AMBIL SAJA SUAMIKU 41PoV KAYYISAAku menatap bangunan yang kini tinggal puing-puing menghitam. Berdiri agak jauh dari rumah para tetangga dan juga diketahui sebagai rumah tanpa penghuni, membuat pertolongan datang terlambat. Padahal nanti malam, keluarga Arez akan datang untuk melamarku secara resmi, tapi, musibah memang datang tanpa pernah permisi.Apa aku salah karena mengambil rumah ini dari Mayang? Perempuan itu, yang dulu pernah menjadi sahabat lalu berubah menjadi seteru, yang dengan sengaja mengincar Mas Arkan karena iri dengki padaku. Apakah dia ada hubungan dengan kebakaran ini?"Papa akan suruh orang membersihkan puing-puingnya, Kay. Kau bisa membangun lagi dari awal."Aku menggelengkan kepala."Tidak, Pa. Untuk apa? Aku sudah punya rumah, Arez juga telah menyedihkan rumah untuk kami nanti. Biarkan seperti ini dulu. Atau mungkin, jika ada yang mau mengelolanya, aku lebih suka kalau tanah ini nanti ditanami saja. Aku lihat tanahnya subur. Hanya sayang sedang kemarau."Papa m
AMBIL SAJA SUAMIKU 42Pernikahanku akan dilangsungkan satu bulan dari acara lamaran. Cincin berlian dari Arez, yang pernah dia titipkan waktu itu kuberikan kembali pada Mamanya, yang tersenyum melihat lagi benda yang dia beli jauh di Malaysia sana."Saya membeli ini untuk anak lelaki saya satu-satunya. Ah, dia kini bahkan anak saya satu-satunya setelah Ibunya Afika, anak perempuan saya meninggal dunia bersama suaminya. Saya meminta Arez untuk memberikan cincin ini pada perempuan yang dia cintai. Jujur saja, saya khawatir karena dia sudah sangat lama sendiri, seperti tak pernah tertarik pada wanita. Waktunya habis untuk mengurus Afika. Ternyata, Arez menunggu kamu, Kay."Suasana hening ketika Mama Arez bicara. Di dalam sini, hatiku bergetar mendengarnya. Aku pernah memutuskan hubungan tanpa alasan jelas padanya. Dan dia masih tetap mencintaiku."Kay, Mama hanya minta satu hal. Jika kalian menikah nanti, tolong biarkan Afika tetap memanggilnya Ayah. Kasihan cucu Mama yang malang itu. Di
AMBIL SAJA SUAMIKU 43"Elang. Hawk. Burung yang gagah."Dia mengulangi ujung kalimatku, lalu tersenyum."Saya tidak tahu kalau nama saya bisa jadi bagus seperti itu. Mama saya bilang, dia memberi saya nama Erlangga, agar saya tetap ingat dari mana saya berasal. Erlangga nama yang sangat Indonesia. Tapi, karena ada tiga suku kata, sementara kebiasaan orang Indonesia memberi nama adalah dua suku kata, maka lebih banyak yang memanggil saya Erlang. Begitulah.""Kenapa tidak Angga saja? Angga panggilan yang umum di Indonesia.""Itu saya tidak tahu, Miss. Mungkin karena masyarakat kebanyakan memanggil nama bagian depan saja.""Ah, anda benar, Sir. Maafkan pertanyaan remeh saya."Aku menangkupkan dua tangan di depan dada. Mr. Erlangga tertawa renyah. "It's ok, Miss. Tapi, ide Miss Kayyisa bagus juga. Erlang. Elang. Hawk. Cool. Saya permisi."Dia kemudian membalikkan badan setelah membungkuk sedikit sebagai tanda pamit padaku. Tubuhnya kemudian lenyap ditelan anak tangga."Itu tadi keren, Ka
AMBIL SAJA SUAMIKU 44Tiba di rumah, aku langsung mencari nomor Mas Hadi yang kemarin dia tinggalkan. Kucari di daftar kontak ponsel, tak ada. Lalu aku ingat bahwa aku menulisnya di notes kecil yang ada di laci meja front office.(Jeng, coba cari nomor Hadi, suaminya Mayang di laci meja front office.)Pesanku langsung dibalas Ajeng, sepertinya dia memang sedang memegang ponsel.(Hah? Ngapain Hadi kesini? Mayang udah ketemu?)(Belum. Besok aku ceritain. Capek ngetik. Yang penting nomornya dulu.)(Oke, wait.)Tak lama pesannya masuk lagi, berisi serangkaian nomor ponsel. Kemudian ada pesan lainnya.(Kay, sebetulnya, aku lebih suka kau berhenti berhubungan dengan Mayang, Hadi, keluarganya, bahkan anaknya. Kita nggak tahu kapan mereka akan mulai memasang perangkap seperti dulu lagi.)Aku tercenung sejenak. Nasehat Ajeng memang benar. Aku sudah pernah dikhianati satu kali. Mayang dan keluarganya adalah orang yang sangat manipulatif. Tapi, bagaimana dengan Mimi? Dia hanya anak kecil yang ta
AMBIL SAJA SUAMIKU 45Sungguh menyedihkan rasanya jadi aku. Tak punya hak untuk menolak atau memilih. Apalagi ketika lelaki itu mengeluarkan segepok uang dan memberikannya pada Mami Niki, yang menerima dengan mata berbinar."Bawalah, pulangkan dia besok pagi. Dengan uang sebanyak ini, kau boleh memilikinya semalaman," ujar Mami Niki sambil mengibas-ngibas uang itu di depan wajahnya.Lelaki itu tersenyum, lalu memberikan lengannya padaku. Sikapnya sopan tapi senyumnya sungguh misterius. Dia juga tak bicara sedikitpun. Mami Niki memberi isyarat dengan lirikan mata agar aku segera menyambut lengan itu. Pasrah, aku mengulurkan tangan dan dia membawaku keluar rumah, menaiki mobil yang parkir di halaman rumah."Kita mau kemana?"Dia memutar kunci mobil, lalu menyilangkan tangan di depan bibir, Lagi-lagi tak bicara. Apa lelaki ini bisu? Dia juga tak mau menatapku. Kontak mata kami hanya terjadi sekali dan itu selintas saja. Aneh sekali bagaimana dia bisa memilihku, atau mungkin, Mami yang me
AMBIL SAJA SUAMIKU 46"Kau mau tahu, Mayang? Kau penasaran kan siapa orangnya? ITU AKU."Rasanya kali ini aku benar-benar akan pingsan. Tubuhku lemas tanpa daya, sehingga ketika Mas Hadi meraih dan membanting tubuhku ke atas kasur, aku hanya bisa diam. Setengah hatiku merasa ngeri saat ingat bahwa di atas kasur ini jugalah Mas Arkan dihabisi oleh Bram. Mataku nanar menatap lubang ventilasi. Lalu tanpa kuminta, ilusi membuatku seakan bisa melihat mayat Mas Arkan yang tergantung-gantung disana."Tidaaaakkk!"Aku menjerit-jerit sekuat tenaga, tapi suaraku serak, hilang tertelan isak ketakutanku sendiri. Yang keluar hanya suara tercekik.Di hadapanku, Mas Hadi menatapku lekat. Tak ada lagi sinar cinta di matanya yang dulu membuatku muak. Ya, aku muak. Bagiku cinta tak lebih penting dari uang dan harta yang banyak. Dengan uang yang banyak, kau bisa melakukan apa saja, membeli apa saja. Tapi saat ini, di sini, aku sungguh berharap melihat lagi cinta di matanya itu. Sayang sekali, yang terli
AMBIL SAJA SUAMIKU 47Tentu saja itu cuma mimpi, atau lebih tepatnya adalah halusinasi akibat rasa takut yang berlebihan. Aku terbangun ketika sinar matahari menelusup dari sela-sela ventilasi. Sesaat merasa heran dengan keadaanku yang terikat di atas kasur. Lalu, saat mataku menatap ventilasi di atas pintu kamar yang tertutup, aku menjerit. Bayangan tubuh Mas Arkan tergantung di sana terasa tampak jelas. Aneh, padahal aku tak melihat mayat Mas Arkan, tapi bayangan itu tampak jelas.Lalu, sosoknya yang datang semalam juga kembali terbayang. Aku bersyukur bahwa semalam aku langsung jatuh pingsan sehingga tak perlu lama-lama melihatnya. Kemudian, aku menyadari bahwa semua itu hanya mimpi.Rupanya Mas Hadi benar, sia-sia saja aku berteriak sampai suaraku serak, tak ada satupun yang datang. Aku merinding membayangkan sendirian di gedung sebesar ini. Apakah Mas Hadi akan datang nanti, membawakan aku makanan dan minuman mungkin? Atau justru dia sadar bahwa apa yang dia lakukan ini melangga
