Beranda / Fantasi / ATURAN LANGIT! / Para Pembelot

Share

Para Pembelot

Penulis: Bani Salman
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seluruh ruangan hening sejenak. Bersama detik jam yang hampir seirama dengan detak jantung masing-masing. Semuanya terdiam dengan pernyataan gadis cantik ini.

Mita, gadis polos yang lima belas tahun lalu terkenal dengan kecantikannya kini seolah berubah drastis, bertransformasi menjadi seseorang yang sangat berbeda!

Dulu dia terkenal cengeng namun baik hati. Ramah dah penuh empati terhadap orang lain. Jangankan melihat temannya sakit, melihat Kucing mati saja dia bisa nangis dua hari dua malam!

Bahkan suatu ketika Langit tidak bisa lupa momen lucu ketika disuruh Bu Ranti untuk membasmi hama tikus di dapur yang kerap mengganggu, mencuri makanan, menjebol dinding tripleks, merusak alat-alat di dapur yang sering menjadi korban kebrutalan makhluk pengerat itu. Maka Mita adalah anak yang mati-matian melarang Langit dan kawan-kawan membunuh mahluk tersebut dengan alasan kasihan!

Mita yang dulu kerap menemani Langit ketika kecil, karena usianya lebih tua tiga tahun di atasnya, menjad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ATURAN LANGIT!    AGRESI VS AGRESI

    Pagi-pagi sekitar pukul delapan. Saat Matahari baru saja muncul di ufuk timur dengan malu-malu, Panti Asuhan Sinar Pelangi didatangi oleh beberapa pemuda dari kampung sebelah. Mereka menanyakan perihal hasil negosiasi Panti dengan Pengembang yang deadline nya harus bisa di diputuskan hari ini. Karena mereka sendiri sudah setuju dan menerima segala ganti rugi yang sudah di tawarkan oleh pihak pengembang. Mereka membujuk Panti Asuhan Sinar Pelangi yang saat ini di wakili oleh Langit untuk bisa bekerja sama dengan baik, mennyerahkan Hak kepemikan Sinar Pelangi kepada para Pengembang dengan harga yang sudah di tentukan oleh mereka. Karena hampir Tujuh puluh lima persen semua sudah menandatangani kontrak pelepasan penggusuran lahan tersebut. Selebihnya hanya Panti Asuhan ini dan beberapa gelintir penghuni yang masih tetap bersikukuh pada pendiriannya. Sempat bersitegang sejenak, sampai hampir terjadi keributan, karena Langit tetap pada keputusannya, akan terus mempertahankan Panti A

  • ATURAN LANGIT!    Anti Tesis

    Ruangan oval berukuran Dua puluh lima kali lima belas meter itu nampak sangat megah dan esklusive, beberapa asesoris dan perabotan mahal dari meja kursi, guci, lukisan, serta patung-patung tanah liat dan marmer nampak berjajar dengan rapi di setiap sudutnya. Para Pengawal berpakaian seragam hitam-hitam berdiri di pintu dan di setiap sudut ruangan. Paras mereka nampak dingin dan tegas. Mereka adalah para Pengawal Khusus Walikota. Maju ke meja oval yang berada di tengah ruangan, dimana berkumpul para orang-orang-orang penting di Kota ini. Raut muka mereka nampak tegang dan serius. Seolah ada segudang beban yang bertumpuk di benak masing-masing. "Greedy, bagaimana dengan tugasmu ini? Seharusnya hari ini sudah fix ada jawaban yang memuaskan untuk Tuan Andreas, bukan malah jadi kacau seperti ini? Apa kami akan percaya begitu saja jika ada seratus Macan Kumbang masuk kampung dan mengusir kalian?" sang Wali Kota, Dimas Aryo meradang. Wajahnya yang klimis dengan kumis tipis dan jarang-ja

  • ATURAN LANGIT!    Kantung Macan

    Semenjak kegagalan para utusan Greedy mengeksekusi Panti Asuhan dan Area perkampungan. Terjadi kehebohan di kampung tersebut. Kedatangan sekelompok besar Macam Hitam yang mengusir para eksekutor tadi siang cukup menjadi buah bibir dan berita hangat di kampung itu. Bahkan sempat membuat viral media sosial, karena ada beberapa orang yang sengaja ikut merekam momen-momen tersebut. Sementara sebagian warga panik dan khawatir. Namun sebagian besar dari mereka mengaku lega dan bersyukur. Karena dengan kejadian heboh tersebut, Kampung itu tidak jadi di eksekusi. Langit sejak sore tadi tetap bersiaga dengan Pasukan Panglima Kumbang, menunggu seandainya ada serangan balasan dari pihak mereka. Namun semenjak sore tadi hingga malam ini, kondisinya ternyata cukup kondisif. Para Penghuni Panti berikut pengurus dan Ibu Ranti sangat lega, senang dan berterima kasih dengan kehadiran Langit, yang sejak awal sudah menolong mereka baik secara materi maupun secara moril, yang dibuktikan dengan kese

  • ATURAN LANGIT!    Dilema Elang

    *Elang? Apa-apaan kamu? Apa kamu mau jadi pengkhianat? Kembali kemari!" teriak Mita dengan wajah gusar. "Maafkan aku Mita, ini sudah menjadi keputusanku! Aku harus membalas budi kepada Tuan Langit," ujar Elang, dengan langkah tegap maju ke muka. "Elang!!! Jangan buat aku marah! Kembali sekarang juga! Atau aku akan buat kamu menyesal!* ancam Mita peenuh kemarahan. Elang tidak menjawab. Dia sudah berada tepat di hadapan Langit. Menjura hormat kepadanya. "Izinkan aku yang menghadapinya Tuan!" "Kamu serius? Sudah ku bilang, kamu tidak perlu ikut campur segala urusanku," "Aku harus membalas segala kebaikanmu, dan kupikir sekaranglah saat yang tepat. Lagi pula kamu harus menghadapi Haidar. Dia orang yang sangat hebat, kamu perlu kekuatan lebih untuk menghadapinya!" Elang maju ke arena, membelakangi Langit. "Hmm, baiklah. Aku bisa melihatmu memiliki kemampuan. Tapi lawanmu juga tidak lemah. Berhati-hatilah!" Langit akhirnya mengalah, lalu mundur teratur. "Elang! Aku perintahkan

  • ATURAN LANGIT!    Penakluk Vs Penghancur

    Dia tersungkur dan jatuh ke lantai ketika sebuah tinju milik Haidar sang Penakluk menghajarnya dari samping! Semua orang tercengang! Mereka tidak menduga jika Haidar ikut mengintervensi pertarungan antara Wang Dih dan Elang, hingga membuat Elang kalah dan terhempas dari pertarungan. Sosok Elang meluncur deras dan siap menghantam tembok! Namun sedetik sebelum tubunnya membentur dinding tembok keras tersebut, satu sosok tubuh bergerak dengan cepat menangkapnya! Dia adalah Langit! Semuanya berseru tertahan. "Kamu masih hidup Elang?" tanya Langit sambil membaringkan tubuh Ellang di lantai. Bibirnya mengeluarkan darah. Tinju besar dan keras milik Haidar sudah membuat nya hampir kehilangan kesadaran. "Te.. Tentu saja Tuan... Te... Terima kasih sudah menyelamatkan akuhh..uhhkk.." Elang kembali memuntahkan darah. "Aku obati lukamu sejenak," Langit meraba pipi Elang yang membiru, lalu menyalurkan hawa murninya. Sesaat cincin di jarinya berkedip. "Uhhh... Tuan, apa... Ini..." E

