Langit sebenarnya heran, kenapa dia bisa terlibat dalam urusan konyol macam ini. Namun dia tidak bisa mundur, ketika dia dipanggil oleh Kepala Rumah Sakit tempat dimana dia di rawat sekarang. Apapun ceritanya, sepanjang dia berada di jalan yang benar, selama dia tidak salah, dia tidak akan pernah mundur dan gentar setapak pun menghadapi apapun atau siapapun! "Anda memanggilku Pa Direktur?" Langit masuk ke ruangan Kepala Rumah Sakit dengan santai. Seorang pria setengah baya bernama Dokter Harris, dan tiga orang lainnya yang juga merupakan dokter rumah sakit ini. Yang satu seorang pria paruh baya, terlihat lebih tua dari dokter Harris. Lalu seorang wanita cantik yang terlihat ramah, dan satu lagi seorang pria muda berkacamata. Mereka kemungkinan besar merupakan bagian dari managemen Rumah Sakit besar nan Mewah ini. "Silahkan duduk Tuan Langit, mohon maaf jika saya tidak sopan karena berani memanggil anda kemari!" Dokter Harris, sang Kepala Rumah Sakit menyambutnya dengan ramah, beg
"Aku dari awal bermaksud baik-baik, dan aku siap untuk membayar kalau memang itu aturannya. Tapi kalian terlanjur tidak sabar, apa boleh buat?" Langit menyeringai. "Pemuda sialan! Sungguh lancang sekali perbuatanmu! Kamu tahu siapa Tuan Baron!? Dia adalah orang yang sangat berpengaruh di sini! Kamu akan segera menerima akibatnya! Doy! Radi! Ayo kita hajar dia!" teriak Aris. Dia ingin menarik simpati Baron yang masih meringis kesakitan. Beberapa orang nampak berkerumun. Mereka penasaran ingin segera menyaksikan bagaimana aksi drama ini selanjutnya. Namun sebagian orang mulai melihat Langit dengan pandangan yang sedikit berbeda. Mereka melihat bagaimana Langit dengan mudah menerbangkan Baron dengan sekali gerakan, dan mereka menganggap Langit bukanlah seorang pemuda biasa! "Terima ini sialan!" Aris dan Radi segera maju ke depan. Keduanya siap meringkus Langit. Namun mereka terkejut, ketika tanpa di duga Langit bergerak dengan cepat mendahului, menangkap lengan keduanya dan baru ters
Ya, Langit secara otomatis telah berhasil menuntaskan persyaratan untuk mendapatkan Kuasa ke empat, yakni Kuasa Telekinesis. Dan itu di dapatnya selepas dia mengeluarkan kebijakan pada Rumah Sakit Unicorn yang ternyata adalah miliknya sendiri, dengan kepemilikan saham global 79 persen! Salah satu kebijakan ekstrem dan kongkret yang dilakukan oleh Langit adalah memperbolehkan para pasien kurang mampu yang hanya membawa Surat Keterangan Miskin dari Pemerintah setempat, Askes, serta Kartu Sehat BPJS kelas terbawah untuk sama-sama bisa merasakan fasilitas kesehatan yang memadai dan lengkap sesuai dengan aturan dan ketentuan secara transparan, tanpa ada yang di tutup-tutupi baik dari segi teknis maupun ketersediaan fasilitas, dan menitik beratkan pada kemanusiaan. Tentu saja, ratusan orang yang sebelumnya terlantar tidak bisa berobat, karena tidak memiliki biaya yang cukup, hingga tidak bisa mendapatkan akses pengobatan secara layak, sekarang langsung bisa masuk dan mendapatkan fasili
Tiga kali tembakan beruntun itu tepat mengenai Langit. Semua orang berteriak! Mereka sudah menduga Langit akan langsung terkapar dengan tubuh bersimbah darah, dan nyawanya akan hilang saat itu juga! Tembakan dari jarak dekat itu tidak akan bisa dihindari oleh siapapun juga, termasuk oleh Langit yang menurut mereka adalah orang yang sangat hebat! "Hahaha! Matilah kau!" Ares tertawa dengan keras. Dilihatnya Langit yang tersungkur di depannya. Semua mata nampak terbelalak. Mereka terlihat tidak rela sang jagoan tidak di kenal tiba-tiba harus mati di tangan seorang gembong penjahat seperti Ares. "Sayang sekali, kamu harus mati di ujung pistol ku, padahal aku cukup..." "Ini cukup menyakitkan sialan! Lain kali, aku tidak boleh terlalu dekat!" suara itu tiba-tiba terdengar dengan jelas. Semua orang kembali terpana! Langit yang sudah jatuh tersungkur, perlahan bangkit berdiri. Lalu dengan santainya menepuk-nepuk jaketnya yang bolong di tiga bagian. Tiga butir Peluru berjatuhan dengan s
Handphone milik Hanna berdering. Wanita cantik itu segera beranjak dari kursinya, mengambil ponselnya, dan mengangkatnya. "Halo, ada apa Tuan Nico? Oh, begitu? Baiklah... Akan segera di selesaikan, baik Tuan! Siap, anda tenang saja! Baik..baik, siap, terima kasih Tuan Nico!" Hanna menutup ponselnya. Memandang ketiganya sambil menghela napas. Lalu kembali berakhir pada Langit. "Langit, apa benar kamu menahan Baron di bawah sana?" tanya Hanna. "Iya, benar. Memangnya kenapa Kak? Apa dia berulah lagi?" "Kamu ini, duh, bukan dia yang berulah, tapi kamu sendiri yang terlalu berlebihan. Orang tuanya datang bersama selusin pengawal di bawah sana. Beberapa orang penting juga datang untuk ikut campur! Sepertinya masalah kali ini akan membuatmu repot. Kalian tahu siapa Mugi Baraka?" "Dia.? Dia....kenapa Langit sampai berurusan dengan dia?" Zaki terperangah. Begitu pula dengan Heru. "Langit, ada masalah apa kamu dengan Tuan Mugi Baraka?" tanya Heru ikut penasaran. "Aku tidak tahu. Yang
Semua mata menoleh. Di pintu lift, seseorang berjalan dengan anggun ke arah mereka. Sosoknya yang spesial membuat semua yang melihat menjadi terpana. Tidak terkecuali sang Miliuner. Wajahnya seperti berbinar melihat siapa sosok yang baru saja datang tersebut. "Miss Hanna! Kebetulan sekali anda berada di sini, apa anda tahu saya datang kemari, sehingga anda memutuskan untuk menemui saya?" Mugi Baraka tersenyum gembira. Miss Hanna adalah salah satu wanita cantik favoritnya. Sosok cantik ini memang selalu jadi idola bagi Mugi Baraka. Bukan hanya karena kecantikannya yang mempesona da diatas rata-rata. Melainkan karena betapa sulitnya dia untuk bisa mendapatkan perhatian Bidadari cantik ini. Ungkapan 'jinak-jinak merpati' adalah prase yang sesuai untuk menggambarkan sosok Hanna di mata Mugi Baraka. "Ada apa Hanna? Bukankah kamu sedang kerja?" Nico bertanya dengan ketus. "Saya ..." "Sudahlah Nico, biarkan Hanna disini! Bukankah dia juga sedang bekerja? Dia akan menemaniku malam ini
Pintu Ruang Massage Area terbuka. Beberapa pengawal berbaju stelan jas hitam dan kemeja putih berdasi, berbadan kekar segera masuk ke dalam. Mereka mengamankan area yang massage dan membuatnya steril. Seorang bertubuh tinggi dengan paras Eropa, berusia sekitar setengah abad, namun masih menampakan ketampanan dan kegegahannya. Berjas Abu-abu dengan kemeja hitam, berjalan dengan tergesa, dengan ring pengawalan ketat para pengawal khusus. Dialah Sang Tapian. Orang terkaya di kota Banda. Salah satu Trilliuner sukses negeri ini, Roman Archilles! Di Kota Banda, yang merupakan kota terbesar ke lima di negara ini, sang Taipan Roman Archilles merupakan seorang yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Keberadaannya sangat di segani oleh orang-orang kaya dan penting di Kota ini. Level Wali Kota dan Gubernur pun segan dan menaruh hormat kepadanya. Bahkan seorang Presiden adalah teman akrabnya bermain golf dan bola! Dengan jumlah asset kekayaan yang fantastis, hampir mencapai Tiga Ratus Tril
Universitas Wangsa Sanjaya kembali berduka. Seorang Dosen muda ditemukan tewas secara mengenakan. Dengan posisi terapung di sebuah kolam Taman Kampus! Polisi memprediksi bahwa kejadiannya terjadi tadi malam, dengan waktu kematian sekitar 4-5 jam yang lalu. Di tubuh pria itu ditemukan sebuah tanda merah bekas cekikan tangan, dan setelah di chek dan di teliti oleh Inavis dan forensik, ternyata itu adalah bekas cekikan tangannya sendiri! Polisi segera memasang garis kuning untuk mengisolasi dan mensterilkan TKP. Siapapun, selain aparat Kepolisian dan pihak-pihak lain yang berkompeten, dilarang melewati garis tersebut. Walaupun hanya sekedar untuk lewat atau selfi sekalipun! Ini adalah korban ke enam dalam lima bulan ini. Peristiwa demi peristiwa yang terjadi membuat Aparat Penegak Hukum harus berpikir ekstra dan bekerja lebih keras untuk segera mengungkap, dan menuntaskan kasus ini. Yang paling terkena dampak dan imbas dari adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kampus ini ten
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi