Clif mengerang kesakitan ketika ekor besar dari Tikus Raksasa itu mengenai punggungnya dengan telak! Bukk! Tubuhnya seperti terbang, tersapu dengan keras, lalu dalam sekejap meluncur deras menghantam dinding Rumah Ares yang berdiri kokoh di depannya! Duakkk! "Aaa..." Cliff kembali memgeramg kesakitan. Dia seolah batu besar yang di jatuhkan dengan keras dari Langit. Tubuh Cliff menghantam tembok dan membuatnya jebol berantakan. Sang Koboy merasakan sakit bukan main. Seluruh badannya seperti remuk di seluruh bagian. Persendiannya terasa lepas, dia hampir tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali , karena rasa sakit serta ngilu yang luar biasa akibat dari dislokasi beberapa tulang dan sendi di tubuhnya, yang membuatnya terlihat nyaris lumpuh tidak berdaya. "Tuan Cliff!" Ares kembali berteriak. Dia langsung berdiri, berusaha menggapai Cliff yang masih mengerang di tanah. Dia seperti lupa akan luka dalam serius yang tengah di deritanya. "Tuan Ares, tahan! Anda mau kemana?""Aku h
Unicorn Hospital. Satu detik lagi Belati itu siap menggorok leher Marry, sebuah kekuatan tidak terlihat segera menahannya. Tangan Rudolf yang memegang Senjata Belati andalannya itu merasa bahwa dia terhalang oleh dinding tidak terlihat. Bukan itu saja, Tangannya seperti diangkat oleh sebuah tenaga berkekuatan besar, hingga dia sendiri tidak bisa menahannya dan akhirnya menjatuhkan Belatinya saat itu juga! "Sialan! Siapa yang kurang ajar.... Aahkkk!" Rudolf tidak bisa meneruskan ucapannya ketika serangkum Angin bersiur dengan keras dan cepat, menghantamnya tubuhnya dengan telak, membuatnya terlempar sejauh hampir sepuluh meter hingga menghantam dinding rumah sakit! Dukk! Rudolf terkejut bukan kepalang. Dia merasakan tubuhnya sakit bukan main. "Si... Siapa kau!" Rudolf menyeka bibirnya yang mengeluarkan darah. Dia berusaha mengatur ritme napasnya, menetralisir rasa sakit di tubuhnya karena hempasan keras angin tenaga dalam yang kuat, dan benturan keras dengan dinding rumah sakit.
Wilder memandang dengan nyalang ke arah mereka. Sosoknya yang tinggi besar, dengan wajah ditumbuhi bulu-bulu yang sangat lebat menjadikan para gadis beringsut mundur ketakutan. Mereka seperti sedang melihat Monster menakutkan. "Master Wilder, sungguh kebetulan sekali engkau datang kemari. Mereka adalah para penghalang rencana kita yang harus segera kita singkirkan!" seru Diego sambil bergerak dengan cepat. Dalam beberapa saat saja dia sudah berada di samping Wilder. "Selain ketiga gadis itu, maka sisanya harus mati!" ujar Wilder dengan suara berat. "Aku sangat setuju denganmu Tuan!" Diego tersenyum sinis penuh kemenangan. Sementara para gadis terus mundur ke belakang, hingga merapat ke arah Leon. "Si.. Siapa lagi ini? Tu.. Tuan, Aku..Aku...." Vania tanpa sadar merapatkan tubuhnya pada Leon. "Dia adalah salah satu dari yang tadi aku ceritakan. Manusia-manusia bodoh yang cenderung mengejar segala macam cara agar bisa menjadi kuat. Kulihat orang ini terlalu membanggakan dirinya send
Dave bersikeras untuk tidak pergi dari tempat itu, dia masih ingin menyaksikan pertaruan besar antara Ratles sang Raja Tikus Versus Elang dan Wang Dih. Walau sudah dipaksa oleh rekan-rekannya, dia tetap memilih untuk tetap tinggal di sana, walau beresiko tinggi karena masih berada dalam jangkauan Ratles.Dan hasilnya sungguh luar biasa! Gempuran kedua jagoan hebat yang masih berafiliasi dengan Langit itu tidak bisa dianggap sembarangan. Entah karena kondisi Ratles dan tikusnya yang sudah mulai lelah, atau karena kehebatan dua orang ini, kondisi pertarungan kelihatan mulai berbalik angin. Ratles yang terus terdesak, berusaha untuk tetap mengimbangi serangan cepat dari Wangsa Dih, semantara Elang berkali-kali melepaskan Tinju Jarak jauh dari tenaga dalamnya, untuk membombardir Tikus Raksasa tersebut, dengan melakukan taktik gerilya Hit and Run!Dan hasilnya Raksasa itu mulai goyah oleh gempuran dari Elang dan beberapa kali hampir terjatuh! Ratles yang mengetahui posisinya sangat tida
Pertarungan antara Falcon dan Master Cang Long hampir mencapai babak akhir. Keduanya nampak sudah terlihat kelelahan. Sebuah serangan super cepat milik Falcon bisa diantisipasi dengan baik oleh Master Cang Long. Dia bisa mendeteksi pergerakan cepat milik Falcon. Bahkan Master Caang Long berhasil menggagalkan dan membuat Falcon terluka dengan jurus andalannya, Tarian Dewa Pedang. Kini keduanya nampak terdiam sejenak dan saling mengamati satu sama lain. Falcon yang terkena sabetan pedang Master Bang Long di bahunya, nampak mengucurkan darah segar. Sementara Master Cang Long yang sudah terluka di sana sini, membuatnya terlihat kelelahan dan sedikit banyak sudah mengurangi stamina serta kekuatannya. "Tuan Bangka sialan, kuakui kamu memang hebat, tapi aku masih belum kalah! Sementara kamu sudah kelihatan mau mati! Sebaiknya menyerahlah, dan serahkan nyawamu sekarang juga!" "Hahaha, dasar Rampok teriak Rampok! Memangnya kamu masih kuat? Percayalah, bahkan aku masih bisa melakukannya seha
Basement Unicorn Hospital. Langit merasakan aura yang pekat ketika memasuki ruang basement parkiran yang cukup luas tersebut. Beberapa mobil terparkir di sana, nyaris kosong tanpa manusia sama sekali. Beberapa lampu penerangan nampak mati, sebagian bersinar dengan redup dan temaram. Langit melangkahkan kakinya dengan penuh waspada. Walau dia sudah bisa mendeteksi dengan jelas keberadaan Sang Pembawa Wabah, namun dia tidak ingin bertindak gegabah. Dia merasakan Aura terbesarnya berada di lantai dasar alias Basement ke Tiga di wilayah Parkiran Rumah Sakit. Dan dia baru menginjak Basement pertama. Marry ikut berjalan pelan, mengikuti di belakangnya. Tongkatnya di pegang dengan erat. Matanya terus berkeliling ke segala arah. Mengantisipasi kalau ada serangan dadakan yang muncul dari para zombie atau Kelelawar yang datang dengan tiba-tiba. "Tuan, apa benar Macron ada di sini?" Marry bertanya dengan pelan. "Kita lihat saja, semoga prediksiku tidak salah," jawab Langit sambil terus berja
Halaman Belakang Rumah Penyekapan. Wilder yang telah berubah menjadi Wild The Beast berukuran Raksasa, tidak bisa dipungkiri mampu memberikan perubahan yang besar pada jalannya pertarungan melawan Leon Sang Singa Emas.Jika sebelumnya pada awal pertarungan sempat berjalan dengan seimbang dan alot, namun menginjak di pertengahan, Wilder terdesak karena kegesitan dan serangan cepat Leon, dengan kekuatan Aura tenaga Dalam milik Leon yang bukan kaleng-kaleng, berupa serangan Cakar jarak jauhnya, yang berhasil menembus pertahanan tubuhnya dan mampu beberapa kali melukainya. Kini setelah dia bertransformasi menjadi sosok Wild The Beast, keadaan perlahan mulai berbalik arah. Wilder berubah menjadi lebih kuat, gerakannya menjadi lebih gesit dan sangat bertenaga. Mengakibatkan jurus Cakar jarak jauh andalan Leon yang barusan sempat membuatnya kerepotan, kini seolah hampir tidak ada artinya baginya. Tubuh Wilder jelas lebih kuat dan lebih keras dari sebelumnya! Mau tidak mau, kini Leon haru
Setelah mendengar perintah dari suara tidak berwujud tersebut, Leon dengan langkah gontai dan tertatih, akhirnya mengikuti untuk masuk ke ddalam Goa. Awalnya dia sangat takut dengan keadaan Gua yang gelap, karena dikhawatirkan akan banyak hewan buas dan hewan berbisa yang setiap saat bisa memangsa dirinya dan mengancam nyawanya. Namun lama kelamaan dia sudah terbiasa dengan kondisi Gua tersebut, hingga akhirnya Leon bisa lebih tenang dan mampu menguasai dirinya dengan baik. Di sanalah dia bertemu dengan sosok mahluk yang membuatnya berubah seperti sekarang ini! Sosok Mahluk Buas yang sangat menyeramkan, bertubuh besar, dengan tinggi hampir lima meter, seperti Raksasa, dengan kulit berwarna Kuning keemasan, rambut panjang dan gimbal. Sepasang taring tajam mencuat di kedua bibirnya, dengan wajah menyerupai Singa yang sedang marah! "Anak manusia, pilihanmu hanya dua, keluar dari sini lalu meloncat kembali ke bawah, atau kamu bisa menjadi pengikutku!""Si...Siapa kau? Apakah kamu Pen
