Share

Bab 36

Penulis: Yazmin Aisyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

AMBIL SAJA SUAMIKU 36

PoV KAYYISA

(Kayyisa, apa kau yakin, pembunuh suamimu banya Bram?)

Pesan itu masuk tepat ketika aku baru selesai membereskan pekerjaan. Celia sudah tidur karena memang hampir tengah malam. Tanpa pikir panjang, aku langsung menghubungi nomor yang baru saja mengirim pesan itu. Tidak aktif!

Dasar pengecut!

Aku sangat yakin bahwa ini adalah Mayang. Padahal baru tiga hari yang lalu aku menerima kedatangan Mas Hadi, kini, seseorang kembali menerorku. Aku menatap lagi pesan itu dengan geram.

Kayyisa, apa kau yakin pembunuh suamimu hanya Bram?

Apa maksudnya? Apa dia mau mengatakan kalau dia juga terlibat pembunuhan terhadap Mas Arkan? Bagaimana caraku melacak keberadaan Mayang melalui nomor yang baru saja menghubungi itu? Tak mungkin minta bantuan Rayyan. Dia sedang sibuk. Tante Astri melarang dia keluar rumah lagi jika tidak penting sementara Ajeng besok sudah mulai dipingit. Pernikahan mereka tinggal tiga hari lagi.

Tak kehilangan akal, aku membuka google dan mencari c
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 37

    AMBIL SAJA SUAMIKU 37"Meski sedikit saja, masihkah kau mencintaiku, Kay?"Aku menatap matanya yang kelam, mata yang selalu mampu membuatku seakan berenang di danau yang airnya kehijauan, sejuk, indah dan memberi rasa damai. Aku tak lagi ingin mengingat cinta lain yang pernah hadir dan menyakitiku. Cintanya, kehadirannya, dan senyumnya adalah obat luka paling sempurna.Bagaimana mungkin aku tak mencintainya? Bahkan, wajah Mas Arkan makin samar dari ingatan. Hanya kehadiran Celia yang membuatku menyadari bahwa dia pernah ada."Arez, maukah kamu mendengar pengakuan dariku?"Dia tersenyum, mengangguk. Kami masih berdiri di depan rumah dengan halaman berumput yang asri ini. Jauh dari jalan raya dan lalu lalang kendaraan, juga beraneka pepohonan yang menyaring polusi dan sinar ozon, suasana di sini terasa sangat sejuk, teduh. Aku telah jatuh cinta pada tempat ini, pada pemiliknya."Dulu, saat kita berpisah, bertahun-tahun lamanya aku hidup dalam penyesalan. Tapi, aku terlalu gengsi dan tin

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 38

    AMBIL SAJA SUAMIKU 38PoV MAYANGAku memandang kepergian mobil mewah itu dengan hati kesal dari balik kaca mata hitam yang kupakai. Untung saja tadi aku menyamar, mengenakan hodie hitam dan kacamata yang juga hitam. Tak terbayang kalau Kayyisa memergokiku. Untunglah sepertinya mereka sedang tergesa-gesa hingga tak ada yang memperhatikan. Atau mungkin Kayyisa memperhatikan dari dalam mobil tapi tak berhasil mengenaliku.Sialan! Rupanya aku salah, yang menikah bukan Kayyisa. Aku lupa bahwa hubungan persaudaraan keluarga Kayyisa memang seerat itu. Dan seluruh keluarga besar mereka semuanya kaya raya dan selalu disangkut pautkan dengan Papanya Kayyisa, sehingga siapapun yang menikah akan selalu masuk berita meski berita lokal. Aku heran, bagaimana ada keluarga seberuntung itu, kaya tujuh turunan tujuh tanjakan, padahal kabarnya mereka juga rajin memberi donasi ke yayasan-yayasan sosial. Apa duitnya nggak habis-habis? Enak betul."Mbak, ini kita mau kemana?"Sopir taksi online menoleh meli

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 39

    AMBIL SAJA SUAMIKU 39Aku gemetar. Hawk, siapakah dia?'Aku meninggalkan Arkan dalam posisi tidur di atas kasur, May. Tidak tergantung seperti itu. Dia sudah mati, atau belum. Tidak. Aku yakin dia sudah mati dan tak mungkin bangun untuk menggantung dirinya sendiri. Jadi, setelah aku pergi, ada orang lain yang melakukannya.'Seperti itulah kira-kira cerita Bram waktu itu. Si tol*l yang tak pernah becus melakukan apa-apa. Dia memberi masalah baru untukku. Jika benar Mas Arkan digantung orang, dan Si Hawk, lelaki yang mengirimkan pesan ini adalah orangnya, kenapa dia menerorku? Apa maksudnya?Kepalaku rasanya mau pecah memikirkannya. Siapa sih dia? Apa hubungannya dengan semua ini?Nanar, aku menatap pesan itu dan tanpa pikir panjang membalasnya.(Siapa kamu?)Pesan balasanku langsung dibacanya. Jantungku berdebar kencang menunggu balasan.(Seseorang yang amat dekat denganmu.)Tiba-tiba saja aku merinding dibuatnya. Siapa memangnya yang pernah dekat denganku? Mas Arkan, Bram, Mas Hadi!M

