Share

TIGA PAPA

“Brian bantu angkat dus. Papa mau dorong kursi roda. Papa Hadi perlu berbaring. Kasian.”

Bocah gembul menuruti kata Rafael. Dia mulai ikut sibuk membawa kardus. Sementara, Rafael mendorong kursi roda Hadi menuju kamar depan

Kini semua telah berkumpul di ruang tamu, kecuali Hadi. Pria berkaca mata perlu beristirahat. Ambar mengajak Sabrina ke dapur untuk mengambil perkakas makan.

“Maksud lo, bawa mereka ke rumah, ngapain? Bukannya Bang Sapto dan Bang Hadi masih tahanan?” Sabrina berbicara sambil berbisik ke Ambar.

“Bang Sapto hanya sebagai saksi. Sedangkan, Bang Hadi menjadi tahanan kota dengan gue sebagai penjamin demi keamanan dan kesehatannya.”

“Bang Rafael setuju?”

“Iyalah. Buktinya lo tau sendiri,” balas Ambar lalu tersenyum.

Sabrina heran dengan kerukunan mereka. Namun, tetap saja di hati wanita bermata sipit masih penasaran. Seperti tak puas atas jawaban Ambar, Sabrina pun masih berbisik,”Lo kaga tau dalam hati Bang Rafael, secara dia yang akan bersama lo. Bener gitu, gak?”

“Iya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status