Jacob sang Elder merasakaan beberapa kekuatan yang cukup menekan tengah mendekat ke arahnya. Dia segera menyadari bahwa musuh sudah berhasil memasuki teritorial yang selama ini di jaga oleh anak buahnya. "Sepertinya mereka sudah berhasil di tumbangkan, Henry... Apa kamu sudah kalah? Ada hal-hal diluar prediksi yang ikut mengubah arah cerita. Sebaiknya aku mundur sejenak, urusan menyambut yang datang ini biar mereka yang mengurus. Aku ingin tahu sampai dimana kekuatan pengganggu ini, dan juga kekuatan mereka, saudara-saudaraku. Apakah kesombongan mereka cukup selaras dengan kekuatannya? Hmm, kita lihat saja!" Elder tersenyum penuh arti. Lalu dalam beberapa saat dia segera berkonsentrasi, mendekap tangan di dada, dan mulai memejamkan matanya. Beberapa detik kemudian.... Bush!!! Saat itu juga tubuhnya berubah menjadi asap pekat berwarna merah membumbung ke udara. Dan Jacob sang Elder langsung hilang dan lenyap dari ruangan itu tanpa bekas sedikitpun juga! Sementara itu Facon dan Wil
Unicorn Hospital International. Keadaan semakin mencekam dan menegangkan! Wabah 'Manusia Terkontaminasi' semakin masiv dan menyebar di seantero Rumah Sakit. Langit dan Marry berkali-kali bertemu dengan gerombolan 'Zombie' di setiap ruangan dan Koridor yang mereka lewati. Mereka berdua harus berjibaku menahan setiap serangan dari para 'Manusia yang terkontaminasi' yang mengamuk ketika bertemu dengan mereka. Langit bergerak cepat mengantisipasi setiap Zombie yang mereka temui dengan Totokan Jarak Jauhnya. Salah satu Ilmu yang dipelajari dari Master Shin Wu dan berhasil dikembangkannya dengan lebih baik. Marryi ikut melakukan antisipasi yang sama, dia mengeluarkan Senjata Andalannya, yakni Tongkat sepanjang Tiga Meter yang dia kibaskan dengan lincah dan cepat, membuat para Zombie itu terpelanting kesana kemari. Namun sekali lagi, mereka seperti tidak merasakan sakit. Setiap kali mereka jatuh, mereka akan segera bangkit kembali dan kembali menyerang dengan lebih ganas dari sebelumnya.
Seorang berpakaian hitam-hitam berdiri tegak di atas Benteng. Dengan jubah berwarna kuning keemasan berkibar dengan bebas diterpa angin sore hari. Tubuhnya yang tinggi dan kekar terbalut baju merah terlihat gagah dan proporsional. Dengan raut wajah tampan, hidung bangir dan rahang yang kokoh, serta sorot mata yang tajam, nampak sangat maskulin. Sebuah garis luka memanjang dari pipi kiri melewati hidung dan memanjang sampai pipi sebelah kanan. namun itu seperti tidak mengurangi aura dan pesona kegagahannya. Ditambah dengan rambutnya yang panjang sebahu menjadikannya benar-benar mirip seperti seorang bintang film laga yang sering terlihat di layar kaca. Sejenak ketiga gadis itu terpana. Keberadaan dan performa pria tersebut cukup membuat hati semuanya tergetar, dan tentu saja menyita perhatian mereka. "Si.. Siapa dia? Sungguh gagah sekali!" tanya Vania terpana. Matanya terbelalak menyaksikan sosok tinggi kekar yang kini dengan santainya melompat turun dari benteng, seolah sedang mela
Clif mengerang kesakitan ketika ekor besar dari Tikus Raksasa itu mengenai punggungnya dengan telak! Bukk! Tubuhnya seperti terbang, tersapu dengan keras, lalu dalam sekejap meluncur deras menghantam dinding Rumah Ares yang berdiri kokoh di depannya! Duakkk! "Aaa..." Cliff kembali memgeramg kesakitan. Dia seolah batu besar yang di jatuhkan dengan keras dari Langit. Tubuh Cliff menghantam tembok dan membuatnya jebol berantakan. Sang Koboy merasakan sakit bukan main. Seluruh badannya seperti remuk di seluruh bagian. Persendiannya terasa lepas, dia hampir tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali , karena rasa sakit serta ngilu yang luar biasa akibat dari dislokasi beberapa tulang dan sendi di tubuhnya, yang membuatnya terlihat nyaris lumpuh tidak berdaya. "Tuan Cliff!" Ares kembali berteriak. Dia langsung berdiri, berusaha menggapai Cliff yang masih mengerang di tanah. Dia seperti lupa akan luka dalam serius yang tengah di deritanya. "Tuan Ares, tahan! Anda mau kemana?""Aku h
Unicorn Hospital. Satu detik lagi Belati itu siap menggorok leher Marry, sebuah kekuatan tidak terlihat segera menahannya. Tangan Rudolf yang memegang Senjata Belati andalannya itu merasa bahwa dia terhalang oleh dinding tidak terlihat. Bukan itu saja, Tangannya seperti diangkat oleh sebuah tenaga berkekuatan besar, hingga dia sendiri tidak bisa menahannya dan akhirnya menjatuhkan Belatinya saat itu juga! "Sialan! Siapa yang kurang ajar.... Aahkkk!" Rudolf tidak bisa meneruskan ucapannya ketika serangkum Angin bersiur dengan keras dan cepat, menghantamnya tubuhnya dengan telak, membuatnya terlempar sejauh hampir sepuluh meter hingga menghantam dinding rumah sakit! Dukk! Rudolf terkejut bukan kepalang. Dia merasakan tubuhnya sakit bukan main. "Si... Siapa kau!" Rudolf menyeka bibirnya yang mengeluarkan darah. Dia berusaha mengatur ritme napasnya, menetralisir rasa sakit di tubuhnya karena hempasan keras angin tenaga dalam yang kuat, dan benturan keras dengan dinding rumah sakit.
Wilder memandang dengan nyalang ke arah mereka. Sosoknya yang tinggi besar, dengan wajah ditumbuhi bulu-bulu yang sangat lebat menjadikan para gadis beringsut mundur ketakutan. Mereka seperti sedang melihat Monster menakutkan. "Master Wilder, sungguh kebetulan sekali engkau datang kemari. Mereka adalah para penghalang rencana kita yang harus segera kita singkirkan!" seru Diego sambil bergerak dengan cepat. Dalam beberapa saat saja dia sudah berada di samping Wilder. "Selain ketiga gadis itu, maka sisanya harus mati!" ujar Wilder dengan suara berat. "Aku sangat setuju denganmu Tuan!" Diego tersenyum sinis penuh kemenangan. Sementara para gadis terus mundur ke belakang, hingga merapat ke arah Leon. "Si.. Siapa lagi ini? Tu.. Tuan, Aku..Aku...." Vania tanpa sadar merapatkan tubuhnya pada Leon. "Dia adalah salah satu dari yang tadi aku ceritakan. Manusia-manusia bodoh yang cenderung mengejar segala macam cara agar bisa menjadi kuat. Kulihat orang ini terlalu membanggakan dirinya send
Dave bersikeras untuk tidak pergi dari tempat itu, dia masih ingin menyaksikan pertaruan besar antara Ratles sang Raja Tikus Versus Elang dan Wang Dih. Walau sudah dipaksa oleh rekan-rekannya, dia tetap memilih untuk tetap tinggal di sana, walau beresiko tinggi karena masih berada dalam jangkauan Ratles.Dan hasilnya sungguh luar biasa! Gempuran kedua jagoan hebat yang masih berafiliasi dengan Langit itu tidak bisa dianggap sembarangan. Entah karena kondisi Ratles dan tikusnya yang sudah mulai lelah, atau karena kehebatan dua orang ini, kondisi pertarungan kelihatan mulai berbalik angin. Ratles yang terus terdesak, berusaha untuk tetap mengimbangi serangan cepat dari Wangsa Dih, semantara Elang berkali-kali melepaskan Tinju Jarak jauh dari tenaga dalamnya, untuk membombardir Tikus Raksasa tersebut, dengan melakukan taktik gerilya Hit and Run!Dan hasilnya Raksasa itu mulai goyah oleh gempuran dari Elang dan beberapa kali hampir terjatuh! Ratles yang mengetahui posisinya sangat tida
Pertarungan antara Falcon dan Master Cang Long hampir mencapai babak akhir. Keduanya nampak sudah terlihat kelelahan. Sebuah serangan super cepat milik Falcon bisa diantisipasi dengan baik oleh Master Cang Long. Dia bisa mendeteksi pergerakan cepat milik Falcon. Bahkan Master Caang Long berhasil menggagalkan dan membuat Falcon terluka dengan jurus andalannya, Tarian Dewa Pedang. Kini keduanya nampak terdiam sejenak dan saling mengamati satu sama lain. Falcon yang terkena sabetan pedang Master Bang Long di bahunya, nampak mengucurkan darah segar. Sementara Master Cang Long yang sudah terluka di sana sini, membuatnya terlihat kelelahan dan sedikit banyak sudah mengurangi stamina serta kekuatannya. "Tuan Bangka sialan, kuakui kamu memang hebat, tapi aku masih belum kalah! Sementara kamu sudah kelihatan mau mati! Sebaiknya menyerahlah, dan serahkan nyawamu sekarang juga!" "Hahaha, dasar Rampok teriak Rampok! Memangnya kamu masih kuat? Percayalah, bahkan aku masih bisa melakukannya seha
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi