Some people just need a high-five.
In the face. With a chair.—Demeus Alvarez Askantara—(unknown)
***
Si pemilik rahang tegas, tulang hidung tinggi, alis tebal nyata, dan tatapan yang mencekam ketika marah. Ya, laki-laki yang kini memakai jaket kulit hitam itu masuk ke gedung SMA Hadover setelah mendaratkan motor kesayangannya.
Ia telat sepuluh menit, tapi tak apa. Sebab, ia sudah membeli dua bungkus rokok sebagai sogokan untuk satpam supaya mau membukakan gerbang belakang untuknya.
Demeus Alvarez Askantara. Laki-laki kuat yang sering jadi bahan perbincangan. Terkenal akan kemampuannya dalam segala aspek dan perfeksionisme-nya. Berani, keras, dan cerdik.
Dengan segala sikap kepimpinan yang dimiliki, ia dipercayai angkatan sebelumnya untuk mengepalai Vagolazer, geng besar angkatan genap yang ada di setiap sekolah internasional Jakarta. Di antaranya SMA Hadover—tuan rumah Vagolazer, SMA Cempaka, SMA Majaya, dan SMA Orchison.
Meski terkenal tangguh, Vagolazer memiliki anggota perempuan. Akan tetapi, perempuan yang ingin masuk ke sana pun harus bersyarat. Salah satunya adalah bisa bela diri. Sehingga sewaktu-waktu ada saat yang genting, mereka dapat bertarung.
Vagolazer punya pesona yang gak pernah mengecewakan siapa pun. Bukan hanya geng motor bandel atau geng tawuran gak jelas. Vagolazer lebih dari itu.
War and Fight for Reason.
Aturan nomor satu.Selain banyaknya aturan untuk masuk ke sana, anggota Vagolazer juga tidak diperbolehkan untuk nakal tanpa otak. No sex. No drugs.
Itu aturan nomor dua.Begitu sampai di kantin, Alvarez sudah ditunggu oleh keenam temannya. Siapa lagi kalau bukan anak-anak alfa Vagolazer.
"Al, lo yakin mau biarin Alegro keluar?"
Sanchez Kenzo Cyr, salah satu anggota Vagolazer yang sifatnya paling normal itu melemparkan pertanyaan yang memanaskan hati Alvarez.
"Gue baru dateng lo nanya gituan. Gue gak peduli bangsat. Bodo amat."
Kali ini, Archilles Phrogio, cowok manis yang biasanya suka ngebanyol itu setuju dengan Alvarez. "Ribut mulu tai sama Alegro. Daripada ngotorin nama Vago, biarin aja lah dia pisahin diri bareng kurcacinya."
"Ya, gue gak nyangka aja kalo kita beneran sampe pecah kayak gini," ucap Sanchez. "Lo kan tau kalo ada yang keluar, pasti orang-orang langsung kepo. Apalagi dia keluarnya rombongan."
"Gue tuh gak paham ama apa yang ada di otaknya. Ada aja yang gak satu tujuan sama kita. Malah kerjaannya nambah masalah mulu!" Nah, itu Zevano Skanet Lasmano, si kapten futsal. Selain Alvarez, dia yang paling banyak didemenin ciwi-ciwi.
Sayangnya, Zevano ini lagi ngejar cewek. Jadi kayaknya gak ada harapan buat dapetin dia.
"Udah seminggu itu orang gak nimbrung apa-apa. Barengan sama Gavin, Noah, Aleera, sama Violette keluarnya." Selena Hazel, salah satu perempuan hebat yang bisa menjadi bagian Vagolazer. Primadona, berani, dan pintar. Meskipun masuk Vago, dia bisa bertahan di juara 2 paralel.
"Bagus lah." Alvarez tidak ambil pusing.
Mulanya, alfa dari Vagolazer SMA Hadover ada 8 laki-laki dan 5 perempuan. Tapi karena ada banyak konflik yang terjadi di antara mereka, kini hanya tersisa 5 laki-laki dan 2 perempuan.
Padahal Vagolazer itu geng terkompak dan terkenal di SMA Hadover. Masuk ke geng itu gak gampang karena harus berurusan sama Alvarez dulu pada angkatan 28 ini. Buktinya, ia tidak mengambil banyak anggota pada angkatannya.
Cuma ya gak semua selalu berjalan mulus. Dalam pertemanan pasti ada aja yang bikin ricuh.
Contohnya, Alegro Gerran Pratama. Cowok itu selalu menyimpang dari syarat yang Vagolazer tentukan. Anggota Vago itu gak boleh ada yang konsumsi narkoba, tapi dia melanggar. Gak cuma itu sih masalahnya. Masih banyak lagi. Nanti kalian juga tahu.
"Yah, gebetan lu keluar, ngab," kompor Alea Zaneta, yang cantiknya overload. Ia adalah ketua cheerleader SMA Hadover dan model iklan. Cewek ini ramahnya bukan main. Gak cuma menang fisik, dia juga bertalenta. Suaranya bagus banget.
Zevano berdecak lidah. "Ya iya lah! Dihasut Aleera pasti. Kurang ajar itu anak."
"Makin bisa deh si Gavin deket-deket Vio," lanjut Ray Valenco, si pecicilan dan receh. Suka ngelawan guru dan biasanya jadi penyebab teman-temannya dihukum. Udah gitu, dia juga suka minta-mintain PR dan ngutang di Markojack—Marimas Kopi Bang Jek— tempat nongkrong mereka.
Tapi tenang, dia suka balas budi kok. Utangnya juga langsung dibayar dua kali lipat, kalo ingat.
"Yeh mana pernah gue kalah dari dia. Liat nanti siapa yang bisa dapetin Vio!" Zevano pede. "Lo juga dukung gue napa. Gini nih sahabat?"
Archie menyahut, "Ah bacot lu pada. Kesian tuh ada yang baru putus. Toleransi dikit ngapa!" Ia melirik Alvarez dengan senyum meledek.
"Baru putus pale lo? Udah setahun yang lalu anjir!" bantah Alvarez.
"Ah.. iya.. kesian banget ya putus sama Aleera gara-gara dihasut sama sepupunya," ungkap Ray, sengaja membuat Alvarez jengkel. "Emang biadab si Alegro. Sabar ya, Al."
Aleera Madison Pratama, sepupu Alegro sekaligus mantan pacar Alvarez. Alasan mereka putus gak gitu jelas. Parahnya, Alvarez juga bodo amat diputusin.
Lagian Alvarez mikir, entar yang nyesel juga mantannya. Dia mah lagi sendiri juga banyak yang mau! Tapi pada gak berani deketin aja karena judesnya minta ampun.
"Cuma Alvarez yang putus gak ada galau-galaunya," ceplos Sanchez.
Alvarez cuma berdeham.
"Hm hm doang lagi." Selena ketawa. "Emang bener parah lo, Al. Gak ada peduli-pedulinya."
"Padahal dapetin Aleera susah anjir," tambah Archie.
"Dih? Gak usah lebay." Selena memutar bola matanya. "Susahan juga dapetin gue."
"Iya dah, Neng Jago! Udah paling jago lu," sahut Ray biar Selena puas.
Zevano melihat jam tangannya. "Eh, btw sekarang jam pelajaran siapa harusnya?"
"Character Building. Guru BK-nya juga gak pernah masuk. Makan gaji hasil ngomelin kita doang kan. Sante aja dulu di sini ngopi-ngopi kite." Archie tersenyum santai sambil mengangkat kaki.
"Ada CCTV ya. Gue ingetin aja." Alea melirik CCTV yang terletak di pojok atas kanan. "Jangan sampe lo kena terus ngamuknya ama kita-kita."
Archie melihat ke arah CCTV. Tidak takut sama sekali, ia malah menunjukkan jari tengah ke arah benda berkedip lampu merah itu.
Di saat yang lain menertawai Archie, Zevano malah berdiri. Ia melangkahkan cepat kakinya ke arah lapangan saat matanya tidak sengaja melihat sesuatu yang gak asing menggantung di tong sampah.
"Mo kemane lu?" Ray sengaja memperbesar suaranya supaya Zevano dengar.
Alvarez pun cuma mengamati Zevano saja. Hari ini mood-nya lagi gak begitu bagus, jadi ia semakin banyak diamnya.
"Ngapain, Zev?" teriak Sanchez.
Yang bikin mereka bingung itu, Zevano ngedeketin tong sampah dan fokus banget ngelihatin isinya.
"Woi, anjing banget mereka!" pekiknya.
Zevano bikin semua orang penasaran. Apalagi Selena dan Alea yang makin kepo karena cowok itu terus-terusan obrak-abrik tongnya tanpa kasih tahu ada apa. Kedua gadis cantik itu pun menyamperinya.
"Ada apaan sih?" tanya Alea. "Gak usah diacak-acak juga, Zev. Baunya ke mana-mana tau!"
Zevano mengangkat benda yang menjadi perhatiannya. "Gimana gak gue acak-acak. Lo liat nih kelakuan Alegro!"
Selena dan Alea melongo saat melihat almet Vagolazer yang sudah dikoyak dan dicoret-coret. Saat melihat badge name-nya, ternyata itu memang bekas kepunyaan Alegro.
"Ada yang berani ngotorin nama kita?"
Alvarez tiba-tiba datang. Zevano pun langsung memberi almet tersebut ke tangan cowok bertubuh atletis itu.
Alvarez dapat melihat semua coretan bahasa kasar di almet tersebut. Yang tadinya gak mau ngurusin, sekarang Alvarez semakin gak tahan. Ia tidak terima nama Vagolazer sampai dibuat kotor seperti itu.
Melihat ada nama baru yang tertulis di almet lusuh itu, Alvarez menyeringai tajam. "Oh, Gladiator nama baru mereka?"
⛓⛓⛓
Seorang gadis bersurai panjang memandangi fotonya bersama dengan sosok perempuan yang paling ia kasihi setelah mendiang ibunya. Semenjak kejadian tiga bulan lalu, ini lah yang menjadi rutinitasnya.
"Kak Ashley gak mungkin bunuh diri." Ia terus menggeleng bersamaan dengan air matanya yang jatuh.
Gadis itu mengambil bingkai foto yang tadi berhasil ia dapatkan sewaktu berhasil masuk ke kamar Ashley diam-diam. Ia membalik bagian belakang bingkai tersebut dan menemukan kalimat di sana.
Vagolazer itu obat, keluarga, dan hadiah terindah yang pernah ada dalam hidup gue. They know everything about me.
"Vagolazer," gumamnya. "Tenang, Kak. Lewat mereka, aku bakal cari tau alasan sebenarnya Kak Ashley meninggal. Aku gak mau sepele-in ini."
Gadis itu tidak sabar menunggu hari esok, hari pertamanya masuk ke SMA Hadover. Ia akan mencari tahu siapa, bagaimana, dan seperti apa Vagolazer itu.
Sebab, bisa saja orang-orang yang dianggap keluarga oleh Ashley itu justru menjadi penyebab dan alasan ia meninggal dunia.
⛓⛓⛓
𝗩 𝗔 𝗚 𝗢 𝗟 𝗔 𝗭 𝗘 𝗥
1. Demeus Alvarez Askantara
2. Zevano Skanet Lasmano
3. Sanchez Kenzo Cyr
4. Archilles Phrogio
5. Ray Valenco
6. Alea Zaneta
7. Selena Hazel—
𝗚 𝗟 𝗔 𝗗 𝗜 𝗔 𝗧 𝗢 𝗥
1. Alegro Gerran Pratama
2. Noah Dres Herga
3. Gavin Balker
4. Aleera Madison Pratama
5. Violette de Canberra
***If nobody tells me, i'll figure it out.—Athena Chloe Zevanie—***Tiga bulan selepas kematian kakak perempuannya, Athena tidak pernah sekalipun merasa baik-baik saja. Alih-alih melanjutkan hidup sebagaimana awalnya, ia justru berniat untuk mencari tahu alasan di balik kematian Ashley Cella Zevanie.Hari ini adalah hari pertama Athena masuk ke SMA Hadover. Ya, ini adalah langkah awal yang cukup sulit diraih karena dari TK sampai kelas 10, ia selalu disuguhkan homeschooling. Untungnya, ia berhasil membujuk ayahnya."Semoga lo dapet temen yang seru ya, Na. Duduk aja nanti sama Ella, biar gak canggung-canggung amat."Kepala Athena dibelai lembut oleh kakak laki-lakinya yang berumur 25 tahun, Reval. Tentu, Athena mengernyih curiga ketika mendapat perlakuan yang jarang ini."Apa nih tumben banget?" Gadis itu tertawa."Gue tau lo butuh belaian," canda Reval sekejap. Lalu, ia kembali serius. "Inget ya, Na. Kalo ada yang gangguin lo, lapor gue langsung."Athena mengangguk. "Siap, Bos! Gue tur
If you don't want a sarcastic answer, don't ask a stupid question.—Demeus Alvarez Askantara—(unknown)***JREEENGGG!Ray mengangkat satu kakinya ke atas meja. Dengan gitar di pangkuannya, dia bersenandung dan bernyanyi ria.Mengapa kita ditakdirkan berjumpaPadahal kita takkan mungkin ke sanaKe tujuan sama bertemu di tengahnyaMenunggu yang kutahu sia-sia"Berisiiiiikkk, Ray! Lo pikir suara lo bagus ya?!" gerutu Selena, merasa suara Ray merusak selera makannya.Seakan tak peduli, Ray tetap lanjut.Kupetik bunga mawar warna jinggaHanya semata senyum kau dibuatnyaTak sadar 'kan durinya terluka di akhirnyaMencinta tanpa tahu akibatnyaMalahan sekarang Archie ikut-ikutan nyanyi dengan asyiknya.Di sana kau bahkan tak sesaat pun teringat'Ku yang selalu mengingatDi sana 'ku bukan yang utamaDi sana kau terlihat bahagia"Wohoooo! Merdu banget woy suara gueee!" sorak Ray bangga. Ia mengangkat gitar, lalu membungkuk dengan percaya diri."Lo berharap kita puji?" sindir Zevano."Ssssstt,
***I don't wanna be afraid of anybody. Just try and see how far this things is gonna be.— Athena Chloe Zevanie —***Alvarez menautkan kancing seragamnya satu per satu. Karena buru-buru, ia hanya sekadar mencantolkan dasinya di saku. Ia langsung keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tamu untuk menyamperi Kakeknya."Alva berangkat ya, Kek," pamit Alva, mencium punggung tangan laki-laki berumur 74 tahun itu. "Kalo ada perlu sesuatu, bilang aja ke bibi. Kalo genting, telepon Alva."Harles menahan tangan Alvarez yang melepasnya seakan menyuruh cowok itu untuk tunggu sebentar. Tanpa bersuara, ia menunjuk ke arah pintu depan yang terbuka dengan arahan mata. Alvarez pun cepat memindahkan pandangannya.Seorang pria berkepala empat dengan setelan jas kerja di tubuhnya masuk menginjak lantai mewah rumah Harles. Pria tersebut tersenyum aneh seraya memandangi Alvarez."Buat apa kamu ke sini?" tanya Harles. Umur tidak menghilangkan kegagahannya. "Jangan ganggu cucu saya!"Alvarez menggerta
***"Bro, gue ke Laskar Sekutu boleh, ya?" izin Athena yang sudah siap memakai sneakersnya. Ia tampak cantik dengan outfit santai.Reval mengeluarkan ekspresi bingungnya dan itu membuat Athena juga bingung. Mereka sama-sama bingung.Athena terkekeh seraya mengibas tangan di udara. "Apaan sih muka lo? Kagak bisa biasa aja?""Ngapain lo ke Laskar Sekutu?""Mau nemenin Rivera nonton cowoknya balapan. Emangnya kenapa?"Reval mendengkus. "Lo gak tau itu kawasan Invaders?""Oh iya?" Athena mengedikkan bahu. "Mana gue tau, gue cuma diminta Rivera temenin doang karena Ella sama Milen berhalangan. Emang kalo kawasan Invaders kenapa?"Reval malah bertanya, "Cowoknya Rivera siapa?""Alegro, anak Gladiator.""Ah, gak boleh deh! Ngapain juga lo nonton orang taruhan balapan? Gak penting banget," cibir Reval."Kesian banget kalo gue batalin tiba-tiba, Kak. Lagian entar Rivera cewek sendirian jadinya malah bahaya." Athena mendekat, lalu menepuk Reval. "I'll be safe, kok! Tenang aja! Okeey?"Reval ber
***Athena duduk di kursi samping lapangan. Di saat Ella dan Milen menemani Rivera untuk bertemu dengan Alegro, ia memilih untuk menunggu di sini.Athena tidak mau banyak-banyak bertemu Alegro. Cowok itu memunculkan sedikit rasa takut baginya. Dengan perawakan tak terurus seperti preman, resmi ia menganggap kalau Alegro itu buronan."Athena?"Ketika seseorang menyebut namanya, Athena langsung menengok."Kok kamu—""Haaaiii, Kak Noah!" Athena tersenyum semringah mendapati Noah. Ia dengan cepat bangkit dan berlari kecil mendekati cowok itu. Lalu, ia memeluknya dengan akrab. "Akhirnya kita ketemu!"
***Hidup itu emang susah,yang gampang itu ngeluh— Athena Chloe Zevanie —***Melamun, kepikiran, nangis. Begitu saja terus rutinitas Athena setiap malam di saat ia mengingat Ashley dan mulai merindukannya. Menerima kepergian saudara itu tidak mudah loh. Jadi jika Athena begini, wajar kan?Kini, Athena terus memandangi fotonya bersama Ashley yang diambil tiga tahun lalu waktu ke Disneyland Hongkong.Tok tok tok!"Na, ayo makan malem."
⛓⛓⛓Saat bel istirahat pertama berbunyi, Athena mengibrit ke perpustakaan oleh karena Ella yang memberi info bahwa perpustakaan Hadover menyediakan banyak novel pinjaman."Tungguin gue kenapa, Na!" teriak Milen, mengejar langkah Athena yang begitu cepat. "Semangat bener sih lo!"Athena menoleh sekilas ke belakang. Ia menyengir bahagia."Athenaaa!" Ella si pemilik suara yang paling cempreng mulai beraksi. Ia mengayuhkan tangan dengan semangat. "Sini bentar. Sini sini sini!"Athena berhenti. Ia berbalik badan, lalu menghampiri Ella dan Rivera yang sudah berhenti melangkah da
Halooo semua!Sebelum baca, yuk klik vote biar aku semangat🥰Kalo udah, yeeeyy, selamat membaca ALVAREZ!🧡***When you become a leader, you have to stick with responsibility—Demeus Alvarez Askantara—***Sebelum bel masuk, Athena menyempatkan diri untuk menemui Noah lagi. Oleh karena semalam lewatchatsudah meminta laki-laki itu untuk bertemu di kantin B, maka di sini lah ia sekarang."Athena,