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 40

    AMBIL SAJA SUAMIKU 40"Aku kenapa?""Maagh akut. Dasar bodoh, siapa suruh kau minum kopi saat perutmu kosong!"Aku terbangun di ranjang rumah sakit, ruangan IGD. Mami Niki mengomel panjang pendek karena itu artinya aku tak bisa mencari uang malam ini."Kita pulang saja, tak perlu dirawat. Kau tahu biaya rumah sakit itu selangit," ujar Mami sambil berlalu meninggalkanku."Tapi perutku masih sakit, Mami." Bagian bawahku juga. Tapi, aku tak berani mengatakannya pada Mami. Bagian bawah tubuhku adalah aset paling penting. Kalau aku sakit itu … oh, bisa-bisa Mami mengusirku dari rumahnya. Mau kemana aku? Ibu dan Bapak tak akan pernah menerimaku lagi. Dan Mimi… bagaimana dengan Mimi?"Maya … "Mami muncul lagi, bersama seorang perawat yang menatapku iba."Mami sudah tanda tangan, kita pulang sekarang. Kamu cuma maagh. Nanti Mami minta tukang jamu membuat ramuan kunyit."Aku tak bisa berkata apa-apa. Mami lalu pergi lagi, menungguku di luar karena tak ada tempat di sini. Perawat itu lalu men

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 41

    AMBIL SAJA SUAMIKU 41PoV KAYYISAAku menatap bangunan yang kini tinggal puing-puing menghitam. Berdiri agak jauh dari rumah para tetangga dan juga diketahui sebagai rumah tanpa penghuni, membuat pertolongan datang terlambat. Padahal nanti malam, keluarga Arez akan datang untuk melamarku secara resmi, tapi, musibah memang datang tanpa pernah permisi.Apa aku salah karena mengambil rumah ini dari Mayang? Perempuan itu, yang dulu pernah menjadi sahabat lalu berubah menjadi seteru, yang dengan sengaja mengincar Mas Arkan karena iri dengki padaku. Apakah dia ada hubungan dengan kebakaran ini?"Papa akan suruh orang membersihkan puing-puingnya, Kay. Kau bisa membangun lagi dari awal."Aku menggelengkan kepala."Tidak, Pa. Untuk apa? Aku sudah punya rumah, Arez juga telah menyedihkan rumah untuk kami nanti. Biarkan seperti ini dulu. Atau mungkin, jika ada yang mau mengelolanya, aku lebih suka kalau tanah ini nanti ditanami saja. Aku lihat tanahnya subur. Hanya sayang sedang kemarau."Papa m

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 42

    AMBIL SAJA SUAMIKU 42Pernikahanku akan dilangsungkan satu bulan dari acara lamaran. Cincin berlian dari Arez, yang pernah dia titipkan waktu itu kuberikan kembali pada Mamanya, yang tersenyum melihat lagi benda yang dia beli jauh di Malaysia sana."Saya membeli ini untuk anak lelaki saya satu-satunya. Ah, dia kini bahkan anak saya satu-satunya setelah Ibunya Afika, anak perempuan saya meninggal dunia bersama suaminya. Saya meminta Arez untuk memberikan cincin ini pada perempuan yang dia cintai. Jujur saja, saya khawatir karena dia sudah sangat lama sendiri, seperti tak pernah tertarik pada wanita. Waktunya habis untuk mengurus Afika. Ternyata, Arez menunggu kamu, Kay."Suasana hening ketika Mama Arez bicara. Di dalam sini, hatiku bergetar mendengarnya. Aku pernah memutuskan hubungan tanpa alasan jelas padanya. Dan dia masih tetap mencintaiku."Kay, Mama hanya minta satu hal. Jika kalian menikah nanti, tolong biarkan Afika tetap memanggilnya Ayah. Kasihan cucu Mama yang malang itu. Di

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 43

    AMBIL SAJA SUAMIKU 43"Elang. Hawk. Burung yang gagah."Dia mengulangi ujung kalimatku, lalu tersenyum."Saya tidak tahu kalau nama saya bisa jadi bagus seperti itu. Mama saya bilang, dia memberi saya nama Erlangga, agar saya tetap ingat dari mana saya berasal. Erlangga nama yang sangat Indonesia. Tapi, karena ada tiga suku kata, sementara kebiasaan orang Indonesia memberi nama adalah dua suku kata, maka lebih banyak yang memanggil saya Erlang. Begitulah.""Kenapa tidak Angga saja? Angga panggilan yang umum di Indonesia.""Itu saya tidak tahu, Miss. Mungkin karena masyarakat kebanyakan memanggil nama bagian depan saja.""Ah, anda benar, Sir. Maafkan pertanyaan remeh saya."Aku menangkupkan dua tangan di depan dada. Mr. Erlangga tertawa renyah. "It's ok, Miss. Tapi, ide Miss Kayyisa bagus juga. Erlang. Elang. Hawk. Cool. Saya permisi."Dia kemudian membalikkan badan setelah membungkuk sedikit sebagai tanda pamit padaku. Tubuhnya kemudian lenyap ditelan anak tangga."Itu tadi keren, Ka

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 44

    AMBIL SAJA SUAMIKU 44Tiba di rumah, aku langsung mencari nomor Mas Hadi yang kemarin dia tinggalkan. Kucari di daftar kontak ponsel, tak ada. Lalu aku ingat bahwa aku menulisnya di notes kecil yang ada di laci meja front office.(Jeng, coba cari nomor Hadi, suaminya Mayang di laci meja front office.)Pesanku langsung dibalas Ajeng, sepertinya dia memang sedang memegang ponsel.(Hah? Ngapain Hadi kesini? Mayang udah ketemu?)(Belum. Besok aku ceritain. Capek ngetik. Yang penting nomornya dulu.)(Oke, wait.)Tak lama pesannya masuk lagi, berisi serangkaian nomor ponsel. Kemudian ada pesan lainnya.(Kay, sebetulnya, aku lebih suka kau berhenti berhubungan dengan Mayang, Hadi, keluarganya, bahkan anaknya. Kita nggak tahu kapan mereka akan mulai memasang perangkap seperti dulu lagi.)Aku tercenung sejenak. Nasehat Ajeng memang benar. Aku sudah pernah dikhianati satu kali. Mayang dan keluarganya adalah orang yang sangat manipulatif. Tapi, bagaimana dengan Mimi? Dia hanya anak kecil yang ta

Bab terbaru

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 60

    AMBIL SAJA SUAMIKU 60 (Ending)"Kalau begitu, Tuhan jahat! Kenapa hanya Mimi yang nasibnya seperti ini, kenapa?!"Air mataku menetes. Lukanya ternyata terlalu dalam untuk bisa disembuhkan dalam waktu singkat. Emosinya mudah sekali berubah. Saat masuk tadi, dia terlihat tenang dan normal, tapi sekarang, sedikit pemicu membuatnya kembali tak stabil. Di pelukan Dokter Eka, Mimi meronta, matanya tak lepas memandangku. Aku ingin memeluknya, sungguh. Tapi, dia tidak stabil dan bisa saja tiba-tiba melakukan hal yang bisa membahayakan bayi dalam kandunganku. Lalu perlahan, dia berhenti meronta. Aku mendekat, mencoba menggengam tangannya, sementara Dokter Eka masih memeluk dan mengusap-usap punggungnya. Mimi, bukankah dia hanya seorang anak kecil?"Mimi, maafkan Tante. Jika Mimi anggap, Tante punya salah sama Mimi, Tante Kay minta maaf yang sedalam-dalamnya. Apa yang bisa Tante lakukan agar Mimi tidak marah lagi?"Aku mencoba mengajaknya bicara dengan bahasa yang mudah dimengerti anak seusia

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 59

    AMBIL SAJA SUAMIKU 59"Saya tak lagi bisa jatuh cinta, Miss. Mungkin, karena seluruh hati saya sudah dimiliki seseorang.""Tapi, saya bahagia, karena wanita yang saya cintai sudah bahagia dengan keluarganya. Bagi saya, tahta tertinggi dalam mencintai, adalah melihat orang yang kita cintai bahagia. Bukankah begitu, Miss?""Dan saya juga mendoakan kebaikan untuk Miss Kayyisa. Semoga keluarga Miss awet, bahagia selamanya tanpa ada lagi yang mengganggu.""Miss, bunga-bunganya sudah mulai layu, apa perlu diganti yang baru?"…Semua kata-kata Mister Erlangga kini terngiang-ngiang di telinga. Aku terduduk lemas di atas kursi. Ajeng buru-buru mendekat."Kamu nggak apa-apa, Kay?""Jadi dia rupanya, Jeng. Dia yang selama ini mengirimkan bunga, memberiku peringatan bahwa Mayang masih berkeliaran. Dia dibalik akun Hawk, dia juga yang mengirim bunga papan di sana kemarin.""Iya, aku tahu. Tapi, kalau kupikir-pikir, nggak ada hal berbahaya yang dia lakukan, Kay. Malah, dia seperti hanya menjaga dan

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 58

    AMBIL SAJA SUAMIKU 58PoV KAYYISAPihak rumah sakit memutuskan mengirimkan jenazah Mayang pada keluarganya di kampung. Dengan kematiannya, maka segala kasus yang menjeratnya dianggap selesai. Arez menahanku di rumah, sama sekali tak mengizinkan aku melihat Mayang."No. Kau sedang hamil, dan kita tak punya lagi hubungan apa-apa dengannya."Aku tak bisa melakukan apa-apa selain pasrah. Rayyan yang akhirnya datang ke rumah sakit, untuk memberi informasi tentang keluarga Mayang di kampung, karena selama ini, Bapak dan Ibunya tak pernah muncul, menyedihkan sekali.Dari sosial media, aku menyaksikan potongan gambar proses pemakamannya. Kasus Mayang yang pernah ditemukan di apartement kosong waktu itu memang sempat viral sehingga banyak orang penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Mau tak mau, namaku ikut disebut, selain nama Mas Arkan dan Mas Hadi tentu saja.(Sang pelakor akhirnya dapat karma. Dibayar tunai.)(Peringatan buat cewek-cewek yang minat jadi pelakor cuma buat hidup enak tanpa us

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 57

    AMBIL SAJA SUAMIKU 57PoV TIGAFlashback, Malam sebelum kematian itu.Mayang bangun dari atas ranjang dengan susah payah. Tubuhnya masih lemah, tapi dendamnya tetap saja membara. Sekuat mungkin dia berusaha membuang semua kebenciannya pada Kayyisa, tapi selalu gagal. Dia teringat bagaimana dulu di sekolah, tak ada seorangpun meliriknya karena dia miskin. Tak ada yang mau berteman dengan gadis berbaju lusuh seperti dia. Sampai kemudian dia mengenal Kayyisa.Kayyisa yang banyak membantunya. Bukan hanya banyak, tapi sangat banyak. Mulai dari uang spp sampai uang jajan. Kayyisa juga tak segan membelikannya barang-barang bagus dan mahal. Doa memang salah satu anak orang paling kaya di kota ini. Tapi tetap saja, meski penampilan Mayang sudah berubah, Orang-orang sudah terlanjur melihatnya sebagai gadis miskin yang beruntung bertemu dengan Tuan Putri.Berbeda dengan dirinya, Kayyisa adalah Tuan Putri. Setiap langkahnya akan selalu mengundang mata, bukan hanya lelaki, tapi juga perempuan. Pa

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 56

    AMBIL SAJA SUAMIKU 56Kali ini, aku tak lagi bisa bersabar dan mentolerir perbuatan Mayang. Mayang dan Mimi telah dengan sengaja bermaksud melukai Celia, orang paling penting di dunia ini. Tidak tahukah dia bahwa tak ada seorang ibu-pun di dunia ini yang rela anaknya diusik, apalagi terluka. Aku akan melakukan apa saja untuk melindungi anakku.Celia yang terbangun karena keributan itu, menatapku ketakutan. Aku memeluknya, menenangkan jantungku yang berdebar hebat. Tak lama, pintu dibuka, Papa dan Mama masuk dengan langkah tergesa. Mungkin mereka bertemu para perawat yang membawa Mayang dan menduga apa yang baru saja terjadi. Di luar, masih ramai orang membicarakan apa yang baru saja terjadi. Selain perawat, mungkin keluarga para pasien."Kay! Celia! Kalian nggak apa-apa?"Mama memeluk kami berdua dengan wajah pucat. Aku tak menjawab, dadaku masih berdebar kencang. Papa menarikku dalam pelukan, membiarkan Mama yang menenangkan Celia. Di pelukan Papa aku terisak. Tak terbayangkan olehku

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 55

    AMBIL SAJA SUAMIKU 55Hari ini, aku bersedih untuk dua hal. Untuk putriku, dan untuk Mimi.Arez menyetir mobil dengan kecepatan tinggi mengikuti ambulans yang berjalan cepat di depan sana, sementara aku duduk di belakang sambul memeluk Afika yang tak mau berhenti menangis. Dia gemetar dan itu hanya bisa diredam oleh pelukan. Kutelepon Papa dan Mama, juga mertuaku, berusaha tegar saat menceritakan apa yang terjadi. Mobil putih itu di depan kami, dengan putriku di dalamnya yang telah diberi pertolongan pertama. Luka di kepala, meski kecil, darahnya banyak sekali.Ambulans berhenti di depan IGD, Celia lalu dipindahkan dengan sigap ke atas brankar dan dibawa ke dalam. Aku menuntun Afika masuk sementara Arez memarkir mobil. Kulihat seragam berwarna putih yang dipakai Afika, ada beberapa percik darah di sana.Darahnya banyak sekali, akankah anakku bertahan?Aku duduk di kursi logam dengan tubuh lemas. Kupeluk Afika yang mulai berhenti menangis dan kini melihat-lihat keramaian IGD rumah saki

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 54

    AMBIL SAJA SUAMIKU 54Bangunan itu akhirnya selesai juga. Lancarnya dana yang mengucur dan kombinasi tukang profesional yang disediakan Papa, akhirnya membuat bangunan English Expert Dua selesai setelah enam bulan dikebut pengerjaannya. Gedung tiga lantai itu memang berada di jalan yang sepi dari lalu lintas kendaraan, persis seperti yang kuinginkan. Dia didirikan di atas tanah bekas rumah yang terbakar. Esok setelah peresmian, aku akan mulai memanggil para tentor yang sudah lulus seleksi dan mulai menerima siswa baru. "Cool. Ternyata kita sejak dulu satu hati. Sama-sama mencintai dunia pendidikan meski di jalan yang berbeda."Arez merangkul bahuku. Kami baru saja memantau sentuhan terakhir dekorasi gedung karena dua hari lagi adalah hari peresmiannya. Neon Box akan mulai menyala nanti malam. Dan papan nama besar itu sudah akan terlihat meski dari kejauhan."Aku semangat melakukan semuanya, karena ada kamu.""Hey, sejak kapan istriku pinter ngegombal?"Arez mengusap pipiku sejenak se

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 53

    AMBIL SAJA SUAMIKU 53"Bunda, Ayah! Ayo, nanti terlambat!"Dua pasang kaki mungil berlarian dengan tak sabar. Sebentar keluar rumah, sebentar kemudian masuk kembali ke kamarku, melihat aku yang sedang memasangkan dasi dan merapikan jas yang dikenakan Arez. Jas hitam yang dia pakai itu entah bagaimana membuat dirinya tampak semakin tampan."Tunggu, sayang! Sebentar lagi!"Arez tertawa, dia mengusap rambutku sebentar. Setelah semuanya rapi, bukannya bergegas keluar, Arez malah merangkum wajahku dengan kedua tangan dan menghadiahiku dengan sebuah kecupan ringan. Ciuman singkat yang akan segera menjadi panas jika aku tak segera menarik diri dari hadapannya.Hari ini hari penting."Bunda! Ayah!"Dua gadis cilik itu muncul lagi, dengan seragam merah putih, dasi, dan topi yang tampak cantik di tubuh mereka yang mungil. Hari ini adalah hari pertama Celia dan Afika masuk Sekolah Dasar. Aku segera mundur, menarik diri dari rengkuhan Arez yang bersikeras ingin memeluk dan menciumku."Oke, siap,

  • AMBIL SAJA SUAMIKU   Bab 52

    AMBIL SAJA SUAMIKU 52Sejak kedatangan Mimi, keadaan Mayang membaik. Dia tak lagi histeris setiap kali bertemu orang lain. Nyata adanya bahwa kehadiran seorang anak adalah penyembuh luka paling sempurna. Mimi diminta Dokter Eka. Dokter spesialis kejiwaan itu menangkap potensi kerusakan yang cukup besar dalam jiwa Mimi dan mencoba menerapinya sendiri di rumah. Pada waktu-waktu tertentu, Mimi dibawa ke rumah sakit untuk bertemu Mayang. Perlahan tapi pasti, kondisi Mayang mulai stabil. Mayang juga dibebaskan dari segala tuntutan karena kondisi kejiwaannya tak memungkinkan dia untuk diadili. Tiga bulan kemudian, Mayang diperbolehkan keluar dari rumah sakit jiwa. Tapi, kemana dia harus pulang? Sementara kedua orang tuanya menolak. Mereka takut diusir dari kampung karena kisah Mayang telah menyebar luas. Semua orang tahu dia pernah menjadi wanita penghibur. Dokter Eka akhirnya menyanggupi Mayang agar tinggal di rumahnya. Dokter wanita yang masih lajang itu hanya tinggal sendirian bersama s

DMCA.com Protection Status