tinggi, yang membuat sebagian Kadet merasakan dadanya sesak, serta Jantungnya nyaris berhenti berdetak!"Siapa lagi ini? Auranya tidak main-main! Apakah dia salah satu dari Angels of Eye?" batin Langit.Semua mata menoleh ke arah sumber suara.Mereka seolah lupa dengan kejadian mengerikan barusan. Para Kadet yang semula pingsan, kini mulai siuman, karena pengaruh dari suara tersebut!"Lord Cyrus!" teriak beberapa orang. Termasuk para Kdet yang mengenali sosok hebat yang kini tengah berdiri tegak di depan mereka.Seorang Pria setengah baya berambut Panjan sebahu berwarna putih, dengan raut wajah keras, bermata kecil namun tajam. Mengenakan Pakaian Kebesaranya. Baju Sutera mewah warna Ungu berenda Emas. Ssbuah Tongkat Emas sefinggi Satu Meter tergenggam di tangan kanannya.
"Apa-apaan ini? Mereka menamakan diri mereka Mata Malaikat, tapi Ilmu mereka Hitam Kelam dan pake nama dari Neraka segala! Sungguh ngawur!" ujar Langit protes. "Kamu masih sempat membahas hal seperti itu saat ini? Dasar bodoh! Sebaiknya segera keluarkan kemampuanmu dan habisi mereka sekarang juga! Karena aku mendapatkan firasat buruk akan hal ini!" timpal Hazel ketus. Namun dia sambil bergerak mengibaskan Tendangan Cepat dengan Kekuatan Maksimal, menghancurkan setiap Tengkorak yang bermaksud menyerangnya.:Sejak kapan kamu jadi tukang ramal heh?" jawab Langit, sambil mengeluarkan Tinju Tornado yang bergerak cepat menerbangkan para Pasukan Tengkorak yang tiba-tiba saja mengeluarkan asap tebal menutupi mereka."Jangan menghinaku hanya karena kamu bisa mengalahkanku! Setidaknya aku pernah menghajar anak buahmu sampai babak belur waktu itu!""Oh ya kapan? Perasaan aku gak merasa punya anak buah?""Terserah kamu! Anak buahmu memang sama menyebalkannya denganmu! Mereka terlalu banyak omong
Langit melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa dia sudah menghancurkan sebagan dari Pasukan Tengkorak itu. membuat mereka terbang dan bercerai berai tidak tentu arah. Begitu juga dengan yang lainnya. Ketiganya merasa puas dan bangga bisa menghancurkan zombi tulang belulang itu dengan sangat meyakinkan. Namun sesaat kemudian mereka tersentak, ketika Pasukan tersebut secara ajaib kembali utuh dalam hitungan beberapa detik saja. Tulang-tulang yang hancur berserakan, dan sebagian sudah hancur menjadi abu, tiba-tiba saja bersatu kembali ke tempatnya semula dengan cara yang luar biasa. Kerangka mereka kembali menyatu dengan cepat , dan berdiri tegak seperti semula, seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya!"Apa-apaan ini? Apa mereka menggunakan Ilmu Sihir?" tanya Hazel tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Necromenger....! Ilmu sesat dan terlarang..... Kuasa Hitam untuk membangkitkan Mayat. Berhati-hatilah!" Master Genus sudah ada di antara mereka."Master....!?""Sebaiknya kal
Semua mata memandang ke arah Lima sosok tamu tak di undang, yang terlihat asing namun cukup mengintimidasi. Membuat seisi Auditorium kembali dibuat rusuh dan hingar bingar. "Siapa mereka? Kenapa bisa masuk kemari?""Mana kutahu? Memang aku saudaranya?""Bukan itu maksudku bodoh!""Mereka memanggil Master tanpa sopan santun sama sekali! Apa kita harus turun tangan?""Hei, kita adalah Kadet, bukan Pasukan Kedisiplinan! Biarkan saja, toh sebentar lagi para Pasukan akan segera datang kemari!""Ini kan sedang jam Pejalaran, kenapa bisa ada gangguan kayak gini?""Kenapa kamu tanya aku? Kenapa tidak tanya saja kelima orang itu!""Sialan! Sudah kubilang bukan itu maksudku!""Hehe, justru ini seru, kapan lagi kita bisa melihat Mentor Hebat mengeluarkan Skill nya?""Tapi mereka, aku fikir mereka juga tahu siapa Master Genus, tapi kenapa mereka malah sebodoh itu mau menantangnya? Apa mereka mau cari mati?"Berbagai opini bergemuruh seperti jutaan Lebah memenuhi Aula Auditorium. Sementara Langit