AMBIL SAJA SUAMIKU 48PoV KAYYISAHari-hari menjelang pernikahanku terasa syahdu dan tenteram. Tak ada gangguan berarti, juga tak ada teror. Kuabaikan saja kemungkinan orang-orang yang mungkin mencibir mengingat betapa cepatnya aku move on dari Mas Arkan. Pesan-pesan mesra Arez mulai bermunculan hampir setiap malam menjelang tidur. Jarak yang pernah membentang di hadapan kami ternyata tak lantas mengikis keromantisannya. Arez dan segala tentang dia adalah semesta keindahan paling sempurna.Hingga pagi itu, aku yang sedang minum teh di depan televisi sambil menceklis apa saja persiapan yang sudah dan belum, dikejutkan oleh sebuah berita. Televisi yang menyala sejak subuh, menampilkan murottal, lalu lagu anak-anak dan entah sejak kapan berubah kembali ke setelan televisi, bukan lagi channel youtube seperti sebelumnya. Mungkin Bik Asih yang mengganti.…Seorang wanita ditemukan pingsan dalam keadaan dehidrasi dan kelaparan di gedung apartemen, dimana pernah terjadi kasus pembunuhan. Belu
AMBIL SAJA SUAMIKU 60 (Ending)"Kalau begitu, Tuhan jahat! Kenapa hanya Mimi yang nasibnya seperti ini, kenapa?!"Air mataku menetes. Lukanya ternyata terlalu dalam untuk bisa disembuhkan dalam waktu singkat. Emosinya mudah sekali berubah. Saat masuk tadi, dia terlihat tenang dan normal, tapi sekarang, sedikit pemicu membuatnya kembali tak stabil. Di pelukan Dokter Eka, Mimi meronta, matanya tak lepas memandangku. Aku ingin memeluknya, sungguh. Tapi, dia tidak stabil dan bisa saja tiba-tiba melakukan hal yang bisa membahayakan bayi dalam kandunganku. Lalu perlahan, dia berhenti meronta. Aku mendekat, mencoba menggengam tangannya, sementara Dokter Eka masih memeluk dan mengusap-usap punggungnya. Mimi, bukankah dia hanya seorang anak kecil?"Mimi, maafkan Tante. Jika Mimi anggap, Tante punya salah sama Mimi, Tante Kay minta maaf yang sedalam-dalamnya. Apa yang bisa Tante lakukan agar Mimi tidak marah lagi?"Aku mencoba mengajaknya bicara dengan bahasa yang mudah dimengerti anak seusia
AMBIL SAJA SUAMIKU 59"Saya tak lagi bisa jatuh cinta, Miss. Mungkin, karena seluruh hati saya sudah dimiliki seseorang.""Tapi, saya bahagia, karena wanita yang saya cintai sudah bahagia dengan keluarganya. Bagi saya, tahta tertinggi dalam mencintai, adalah melihat orang yang kita cintai bahagia. Bukankah begitu, Miss?""Dan saya juga mendoakan kebaikan untuk Miss Kayyisa. Semoga keluarga Miss awet, bahagia selamanya tanpa ada lagi yang mengganggu.""Miss, bunga-bunganya sudah mulai layu, apa perlu diganti yang baru?"…Semua kata-kata Mister Erlangga kini terngiang-ngiang di telinga. Aku terduduk lemas di atas kursi. Ajeng buru-buru mendekat."Kamu nggak apa-apa, Kay?""Jadi dia rupanya, Jeng. Dia yang selama ini mengirimkan bunga, memberiku peringatan bahwa Mayang masih berkeliaran. Dia dibalik akun Hawk, dia juga yang mengirim bunga papan di sana kemarin.""Iya, aku tahu. Tapi, kalau kupikir-pikir, nggak ada hal berbahaya yang dia lakukan, Kay. Malah, dia seperti hanya menjaga dan
AMBIL SAJA SUAMIKU 58PoV KAYYISAPihak rumah sakit memutuskan mengirimkan jenazah Mayang pada keluarganya di kampung. Dengan kematiannya, maka segala kasus yang menjeratnya dianggap selesai. Arez menahanku di rumah, sama sekali tak mengizinkan aku melihat Mayang."No. Kau sedang hamil, dan kita tak punya lagi hubungan apa-apa dengannya."Aku tak bisa melakukan apa-apa selain pasrah. Rayyan yang akhirnya datang ke rumah sakit, untuk memberi informasi tentang keluarga Mayang di kampung, karena selama ini, Bapak dan Ibunya tak pernah muncul, menyedihkan sekali.Dari sosial media, aku menyaksikan potongan gambar proses pemakamannya. Kasus Mayang yang pernah ditemukan di apartement kosong waktu itu memang sempat viral sehingga banyak orang penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Mau tak mau, namaku ikut disebut, selain nama Mas Arkan dan Mas Hadi tentu saja.(Sang pelakor akhirnya dapat karma. Dibayar tunai.)(Peringatan buat cewek-cewek yang minat jadi pelakor cuma buat hidup enak tanpa us
AMBIL SAJA SUAMIKU 57PoV TIGAFlashback, Malam sebelum kematian itu.Mayang bangun dari atas ranjang dengan susah payah. Tubuhnya masih lemah, tapi dendamnya tetap saja membara. Sekuat mungkin dia berusaha membuang semua kebenciannya pada Kayyisa, tapi selalu gagal. Dia teringat bagaimana dulu di sekolah, tak ada seorangpun meliriknya karena dia miskin. Tak ada yang mau berteman dengan gadis berbaju lusuh seperti dia. Sampai kemudian dia mengenal Kayyisa.Kayyisa yang banyak membantunya. Bukan hanya banyak, tapi sangat banyak. Mulai dari uang spp sampai uang jajan. Kayyisa juga tak segan membelikannya barang-barang bagus dan mahal. Doa memang salah satu anak orang paling kaya di kota ini. Tapi tetap saja, meski penampilan Mayang sudah berubah, Orang-orang sudah terlanjur melihatnya sebagai gadis miskin yang beruntung bertemu dengan Tuan Putri.Berbeda dengan dirinya, Kayyisa adalah Tuan Putri. Setiap langkahnya akan selalu mengundang mata, bukan hanya lelaki, tapi juga perempuan. Pa
AMBIL SAJA SUAMIKU 56Kali ini, aku tak lagi bisa bersabar dan mentolerir perbuatan Mayang. Mayang dan Mimi telah dengan sengaja bermaksud melukai Celia, orang paling penting di dunia ini. Tidak tahukah dia bahwa tak ada seorang ibu-pun di dunia ini yang rela anaknya diusik, apalagi terluka. Aku akan melakukan apa saja untuk melindungi anakku.Celia yang terbangun karena keributan itu, menatapku ketakutan. Aku memeluknya, menenangkan jantungku yang berdebar hebat. Tak lama, pintu dibuka, Papa dan Mama masuk dengan langkah tergesa. Mungkin mereka bertemu para perawat yang membawa Mayang dan menduga apa yang baru saja terjadi. Di luar, masih ramai orang membicarakan apa yang baru saja terjadi. Selain perawat, mungkin keluarga para pasien."Kay! Celia! Kalian nggak apa-apa?"Mama memeluk kami berdua dengan wajah pucat. Aku tak menjawab, dadaku masih berdebar kencang. Papa menarikku dalam pelukan, membiarkan Mama yang menenangkan Celia. Di pelukan Papa aku terisak. Tak terbayangkan olehku
AMBIL SAJA SUAMIKU 55Hari ini, aku bersedih untuk dua hal. Untuk putriku, dan untuk Mimi.Arez menyetir mobil dengan kecepatan tinggi mengikuti ambulans yang berjalan cepat di depan sana, sementara aku duduk di belakang sambul memeluk Afika yang tak mau berhenti menangis. Dia gemetar dan itu hanya bisa diredam oleh pelukan. Kutelepon Papa dan Mama, juga mertuaku, berusaha tegar saat menceritakan apa yang terjadi. Mobil putih itu di depan kami, dengan putriku di dalamnya yang telah diberi pertolongan pertama. Luka di kepala, meski kecil, darahnya banyak sekali.Ambulans berhenti di depan IGD, Celia lalu dipindahkan dengan sigap ke atas brankar dan dibawa ke dalam. Aku menuntun Afika masuk sementara Arez memarkir mobil. Kulihat seragam berwarna putih yang dipakai Afika, ada beberapa percik darah di sana.Darahnya banyak sekali, akankah anakku bertahan?Aku duduk di kursi logam dengan tubuh lemas. Kupeluk Afika yang mulai berhenti menangis dan kini melihat-lihat keramaian IGD rumah saki
AMBIL SAJA SUAMIKU 54Bangunan itu akhirnya selesai juga. Lancarnya dana yang mengucur dan kombinasi tukang profesional yang disediakan Papa, akhirnya membuat bangunan English Expert Dua selesai setelah enam bulan dikebut pengerjaannya. Gedung tiga lantai itu memang berada di jalan yang sepi dari lalu lintas kendaraan, persis seperti yang kuinginkan. Dia didirikan di atas tanah bekas rumah yang terbakar. Esok setelah peresmian, aku akan mulai memanggil para tentor yang sudah lulus seleksi dan mulai menerima siswa baru. "Cool. Ternyata kita sejak dulu satu hati. Sama-sama mencintai dunia pendidikan meski di jalan yang berbeda."Arez merangkul bahuku. Kami baru saja memantau sentuhan terakhir dekorasi gedung karena dua hari lagi adalah hari peresmiannya. Neon Box akan mulai menyala nanti malam. Dan papan nama besar itu sudah akan terlihat meski dari kejauhan."Aku semangat melakukan semuanya, karena ada kamu.""Hey, sejak kapan istriku pinter ngegombal?"Arez mengusap pipiku sejenak se
AMBIL SAJA SUAMIKU 53"Bunda, Ayah! Ayo, nanti terlambat!"Dua pasang kaki mungil berlarian dengan tak sabar. Sebentar keluar rumah, sebentar kemudian masuk kembali ke kamarku, melihat aku yang sedang memasangkan dasi dan merapikan jas yang dikenakan Arez. Jas hitam yang dia pakai itu entah bagaimana membuat dirinya tampak semakin tampan."Tunggu, sayang! Sebentar lagi!"Arez tertawa, dia mengusap rambutku sebentar. Setelah semuanya rapi, bukannya bergegas keluar, Arez malah merangkum wajahku dengan kedua tangan dan menghadiahiku dengan sebuah kecupan ringan. Ciuman singkat yang akan segera menjadi panas jika aku tak segera menarik diri dari hadapannya.Hari ini hari penting."Bunda! Ayah!"Dua gadis cilik itu muncul lagi, dengan seragam merah putih, dasi, dan topi yang tampak cantik di tubuh mereka yang mungil. Hari ini adalah hari pertama Celia dan Afika masuk Sekolah Dasar. Aku segera mundur, menarik diri dari rengkuhan Arez yang bersikeras ingin memeluk dan menciumku."Oke, siap,
AMBIL SAJA SUAMIKU 52Sejak kedatangan Mimi, keadaan Mayang membaik. Dia tak lagi histeris setiap kali bertemu orang lain. Nyata adanya bahwa kehadiran seorang anak adalah penyembuh luka paling sempurna. Mimi diminta Dokter Eka. Dokter spesialis kejiwaan itu menangkap potensi kerusakan yang cukup besar dalam jiwa Mimi dan mencoba menerapinya sendiri di rumah. Pada waktu-waktu tertentu, Mimi dibawa ke rumah sakit untuk bertemu Mayang. Perlahan tapi pasti, kondisi Mayang mulai stabil. Mayang juga dibebaskan dari segala tuntutan karena kondisi kejiwaannya tak memungkinkan dia untuk diadili. Tiga bulan kemudian, Mayang diperbolehkan keluar dari rumah sakit jiwa. Tapi, kemana dia harus pulang? Sementara kedua orang tuanya menolak. Mereka takut diusir dari kampung karena kisah Mayang telah menyebar luas. Semua orang tahu dia pernah menjadi wanita penghibur. Dokter Eka akhirnya menyanggupi Mayang agar tinggal di rumahnya. Dokter wanita yang masih lajang itu hanya tinggal sendirian bersama s