Seluruh ruangan hening sejenak. Bersama detik jam yang hampir seirama dengan detak jantung masing-masing. Semuanya terdiam dengan pernyataan gadis cantik ini. Mita, gadis polos yang lima belas tahun lalu terkenal dengan kecantikannya kini seolah berubah drastis, bertransformasi menjadi seseorang yang sangat berbeda! Dulu dia terkenal cengeng namun baik hati. Ramah dah penuh empati terhadap orang lain. Jangankan melihat temannya sakit, melihat Kucing mati saja dia bisa nangis dua hari dua malam! Bahkan suatu ketika Langit tidak bisa lupa momen lucu ketika disuruh Bu Ranti untuk membasmi hama tikus di dapur yang kerap mengganggu, mencuri makanan, menjebol dinding tripleks, merusak alat-alat di dapur yang sering menjadi korban kebrutalan makhluk pengerat itu. Maka Mita adalah anak yang mati-matian melarang Langit dan kawan-kawan membunuh mahluk tersebut dengan alasan kasihan! Mita yang dulu kerap menemani Langit ketika kecil, karena usianya lebih tua tiga tahun di atasnya, menjad
Pagi-pagi sekitar pukul delapan. Saat Matahari baru saja muncul di ufuk timur dengan malu-malu, Panti Asuhan Sinar Pelangi didatangi oleh beberapa pemuda dari kampung sebelah. Mereka menanyakan perihal hasil negosiasi Panti dengan Pengembang yang deadline nya harus bisa di diputuskan hari ini. Karena mereka sendiri sudah setuju dan menerima segala ganti rugi yang sudah di tawarkan oleh pihak pengembang. Mereka membujuk Panti Asuhan Sinar Pelangi yang saat ini di wakili oleh Langit untuk bisa bekerja sama dengan baik, mennyerahkan Hak kepemikan Sinar Pelangi kepada para Pengembang dengan harga yang sudah di tentukan oleh mereka. Karena hampir Tujuh puluh lima persen semua sudah menandatangani kontrak pelepasan penggusuran lahan tersebut. Selebihnya hanya Panti Asuhan ini dan beberapa gelintir penghuni yang masih tetap bersikukuh pada pendiriannya. Sempat bersitegang sejenak, sampai hampir terjadi keributan, karena Langit tetap pada keputusannya, akan terus mempertahankan Panti A
Ruangan oval berukuran Dua puluh lima kali lima belas meter itu nampak sangat megah dan esklusive, beberapa asesoris dan perabotan mahal dari meja kursi, guci, lukisan, serta patung-patung tanah liat dan marmer nampak berjajar dengan rapi di setiap sudutnya. Para Pengawal berpakaian seragam hitam-hitam berdiri di pintu dan di setiap sudut ruangan. Paras mereka nampak dingin dan tegas. Mereka adalah para Pengawal Khusus Walikota. Maju ke meja oval yang berada di tengah ruangan, dimana berkumpul para orang-orang-orang penting di Kota ini. Raut muka mereka nampak tegang dan serius. Seolah ada segudang beban yang bertumpuk di benak masing-masing. "Greedy, bagaimana dengan tugasmu ini? Seharusnya hari ini sudah fix ada jawaban yang memuaskan untuk Tuan Andreas, bukan malah jadi kacau seperti ini? Apa kami akan percaya begitu saja jika ada seratus Macan Kumbang masuk kampung dan mengusir kalian?" sang Wali Kota, Dimas Aryo meradang. Wajahnya yang klimis dengan kumis tipis dan jarang-ja
Semenjak kegagalan para utusan Greedy mengeksekusi Panti Asuhan dan Area perkampungan. Terjadi kehebohan di kampung tersebut. Kedatangan sekelompok besar Macam Hitam yang mengusir para eksekutor tadi siang cukup menjadi buah bibir dan berita hangat di kampung itu. Bahkan sempat membuat viral media sosial, karena ada beberapa orang yang sengaja ikut merekam momen-momen tersebut. Sementara sebagian warga panik dan khawatir. Namun sebagian besar dari mereka mengaku lega dan bersyukur. Karena dengan kejadian heboh tersebut, Kampung itu tidak jadi di eksekusi. Langit sejak sore tadi tetap bersiaga dengan Pasukan Panglima Kumbang, menunggu seandainya ada serangan balasan dari pihak mereka. Namun semenjak sore tadi hingga malam ini, kondisinya ternyata cukup kondisif. Para Penghuni Panti berikut pengurus dan Ibu Ranti sangat lega, senang dan berterima kasih dengan kehadiran Langit, yang sejak awal sudah menolong mereka baik secara materi maupun secara moril, yang dibuktikan dengan kese
*Elang? Apa-apaan kamu? Apa kamu mau jadi pengkhianat? Kembali kemari!" teriak Mita dengan wajah gusar. "Maafkan aku Mita, ini sudah menjadi keputusanku! Aku harus membalas budi kepada Tuan Langit," ujar Elang, dengan langkah tegap maju ke muka. "Elang!!! Jangan buat aku marah! Kembali sekarang juga! Atau aku akan buat kamu menyesal!* ancam Mita peenuh kemarahan. Elang tidak menjawab. Dia sudah berada tepat di hadapan Langit. Menjura hormat kepadanya. "Izinkan aku yang menghadapinya Tuan!" "Kamu serius? Sudah ku bilang, kamu tidak perlu ikut campur segala urusanku," "Aku harus membalas segala kebaikanmu, dan kupikir sekaranglah saat yang tepat. Lagi pula kamu harus menghadapi Haidar. Dia orang yang sangat hebat, kamu perlu kekuatan lebih untuk menghadapinya!" Elang maju ke arena, membelakangi Langit. "Hmm, baiklah. Aku bisa melihatmu memiliki kemampuan. Tapi lawanmu juga tidak lemah. Berhati-hatilah!" Langit akhirnya mengalah, lalu mundur teratur. "Elang! Aku perintahkan
Dia tersungkur dan jatuh ke lantai ketika sebuah tinju milik Haidar sang Penakluk menghajarnya dari samping! Semua orang tercengang! Mereka tidak menduga jika Haidar ikut mengintervensi pertarungan antara Wang Dih dan Elang, hingga membuat Elang kalah dan terhempas dari pertarungan. Sosok Elang meluncur deras dan siap menghantam tembok! Namun sedetik sebelum tubunnya membentur dinding tembok keras tersebut, satu sosok tubuh bergerak dengan cepat menangkapnya! Dia adalah Langit! Semuanya berseru tertahan. "Kamu masih hidup Elang?" tanya Langit sambil membaringkan tubuh Ellang di lantai. Bibirnya mengeluarkan darah. Tinju besar dan keras milik Haidar sudah membuat nya hampir kehilangan kesadaran. "Te.. Tentu saja Tuan... Te... Terima kasih sudah menyelamatkan akuhh..uhhkk.." Elang kembali memuntahkan darah. "Aku obati lukamu sejenak," Langit meraba pipi Elang yang membiru, lalu menyalurkan hawa murninya. Sesaat cincin di jarinya berkedip. "Uhhh... Tuan, apa... Ini..." E
"Tidak! Mita Jangaaann....!" Dimas Aryo ikut berteriak dengan keras. Terlambat! Ratatatat!! Ratatatat!! Ratatatat!! Lebih dari beberapa lusin peluru itu melesat dengan cepat menembus tubuh Mita sang anak angkat!Membuatnya menjadi bulan-bulanan amunisi tajam yang mengoyak tubuhnya, menghancurkannya dalam sekejap, dan itu terjadi karena dia bermaksud melindungi Langit! "Mitaaaa....!" Elang ikut berteriak histeris. Dia tidak pernah menduga bahwa Mita akan melakukan tindakan nekad seperti itu demi melindungi Langit! Semua yang di sana ikut berteriak. Mereka sangat menyesalkan peristiwa yang baru saja terjadi. Langit adalah orang yang paling tidak percaya dengan kejadian yang baru saja terjaadi di depan matanya! Mita mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi Langit! Waktu seolah berhenti untuk sesaat. Langit segera mendekap tubuh Mita yang nampak hancur bersimbah darah. "Ke.. Kenapa kamu melakukan ini?" ujar Langit gugup, menggigit bibirnya. Menahan tangisnya agar
Pada kenyataannya Langit tidak bisa langsung masuk Kampus. Dia perlu waktu beberapa hari untuk memulihkan staminanya. Kondisi badan dan jiwanya yang sangat lelah membuatnya harus rehat selama waktu tersebut dan harus bermeditasi untuk kembali membuat kondisi tubuh dan jiwanya kembali prima. Selama waktu itu ada sekitar sembilan puluh sembilan panggilan tidak terjawab dan hampir seratus pesan yang parkir di Ponselnya. Mau tidak mau Langit harus menjawabnya satu per satu. Setelah beberapa hari ini dia memutuskan untuk mematika ponselnya. Dengan alasan untuk lebih fokus pada pemulihan yang membuat pikiran dan hatinya lebih tenang tanpa dicampuri hal apapun. Tujuh puluh panggilan di dominasi oleh Audrey, gadis cantik bermata biru yang sepertinya tidak pernah lelah untuk mendekati Langit. Selebihnya kawan-kawan kampusnya yang lain, dan juga beberapa koleganya. Begitu pula dengan pesan yang bertumpuk, hampir setengah isinya adalah milik gadis itu! Langit hanya bisa tersenyum membac
"Aku tidak punya niatan seperti itu, pakailah ini!" Langit dengan cepat melwpas baju panjangnya dan melemparkannya ke arah sang gadis. "Ka..Kamu..." Mata gadis itu terbelalak, bukan karena dia kaget diberi pakaian oleh Langit, melainkan dia terpesona dengan postur tubuh Langit yang bidang, kekar dan berotot. "Pakailah cepat! Dan kamu Prajurit...Cepat alihkan pandanganmu darinya, atau kamu tidak akan bisa melihat lagi untuk selamanya! " Langit mengancam sang Letnan ynag sejak tadi asik memperhatikan sang gadis. "Si..Siap Tuan...!" sang Letnan langaing mwnutup mulutnya denvan kedua tangannya. Namun sesekali merenggangkan jarinya diantara matanya. "Sepertinya aku harus mengambil kedua matamu..." "Siap. Maaf...Tuan!" sang Letnan secara spontan berbalik. Takut dengan ancaman Langit. "Pakailah cepat, sebelum para Prajurit ini bangun!" perintah Langit pada sang Gadis. Mau tidak mau dia mengambil baju Langit yang tergeletak di tanah, lalu mengambilnya perlahan. "Aku tidak akan
Di antara kebingungannya, Langjt segera menghindar dari serangan cepat sang gadis. Beberapa kali tebasannya hamoir saja melukai titik-titik vital di tubuh Langit. Ternyata Gadis ini sangat mahir menggunakan pedang. Gerakannya yang gemulai namun cepat mau tidak mau membuat Langit berfikir, bagaimana bisa gadis sehebat ini tertangkap oleh Prajurit biasa macam mereka. "Kenapa selalu menghindar? Bukankah tadi kamu bisa menumbangkan mereka dengan mudah?" tanta gadis itu di sela serangannya."Apa kamu tidak tega menyerang wainta? Dasar bodoh! Aku tidak akan bersimpati karena kamu sudah menolongku! Karena sejatitnya, kamu adalah musuh terbesarku!" ujar sang gadis sambil menaikan tensi serangannya. Membuat Langit sedikt kerepotan."Tuan, jangan ragu untuk membunuhnya! Dia bukankah wanita biasa! Dia adalah Iblis yang telah membantai satu Desa! Jangan kasih ampun!" teriak sang Letnan dari kejauhan. "Oh, benarkah itu? Apa kamu memang seperti itu?" tanya Langit sambil terus menghindari hujan s
"Apa-apaan ini? Apa mereka sedang syuting Film Kolosal?" fikir Langit sambil terkejut. Sekitar seratus meter di depannya, Langit melihat puluhan orang tengah menyeret seorang wanita muda dengan menggunakan Kereta yang ditarik oleh dua ekor Kuda. Beberapa orang bertampang garang, dengan out fit lengkap seperti layaknya Pasukan Berkuda Kerajaan abad Pertengahan, lengkap dengan senjatanya, nampak ikut berteriak sambil tertawa penuh kesenangan. Seolah-olah mereka sedang melakukan permainan yang mengasyikan. Menyeret tubuh orang dengan Kuda! Langit masih mengamatinya dengan seksama. Jika ini sebuah frame dalam adegan Film, maka mereka semua jelas melakukannya dengan sangat baik dan profesional. Dia juga sama sekali tidak akan ikut campur. Tapi jika apa yang sedang mereka lakukan adalah asli alias bukan adegan film maka bisa di pastikan mereka adalah Pasukan Bar-bar yang sadis dan keji, karena telah melakukan tindakan yang sewenang-wenang dengan mempermainkan nyawa seorang manusia! L
Tiga bulan semenjak 'meninggalnya' Kadet Langit, di Akademi terjadi beberapa perubahan Kebijakan yang cukup Signifikan. Beberapa Aturan yang dulu sempat di hapus, kini diangkat dan dijadikan sebuah Kebijakan kembali. Salah satunya adalah mewajibkan semua kadet itu mendaftar menjadi seorang Ksatria Hollyman! Sementara Ketua Perwakilan Ras Manusia secara Aklamasi digantikan oleh Hazel, yang mendampingi Casandra Cyrus, sang Putri Pengendali Es. Adalah Lord Macros Gigantika yang berperan di belakang layar untuk membasmi Angels of Eye, berjuang selama hampir dua bulan ini mencari dimana letak keberadaan dan Markas Angels of Eye alias Mata Malaikat. Puluhan orang yang terindikasi langsung di tangkap dan di adili. Simpatisan yang berusaha membela mereka ikut terseret dan dihukum dengan berat. Beberapa pertempuran pecah di berbagai tempat. Namun di karenakan Hollyman dalam kondisi siap tempur, banyak Anggota Angels of Eye yang menjadi korban. Mereka dihancurkan tanpa belas kasih. Bahka
"Itu adakah Pusaka yang berasal dari Dimensi kami. Hanya beberapa Necromenger Murni yang bisa memilikinya. Dan mereka adalah para Necromenger terpilih. Karena Pusaka Batu Bintang merupakan simbol dari Keagungan, Kehebatan, Kekuatan, dan juga Kekuasaan Bangsa kami!""Necromenger, apa kalian adalah salah satu Ras yang ada di Dunia ini, ataukah....""Apa kamu fikir kami adalah bagian dari kalian? Para Manusia, Goblin, Elf dan Troll? Tentu saja bukan! Ya, asal kamu tahu, aku bukanlah bagian dari dimensi kalian. Aku datang jauh dari Dimensi lain di Planet terjauh, yang mengembara dan terdampar di sini. Kami adalah Bangsa yang memiliki Peradaban dan Teknologi lebih hebat dari kalian. Namun, seperti di Dunia kalian, kami memiliki Konflik besar hingga akhirnya harus pergi mennggalkan Tanah Kelahiran kami sendiri. Asal kamu tahu, tidak semua Bangsa Necromenger itu jahat. Kami juga memiliki apa yang kalian sebuat akal, hati, nurani, moral dan aturan yang selalu kami junjung tinggi. Namun kadang
Skip : Tiga Bulan Kemudian.Langit menatap Cakrawala di atas sana dengan perasaan senang sekaligus sedih. Barisan Awan yang nampak berarak, berjalan dengan lambat, dihiasi dengan semburat lidah Mentari yang mengintip malu, menghadirkan Siluet gradasi spektrum warna yang Indah. Pagi ini dia diizinkan keluar dari sebuah Gua besar di antara Teluk Karang besar yang memghadap Langsung ke Samudera Lepas.Dia tidak pernah keluar dari Gua itu sebelumnya, bahkan untuk mendekati mulut Gua saja dia dilarang keras melakukannya. Dia hanya diizinkan berada di Pelataran Gua besar beralaskan pasir putih dan beberapa karang, yang sesekali dimasuki oleh Abrasi Air Laut. Langit sejak awal menyadari dia berada di Gua di pinggir Laut, ketika dia merasakan bau garam yang cukup santar. Dia juga selalu melihat air masuk ke tempatnya berada, serta seringnya suara ombak yang keras menghantam karang. Akhirnya, setelah tiga bulan berlalu, Langkt bisa menikmati udara kebebasan yang ssbenarnya. Bau garam dan he
