Sebuah panggilan masuk di ponsel Langit, saat dia baru saja tiba di halaman luas Unicorn Hospital yang sudah dipenuhi dengan banyak orang dan puluhan kendaraan, Beberapa wartawan dan warga sipil nampak berusaha memaksa untuk masuk, namun di hadang oleh puluhan para Petugas yang berasal dari Kepolisian dan beberapa anggota dari Kesatuan Pasukan Militer. Mereka terlibat cek-cok dan berdebat satu sama lain. Mereka nampak saling dorong. Para Wartawan dan Warga sipil tersebut sepertinya tidak menghiraukan police line yang sudah di pasang di depan halaman Rumah Sakit. Mereka berusaha untuk merangsek masuk ke dalam. Sebagian dari mereka khawatir beberapa anggota keluarganya, yang merupakan pasien di Unicorn ikut terkena dampak dari wabah Pandemi yang aneh dan berbahaya ini!"Halo Tuan Langit, ini saya Hanna, maaf mengganggu kenyamanan Tuan Langit saat ini," suara merdu yang dikenal langit terdengar di ujung telepon. "Ada apa Hanna, bicaralah!""Emmh, apa anda tidak ingin menanyakan kabarku
Boom! Boom! Boom! Tiga dentuman keras terdengar di luar gerbang rumah besar yang digunakan sebagai tempat penyekapan. Meruntuhkan pintu gerbang besi yang kokoh dan menghempaskan dinding tembok setinggi empat meter. Membuat getaran yang sangat kuat hingga terasa seperti gempa, dan sampai ke dalam rumah besar dua tingkat tersebut. Asap mengepul dengan pekat, membumbung tinggi ke udara. Bersamaan dengan itu beberapa puluh orang berpakaian seragam Militer bergegas masuk dengan cepat melewati tembok benteng yang sudah hancur luluh lantak dan hanya tersisa setengahnya lagi. Dengan persenjataan lengkap, mereka segera menyebar masuk ke dalam rumah besar tersebut. Para penjaga yang baru saja keluar untuk memeriksa keadaan karena tiga letusan bom yang kuat itu, secara langsung bertemu dengan para Pasukan yang sudah siap dengan senjata mereka, hingga akhirnya pertempuran jarak dekat pun tidak terelakkan! Ajang baku tembak terjadi dalam sekejapan mata. Pertempuran langsung antara Pengawal S
"Ah, sial! Refleks orang ini memang sangat cepat. Dia memang cukup luar biasa. Padahal aku berfikir kita sudah bisa membereskannya! " seseorang berkata dengan cukup keras di atap lantai tiga rumah Ares. Sementara tiga tembakan yang ternyata mengarah langsung kepada Ratles sang Raja Tikus sempat membuatnya terkejut, namun dia masih bisa mengantispasinya dengan cara bersalto di udara, menghindari tembakan yang sengaja dikirimkan untuknya! Serangan Ratles sontak urung dilakukan. Hingga secara tidak langsung menyelamatkan kedua pemuda tadi yang sempat nekad menahan serangan mematikan dari Tinju sang Raja Tikus. "Sialan! Siapa kau berani menggangguku, hah!?" teriak Ratles dengan wajah penuh amarah. Sementara Gavin dan Lucas yang merasa dirinya selamat langsung jatuh terduduk di lantai. Mereka berdua sudah membayangkan nasibnya akan sama seperti kedua temannya yang sebelumnya, yakni Andre dan Dave yang terkena serangan Ratles. Patah Tulang Tangan dan Kaki! "Syukurilah kita bisa selamat
Audrey Cs akhirnya mengikuti Dewi. Mereka nekad melewati hadangan para pengawal yang berusaha menangkap mereka, bersamaan dengan dentuman keras dari bom yang datang mengejutkan semuanya, Dewi akhirnya berhasil menghajar tiga pengawal yang berniat menggagalkan pelarian mereka. Bukan itu saja, dalam pelariannya beberapa kali Dewi berhasil membuat kagum Audrey dan kawan-kawan. Dengan kemampuan ' Cheetah' yang dimilikinya, dia mampu mempecundangi dan mengalahkan puluhan pengaawal yang mereka temui d setiap lorong dan koridor yang berniat menghalangi mereka. *Dewi, aku tidak menyangka dia bisa sehebat ini!" tanya Vania penuh kekaguman, sambil mengatur napasnya satu-satu. "Ya, dia berhasil melakukannya dengan baik. Entah ini sebuah gift atau kutukan buat dia, yang pasti dia terlihat sangat menikmatinya!" jawab Audrey. "Maksudmu?""Hmm, bukankah Dewi bilang dia dijebak Diego hingga jadi seperti itu? Walau pada kenyataannya, kamu sudah tahu sendiri jawabannya. Dia sangat piawai dan begitu
Ryuto mulai menyerang dengan ganas! Dia tidak peduli dengan besar ukuran dan aura mengerikan yang dikeluarkan oleh 'Tikus Raksasa' yang kini tengah mengincar dirinya tersebut. Dengan gerakan cepat dia segera mengeluarkan senjata rahasianya berupa 'Syuriken' alias cakram bintang terbang bermata empat, terbuat dari baja khusus dengan ketajaman yang luar biasa. Puluhan senjata rahasia tersebut keluar dengan serentak dari kibasan kedua tangan Ryuto sang Ninja. "Dasar Ninja bodoh! Senjatamu tidak akan mempan pada mereka! Anak-anak, habisi dia lebih dulu!" teriak Ratles memberikan perintah. Puluhan Syuriken berterbangan dan menancap di beberapa bagian tubuh Raksasa tersebut. Tapi seperti yang di bilang oleh Sang Raja Tikus, puluhan senjata Rahasia Ryuto tidak begitu memberikan 'damage' berarti pada 'Tikus Raksasa tersebut. Dengan langkah pelan namun tetap, Mahluk besar itu membalas dengan mengibaskan ekornya yang besar dan panjang, mengayun dengan cepat ke arah Ryuto! "Hati-hati Ryuto!"
Jacob sang Elder merasakaan beberapa kekuatan yang cukup menekan tengah mendekat ke arahnya. Dia segera menyadari bahwa musuh sudah berhasil memasuki teritorial yang selama ini di jaga oleh anak buahnya. "Sepertinya mereka sudah berhasil di tumbangkan, Henry... Apa kamu sudah kalah? Ada hal-hal diluar prediksi yang ikut mengubah arah cerita. Sebaiknya aku mundur sejenak, urusan menyambut yang datang ini biar mereka yang mengurus. Aku ingin tahu sampai dimana kekuatan pengganggu ini, dan juga kekuatan mereka, saudara-saudaraku. Apakah kesombongan mereka cukup selaras dengan kekuatannya? Hmm, kita lihat saja!" Elder tersenyum penuh arti. Lalu dalam beberapa saat dia segera berkonsentrasi, mendekap tangan di dada, dan mulai memejamkan matanya. Beberapa detik kemudian.... Bush!!! Saat itu juga tubuhnya berubah menjadi asap pekat berwarna merah membumbung ke udara. Dan Jacob sang Elder langsung hilang dan lenyap dari ruangan itu tanpa bekas sedikitpun juga! Sementara itu Facon dan Wil
Unicorn Hospital International. Keadaan semakin mencekam dan menegangkan! Wabah 'Manusia Terkontaminasi' semakin masiv dan menyebar di seantero Rumah Sakit. Langit dan Marry berkali-kali bertemu dengan gerombolan 'Zombie' di setiap ruangan dan Koridor yang mereka lewati. Mereka berdua harus berjibaku menahan setiap serangan dari para 'Manusia yang terkontaminasi' yang mengamuk ketika bertemu dengan mereka. Langit bergerak cepat mengantisipasi setiap Zombie yang mereka temui dengan Totokan Jarak Jauhnya. Salah satu Ilmu yang dipelajari dari Master Shin Wu dan berhasil dikembangkannya dengan lebih baik. Marryi ikut melakukan antisipasi yang sama, dia mengeluarkan Senjata Andalannya, yakni Tongkat sepanjang Tiga Meter yang dia kibaskan dengan lincah dan cepat, membuat para Zombie itu terpelanting kesana kemari. Namun sekali lagi, mereka seperti tidak merasakan sakit. Setiap kali mereka jatuh, mereka akan segera bangkit kembali dan kembali menyerang dengan lebih ganas dari sebelumnya.
Seorang berpakaian hitam-hitam berdiri tegak di atas Benteng. Dengan jubah berwarna kuning keemasan berkibar dengan bebas diterpa angin sore hari. Tubuhnya yang tinggi dan kekar terbalut baju merah terlihat gagah dan proporsional. Dengan raut wajah tampan, hidung bangir dan rahang yang kokoh, serta sorot mata yang tajam, nampak sangat maskulin. Sebuah garis luka memanjang dari pipi kiri melewati hidung dan memanjang sampai pipi sebelah kanan. namun itu seperti tidak mengurangi aura dan pesona kegagahannya. Ditambah dengan rambutnya yang panjang sebahu menjadikannya benar-benar mirip seperti seorang bintang film laga yang sering terlihat di layar kaca. Sejenak ketiga gadis itu terpana. Keberadaan dan performa pria tersebut cukup membuat hati semuanya tergetar, dan tentu saja menyita perhatian mereka. "Si.. Siapa dia? Sungguh gagah sekali!" tanya Vania terpana. Matanya terbelalak menyaksikan sosok tinggi kekar yang kini dengan santainya melompat turun dari benteng, seolah sedang mela
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi