Share

AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan
AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan
Author: ACF-Novels

1. Penyesalan Ashraff

Author: ACF-Novels
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

BREAKING NEWS!

KASUS KEMATIAN AMEENA MIKAYLA DIPASTIKAN SUDAH MEMASUKI BABAK AKHIR.

"Pada tanggal 30 Agustus 2022 kemarin, sebelum dilangsungkan sidang terbuka untuk menetapkan hukuman terhadap seluruh tersangka, hakim Ketua dari Pengadilan Kota Bandung secara lengkap sempat membacakan mengenai bagaimana kronologi kematian dari sosok wanita cantik berusia 24 tahun tersebut, Ameena Mikayla diketahui memiliki hubungan terlarang dengan sosok wirausahawan bernama Krishna Murti. Lalu, karena merasa cemburu dan murka, Qiya Aurora (32 tahun), istri dari laki-laki berusia 35 tahun tersebut memutuskan untuk menghabisi nyawa dari Ameena Mikayla, berdasarkan keterangan dari tersangka utama, dia menyuruh beberapa berandalan untuk memperkosa korban sampai meninggal dunia, dimana sesudah rampung mengeksekusi korban, orang-orang suruhan Qiya Aurora langsung membuang mayat korban ke sungai dengan kondisi tidak berbusana, dibungkus dengan menggunakan karung."

"Pihak dari Pengadilan Kota Bandung sudah memberikan keputusan untuk seluruh tersangka dimana hukuman terberat harus diterima Qiya Aurora karena Qiya Aurora adalah otak dari ...."

LED Screen dari salah satu bangunan bertingkat tinggi sedang menampilkan berita terkini mengenai kasus kematian Ameena hingga bisa mengundang beberapa masyarakat untuk memilih menghentikan mobilitas mereka dan menyaksikan siaran tersebut dengan mengedepankan keseriusan, bukan untuk bersimpati kepada Ameena, tetapi untuk mencela Ameena dan memihak kepada Qiya.

"Aishhh! Aku bener-bener ngga ngerti. Yang salah siapa. Yang dihukum malah siapa," ucap sosok wanita muda berpakaian kantoran dengan diiringi kekesalan selama sedang menatap megatron. "Masa Qiya Aurora malah dikasih hukuman berat, sih? Jika Ameena terus dibiarin hidup, bukankah korban dari kegatelan Ameena malah semakin bertambah?"

"Yang kamu bilang emang bener," ucap teman dari wanita tersebut, "dan kalau aku boleh berterus terang, kematian Ameena malah bikin aku seneng, loh."

Pada suatu momentum berdekatan, beberapa orang-orang sekitar mereka malah sudah ikutan nyinyir dengan keputusan hukum untuk Qiya, benar-benar tidak bisa respect kepada korban dari kebiadaban Qiya karena mereka sama-sama mengetahui bahwa status Ameena adalah selingkuhan semata, orang ketiga dalam rumah tangga Qiya bersama Krishna.

Pelakor.

Melihat sendiri bagaimana masyarakat malah mensyukuri kematian Ameena, Achmad Ashraff, sosok laki-laki berusia 25 tahun dan salah satu teman satu SMA dari wanita malang tersebut—entah bisa disebut demikian atau tidak—benar-benar tidak bisa menahan untuk membuka kacamata dengan kepala setengah tertunduk dan membuang napas dengan dibersamai kepiluan.

Ketika Ashraff sedang memperhatikan televisi raksasa atau biasa disebut dengan videotron, konsentrasi Ashraff sempat memusat kepada wanita paruh baya. Ibunda dari Ameena. Mendapati setiap tetesan cairan bening dari kedua mata wanita itu bisa terus mengalir dengan tanpa lelah selama menghadiri sidang untuk keadilan Ameena, bagaimana mungkin nurani Ashraff tidak tergerak? Mengetahui bahwa Ibu Ameena benar-benar terpukul karena putrinya harus menanggung kemalangan tidak terkira, terus terang sungguh membuat Ashraff merasa bersalah sekali. Mengingat secara tidak langsung Ashraff merasa memiliki keterlibatan berkenaan dengan bagaimana kehidupan Ameena bisa berakhir mengenaskan. Yang menjadi masalah untuk Ashraff, sekarang Ashraff sudah tidak bisa berbuat apa pun untuk Ameena.

Informasi tentang kematian Ameena terdengar sudah akan selesai diputar, beberapa masyarakat memutuskan untuk meneruskan aktivitas mereka, termasuk Ashraff, mengusap kedua sudut mata, kacamata Ashraff disegerakan untuk dikenakan ulang. Lalu, dengan keadaan masih memikirkan Ameena, Ashraff menyalakan mesin dan mengendarai sepeda motor seperti semula.

Meski tidak bertanya langsung kepada Ameenaa, terus terang Ashraff sudah cukup mengerti mengenai alasan Ameena selalu merasa bangga setiap sedang berkasih mesra dengan laki-laki berstatus tidak single. Pada tahun ketiga masa SMA mereka, Ameena memang pernah mendeklarasikan sesuatu bersifat mencengangkan. Di hadapan nyaris semua murid SMA Islam Al-Mustaqim, Ameena sampai menggunakan suara lantang selama menegaskan, "Kalau menurut kalian aku wanita murahan, maka kalian ngga berhak nyalahin aku kalau suatu hari nanti aku jadi apa yang kalian pikirkan!"

Di dalam memori Ashraff, kalimat Ameena tersebut sampai sekarang masih berdengung. Meski enam tahun sudah berlalu, entah mengapa atmosfer dari luapan emosi Ameena dahulu masih kental sekali. Membuat Ashraff menilai bahwa Ameena memang merasa teramat terluka dengan sebutan 'murahan' dari teman-teman sekolah mereka dan amarah Ameena lantas dicurahkan Ameena dengan merealisasikan sebutan tersebut.

"Maafin aku, Ameena. Maafin aku."

"Aku bener-bener nyesel."

Masih dengan menaiki sepeda motor dari arah SMP Islam Al-Mustaqim—sekolah tempat Ashraff mengajarkan Ilmu Matematika— menuju rumah, cairan hangat dan bercita rasa asin malah terus berusaha untuk merembes dari kedua ekor mata Ashraff. Di sini, Ashraff sungguh kehilangan fokus hingga entah bagaimana Ashraff bisa sampai merasa sesak untuk setiap saat. Meski sudah memohon ampunan kepada Ameena, kepuasan tidak akan pernah menyertai Ashraff sebelum Ameena memaafkan Ashraff secara langsung. Tapi, apakah mungkin? Kini, Ameena telah tiada. Jadi, bisa dipastikan Ashraff sudah betul-betul terlambat.

Mengingat Ameena beserta seribu satu kesengsaraan, ternyata memicu Ashraff untuk mengulas masa-masa SMA-nya bersama Ameena hingga mampu membuatnya melirik beberapa kisah melankolis dari Ameena.

Jika Ameena dan Ashraff tidak pernah saling berlomba-lomba untuk meraih rangking satu dan Ameena bukanlah saingan terberat Ashraff untuk mendapatkan sebua beasiswa kuliah, maka Ashraff tidak akan sampai membenci Ameena.

Jika Ashraff tidak pernah secara diam-diam menyuruh sosok 'ratu sekolah' untuk mem-bully Ameena, maka Ameena tidak akan sampai kehilangan kedamaian selama bersekolah.

Jika Ashraff tidak pernah memfitnah Ameena dengan mengatakan bahwa Ameena sudah merayu sosok 'preman sekolah', maka Ameena tidak akan pernah dicap murahan maupun dikeluarkan dari sekolah secara tidak terhormat.

Jika Ameena tidak pernah disebut murahan, maka Ameena tidak akan sungguh-sungguh bersikap murahan dengan berpacaran bersama pria beristri hingga Ameena harus tewas dengan kronologi tidak manusiawi dan Ashraff tidak akan pernah merasa berutang besar kepada Ameena.

Mata Ashraff semakin memerah dan memanas. Adanya tekanan batin sudah menjadikan tatapan Ashraff berubah meredup hingga berujung memburam. Merasa sangat bersalah kepada Ameena membuat Ashraff meminta kepada Yang Maha Kuasa untuk bermurah hati dengan mengabulkan sebuah keinginan ekstremnya. Di sini, Ashraff mengharapkan untuk bisa melintasi waktu ke hari-hari sebelum kematian Ameena.

"Ya, Allah, hamba benar-benar mohon, berikanlah hamba kesempatan untuk menebus semua kesalahan hamba kepada Ameena. Jika bukan di kehidupan sekarang, antarkanlah hamba ke suatu kehidupan dimana hamba bisa mengusahakan untuk membayar semua utang-utang hamba kepada Ameena."

Pikiran Ashraff masih terus ke mana-mana. Lalu, sebelum tersadar, motor bermesin otomatis Ashraff tahu-tahu Ashraff sudah dibawa untuk menerobos lampu merah dan ...

Brakkk!

Di saat-saat kritis, kewarasan Ashraff baru pulih, tetapi semua sudah sangat terlambat karena motor Ashraff malah tertabrak sebuah mobil box hingga membuatnya langsung terlempar dari motor, mendarat dan bertumbukan keras dengan aspal. Ashraff terkejut dengan kemunculan mobil itu sampai-sampai Ashraff tidak mendapatkan ruang untuk menghindar. Di bawah langit, tubuh Ashraff terkapar lemah dengan tatapan mulai berangsur-angsur menggelap. Mata Ashraff lantas terkatup dengan lambat.

Meski orang-orang sekitar sudah bergerak cepat untuk menghampiri Ashraff, cairan kental berwarna merah malah sudah mengucur melalui sekian luka serius di kepala Ashraff. Melihat keparahan dari kondisi Ashraff, mereka tidak dapat berbuat apa pun untuk menyelamatkan nyawa laki-laki malang tersebut. Pada tanggal 1 Oktober 2022 waktu setempat, Ashraff langsung dinyatakan meninggal dunia.

***

Mata berat yang tetap dipaksakan untuk terbuka. Di atas kasur, sosok laki-laki dewasa langsung disapa dengan suasana dan lingkungan familiar. Menatap langit-langit kamar dengan kedua netra setengah disipitkan, suara hati dari manusia berbadan kokoh tersebut terlantun kemudian.

"Di mana aku?"

"Apakah aku udah mati?"

"Loh? Aku ada di kamar?"

Meski kedua netra sama-sama menderita minus tinggi, Ashraff tidak akan sampai salah mengenali ruangan itu. Pada hitungan singkat, makhluk tampan dengan tubuh bagian atas dibungkus kaus lengan pendek berwarna kelabu dan kedua kaki dibungkus celana santai selutut berwarna cokelat tersebut tahu-tahu sudah beralih duduk dengan kedua kaki tetap lurus. Di dalam hati, Ashraff lantas bermonolog dengan bingung. "Yang masih bisa kuingat sampai sekarang, aku melamun sebelum bertabrakan dengan mobil."

Mengikuti kebiasaan lama, tangan kanan Ashraff bergerak lincah ke arah samping untuk mengacak-acak bagian teratas dari sebuah nakas. Yang diambil sosok laki-laki berkulit sawo matang itu adalah kacamata berbingkai kelam dan telepon genggam.

Mengenakan kacamata terlebih dahulu, kedua tangan Ashraff langsung memegangi telepon selulernya sebelum disambung dengan menekan salah satu tombol samping dari benda bernuansa biru navy tersebut. Melihat layar berukuran lebih dari 5,5 inci dengan kepala tertunduk, kening Ashraff tidak dapat mengabaikan bisikan angin untuk meluncurkan kerutan. Di dalam benak sendiri, hasrat untuk bertanya-tanya sudah bertumbuh melalui seruan batin, "2021? Kenapa bukan 2022?"

Menghadapi kondisi tidak lazim, Ashraff merasa harus memastikan ulang apakah tampilan angka dari layar handphone-nya merupakan suatu kebenaran atau bukan. Membuat Ashraff harus bersahabat dengan suasana membingungkan selama merenung sendirian.

"Apakah kalender di handphone-ku lagi eror?"

"Aneh banget."

Pukul 06.00 WIB, mendadak Ashraff malah menerima obrolan teks dari beberapa teman-teman sekolah dalam naungan sebuah grup chatting Alumni SMA Al-Mustaqim '16.

Olyzia

Guys, udah H-1 aja, nih. Aku ingetin lagi, ya ....

Jadi, acara reuni kita besok akan diadain di bagian ballroom dari D'veillas hotel dan dimulai sehabis ashar atau sekitar setengah 4-an.

NOTE:

Yang telat ngga akan kebagian kupon doorprize dan harus bantuin panitia untuk beres-beres wkwk.

Eyla

@Olyzia @Masha Girls, besok kita berangkat bareng, ya ....

Olyzia

@Eyla Ihh, ogah, ah. Males banget bareng sama tukang ngaret macem kamu. Mending aku sama @Masha doang.

Masha

@Eyla Aduh, Ey, kasian banget kamu, kamu malah ngga diajak wkwk.

Eyla

*emoticon nangis*

Adam

Dik @Eyla ngga usah risau, nanti Dik Eyla bisa bareng abang, kok.

Masha

@Eyla Tuh, Ey, kamu bisa bareng sama ayangmu.

Eyla

Iiih, amit-amit!

Mending aku berangkat sendiri daripada harus bareng sama laki-laki tukang modus macam @Adam.

17 NOVEMBER 2021.

Misalkan sekarang memang satu hari sebelum acara reuni dari alumni SMA Islam Al-Mustaqim khusus angkatan 2016, mungkinkah Ashraff melintasi waktu? Atau Ashraff malah sedang bermimpi?

Memeriksa tanggal terbaru, serangkaian obrolan teks dari beberapa teman SMA, setiap sudut bumi sama-sama memandang bahwa semesta memang habis memberikan mukjizat berupa kesempatan kedua kepada Ashraff.

Menurut memori terakhir, kesempatan untuk Ashraff bisa lolos dari maut bisa dikatakan mustahil mengingat laki-laki berparas menawan dengan sebagian rahang ditumbuhi rambut-rambut halus tersebut sudah mengalami kecelakaan hebat. Meski tidak masuk logika, kemungkinan nyeleneh—bahwa laki-laki tersebut sekarang sedang melakoni kehidupan kedua.

"Apakah aku beneran balik ke masa lalu?"

"Kalau emang bener, bukankah ... artinya Ameena masih hidup?"

Related chapters

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   2. Pertemuan Setelah Lima Tahun

    DI KEHIDUPAN SEBELUMNYA, selama Ashraff mengikuti reuni, rata-rata dari hadirin tidak tertarik untuk bernostalgia dengan kisah-kisah mereka selama bersekolah di SMA Islam Al-Mustaqim, mereka malah membicarakan keburukan Ameena. Jika dipikir-pikir, SMA Islam Al-Mustaqim tidak akan memalukan untuk dikenang. Meski termasuk sekolah swasta, setiap tahun selalu berprestasi termasuk dalam komitmen untuk membentuk karakter islami, dimana seluruh murid sampai diwajibkan untuk menutup aurat dan menyetorkan hafalan Al-Quran. Tapi, daripada mengenang masa SMA, mengapa orang-orang malah memilih untuk ghibah? Akan mulai membenahi kehidupan Ameena, Ashraff memutuskan untuk mengawali dengan mengakui kesalahan terfatal Ashraff kepada Ameena. Di hadapan teman-teman SMA mereka nanti, Ashraff akan meminta maaf kepada Ameena karena sudah memfitnah Ameena. Agar semesta mengetahui bahwa Ameena tidak pernah merayu Mirza. Yang merupakan kebenaran, Ameena malah dilecehkan Mirza. Di sini, status Ameena adalah k

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   3. Langkah Awal Ashraff

    BU LAYLA memang sungguh bermurah hati kepada Ashraff. Jika tidak dibantu wanita tersebut, Ashraff belum tentu bisa memiliki kesempatan untuk berbicara empat mata dengan Ameena. Ketika sedang duduk berhadapan dengan Ameena, Ashraff mengaku kurang nyaman. Dulu, Ameena selalu berpakaian tertutup. Tapi, sekarang? Ya, Tuhan. Ashraff malah bisa bebas menyaksikan sebagian dari aurat Ameena! Mata Ashraff benar-benar sudah ternoda. Melihat rambut Ameena diatur bergelombang dan diberikan sentuhan warna caramel ombre brown, bisa dipastikan susah sekali untuk Ashraff dapat mengatakan bahwa mahkota milik Ameena tersebut tidaklah indah. Memaksa Ashraff untuk sering-sering menunduk. Yang lebih mengkhawatirkan, kedua lengan dan kedua betis Ameena entah mengapa seperti sedang menantang Ashraff. Jika tingkat keimanan Ashraff terlalu lemah, kemungkinan Ashraff sudah berbuat macam-macam kepada Ameena. Maksud Ashraff untuk mengajak Ameena mengikuti reuni khusus alumni dari SMA Islam Al-Mustaqim angkatan

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   4. Keterlambatan Ashraff

    "Ameena?" Mata Masha membola. Melihat sosok wanita bergaun merah maroon sedang berjalan memasuki ballroom dengan langkah menggoda, Masha sungguh-sungguh tersentak. Malah, sekarang manusia dengan tubuh dibalut gamis berwarna krem tersebut sudah memanggil-manggil Eyla dengan sebelah tangan ikutan digerakkan secara aktif supaya Eyla bisa segera merespons. "Eyla! Eyla!" Di samping Masha, mustahil sekali apabila kedua telinga Eyla tidak dapat menyerap seruan dari mulut Masha. Menilai bahwa setiap keributan Masha terbilang mengesalkan, Eyla sampai tidak bisa mengabaikan semata. Jadi, Eyla memaksakan untuk menyahut dengan tidak ikhlas, "Kenapa, Mash?" "Aku salah lihat atau ngga, sih?" Pandangan Masha masih belum dilepaskan dari Ameena. Tiap detik bertambah, Masha malah terus-menerus menolak untuk berkedip. "Yang masuk bareng Ashraff beneran Ameena?" Mengikuti ke mana arah dari tatapan Masha, kedua netra Eyla lantas menemukan Ameena dan Ashraff sedang melangkah bersama. Meski sekilas kel

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   5. Permintaan Tidak Masuk Akal dari Bu Layla

    MASUK ballroom lagi, Ashraff malah disambut dengan kalimat-kalimat hiperbolis dan dimaksudkan untuk menghibahi seseorang. Membuat maksud Ashraff semula harus tertunda untuk sementara."Begini, Girls, lima tahun lalu, barangkali Ameena emang ngga pernah berlaku murahan. Tapi, sekarang?"Perkataan Olyzia sudah membuat Eyla dan Masha sama-sama tergelak dengan kompak. Mencemooh Ameena memang mendatangkan kepuasan tersendiri untuk mereka. Ketika SMA, Ashraff selalu ikutan berbahagia setiap Ameena diserang sama Olyzia. Kini, Ashraff malah ikutan terluka dan akan menempati barisan terdepan untuk menangkis serangan verbal dari wanita berbaju biru navy tersebut."Aku sama sekali ngga kaget dengan respons kalian, kok.""Melihat kalian masih belum berhenti merendahkan Ameena sementara kalian sama-sama udah mengetahui kebenaran mengenai Ameena, berarti kalian memiliki masalah dengan nurani kalian," kata Ashraff. Mau Ameena baik atau tidak, orang-orang dari kelompok anti-Ameena akan tetap tidak suk

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   6. Penawaran dari Ashraff

    "Maafin Ibu, Am. Ibu ngga tahu," kata Bu Layla dengan suara rendah, tetapi lama-lama malah bisa ketularan menangis. "Jika Ibu tahu, Ibu ngga bakalan ngasih ruang kepada Ashraff untuk deketin kamu."Ketika Bu Layla sedang mengumpulkan kemantapan untuk berhenti berlaku ramah kepada Ashraff, suara ketukan terhadap sebuah benda berbahan kayu malah menginterupsi duluan. Mau tidak mau, Bu Layla harus meninggalkan Ameena. Yang datang untuk bertamu ternyata merupakan tokoh utama dari obrolan mereka. Achmad Ashraff. Maksud Ashraff adalah memastikan apakah Ameena sudah balik ke rumah atau belum. Akan tetapi, Ashraff disambut Bu Layla dengan tidak bersahabat?"Mau apa kamu ke sini?""Maaf, Bu, saya datang ke sini untuk memastikan apakah Ameena udah sampai rumah atau belum. Tadi, Ameena malah ninggalin saya," ucap Ashraff tanpa sempat berpikiran macam-macam terhadap keketusan Bu Layla."Memang lumrah sekali kalau Ameena ninggalin kamu, Shraff."Perkataan Bu Layla terdengar menohok. Yang disayangka

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   7. Keputusan Ameena

    MASIH menduduki sofa bercorak hijau army dengan badan belakang ditempelkan ke bagian sandaran dan sebelah tangan ditekuk untuk menyangga salah satu sudut kepala, Ameena harus menghadapi seruan bernada persuasif dari Bu Layla. "Ibu ngga bermaksud untuk memaksamu, Am. Tapi, setelah dipikir-pikir, mungkin ... menikah dengan Ashraff emang merupakan solusi terbaik untuk kamu."Perkataan Bu Layla sungguh membuat kepala Ameena berputar-putar. Menjadikan wanita berkaus ungu dan celana warna tulang sebatas lutut tersebut merasa dianaktirikan. Mendapati Bu Layla terus mempromosikan Ashraff, bagaimana Ameena bisa tidak cemburu? Yang merupakan anak kandung dari Bu Layla siapa, sih? Ameena atau Ashraff?"Aku ngga cinta sama Ashraff, Bu," ucap Ameena dengan suara mantap. Di samping Ameena, Bu Layla meraih bahu kanan Ameena dengan memanfaatkan salah satu telapak tangan seraya berkata dengan menggunakan irama memaklumi, "Iya, Am. Ibu bisa ngerti."Apakah sudah cukup selesai di situ? Tidak.Bu Layla

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   8. Ibu Tahu dari Mana?

    SELAMA sedang duduk berhadapan dengan Bu Layla, Ashraff benar-benar diliputi ketegangan. Membuat Ashraff sampai tidak bisa leluasa bernapas dan tidak berani menggerakkan kaki dengan kedua telapak tangan terus memegangi lutut. Apakah sebelum Ashraff bisa menikahi Ameena, Ashraff akan dites Bu Layla terlebih dahulu?"Ibu minta kamu untuk dateng ke sini untuk suatu alasan, Shraff," kata Bu Layla dengan suara terdengar matang. "Memang ngga bisa dipungkiri bahwa Ameena bersedia menikah denganmu karena sebuah kesepakatan doang. Malah, kemungkinan besar ... status kalian nanti ngga akan bener-bener dianggap sama Ameena."Alangkah melegakan untuk Ashraff. Dia tidak sedang diinterogasi maupun disuruh untuk memecahkan tebak-tebakan rumit. Jadi, Ashraff bisa memanfaatkan momen untuk mengatur napas. Agar setiap buih dari oksigen dapat mengalir ke seluruh tubuh laki-laki tersebut dengan lancar dan teratur. "Yang menjadi masalah. Ibu ngga bisa berpura-pura ngga ngerti, Shraff. Di dalam agama kita,

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   9. Permintaan Bu Tsania

    MEMEGANG kedua bahu Bu Tsania, maksud Ashraff adalah menuntun sosok wanita berusia lewat dari setengah abad tersebut untuk menyelesaikan masalah antara mereka berdua dengan menggunakan kepala dingin. "Mari, Bu," kata Ashraff, "kita duduk dulu. Aku akan menjawab semua keresahan Ibu."Meski dada dari Bu Tsania masih bergerak naik dan turun secara berkesinambungan, Ashraff tetap membawa Bu Tsania untuk berpindah ke sofa. Di ruang keluarga, sekarang mereka sudah duduk bersebelahan dengan arah sama-sama sedikit diserongkan supaya tatapan mereka bisa memetik kemudahan setiap akan dipertemukan. Masih fokus dengan kornea mata Bu Tsania, bisa dibilang suara Ashraff tidak kalah lembut dengan sorot mata Ashraff selama sedang bertutur kata kepada Bu Tsania. "Maaf, Bu. Aku ngga berniat untuk nyurangin Ibu."Bu Tsania menarik napas untuk diembuskan dengan mengandalkan satu dorongan. Lalu, tidak lama berselang, kedua manik mata Bu Tsania diinstruksikan untuk memandang ke arah Ashraff. "Baiklah. Ibu

Latest chapter

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   21. Alasan Ameena Tinggal Bersama Ashraff (2)

    Menurut Bu Layla, mustahil sekali apabila sosok semulia Ashraff bisa sampai menghancurkan hidup Ameena. Memang susah untuk bisa dipercayai. Di masa lalu, mungkin Ashraff memang bukanlah laki-laki baik. Tapi, sekarang? Ayolah. Bu Layla tidaklah buta. Kini, Ashraff sudah benar-benar merupakan sosok insan teladan. Mendapati Bu Layla masih belum bereaksi, kerongkongan Ashraff sungguh-sungguh merasa bosan karena sudah terlalu lama menganggur. Pita suara Ashraff sampai dibiarkan untuk bebas berekspresi kemudian. "Mohon diterima, Bu."Membuang napas dengan lembut, sudah cukup untuk Bu Layla menatap lama ke arah Ashraff. Dia harus cepat-cepat merespons tindakan dari Ashraff dengan bijaksana. "Baiklah, Shraff.""Ibu akan menerima bantuanmu," kata Bu Layla dengan kedua tangan terulur untuk meraih amplop berisi berpuluh-puluh lembar uang kertas dari tangan Ashraff.Meski habis dikasih rezeki nomplok dari menantu sendiri, Bu Layla tidaklah berlaku congak dengan sekadar menerima. Pribadi Ashraff

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   20. Alasan Ameena Tinggal Bersama Ashraff

    KEPULANGAN Ameena tidak disambut Bu Layla dengan sukacita. Melihat Ameena merengut, Bu Layla malah langsung melukiskan mimik muka bingung. "Loh, Am? Ini, kamu balik sendirian?""Iya, Bu," kata Ameena dengan ekspresi masih masam. Lalu, kedua kaki Ameena bergegas tergerak untuk menyusun langkah. Mau cepat-cepat memasuki rumah."Aku beneran balik sendirian."Ketika Ameena sudah dibiarkan melesat ke dalam, Bu Layla beralih menutup akses masuk ke rumah mereka seperti semula. Mendapati Ameena tahu-tahu sudah singgah ke ruang tamu dan menduduki salah satu sofa di sana, Bu Layla memutuskan untuk ikut-ikutan duduk dengan memilih sisi kosong di samping Ameena."Memangnya, kondisi Bu Tsania gimana, Am? Apakah serius sekali?" tanya Bu Layla. Penasaran? Pastilah. Akan tetapi, Bu Layla malah harus dikesalkan dengan sahutan apatis dari Ameena."Yah ... ngga gimana-gimana, Bu.""Iiih, kamu, tuh," ucap Bu Layla dengan sebelah tangan terangkat untuk mencubit salah satu lengan Ameena, memberikan hukuman