Langit sudah tahu siapa orang ini sebenarnya. Bahkan dia adalah sosok yang selama ini diingat dan sedang di cari olehnya. Laporan dari teman-temannya di Sky Kingdom tempo hari, ketika ada penyerangan ke Kampus, terkait Kasus Bintang Pop Jepang Yuni Hanasaki yang menyebabkan Langit kena Skrosing keras. Dan muaranya adalah dia dan Kelompoknnya. Hazel, Golden Table dan Royal Knight! Sejatinya Langit sudah melupakan masalah itu, karena insiden ini sudah memakan waktu cukup lama. Bahkan ketika pertemuannya dengan Royal Knight di Istana William Burgez, dan akhirnya bertemu dengan Hazel, Bullock, Neil dan lainnya, dia menganggap semuanya biasa-biasa saja. Namun karena sikap dari Hazel yang selama ini selalu menyebalkan, dan selalu memancing konfrontasi dengannya, membuat Langit yang semula santai dan enggan menggubris akhirnya mulai tersulut juga. Walau dia masih melihat beberapa tokoh konkrit dan sangat penting di Royal Knight, dari mulai Master Shin Wu, Bullock, Neil bahkan Roman Arc
'Kenapa aku tidak boleh memukulnya Tuan?" Bullock berusaha menahan diri. Langit menggelengkan kepalanya."Kamu tidak boleh melakukannya Bullock....""Tapi mereka sudah menghina dan menuduh Tuan Langit!""Betul Tuan! Mereka sudah berani merendahkan Tuan! Mereka memang wajib di hajar!" David Huang ikut merasa geram."Setuju! Kita tidak boleh diam saja, nanti mereka bisa ngelunjak dan menghina kita terus Tuan!" timpal yang lain."Tuan, tolong untuk kali ini izinkan aku untuk memberi mereka pelajaran!" Bullock setengah memaksa."Ya, aku juga akan menghajarnya! Aku tidak peduli walau harus dapat hukuman atau di diskualifikasi sekalipun!""Sudahlah, kalian jangan terbawa emosi,""Tidak bisa Tuan, baiknya, kita sikat saja sekalian biar mereka tidak kurang ajar lagi kedepannya!""Sudah kubilang, tidak boleh!""Ta..Tapi kenapa Tuan?""Kalian tidak perlu banyak bertanya!""Tapi kami ingin kejelasan Tuan!""Kalian ini! Sudah kubilang, jangan lakukan itu...! Karena....Aku sendiri yang akan mengha
Beberapa saat sebelumnya. Zaghold dan Gurrick tidak menduga sama sekali ada serangan cepat dan mendadak, disertai dengan kekuatan yang tidak main-main siap menghantam keduanya! "Sialan! Aku tidak sempat..." Zaghold panik. "Kekuatan ini...Matilah kita!" teriak Gurick ikut ketakutan. Dia merasa kekuatan tinju yang datang ini jauh lebih kuat dari yang tadi. Sebelum kedua tinju Langit sampai dan mengenai mereka... "Berhenti anak muda!" sebuah suara keras entah datang dari mana mengejutkan semuanya. Bersamaan dengan itu sebuah bayangan Luning keemasan bergerak sangat cepat menghadang kedua tinju Langit! Dess! Dess! Duaarrr! Dua kekuatan besar beradu secara berturut-turut, menimbulkan. suara ledakan yang dahsyat seperti bom, hempasan angin yang ditimbulkannya mampu menerbangkan jutaan material pasir dan batuan, bahkan sanggup menerbangkan Zaghold dan Gurock secara bersamaan. Namun justru itu yang menyelamatkan mereka, karena kedua Tinju Langit ada yang meng-counter, hingga tid
"Kenapa kalian lama sekali heh? Kami sudah boson menunggu!" seru seseorang di muka gerbang. Mereka adalah beberapa orang yang sudah berada di Pintu Gerbang Akademu yang nampak berdiri dengan megah dan menjulang. "Nel!? ....l Neil!" Bullock berteriak gembira. Di Pintu Gerbang berdiri beberapa orang yang sudah menunggu mereka. Para sisa Kandidat yang sepertinya sudah lolos dari Ujian Masuk Akademi. Jumlah mereka tidak lebih dari Dua Puluh Orang saja! Neil Langsung menyambut Bullock, keduanya saling berpelukan seperti layaknya sahabat karib. yang sudah lama tidak bertemu. "Kalian hanya bertiga? Mana Jones dan yang lainnya?" tanya Bullock. "Jones...Dia...Dia..." "Tidak perlu kamu tanyakan itu! Dia adalah bibit gagal yang memang sudah seharusnya disingkirkan sejak lama!" jawab Hazel dingin. Bullock terdiam. Neil dan Chen nampak saling pandang, namun tidak berani berkomentar. "Selamat Kak Bullock, kamu berhasil. Dan sepertinya... Kalian semua masih dengan Kelompok yang Utuh seja
Langit bukannya tidak mengetahui kekuatan para Mahluk menyeramkan di depannya. Jika dibandingkan dengan kelompoknya, mereka jelas berada di atas kelompok Langit. Bahkan masih berada di atas Bullock yang menguasai Ranah Cakra Langit Level dua! Setidaknya diantara mereka berada satu dua tingkat di atasnya. Dan itu tidak termasuk Zaghold! Langit melihat Salah satu Kepala Suku Ras Terkuat Bangsawan Troll itu berada di ranah Alam Master tingkat Enam, satu tingkat di atas Gurrick, sang Jenderal Goblin! "Mungkin ini adalah satu-satunya cara terbaik aku menguji kekuatan ku, sebelum kedepannya aku harus menyimpan rapat-rapat ketika aku masuk Akademi! Mungkin akan kelihatan aneh dan timpang nantinya.Tetapi tidak masalah. Aku sudah berada di sini. Aku jelas harus membela diri. Dan aku akan berjuang untuk melakukan yang terbaik! Biarlah aku memberi sedikit kejutan pada mereka. Pada Kumpulan Badut ini, juga kepada orang-orang yang sejak tadi terus mengawasi kami. Ya, semoga aku tidak salah b
Sialan! Kenapa mereka bisa ada di sini? Bukankah mereka harusnya berada di... " Sharock bergumam kesal dalam hatinya. "Kakak, kenapa para Bajingan Troll ini bisa berada di wilayah kita?" "Ya, mereka seharusnya berada di Padang Monster bersama dengan Mahluk sialan lainnya. Bahkan mereka dengan seenaknya menerobos Gua Kabut. Apa tidak ada yang menjaga di sana?" "Kakak, bukankah idemu yang menyuruh kita mengerahkan hampir setengah Pasukan untuk menyambut mereka di sini? Karena kamu khawatr Gua Kabut akan hancur?' "Ya, kamu benar Rydock. Coba kamu lihat sekarang. bahkan para pasukan kita masih belum bisa siuman. Dia berhasil menghajar telak Pasukan Inti kita! Hei, ini adalah Visiku! Penerawanganku! Aku akhirnya berhasil menghindarkan malapetaka yang seharusnya terjadi!" Sharok teringat sesuatu. "Maksudmu?" "Dasar bodoh! Belajarlah menjadi Goblin yang cerdas! Kamu lihat apa yang sudah dia lakukan dengan area ini? Dia berhasil membuatnya hancur berantakan! Bukan cuma pasukan, daerah
"Ada apa sebenarnya dengan para Penguji di sana? Apa mereka hendak membunuh para Kandidat?" Andromeda memukul meja dengan geram. "Itu adalah bagian dari prosedur yang aku ceritakan kepadamu. Setiap Kandidat disesuaikan dengan para Pengujinya. Aku fikir ini masih dalam tahapan yang wajar dan bisa di benarkan," "Wajar apanya? Ratusan Goblin dan Tiga Jenderal nya ikut turun tangan. Ini jelas tidak bisa di benarkan sama sekali, Tuan Muda Veganza!" "Kakak, sabarlah, tidak perlu panik dan protes seperti itu. Ini adalah kurikulum yang sudah disetujui oleh para Petinggi Akademi, dan juga... " "Diam kau Aurora! Apa kamu tidak pernah berfikir, sehebat-hebatnya para pemuda ini, mereka tetaplah Kandidat yang belum memiliki Pengalaman luas dan Mental yang kuat! Walau terlihat berbakat..." "Mereka, terutama pemuda ini terlihat spesial Kak. Dan aku yakin, dia masih sanggup mengatasinya, justru ujian ini sangat penting untuk menentukan sampai dimana batas kekuatannya, Kak!" "Tapi ini sudah san
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer