Shin Wu adalah seorang seniman bela diri yang berasal dari Kota Kecil Li Jiang. Salah satu Kota Tua yang cukup terkenal di Tiongkok sana. Tepatnya Di Desa Yunnan yang terkenal dengan keindahan alam dan pemandangannya. Sedari kecil bakatnya dalam ilmu bela diri sudah terlihat. Hingga ayahnya yang kebetulan seorang Perwira Menengah di Kepolisian Li Jiang, memasukan Shin Wu ke sebuah Sekte Perguruan Besar yang cukup terkenal di sana. Shin Wu selalu diajarkan tentang ajaran Budi Pekerti dan Falsafah Kebaikan mutlak oleh kedua orang tuanya. Dia selalu di jejali dengan dogma dan aturan-aturan yang kuat tentang sikap berani membela kebenaran, menjunjung tinggi keadilan, dan mengutamakan kebajikan dalam segala aspek kehidupan. Sedari usia remaja Shin Wu sudah masuk dalam Sekte Perguruan dan berhasil menjadi murid terbaik di sana. Bahkan dia bisa menamatkan ilmu bela diri di Perguruan tersebut hanya dalam kurun waktu tiga tahun saja. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengembara mencari P
Shin Wu akhirnya membuat keputusan! Dia tidak bisa mundur lagi, dia harus melawan mereka semua! Dengan modal kekuatan, kemampuan ilmu bela diri, serta keberaniannya menghadapi masalah, dia tidak gentar sedikitpun menghadapi mereka. Shin Wu menghadapi ratusan orang tidak dikenal tersebut dengan gagah berani. Dengan kekuatannya dia masih mampu mengimbangi mereka semua. Perkelahian satu lawan sekitar dua ratus orang itu berlangsung dengan brutal dan tidak seimbang. Namun sekali lagi, Shin Wu menghadapi semuanya tanpa berniat mundur setapak pun. Beberapa kali dia menyuruh kedua pengawalnya untuk segera melarikan diri dari sana. Namun kesetiaan keduanya tidak mengizinkan mereka, yang melihat Tuan Mastermya harus menjadi korban bulan-bulanan pertarungan yang tidak seimbang ini. Akhirnya kedua orang pengawalnya ikut menjadi korban, karena berusaha melindungi Masternya dari serangan brutal para pembunuh berdarah dingin yang tidak dikenal tersebut! Para pengeroyok ini, mereka adalah
Royal Knights adalah sebuah Organisasi Besar dan Rahasia yang sudah ada dan berdiri sejak lama di Dunia ini. Di buat sejak Ratusan Tahun yang lalu, ketika Dunia masih dalam keadaan terpecah-pecah, diluputi oleh sistem Monarki Oligarki, dengan istilah lain masih menganut Sistem Kerajaan. Organisasi ini didirikan oleh para Raja, Bangsawan dan para Pemimpin terdahulu sebagai Satuan Divisi Khusus Perlindungan bagi para Raja, Bangsawan dan Keluarganya, juga sebagai Benteng perlindungan Kerajaan atau Negara dari hal-hal yang bersifat korosif dan mengganggu, baik itu pada Kestabilan Politik, maupun Kedaulatan Negara. Namun seiring berjalannya waktu dan kemajuan jaman yang sangat cepat, dari mulai kemajuan teknologi yang sangat pesat dan perubahan besar Ideologi di seluruh dunia, menjadikan Organisasi ini seolah menghilang dan tenggelam secara misterus. Dan lambat laun digantikan dengan pertahanan yang lebih modern seperti para Agen Spionase, para Pasukan Khusus serta kecanggihan Senjata ber
Kampus hari ini nampak sangat ramai. Dari mulai pintu gerbang hingga menuju lapangan utama, terlihat cukup padat. oleh orang-orang. Selain para pengunjung yang sengaja datang, yang sebagian besar di dominasi oleh Mahasiswa dan anak-anak muda, di kanan kiri nampak berjajar orang-orang berpakaian jas hitam dengan kemeja putih berdasi yang juga berwarna hitam. Mereka terdiri dari pria dan wanita, berjumlah sekitar lebih dari dua puluh orang. Sebagian nampak terlihat sangat sibuk sambil memegang walki talky masing-masing. Beberapa diantaranya nampak aktif memeriksa setiap orang yang datang melewati gerbang Kampus. Bahkan para mahasiswa pun tidak ada yang luput dari pemeriksaan mereka semua nya. Langit yang keheranan pun harus mengikuti prosedur yang sama. Dia baru bisa diizinkan masuk ketika seluruh tubuhnya sudah lolos 'di geledah' dan dianggap 'clear' oleh mereka. "Hei, Langit! Kemarilah!" seseorang memanggilnya di keramaian. Langit langsung tersenyum mengenalinya. "Cahyo, apa k
Agenda pertemuan Menteri Investasi, Prof Doktor Gunawan Panis dan Menteri Investasi Jepun Akita Hanasaki berlangsung sesuai jadwal dengan agenda Kerja sama Penanaman Modal dan Investasi untuk Infrastruktur, Pendidikan, Sosial Budaya serta Pertahanan dan Keamanan. Akita Hanasaki dan puterinya Yumi Hanasaki sengaja memilih Universitas Wangsa Sanjaya sebagai tempat pertemuan Bilateral ini dikarenakan satu hal, dia ingin mengenal lebih dekat sosok viral yang selama ini sukses menjadi trending topik selama beberapa minggu terakhir. Langit! Bukan tanpa alasan mereka ingin bertemu dengan Langit. Keduanya mempunyai agenda tersendiri yang akan dijalankan untuk kedepannya dengan segera. Berawal dari ketidak sengajaan Yumi yang mendapat cuplikan Video Amatir di NewTube, dengan subsriber lebih dari dua puluh juta orang, dan ditonton sebanyak lima puluh juta kali dalam tempo satu bulan, menjadikan Yumi seperti terhipnotis, layaknya seorang penyelam yang menemukan Mutiara di Palung Samudera
Langit terkejut bukan main. Adrian lebih-lebih lagi! Apa yang dilakukan oleh Nadine benar-benar diluar dugaan mereka! "Na.. Nadine? Apa yang kamu lakukan?" tanya Langit gugup. "Aku melakukannya karena aku suka, apa aku salah?" jawab Nadine santai. "Ya, jelas salah. Orang ini akan makin membenciku, apa kamu sengaja ingin aku sama dia berantem ya?" keluh Langit agak kesal. Nadia hanya mengulum bibirnya. Paras cantiknya memerah. Ide konyol itu terlintas begitu saja di benaknya. Dia memang kesal dengan Adrian. Dan menurutnya Langit adalah orang yang cocok untuk membuat Adrian marah! "Aku minta maaf Langit, aku gak bermaksud seperti itu. Aku hanya kesal dan benci dengan orang ini!" "Itu hak kamu, tapi tolong jangan bawa-bawa aku. Aku capek jadi bahan konflik. Baiknya kita sudahi ini, dan segera temui mereka!" Langit mengingatkan. Nadin menunduk, merasa bersalah. "Aku tidak terima kelakuanmu Nadine! Aku akan pastikan dia menderita! Lihat saja!" hardik Adrian penuh emosi. D
Semua orang menoleh ke arah sumber suara. Disana ada seseorang yang tiba-tiba berdiri dan melakukan interupsi. Semua tercengang! Nadine! "Sial, kita keduluan!" bisik Gavin. Farell segera menyikutnya. "Jangan berisik bodoh! Itu lebih baik, kufikir memang dia yang lebih cocok meladeni ayahnya sendiri dari pada kamu!" bisik Farell mengingatkan. "Hei, siapa yang menyuruhmu bicara? Apa kamu tidak tahu forum seperti apa ini? Apa kamu sadar sedang berbicara dengan siapa disini?" "Tapi, Aya.. Tuan Menteri..." "Dengar! Jangan bikin statment yang aneh dan kontroversi, hingga bisa memancing kekeruhan di forum yang besar ini! Jangan membuatku malu! Atau kamu sebaiknya keluar saja dari sini!" ujar Menteri Gunawan Panis keras. "Tapi dia benar Pak Menteri, kenapa anda harus mengorbankan teman kami untuk memuluskan rencana anda? Dengan dalih kepentingan negara, apa itu tidak terdengar absurd? Apa anda tidak sadar, itu sama halnya anda dengan sengaja melanggar hak asasi dia sebagai seorang
Pintu besar setinggi enam meter dengan lebar empat meter di ruangan Aula Rektor itu tiba-tiba saja terhempas dan runtuh, seolah di terjang puluhan Bison. Bersamaan dengan pintu yang di dobrak dengan kuat, beberapa orang berpakaian jas hitam ikut terbawa terbang sambil sama- sama berteriak kesakitan. Ssolah mereka adalah daun-daun kering yang ringan tertiup oleh angin. Debu tebal ikut mengepul menerbangkan mereka, orang-orang berpakaian hitam tersebut terhempas dan jatuh tumpang tindih bergulingan di lantai, sebagain dari mereka nampak mengerang kesakitan, sementara sebagian lagi koma! "Apa-apan ini? Apa yang terjadi? Kenapa mereka bisa...""Ayah, bukankah itu Adrian dan anak-anak buahnya?" teriak Nadine tanpa sadar memanggil sang Menteri dengan sebutan ayah."Kamu benar, ada apa dengan mereka?" Menteri Gunawan Panis sangat terkejut. "Kita kedatangan tamu tak di undang! Adrian, bangunlah! Jangan bikin malu!" teriak Sang Gubernur.Adrian adalah Kepala Staff Keamanan dari Gubernur y
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi