AMBIL SAJA SUAMIKU 22"Berhenti. Kenapa dia dulu? Dia bukan siapa-siapa lagi? Aku istrinya! Aku istrinya!"Petugas menghampiri kami, menatap kami berdua bergantian. "Siapa yang bernama Kayyisa Setyawardana?""Saya, Pak.""Maaf, tapi menurut data kami, istri Bapak Arkan adalah Ibu Kayyisa Setyawardana.""Mereka sudah bercerai, Pak. Saya istrinya!" Mayang langsung menyambar. Aku diam saja, merasa lelah untuk berdebat. Setengah hatiku ingin segera masuk dan melihat 'dia'. Setengahnya lagi, merasa enggan dan berharap ini hanya mimpi buruk belaka."Sepupu saya sedang menjalani proses perceraian dengan korban, Pak. Sementara wanita yang ini adalah istri sirinya."Rayyan yang menjelaskannya. Petugas itu mengangguk, sepertinya sudah bisa meraba apa yang terjadi."Kalau begitu, yang masuk lebih dulu tetap istri sah, karena sebelum palu hakim dijatuhkan dan akta cerai keluar, di mata hukum, Ibu Kayyisa masih istri korban.""Lalu saya bagaikan?""Apa ibu tidak tahu bahwa pernikahan siri itu tak
AMBIL SAJA SUAMIKU 23"Tolong, biarkan sekali ini saja. Celia ingin melihat ayahnya untuk yang terakhir kali."Mayang menatapku garang."Tidak! Kau yang membuat suamiku bunuh diri, jadi nikmati saja hukumanmu."Aku menggelengkan kepala."Mas Arkan tidak bunuh diri. Aku akan membuktikannya nanti. Tapi sekarang, biarkan Celia melihat ayahnya sebentar saja.""TIDAK!""Mayang, hentikan tingkahmu yang memalukan itu!"Semua orang menoleh. Ibu mertuaku, Ibu Mas Arkan, datang dan tanpa kuduga, langsung memeluk Celia sambil berlinang air mata. Dia menatap pada empat lelaki yang telah bersiap mengangkat keranda berisi jenazah Mas Arkan."Tolong, Pak, sebentar saja, cucu saya ingin melihat ayahnya. Wanita ini adalah istri sah anak saya yang terpaksa harus mengalah oleh pelakor ini." Ibu menuding wajah Mayang. Mayang hendak berteriak lagi, tapi seseorang kemudian menyeretnya masuk ke dalam, entah siapa. Keempat orang itu saling pandang dan akhirnya mengangguk. Keranda diturunkan dan dibuka kem
AMBIL SAJA SUAMIKU 24PoV MAYANG"Kami permisi pulang. Dengan perginya Arkan, berarti putus sudah hubungan kita. Arkan tak punya anak darimu. Jika suatu saat kita bertemu di jalan, anggap saja kau tak mengenal kami."Suara Ibu mertuaku getas dan sinis. Aku tersentak dari memandang mobil Kayyisa yang melaju pulang. Bapak dan Ibuku, berdiri di sisi lain pemakaman sambil memegang tangan Mimi, dibawah pohon kamboja. Mereka sebenarnya enggan datang kesini, tapi aku memaksa. Kukatakan pada Ibu agar menemaniku kalau mau uang pembagian rumah. Ya, mungkin rumah itu akan kujual. Aku tak tahu lagi kemana harus mencari uang."Baiklah. Tapi jangan pernah mempertanyakan rumah dan mobil Mas Arkan. Semuanya akan jadi milikku."Mobil Mas Arkan yang ditemukan di parkiran apartemen tempatnya meninggal dunia, hari ini akan dikembalikan padaku. Tak ada apapun yang bisa dijadikan bukti. Mas Arkan dinyatakan bunuh diri. Case close. Sayang, ponselnya seharga dua puluh satu juta itu tidak ditemukan. Entah dim
AMBIL SAJA SUAMIKU 25"Rumah dan mobil yang saya sebutkan tadi, menjadi barang jaminan atas pinjaman senilai satu milyar ke bank kami. Dan karena Bapak Arkan telah meninggal dunia dan tak mungkin membayarnya, maka rumah dan mobil yang menjadi barang jaminan, akan kami sita, sesuai dengan akad yang telah ditandatangani oleh Bapak Arkan sendiri.""APA?!"Bukan hanya aku yang berteriak, tapi Ibu juga. Ibu bahkan langsung mengguncang-guncang tubuhku."Apa-apaan ini, Mayang?!"Ibu histeris. Aku lebih dari histeris, lebih dari sekedar terkejut. Lututku langsung lemas hingga aku pastilah jatuh merosot di lantai, kalau saja salah satu dari dua lekaki itu tak segera menolongku. Aku dibawa masuk ke dalam rumah dan didudukkan di sofa."Bu, ambilkan minum untuk anaknya."Heran, Ibu sama sekali nggak punya inisiatif. Dia malah ter bengong-bengong."Bu, ambilkan minum.""Oh iya, iya … "Ibu berjalan tergopoh-gopoh dan kembali lagi membawa segelas air, yang langsung kuteguk dengan kalap. Setelahnya,
AMBIL SAJA SUAMIKU 26PoV TIGABeberapa hari sebelum hari na'as itu.(Datanglah ke alamat ini, kalau kau tak mau foto-foto mesummu kusebar ke media. Karirmu akan semakin hancur, dan ingat, anakmu Celia mungkin akan menanggung malu seumur hidup)Arkan mengusap wajah dengan gusar. Berulang kali dia menyesali kecerobohannya. Di saat panik karena kemungkinan besar akan gagal tender yang kedua kali, dia terlalu cepat merasa senang saat ada orang menawarkan bantuan. Lelaki itu, seseorang yang mengaku kenal dan kagum pada kiprahnya di dunia konstruksi. Sayang, dia hanya sekedar kagum. Karena sakit sejak lahir, dia tak bisa melakukan apa-apa, padahal uangnya berlimpah, hasil warisan keluarganya yang kaya raya. Jadi, dia menawarkan suntikan dana segar supaya bisnisnya yang lesu bangkit lagi. Tentu saja Arkan senang. Tawaran itu sempat oase di tengah gurun yang gersang.Arkan bukan tak menyadari bahwa CV-nya terlalu muda untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan konstruksi raksasa yang biasa
AMBIL SAJA SUAMIKU 27Dia tak langsung mati. Tentu saja, pukulan itu bukan dimaksudkan untuk membunuh, tapi, untuk tujuan yang lebih mengerikan lagi, menyiksa fisik dan mentalnya.Arkan terbangun saat telinganya menangkap suara-suara desahan yang amat dia kenal. Perlahan, matanya terbuka dan langsung menyipit kembali saat sinar televisi layar datar yang tepat berada di depan matanya, menayangkan gambar-gambar bergerak yang menjijikkan. Mayang, Mayang istrinya, perempuan yang kemarin begitu dibelanya hingga dia harus kehilangan Kayyisa, tengah bergumul dengan seorang lelaki yang wajahnya tak terlihat. Sungguh gila!"Aarrghhh! Setan! Sialan!"Arkan berteriak-teriak, tapi suaranya teredam oleh lakban hitam yang menutup mulut. Bahkan untuk sekedar membuka mulut saja dia tak bisa. Dia lalu tersadar bahwa kaki dan tangannya juga diiikat erat-erat oleh sebuah tali tambang.Apa yang terjadi? Kenapa semua jadi begini? Dia memejamkan mata, tak mau melihat video menjijikkan itu. Bagaimanapun, di
AMBIL SAJA SUAMIKU 28PoV KAYYISA(Bagaimana rasanya kehilangan dia untuk selamanya?)Pesan dari nomor asing itu masih terus kuingat, bahkan setelah dua minggu kemudian berlalu. Apakah dia si pembunuh itu? Pesan itu membuatku semakin yakin kalau Mas Arkan tidak bunuh diri."Aku sudah melacak nomor ponsel itu. Itu hanya nomor sekali pakai tanpa identitas. Sekarang sudah tak aktif lagi. Kay, apa tak sebaiknya kita menerima saja kenyataan bahwa Arkan mungkin memang bunuh diri?"Rayyan bicara dengan sangat hati-hati, tapi tetap saja membuatku terkejut."Tapi, kamu setuju kan kalau kematiannya janggal?""Itu menurut pandangan awam kita, Kay. Tapi kalau kata polisi … ""Kalau kita orang awam saja bisa menduga seperti itu, bagaimana mungkin polisi tidak bisa?""Kita akan dianggap polisi terlalu sering nonton drama korea.""Rayyan, kamu bisa bayangkan perasaan Celia kalau dia tahu ayahnya bunuh diri? Suatu saat nanti?"Rayyan akhirnya terdiam. Dia menghela napas dalam-dalam dan memandangku."
AMBIL SAJA SUAMIKU 29"Apa kau yakin kalau Mas Arkan benar-benar bunuh diri?"Wajah Mayang seketika pucat pasi. Kedua tangannya saling bertaut dan meremas. Semua itu tak lepas dari pengamatanku. Kenapa kamu begitu terkejut dan tampak seperti orang ketakutan?"Tentu saja, tentu saja aku yakin. Kenapa memangnya?""Seyakin apa?""Ada apa sebenarnya, Kay? Aku percaya saja pada apa yang dikatakan polisi. Aku ini orang awam yang tak mengerti apa-apa. Polisi pastilah sudah menyelidikinya."Aku terdiam, menatap wajahnya, dimana rona pucat itu berangsur-angsur menghilang. Dia sudah kembali menguasai diri."Jadi bagaimana penawaranmu tadi, Kay?""Pulang dan tinggalkan semua berkas itu. Aku yang akan mengurusnya. Tapi kusarankan sekarang juga kau mulai mencari kontrakan. Oh ya, jangan berekspektasi terlalu tinggi. Sisa uang untukmu tak akan banyak. Atau mungkin kau bisa mulai berpikir untuk pulang kampung saja, kembali ke tempat asalmu."***Aku menyaksikan dia keluar dari rumah itu sambil menan
AMBIL SAJA SUAMIKU 60 (Ending)"Kalau begitu, Tuhan jahat! Kenapa hanya Mimi yang nasibnya seperti ini, kenapa?!"Air mataku menetes. Lukanya ternyata terlalu dalam untuk bisa disembuhkan dalam waktu singkat. Emosinya mudah sekali berubah. Saat masuk tadi, dia terlihat tenang dan normal, tapi sekarang, sedikit pemicu membuatnya kembali tak stabil. Di pelukan Dokter Eka, Mimi meronta, matanya tak lepas memandangku. Aku ingin memeluknya, sungguh. Tapi, dia tidak stabil dan bisa saja tiba-tiba melakukan hal yang bisa membahayakan bayi dalam kandunganku. Lalu perlahan, dia berhenti meronta. Aku mendekat, mencoba menggengam tangannya, sementara Dokter Eka masih memeluk dan mengusap-usap punggungnya. Mimi, bukankah dia hanya seorang anak kecil?"Mimi, maafkan Tante. Jika Mimi anggap, Tante punya salah sama Mimi, Tante Kay minta maaf yang sedalam-dalamnya. Apa yang bisa Tante lakukan agar Mimi tidak marah lagi?"Aku mencoba mengajaknya bicara dengan bahasa yang mudah dimengerti anak seusia
AMBIL SAJA SUAMIKU 59"Saya tak lagi bisa jatuh cinta, Miss. Mungkin, karena seluruh hati saya sudah dimiliki seseorang.""Tapi, saya bahagia, karena wanita yang saya cintai sudah bahagia dengan keluarganya. Bagi saya, tahta tertinggi dalam mencintai, adalah melihat orang yang kita cintai bahagia. Bukankah begitu, Miss?""Dan saya juga mendoakan kebaikan untuk Miss Kayyisa. Semoga keluarga Miss awet, bahagia selamanya tanpa ada lagi yang mengganggu.""Miss, bunga-bunganya sudah mulai layu, apa perlu diganti yang baru?"…Semua kata-kata Mister Erlangga kini terngiang-ngiang di telinga. Aku terduduk lemas di atas kursi. Ajeng buru-buru mendekat."Kamu nggak apa-apa, Kay?""Jadi dia rupanya, Jeng. Dia yang selama ini mengirimkan bunga, memberiku peringatan bahwa Mayang masih berkeliaran. Dia dibalik akun Hawk, dia juga yang mengirim bunga papan di sana kemarin.""Iya, aku tahu. Tapi, kalau kupikir-pikir, nggak ada hal berbahaya yang dia lakukan, Kay. Malah, dia seperti hanya menjaga dan
AMBIL SAJA SUAMIKU 58PoV KAYYISAPihak rumah sakit memutuskan mengirimkan jenazah Mayang pada keluarganya di kampung. Dengan kematiannya, maka segala kasus yang menjeratnya dianggap selesai. Arez menahanku di rumah, sama sekali tak mengizinkan aku melihat Mayang."No. Kau sedang hamil, dan kita tak punya lagi hubungan apa-apa dengannya."Aku tak bisa melakukan apa-apa selain pasrah. Rayyan yang akhirnya datang ke rumah sakit, untuk memberi informasi tentang keluarga Mayang di kampung, karena selama ini, Bapak dan Ibunya tak pernah muncul, menyedihkan sekali.Dari sosial media, aku menyaksikan potongan gambar proses pemakamannya. Kasus Mayang yang pernah ditemukan di apartement kosong waktu itu memang sempat viral sehingga banyak orang penasaran dengan kelanjutan kisahnya. Mau tak mau, namaku ikut disebut, selain nama Mas Arkan dan Mas Hadi tentu saja.(Sang pelakor akhirnya dapat karma. Dibayar tunai.)(Peringatan buat cewek-cewek yang minat jadi pelakor cuma buat hidup enak tanpa us
AMBIL SAJA SUAMIKU 57PoV TIGAFlashback, Malam sebelum kematian itu.Mayang bangun dari atas ranjang dengan susah payah. Tubuhnya masih lemah, tapi dendamnya tetap saja membara. Sekuat mungkin dia berusaha membuang semua kebenciannya pada Kayyisa, tapi selalu gagal. Dia teringat bagaimana dulu di sekolah, tak ada seorangpun meliriknya karena dia miskin. Tak ada yang mau berteman dengan gadis berbaju lusuh seperti dia. Sampai kemudian dia mengenal Kayyisa.Kayyisa yang banyak membantunya. Bukan hanya banyak, tapi sangat banyak. Mulai dari uang spp sampai uang jajan. Kayyisa juga tak segan membelikannya barang-barang bagus dan mahal. Doa memang salah satu anak orang paling kaya di kota ini. Tapi tetap saja, meski penampilan Mayang sudah berubah, Orang-orang sudah terlanjur melihatnya sebagai gadis miskin yang beruntung bertemu dengan Tuan Putri.Berbeda dengan dirinya, Kayyisa adalah Tuan Putri. Setiap langkahnya akan selalu mengundang mata, bukan hanya lelaki, tapi juga perempuan. Pa
AMBIL SAJA SUAMIKU 56Kali ini, aku tak lagi bisa bersabar dan mentolerir perbuatan Mayang. Mayang dan Mimi telah dengan sengaja bermaksud melukai Celia, orang paling penting di dunia ini. Tidak tahukah dia bahwa tak ada seorang ibu-pun di dunia ini yang rela anaknya diusik, apalagi terluka. Aku akan melakukan apa saja untuk melindungi anakku.Celia yang terbangun karena keributan itu, menatapku ketakutan. Aku memeluknya, menenangkan jantungku yang berdebar hebat. Tak lama, pintu dibuka, Papa dan Mama masuk dengan langkah tergesa. Mungkin mereka bertemu para perawat yang membawa Mayang dan menduga apa yang baru saja terjadi. Di luar, masih ramai orang membicarakan apa yang baru saja terjadi. Selain perawat, mungkin keluarga para pasien."Kay! Celia! Kalian nggak apa-apa?"Mama memeluk kami berdua dengan wajah pucat. Aku tak menjawab, dadaku masih berdebar kencang. Papa menarikku dalam pelukan, membiarkan Mama yang menenangkan Celia. Di pelukan Papa aku terisak. Tak terbayangkan olehku
AMBIL SAJA SUAMIKU 55Hari ini, aku bersedih untuk dua hal. Untuk putriku, dan untuk Mimi.Arez menyetir mobil dengan kecepatan tinggi mengikuti ambulans yang berjalan cepat di depan sana, sementara aku duduk di belakang sambul memeluk Afika yang tak mau berhenti menangis. Dia gemetar dan itu hanya bisa diredam oleh pelukan. Kutelepon Papa dan Mama, juga mertuaku, berusaha tegar saat menceritakan apa yang terjadi. Mobil putih itu di depan kami, dengan putriku di dalamnya yang telah diberi pertolongan pertama. Luka di kepala, meski kecil, darahnya banyak sekali.Ambulans berhenti di depan IGD, Celia lalu dipindahkan dengan sigap ke atas brankar dan dibawa ke dalam. Aku menuntun Afika masuk sementara Arez memarkir mobil. Kulihat seragam berwarna putih yang dipakai Afika, ada beberapa percik darah di sana.Darahnya banyak sekali, akankah anakku bertahan?Aku duduk di kursi logam dengan tubuh lemas. Kupeluk Afika yang mulai berhenti menangis dan kini melihat-lihat keramaian IGD rumah saki
AMBIL SAJA SUAMIKU 54Bangunan itu akhirnya selesai juga. Lancarnya dana yang mengucur dan kombinasi tukang profesional yang disediakan Papa, akhirnya membuat bangunan English Expert Dua selesai setelah enam bulan dikebut pengerjaannya. Gedung tiga lantai itu memang berada di jalan yang sepi dari lalu lintas kendaraan, persis seperti yang kuinginkan. Dia didirikan di atas tanah bekas rumah yang terbakar. Esok setelah peresmian, aku akan mulai memanggil para tentor yang sudah lulus seleksi dan mulai menerima siswa baru. "Cool. Ternyata kita sejak dulu satu hati. Sama-sama mencintai dunia pendidikan meski di jalan yang berbeda."Arez merangkul bahuku. Kami baru saja memantau sentuhan terakhir dekorasi gedung karena dua hari lagi adalah hari peresmiannya. Neon Box akan mulai menyala nanti malam. Dan papan nama besar itu sudah akan terlihat meski dari kejauhan."Aku semangat melakukan semuanya, karena ada kamu.""Hey, sejak kapan istriku pinter ngegombal?"Arez mengusap pipiku sejenak se
AMBIL SAJA SUAMIKU 53"Bunda, Ayah! Ayo, nanti terlambat!"Dua pasang kaki mungil berlarian dengan tak sabar. Sebentar keluar rumah, sebentar kemudian masuk kembali ke kamarku, melihat aku yang sedang memasangkan dasi dan merapikan jas yang dikenakan Arez. Jas hitam yang dia pakai itu entah bagaimana membuat dirinya tampak semakin tampan."Tunggu, sayang! Sebentar lagi!"Arez tertawa, dia mengusap rambutku sebentar. Setelah semuanya rapi, bukannya bergegas keluar, Arez malah merangkum wajahku dengan kedua tangan dan menghadiahiku dengan sebuah kecupan ringan. Ciuman singkat yang akan segera menjadi panas jika aku tak segera menarik diri dari hadapannya.Hari ini hari penting."Bunda! Ayah!"Dua gadis cilik itu muncul lagi, dengan seragam merah putih, dasi, dan topi yang tampak cantik di tubuh mereka yang mungil. Hari ini adalah hari pertama Celia dan Afika masuk Sekolah Dasar. Aku segera mundur, menarik diri dari rengkuhan Arez yang bersikeras ingin memeluk dan menciumku."Oke, siap,
AMBIL SAJA SUAMIKU 52Sejak kedatangan Mimi, keadaan Mayang membaik. Dia tak lagi histeris setiap kali bertemu orang lain. Nyata adanya bahwa kehadiran seorang anak adalah penyembuh luka paling sempurna. Mimi diminta Dokter Eka. Dokter spesialis kejiwaan itu menangkap potensi kerusakan yang cukup besar dalam jiwa Mimi dan mencoba menerapinya sendiri di rumah. Pada waktu-waktu tertentu, Mimi dibawa ke rumah sakit untuk bertemu Mayang. Perlahan tapi pasti, kondisi Mayang mulai stabil. Mayang juga dibebaskan dari segala tuntutan karena kondisi kejiwaannya tak memungkinkan dia untuk diadili. Tiga bulan kemudian, Mayang diperbolehkan keluar dari rumah sakit jiwa. Tapi, kemana dia harus pulang? Sementara kedua orang tuanya menolak. Mereka takut diusir dari kampung karena kisah Mayang telah menyebar luas. Semua orang tahu dia pernah menjadi wanita penghibur. Dokter Eka akhirnya menyanggupi Mayang agar tinggal di rumahnya. Dokter wanita yang masih lajang itu hanya tinggal sendirian bersama s