  • ATURAN LANGIT!    Flower has Fallen

    "Tidak! Mita Jangaaann....!" Dimas Aryo ikut berteriak dengan keras. Terlambat! Ratatatat!! Ratatatat!! Ratatatat!! Lebih dari beberapa lusin peluru itu melesat dengan cepat menembus tubuh Mita sang anak angkat!Membuatnya menjadi bulan-bulanan amunisi tajam yang mengoyak tubuhnya, menghancurkannya dalam sekejap, dan itu terjadi karena dia bermaksud melindungi Langit! "Mitaaaa....!" Elang ikut berteriak histeris. Dia tidak pernah menduga bahwa Mita akan melakukan tindakan nekad seperti itu demi melindungi Langit! Semua yang di sana ikut berteriak. Mereka sangat menyesalkan peristiwa yang baru saja terjadi. Langit adalah orang yang paling tidak percaya dengan kejadian yang baru saja terjaadi di depan matanya! Mita mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi Langit! Waktu seolah berhenti untuk sesaat. Langit segera mendekap tubuh Mita yang nampak hancur bersimbah darah. "Ke.. Kenapa kamu melakukan ini?" ujar Langit gugup, menggigit bibirnya. Menahan tangisnya agar

  • ATURAN LANGIT!    Berita Buruk

    Pada kenyataannya Langit tidak bisa langsung masuk Kampus. Dia perlu waktu beberapa hari untuk memulihkan staminanya. Kondisi badan dan jiwanya yang sangat lelah membuatnya harus rehat selama waktu tersebut dan harus bermeditasi untuk kembali membuat kondisi tubuh dan jiwanya kembali prima. Selama waktu itu ada sekitar sembilan puluh sembilan panggilan tidak terjawab dan hampir seratus pesan yang parkir di Ponselnya. Mau tidak mau Langit harus menjawabnya satu per satu. Setelah beberapa hari ini dia memutuskan untuk mematika ponselnya. Dengan alasan untuk lebih fokus pada pemulihan yang membuat pikiran dan hatinya lebih tenang tanpa dicampuri hal apapun. Tujuh puluh panggilan di dominasi oleh Audrey, gadis cantik bermata biru yang sepertinya tidak pernah lelah untuk mendekati Langit. Selebihnya kawan-kawan kampusnya yang lain, dan juga beberapa koleganya. Begitu pula dengan pesan yang bertumpuk, hampir setengah isinya adalah milik gadis itu! Langit hanya bisa tersenyum membac

  • ATURAN LANGIT!    Gadis dengan Tebusan

    Langit memandangi nisan bertuliskan nama yang begitu akrab di telinganya. Area pemakamaan kosong menjadii saksi bisu, ketika satu per satu orang yang di kenal, dihormati dan disayangi oleh Langit pergi satu demi satu. Ayah angkatnya meninggal beberapa jam lalu, dan Langit hanya bisa menemuinya di sini. Itupun ketika pemakaman sudah kosong, karena sejak dari rumah sakit sampai prosesi pemulasaraan jenazah, Langit tidak diizinkan untuk menengok, apa lagi sampai mengurusi jenazah Pa Rakuti. Anak-anak Pa Rakuti secara keras melarangnya. Mereka menganggap Langit bukan bagian dari keluarga, mereka memganggap Langit tak ubahnya seperti sebuah benalu, yang selalu merongrong keluarga. Dan hal itu berlaku sejak dulu, sejak Pak Rakuti mengangkatnya menjadi seorang anak! Namun Langit tidak pernah sakit hati dan mengaanggap hal tersebut adallah hal yang bisa dimaklumi. Mungkin mereka merasa marah dan cemburu dengan kehadiran Langit yang begitu mendapat perhatian dan kasih sayang Pak Rakuti.

Bab terbaru

  • ATURAN LANGIT!    Kekuatan Gurick

    Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan

  • ATURAN LANGIT!    Tiga Jenderal

    Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer

  • ATURAN LANGIT!    Gua Kabut 2

    Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen

  • ATURAN LANGIT!    Gua Kabut

    "Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda

  • ATURAN LANGIT!    Pertaruhan 2

    Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras

  • ATURAN LANGIT!    Pertaruhan

    "Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b

  • ATURAN LANGIT!    Para Penguasa Hutan 2

    "Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta

  • ATURAN LANGIT!    Para Penguasa Hutan

    "Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer

  • ATURAN LANGIT!    Aura Intimidasi

    "Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi

DMCA.com Protection Status