Choky membuka pintu samping sopir mobil Nanda yang terparkir di pinggir jalan. "Sepertinya yang membawa mobil ini kabur, Nada dan ibunya juga tidak ada di dalam mobil."Putra mendecak kesal lalu mengacak rambutnya. "Sial!"Choky mengambil kunci mobil yang masih terpasang. "Mungkin dia takut begitu melihat kita mengikutinya sehingga tancap gas lalu kabur meninggalkan mobil dan akhirnya pria tadi ingin membawa kabur.""Kamu sudah pakai sarung tangan?""Ya." Choky mengangkat kedua tangannya yang masih memakai sarung tangan kulit. "Kamu ingin aku membawa mobil ini dan cek sidik jarinya?""Ya, aku ingin tahu siapa yang membawanya." Putra melihat jam tangan. "Waktu kita tidak banyak, aku harus cek tempat lain juga.""Apakah kamu akan mengambil cuti untuk mencari Nada?"Putra berhenti lalu menatap bingung Choky. "Tentu saja, memang untuk apa lagi?""Aku ikut minta cuti.""Apa?"Choky nyengir tidak bersalah. "Kelihatannya seru, aku tidak mau ketinggalan.Putra menatap jijik Choky.Sementara d
Beberapa jam kemudian."Wah, kamu membelikan aku barang sebanyak ini? Darimana?""Kerja dong demi kamu.""Terima kasih ya, sayang.""Sama-sama, semua yang kamu inginkan tinggal bilang saja. Pasti aku kabulkan.""Oke."BRAK! BRAK!Teriakan dari dalam rumah, muncul di mana-mana. Putra maju dan berhadapan dengan teman Adam. "Kamu yang bernama Ali?""I- iya.""Kamu yang menggelapkan mobil kakak Adam serta mencuri kartu debitnya?"Ali jatuh berlutut dan mengangkat kedua tangannya, dia menjawab dengan nada gemetar. "A- Adam yang memberikan ke aku kartu debitnya untuk membayar hutang, tapi masalah mobil itu-"Putra tersenyum licik. "Ingin saya bantu bebas dari penjara?""A- apa?""Kamu masih muda dan saya memikirkan masa depan yang panjang untuk kamu, terutama-" Putra melirik kekasih Ali. "Kalian berdua akan menikah?"Kekasih Ali terkejut lalu menunduk malu, ditatap pria tampan membuat jantungnya berdebar kencang.Putra menatap dingin Ali, kedua tangannya dilipat ke belakang sementara kelua
Ibu Nada menangis diam-diam di kamar setelah menghubungi Putra dan mendengar janjinya lalu mengambil handphone Nada di tasnya, sebelum ayah Nada menculik anaknya sendiri, dia berhasil mengamankan handphone Nada. Ketika ayahnya bertanya dimana keberadaan handphone Nada, dia menjawab tidak ada.Ibu Nada belajar dari masa lalu, ketika handphone putrinya tidak ada saat di rumah sakit, tidak lama Nanda mengembalikannya di rumah lewat ibu."Bukankah kamu akan membelikan yang baru?""Tadinya begitu, tapi aku bertemu teman Nada tadi dan dia mengembalikan handphone ini. Katanya terbawa." Bohong Nanda. Handphone itu sebenarnya dikembalikan Putra supaya Nada lebih banyak istirahat."Kalau begitu, ibu berikan ke Nada ya."Nada gembira ketika handphonenya kembali. Saat ditanya, ibu menjawab terbawa Nanda di dalam mobil. Nada pun tidak membahasnya lagi, karena waktu itu memang ke rumah sakit memakai mobil Nanda.Mengingat hal itu, hati ibu Nada dan Nanda menjadi sakit. Kakak dan adik saling melind
Keesokan harinya, banyak keluarga dekat kedua belah pihak datang, kecuali keluarga ibu Nada tentunya. Para istri dan anak-anak menyambut tamu sementara ayah Nada tertawa bangga.Akad nikah Oza dan Nada akan dimulai, semua orang sudah duduk di tempat masing-masing.Penghulu dan Oza mulai mengucapkan sumpah nikah, tanpa Nada. Mungkin ini adalah pemandangan aneh bagi sebagian orang, tapi para saksi dan tamu diberitahu mengenai sakitnya Nada sehingga harus mempercepat pernikahan, ketika penghulu bertanya sah.Semua menjawab sah lalu ada yang berteriak kencang tidak sah!Sontak para tamu ribut, siapa yang berani mengganggu janji suci?Putra muncul dan berteriak. "Nada sedang hamil, jadi pernikahannya tidak sah!"Para tamu terkejut dengan ucapan Putra, jika pengantin wanita hamil, itu berarti pernikahan menjadi tidak sah.Oza berdiri dan menatap kesal Putra. "Siapa kamu? Berani menghancurkan pernikahan suci saya?"Putra menjawab dengan lantang. "Saya adalah ayah dari bayi yang di kandung Na
Kinara sedang duduk di samping Reiko yang melihat dokumen pinjaman bank milik keluarga Radhika di sofa dekat meja kepala keluarga, sementara sang kepala keluarga melempar semua surat permintaan maaf, permohonan dan mengungkit kebaikan masa lalu ke dalam perapian.Reza yang duduk di seberang Kinara membandingkan dokumen asli dan palsu lalu mencoretnya bersama Arka.Kepala keluarga Radhika dan istrinya, Oza dan istrinya lalu saudara-saudara Oza duduk bersimpuh di lantai marmer dingin."Tuan besar, saya minta maaf karena keluarga kami telah ceroboh menyentuh salah satu orang anda. Tolong maafkan kami." Kata kepala keluarga sambil bersujud membenturkan kepalanya di lantai.Lina terkejut, baru kali ini melihat ayah mertuanya yang berwibawa melakukan hal serendah itu."Sepertinya baru pertama kali kamu melihat pemandangan ini?" tanya Kinara ke Lina.Lina terkejut lalu menundukkan kepalanya."Harusnya kamu bersyukur, suami dan keluarga suami masih melindungi kamu. Mereka tidak melempar semua
Lina melempar semua barang yang ada di dekatnya dengan frustasi setelah mendapat teguran keras dari pihak keluarga suaminya. Oza yang baru masuk ke dalam kamar, menenangkan wanita yang dicintainya. "Lina, tenanglah. Kenapa kamu marah?" Lina tertawa sedih. "Bagaimana aku tidak marah? Kenapa semua rencana aku menjadi gagal?" Oza menghela napas panjang. "Sebaiknya kita harus menyerah, aku tidak mau melihat kamu terluka lagi." Lina frustasi. "Aku ingin anak, dan tidak bisa memberikannya kepada kamu. Nada adalah pilihan terbaik." "Kamu bisa melihat kemarahan kepala keluarga, bukan? Keluarga Radhika tidak bisa-" "Oza, aku berusaha sabar menjadi istri kamu. Tapi, tolong bantu aku-" "Lina." "Aku ingin kamu bahagia dan kita bersama." "Masih ada wanita lain, jangan ganggu dia." Geleng Oza. Lina menatap sedih sang suami. "Tidak bisa, aku tahu kamu mencintai Nada." "Lina." "Katakan padaku, kalau kamu juga mencintai Nada." Oza menggeleng sedih. "Tidak, Lina. Hanya kamu cinta aku." "BO
Vivi yang mengedarkan pandangan di sekeliling lobby, bertanya dengan senyum mengembang. "Tidak ada yang tahu?"Para pegawai yang sedari tadi mengintip, sontak kembali ke tempat masing-masing, bahkan general manager diam-diam kabur.Putra dan Nada menghela napas bersamaan."Apakah perlu kalian mengganti guci yang aku pecahkan sekarang untuk berkata jujur?" tanya Vivi.Putra bicara ke Nada. "Bu Nada, saya minta maaf karena tidak sempat mengirim informasi ke pihak marketing. Masalah kompensasi- saya bisa berikan solusi kepada anda."Nada menghela napas panjang. "Solusi apa?""Anda bisa memutuskan hubungan secara sepihak ke TA, anggap ini bukan kesalahan hotel. Harusnya pihak TA juga tahu soal pemutusan hubungan kerja sama."Nada tidak setuju dengan solusi Putra. "Sama saja dengan anda hendak lepas tangan, saya tidak mau.""Lalu, apakah anda memiliki solusi?""Kita harus meminta maaf dan juga memberikan kompensasi, setidaknya nama baik hotel kita tidak akan rusak karena kesalahan satu ora
Nanda tertawa muram mendengar ucapan tidak bertanggung jawab istri ayahnya. "Jadi, intinya kalian menjual Nada dengan dalih merawat sejak kecil? Apakah karena kamu menyebar sperma kepada ibuku, jadinya kamu ingin meminta ganti rugi?"Ayah Nanda terbatuk keras begitu mendengar ucapan sarkas putranya. Para istri menjadi khawatir dan menatap marah Nanda. Nanda merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya. "Aku tidak akan membuat adikku menikah dengan Oza hanya untuk keuntungan kalian, dan seharusnya kalian semua camkan ini. Aku, Nanda. Tidak akan pernah mengizinkan kamu, menjadi wali nikah adikku.""NANDA!" Ayah Nanda berteriak marah. "Aku adalah wali Nada!""Tidak! Nada dan aku tidak punya ayah, ayah kami tidak jelas hilang kemana.""ANAK KURANG AJAR!" Bentak ayah Nanda.Nanda keluar dari rumah ayahnya dengan muak, tidak lupa membanting pintu dengan keras.Nanda tidak habis pikir, kenapa ibunya terjebak dengan pria semacam itu?***"Bukankah sudah pasti? Ayah merayu ibu."Malam ini
Ibu Nada merasakan kekecewaan terbesar ketika suaminya menampar wajah saat berdebat tentang anak-anak mereka. Dulu pria di hadapannya adalah tumpuan dan harapan masa depan, mimpi untuk bisa menua bersama pria yang paling dicintainya. Tapi Tuhan memberikan jalan yang cukup kejam untuk dirinya.Semua orang tidak mau tahu alasan Ibu Nada yang selalu membela mantan suami.Aku hidup dari keluarga bahagia, Ayah kandung yang mencintai ibunya dan juga mereka berpisah karena maut memisahkan. Ayah meninggal terlebih dahulu, lalu beberapa tahun kemudian menyusul Ibu. Batin ibu Nada. Aku ingin menua seperti itu, tapi faktanya Tuhan memberikan orang yang salah.Teringat dengan masa lalu Ibu Nada dan ayah kandung Nada, pertama kali saat berkunjung di rumah. Saat itu, ayah kandung Nada merupakan salah satu sahabat dari adik ibu Nada yang terpaut tiga tahun. Datang bermain bersama kelompoknya lalu lama kelamaan pria itu mendekati ibu Nada dan mereka mulai menjalin hubungan.Ibu Nada yang polos dan ti
Nada menjadi kesal, karena video yang disebar oleh Putra! orang-orang jadi mengenalnya, kalau tetangga sih tidak masalah karena Putra sudah menyiapkan alibi yang bagus, tapi herannya saat salah satu anak tetangga membantu Nada dengan menuliskan komentar bahwa Putra adalah suaminya, komen itu malah ditolak.Nada dan Nanda yang mendengar itu dari anak tetangga menjadi bingung.Bukankah Putra menyebar luaskan hubungan mereka? Tapi kenapa malah menghapus penjelasan orang lain? Bukankah hal itu sangat menguntungkan mereka berdua?Nada mendecak kesal. "Pasti dia ingin mempermainkan aku.""Dia hanya ingin melindungi kamu. Jangan berpikiran buruk, siapa tahu dia punya ide yang lebih baik untuk melindungi kamu."Nada menolak nasehat kakaknya. "Kakak dengar sendiri perkataannya tadi kan? Setiap komen dan menuliskan nama Nada, malah error, tidak hanya itu- tiba-tiba saja akunnya di non-aktifkan."Nanda tidak bisa menepis perkataan adiknya. "Apakah benar Putra yang melakukannya? Bagaimana jika or
Semua orang tidak tahu, Putra tidak memiliki pengalaman kencan sama sekali, dia juga tidak tertarik menjalin hubungan dengan para wanita yang nekat mendekatinya, kecuali Nada.Ada alasan tersendiri kenapa Nada bisa menarik perhatiannya."Kamu harus makan banyak." Putra menambahkan daging ikan lagi ke Nada.Nada bingung dengan kebaikan Putra, namun dia tidak berani mengutarakannya.Pemandangan di kantin pun menjadi luar biasa, para staff yang ikutan makan, tidak bisa tidak melihat kedua musuh yang sedang makan, tapi mereka tidak berani mengganggu.Salah satu staff wanita yang duduk di dekat manajer operasional dan general manajer, bertanya ke temannya. "Apakah tidak ada yang bisa menyelamatkan bu Nada? Kasihan lho anaknya, bisa-bisa bu Nada melahirkan terus anaknya mirip dengan pak Putra."Teman staff yang duduk di sampingnya, mengetuk meja dan menggeleng jijik. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampai punya anak dengan Pak Putra. Memang ganteng sih, tapi kalau masalah mental- tidak akan
Putra mengerutkan kening dengan curiga, menatap bubur kacang hijau dan teh jahe di meja kerjanya. "Apa ini?"General manajer tersenyum. "Sarapan yang baik untuk pekerja keras seperti Pak Putra.""Hah?""Yah, tidak ada salahnya bukan makan makanan seperti ini," rayu general manajer.Putra menunjuk mangkok dan gelas di mejanya. "Dan untuk apa saya makan makanan seperti ini di pagi hari? Mau mempermainkan saya?""Haduh, Pak Putra ini gimana sih." General manajer melambaikan tangan sambil tertawa bersama salah satu staff fb. "Lihat, atasan kita agak sensitif sekarang."Putra menaikkan salah satu alis, menatap dua pria yang sedang tertawa tanpa tahu malu.General manajer terdiam begitu melihat Putra menatap tajam dirinya lalu menggoyangkan tangan ke arah staff fb.Staff fb mendadak diam."Jadi, dalam rangka apa kalian memberikan ini kepada saya?"General manajer menunjuk mangkok. "Itu dari saya. Lalu yang teh jahe itu dari manajer keuangan pusat, beliau bilang sangat bagus untuk Ibu hamil.
Putra bertemu dengan Nanda di malam hari, kafe yang sama saat Putra mengatakan yang sesungguhnya bahwa dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung Nada."Apa yang terjadi?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Nanda."Oza datang ke tempat kerjaku." Nanda langsung bicara ke intinya. "Dia mengancam.""Apa yang pria itu katakan?""Dia bilang, sudah tahu mengenai hutang milikku.""Hutang? Apakah kamu berhutang?""Ya, ada hutang tapi sudah lunas. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau aku sudah melunasinya. Semua berkat kamu.""Ah. Masalah kartu debit, tabungan dan kredit yang dihabiskan adik tiri? Bukankah sudah lunas? Bank Fumoshi juga sudah mengeluarkan bukti pelunasan." Putra mengangguk paham."Kira-kira Oza tahu dari mana? Apakah dia mengeluarkan asumsi sendiri?" Tanya Nanda yang tidak paham. "Ayah tidak mungkin tahu hal ini, tapi para selingkuhan dan Ahmad? Mereka tahu, tapi- tidak mungkin bicara ke Oza mengenai hal itu kan?"Putra bisa menduga ulah saudara dan ibu tiri
Masih segar di dalam ingatan Putra, apa yang dilakukan kedua orang tuanya semasa kecil, mereka berdua tidak akan segan memukul bahkan tidak memberikan makan, orang tua Putra tidak akan berani menyiksanya lagi ketika pemilik wisma datang dan menyelamatkannya. Karena Putra lahir tanpa diharapkan, berkali-kali Ibunya melakukan aborsi sampai hampir mati, berkali-kali pula dirinya selamat."Oh." Hanya itu kata yang bisa dia ucapkan."Kamu, tidak menuntut mereka berdua? Aku yakin mereka akan balas dendam atau melakukan sesuatu, terutama jika Yami yang bergerak menjadi penjamin." Vivi khawatir Yami akan bertindak lebih tidak masuk akal.Choky mengangguk. "Lebih baik menuntut mereka berdua kembali ke dalam penjara."Putra menjadi gelisah. "Jika saya melakukan hal itu lebih keras, bukankah saya akan menjadi anak tidak tahu balas budi?"Vivi baru menyadari sekarang bahwa dirinya sejak kecil tidak memiliki orang tua, Choky juga sama lalu Reza tidak pernah dekat dengan orang tuanya yang memiliki
"Foto?" tanya Nanda dengan nada tidak percaya. "Bagaimana bisa kamu mendapatkan foto adikku?""Proposal.""Propo-" Nanda akhirnya teringat tipu muslihat yang dilakukan ayah kandungnya. "Brengsek! Kenapa kamu tidak bertanya dulu ke Nada dan langsung main setuju saja? Kami sudah lama berpisah dengan pria mesum itu.""Dia suka menjual kalimat bernada agama, bagaimana bisa saya tidak percaya?"Nanda teringat dengan kelakuan agamis ayah kandungnya. "Lalu untuk apa kamu datang ke sini jika hanya memaksakan diri? Mengumumkan bahwa kamu akan menikah dengannya? Kamu bahkan mengakui anak dari pria lain sebagai anak kamu. Ah, ngomong-ngomong berhentilah memanggil aku Kakak ipar, aku tidak suka.""Kenapa Kakak tidak suka? Padahal saya suka panggilan itu."Nanda merinding begitu mendengar perkataan Oza."Saya datang ke sini tidak secara cuma-cuma, saya ingin menawarkan sesuatu untuk Kakak ipar- jika Nada bersedia menjadi istri saya.""Dengar, kamu tidak perlu menawarkan apa pun. Aku tidak-""Saya
"Yang jadi masalah adalah acara yang akan kita mulai dalam waktu dekat, kita tidak bisa membatalkannya begitu saja." Vivi bersandar di kursi empuknya. "Semuanya sudah disiapkan, lalu hotel kita sekarang disorot dan ditekan oleh publik untuk memecat Nada. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tetap terus atau membatalkan acara?"Reza bertanya ke Nada. "Apakah nantinya kamar akan full booked?"Nada mengangguk dan menjawab cepat. "Memang belum masuk high season, tapi kami sudah menerima down payment untuk sewa kamar selama beberapa hari. Kamar kita full booked."Vivi mengangkat kedua alis ke Reza.Reza tersenyum. "Selama kamar penuh, tidak perlu memikirkan hal lain.""Lalu bagaimana dengan acaranya? Kita sudah persiapkan jauh hari, termasuk menu.""Kita buat acara yang sedikit berbeda tapi tidak terlalu menyimpang dengan semua persiapan kita," jawab Reza. "Sekarang hotel sedang ditekan secara publik, tidak akan ada yang percaya kalau kita klarifikasi bahwa kita yang membuat konsep itu te
Vivi memberikan jalan tengah. "Lupakan tentang masalah siapa Ayah kandung dari anak Nada. Fokus kita yang utama adalah pekerjaan kita, tidak usah pedulikan yang lain.""Tapi, ada wartawan yang berusaha mencari Bu Nada.""Benar, selain itu ada ulasan dan rating jelek dari netizen. Mereka menyuruh kita memecat bu Nada.""Media sosial perusahaan juga dikejar oleh netizen.""Apa kita harus diam saja?"Vivi tersenyum. "Lalu letak kesalahan kita di mana? Nada tidak mengandung anak Oza lalu dia juga mengumumkan anak dari wanita lain, yang berarti- istrinya juga pasti setuju dengan kehadiran Nada. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan di sini, anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi, dan kalian tidak perlu ikut campur, tapi sebagai tim- kalian harus saling melindungi. Lalu Putra-"Putra membungkuk ke arah Vivi. "Ya, Nyonya."Vivi tersenyum kecil. "Aku tidak mau hal ini terulang kembali.""Baik.""Berlaku untuk yang lain juga, jangan suka memainkan kekuasaan dengan para bawahan." Vivi menge