Angels of Eye adalah sebuah Perkumpulan Rahasia yang keberadaannya masih dipertanyakan hingga saat ini. Mereka adalah kelompok orang-oramg dengan sudut pandang pemikiran yang Ekstrem dan relatif berseberangan dengan Akademi. Pada Awalnya mereka bergerak secara diam-diam. mempengaruhi beberapa Kadet, dari mulai Kadet baru hingga Senior, bahkan beberapa Mentor ikut terjerumus dan terkena Doktrinasinya.Gerakan mereka di mulai dari puluhan tahun silam, di motori oleh para Kadet Senior yang merasa tidak puas dengan beberapa Aturan serta Kebijakan Akademi. Mereka mulai bersuara. Dan akhinrya seiring waktu berjalan, komunitas rahasia ini terbentuk secara alami.Angels of Eye sering mengkritisi Kebijakan Akademi, baik dalam hal Teknis, ataupun yang bersifat Kebijakan-kebijakan Global yang cenderung dianggap memberatkan dan merugikan pera Kadet, juga sebagian Mentor yang ada di Akademi. Gerakan mereka mendapatkan dukungan hampir dari separuh penghuni Akademi, karena dianggap mampu merefleks
Kelas Utama Akademi. Hari ini adalah Pelajaran Melatih Pengembangan Skill. Semua Kadet tampak serius dan fokus mendengar pemaparan dan isnfruksi dari sang Mentor Bsrpengalaman dan Eksentrik dari Ras Troll bernama Master Genus. Dia adalah salah satu dari Keluarga Bangsawan Troll Ras Primata. Bertampang keras berhidung agam besar. Dengan Postur setjnggi tinggi tiga meter namun terlihat familiar karena sering tersenyum dan mudah tertawa. Master Genus dapat memahami semua bahasa dari keempat Bangsa besar ini. Dia sesekali mencampur aduk kan keempatnya dalam satu sesi bahasan.Beruntunglah setiap Kadet diberikan Headlphone Penerjemah, sehingga dapat langsung memahami apa yang di terangkan oleh sang Mentor. Selain itu mereka, para Kadet baru juga memang diwajibkan untuk bisa mempelajari dan memahami semua bahasa itu dengan cepat.Dan Langit juga sungguh beruntung tidak jadi mendapat hukuman atas kejadian kemarin. Dia bisa hadir hari ini, mengikuti pelajaran yang menurutnya sangat menarik
Tidak jauh di depan mereka, berdiri beberapa soaok yang sebagian besar telah dikenal oleh keduanya. Mereka adalah Neil, Bulllck, Freed, Chen, dan beberapa orang lagi yang pernah ditemui oleh Langit di suatu tempat. Para Ksatria Silver Knight! "Hei, jangan bilang kalian ingin ikut ambil bagian dalam Pesta kami?" tanya Langit setengah terkejut. "Anda sebaiknya duduk manis dan melihat saja, karena sejatinya....Mereka bukanlah lawan yang sepadan untuk anda!" Freed angkat bicara. "Sialan! Kalian berani meremehkan kami? Apa kalian tidak tahu siapa kami?" hardik Moorik. "Kalian? Bagiku kalian tidak penting sama sekali! Tuan Langit, apa aku boleh menghajar mereka sekarang juga?" Bullock mengepalkan kedua tangannya. "Oh. sebaiknya kamu tanyakan pada Neil," Langit tersenyum simpul. "Bagaimana Neil?" "Haha, Kita sikat saja mereka karena telah berani menghina Kakak kedua! Mereka layak untuk mendapatkan balasannya! Semuanya, ayo kita hancurkan mereka!" teriak Neil memberikan instruk
"Nona Lucy? Kamu juga ada di sini?" tanya Langit terkejut. "I..Iya Tuan, tolong jangan panggil saya Nona, panggil saja Lucy," gadis cantik berambut blonde sebahu itu nampak tersenyum salah tingkah. Lucy, salah satu dari Anggota Elit Royal Knight berpangkat Silver Knight. Yang konon merupakan wakli ketua alias orang kedua dari Silver Knight yang diketuai oleh Hazel. Dialah yang telah mendahului Langit untuk menghajar para Berandalan dari Geng Simon Cs! Beberapa saat yang lalu Langjt memeregoki dua orang Kadet tengah di bully oleh Geng Simon, salah satu Kadet Sombong yang berhasil di pecundangi oleh Langit saat di Pintu Gerbang. Selama dua bulan ini, ternyata Simon telah membangun Kelompoknya sendiri yang berisikan para berandalan dari tiap Ras, dan kerap melakukan perundungan dan pemerasan terhadap para Kadet yang terlihat lemah dan mudah di provokasi. Langit sudah sering mendengar berita ini, namun dikarenakan dia di sibuk kan dengan berbagai aktivitas sebagai Ketua Perw