Beberapa hari sebelumnya, Langit merasakan suasana dan aura berbeda malam ini. Selain hawa dingin yang terasa mencucuk tulang sum-sum, dia merasakan keheningan yang sangat tidak biasa. Ketika di malam-malam kemarin Langit masih bisa mendengar suara binatang-binatang malam yang saling bersahutan satu sama lain, kini dia merasakan hal yang berbeda. Suara-suara koor nyanyian binatang itu tidak terdengar malam ini. Seolah mereka ikut tertidur lelap di pangkuan malam yang menurutnya lebih dingin dibandingkan malam sebelumnya.Dia baru menyadari bahwa tempatnya di sekap, terdiri atas puluhan ruang gelap yang semuanya di peruntukan sebagai sel. Dari keseluruhan sel itu, Langit sudah mengira bahwa dia tidak sendirian berada di sini. Dengan sedikit Kuasa yang dia miliki. Langit bisa merasakan ada beberapa orang disana yang memiliki nasib tidak jauh berbeda dengan dirinya. Namun Langit tidak bisa menebak dan mendeteksi dengan jelas sampai sejauh mana, karena dia merasa Kuasa Kekuatannya sa
Beberapa hari kemudian, Andromeda sang Mentor mengumumkan bahwa salah satu Ketua Perwakilan Kadet telah meninggal Dunia, saat menjalani masa hukumannya.Dan Prosesi pemakaman sengaja sudah dilakukan satu hari sebelumnya. Semua itu dilakukan karena untuk menghindari gejolak dan opini negatif bahwa kadet baru tersebut telah meninggal dengan cara yang mengenaskan.Ya, Langit, salah satu Kadet berbakat telah pergi untuk selamanya. Sebagian besar para Kadet sontak merasa terkejjut dengan berita duka cita dan sangat mendadak tersebut. Sebagian dari mereka merasa tidak percaya mendengarnya dan memganggapnya Hoax. Karena mereka telah rahu siapa Langit. Bagiamana Kehebatan dan Sepak Terjangnya. Sebagian lagi ada yang merasa acuh tak acuh bahkan senang dengan kepergiannya. Sebagaian lagi yang memang tidak mengenal sosok Langit, mereka menanggapinya secara datar dan tidak merasa terbebani sama sekali. "Tuan Langit, aku tidak menyangka sama sekali ... Hiks...Hiks...!" Zulaikha tidak kuasa mena
Andromeda memeriksa dengan teliti isi Penjara bercahaya suram tersebut. Ruang batu berukuran lima kali lima meter. Bak seorang Detektif, dia menyusuri setiap sudut dari ruang batu tersebut, lalu kembali sudut tengah, dimana bekas genangan darah dan seepihan daging serta tulang ynag nampak tercerai berai dan saling berceceran, mengeluarkan bau amis kemana-mana. Dia tidak menduga sama sekali, bahwa Kadet baru itu tiba-tiba saja mati dengan tubuh hancur dan luluh lantak tidak berbentuk, tanpa alasan yang jelas sama sekali. Dan yang paling penting, kenapa dia harus meninggal secara mengenaskan seperti itu? Apakah dia punya musuh di sini? Siapa manusianya yang telah tega melakukan hal tidak beradab dan mengerikan semacam itu? Bukankah kesalahan kadet ini tidaklah fatal? Kesalahan? Ya, Kadet ini memang telah melakukan sebuah kesalahan karena berani menginterupsi seorang paling berpengaruh di Akademi. Namun apakah hukuman ini setimpal untuk dosa yang sudah dia perbuat? Untuk sekedar di hu