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   19. Pelecehan Terhadap Ameena

    AGAK MENYIPITKAN kedua mata dengan sudut bibir sebelah kanan sedikit dinaikkan, maksud Ameena memang untuk memancarkan sorot mata dipenuhi selidik. Adalah awal mula sehingga Ameena bisa meluncurkan sebuah tebakan tidak berdasar."Ah. Aku tahu.""Pasti kamu ke sini untuk meriksain otakmu."Menghadapi tudingan Ameena, Mirza menampilkan mimik muka bermakna 'tidak sedang main-main' selama menatap ke arah Ameena dan berkata, "Maaf, Am. Jujur. Aku udah ngikutin kalian ke sini."Mirza menarik napas terlebih dahulu sebelum melanjutkan, ah ... siapa tahu, keberadaanku bisa membantu kalian."Tadi, Bu Tsania dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan mobil milik orang EO. Jika Mirza memang berencana untuk membantu Ashraff dan Ameena, mengapa Mirza malah mengikuti doang dan tidak ikutan berpacu dengan keribetan?"Heh?""Apakah kamu sedang bercanda, Mir?"Pengakuan Mirza sudah membuat Ameena terperangah. Masa Mirza bisa kepikiran untuk bersikap ringan tangan? Memicu Ameena untuk mengangkat muka d

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   18. Mirza Lagi?

    DI DALAM sebuah ruangan berdinding cerah, Ashraff dan Ameena sedang menunggui Bu Tsania. Jika tidak salah hitung, Bu Tsania sudah siuman selama lima sampai delapan menitan. Meski kesadaran dari Bu Tsania sudah terpulihkan, ibunda dari Ashraff tersebut masih merasa lemas sehingga harus terus berbaring, entah suka atau tidak suka.Menatap Ameena, Ashraf malah bergeming. Apakah Ashraff benar-benar sudah menikahi Ameena? Masih tidak mengirakah Ashraff? Pastilah. Meski sudah berusia matang dan mapan, Ashraff terus terang belum kepikiran untuk menikah. Jika bukan untuk menyelamatkan Ameena, kemungkinan masa single Ashraff beluma akan diakhiri."Aku mau ngurus administrasi dulu, Am. Aku titip Ibu sebentar, ya?" ucap Ashraff dengan kedua kornea mata semakin mantap selama dikerahkan untuk menatap Ameena. Di samping brankar, Ameena masih menduduki sebuah kursi bercorak hitam dengan kedua tangan memegang handphone untuk asyik dimainkan."Mm."Meski cukup ragu-ragu dengan balasan dari bibir Ameen

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   17. Cobaan yang Tidak Habis-Habis

    TANGGAL 14 Februari 2022, mula-mula adalah hari dimana Ameena resmi berstatus kekasih dari laki-laki berhati buaya bernama Krishna, dan sekarang Ashraff sudah tidak merasa waswas. Pada hitungan menit, takdir Ameena malah akan segera berubah. Peluang Ameena untuk bisa berkasih dengan Krishna sedang berusaha dienyahkan Ashraff.Di hadapan Ashraff, Pak Ismail sudah bersiap untuk menikahkan Ashraff dan Ameena dengan mendengarkan arahan salah satu staf dari Kantor Urusan Agama (KUA). Meski diawasi dengan ketat sama orang-orang terpilih dari lapas, Pak Ismail benar-benar bersyukur karena bisa menghirup udara bebas untuk sementara. Tapi, bukankah kemerdekaan Pak Ismail dimaksudkan untuk menghalalkan Ashraff dan Ameena semata? Yah. Begitulah.Memang tidak dibebaskan sampai satu hari utuh, tetapi tetap berharga sekali untuk Pak Ismail. Yah, bagaimana tidak? Pak Ismail harus melakoni masa hukuman berupa kurungan selama 15 tahun dan baru dilalui 5 tahun. Artinya, Pak Ismail masih butuh bersabar

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   16. Tentang Kebencian Ameena

    DI SEBUAH TEMPAT MAKAN, bersama Olyzia dan Eyla, Masha sedang nongkrong dengan mulut tidak berhenti mengoceh untuk membicarakan tentang Ashraff dan Ameena. Membuat acara makan malam mereka tidak bisa selesai dengan cepat."Ashraff malah udah ngirimin undangan pernikahan mereka ke grup alumni," ucap Masha dengan irama meyakinkan. Masih terheran-heran dengan kenekatan Ashraff untuk meminang Ameena.Eyla tidak berkenan untuk dikalahkan Masha, malah lebih menggebu-gebu dibandingkan dengan wanita ber-sweater hitam tersebut. "Apakah Ashraff udah dipelet Ameena, ya? Masa Ashraff bisa turun kelas begini? Yang lebih baik dari Ameena, bukankah banyak?""Entahlah. Aku sendiri ngga ngerti," ungkap Masha. Dia sudah tidak menggelora. Mungkinkah karena enggan membuang-buang energi untuk memikirkan Ashraff dan Ameena? Memang.Mendapati Olyzia mendadak tidak banyak bersuara, Masha langsung diserang kecemasan bernilai tipis. Jika Masha tidak salah mengingat, bukankah Olyzia sempat menyukai Ashraff? Pad

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   15. Kepiluan Bu Tsania

    DI TENGAH keterperangahan, beruntung Ameena masih mampu untuk berakal sehat dengan bergegas kabur. Tapi, mengapa Ameena harus direpotkan demgan suatu kesialan? Meski sudah melangkah lebar, Ameena malah bernasib mengenaskan dengan berkahir ditahan Mario. Lalu, dalam satu sentakan, tangan kanan Ameena langsung ditarik dengan cekatan."Mau ngapain kamu, Mas?!" tanya Ameena dengan suara tidak bersahabat.Mario tidak terpengaruh dengan kekasaran dan keketusan Ameena. Malah, Mario masih memiliki mental kokoh. Membuat Mario dibersamai kemudahan selama sedang berseru dengan lembut, "Aku kepengen mastiin sesuatu, Am."Mulut Ameena masih dikunci dengan rapat sehingga bisa membuka kesempatan untuk Mario meneruskan, "Apakah kamu beneran udah akan menikah?""Memang bener, kok," ucap Ameena dengan serampangan, tetapi sudah cukup untuk membuat Mario merasa dihancurkan, sampai bisa menggeleng berulang secara tidak sadar."Aku tahu, Am. Ini, kamu cuma lagi nge-prank aku doang, 'kan?""Mas, dengerin ak

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   14. Sang Mantan

    DI KEHIDUPAN SEBELUMNYA, tanggal 7 Januari 2022 adalah hari dimana Ameena berkencan dengan Krishna. Di kehidupan sekarang, takdir Ameena untuk tanggal tersebut sudah berubah. Yaitu digantikan dengan fakta: Ashraff dan Ameena telah resmi bertunangan. Jadi, sekarang Ashraff benar-benar dilimpahi dengan kelegaan karena mendapati realita bahwa kisah romansa antara Ameena dan Krishna tidak sampai terulang.Jika orang-orang sering mengeluhkan keberedaan hari senin, Ashraff malah cenderung berkebalikan dengan mereka. Muka Ashraff entah mengapa bisa sampai bersinar dengan terang. Mungkinkah karena Ashraff akan membagikan undangan? Tapi, kenapa Ashraff bisa berbunga-bunga begini? Ayolah. Ashraff dan Ameena tidak serius-serius amat. Mereka akan menikah untuk sementara doang, bukan untuk selamanya.Mendatangi ruang kepala sekolah, maksud Ashraff adalah menghadap kepada Pak Azizul karena Ashraff tidak bisa melupakan eksistensi dari sosok laki-laki berusia 54 tahun tersebut. Pak Azizul akan dihara

  • AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan   13. Pengorbanan Ashraff

    MEMANDANG Mirza dengan kondisi tertegun, lidah Ameena teramat kaku hingga membuat Ameena harus mengusung kebisuan. Meski tidak dekat dan belum pernah mengobrol dengan Ameena, secara tidak terduga Mirza malah bisa bertanya, "Mau nyari cincin?"Aneh memang. Mendapati Ameena berdiri di hadapan etalase khusus benda-benda berukuran mungil, bagaimana bisa selama sedang berinteraksi dengan Ameena, Mirza malah beranggapan bahwa mereka seolah-olah adalah teman lama?"Iya. Aku mau nyari cincin tunangan untukku."Meski mulut Ameena masih separuh membeku, Ameena tetap membalas dengan cuek. Arah dari muka Ameena sampai diluruskan kemudian. Jadi, Ameena bisa menyudahi kontak mata antara mereka berdua.Atas tutur kata dari bibir Ameena, bisa dibilang Mirza memang tersentak bukan main. Mata dari laki-laki berkemeja hitam dengan motif garis-garis putih tersebut sampai melebar. "M- maksudmu, kamu akan segera menikah?" tanya Mirza masih dengan kedua mata separuh membola.Menatap Mirza dengan heran, Amee

DMCA.com Protection Status