Kalau dipikirkan lagi secara logika, memang masuk akal. Putra dan Nada terlihat pucat serta mual, namun sekarang malah memiliki tenaga untuk bertengkar."Mereka terkena flu?""Hii- kata orang tua, kalau saling bermusuhan, sakitnya bisa bersamaan."Choky dan General manager hanya memakan pizza sambil mendengar celetukan orang-orang."Jangan-jangan mereka akan menjadi pasangan?"Semua orang yang sedang mengintip sontak terdiam sesaat lalu menggeleng dengan yakin, kecuali Choky dan General manager."Tidak mungkin.""Tidak akan.""Aku pasti akan berpikir dua kali untuk menikahi musuh.""Aku juga sama."Choky mengambil kembali pizza dari kotak di tangannya, dia yakin Putra pasti tidak akan mau makan ini. "Siapa tahu mereka memiliki hubungan terlarang."General manager tersedak mendengar ucapan ngawur Choky, untung saja tangan kirinya sudah tersedia cola. Eh, tangan kanan bisa buat makan, terus tangan kiri buat minum bisa nggak ya?"Pak Choky ini tidak pernah tahu prinsi permusuhan abadi. B
Lima orang tim marketing, termasuk Nada. Bisa mendengar teriakan emosional Putra."Bu, yang sabar ya.""Anggap saja sambil lalu.""Kami tahu, bu Nada tidak sengaja bertengkar dengan pak Putra."Nada menghela napas panjang sambil membereskan mejanya, tadi dia tidak tahu kenapa Putra menyuruh ikut, lalu berhenti di depan front office dan menunggu.Nada terpaksa masuk ke dalam ruangan marketing, namun tidak tahu apa yang harus dilakukannya, hanya berdiri diam di samping meja. Begitu mendengar teriakan Putra, dia bergegas mengemasi barang-barangnya."Ibu mau kemana?""Ibu tidak dipecat kan?"Nada tidak tahu nasib masa depan dan tidak bisa menjawab."NADA YOSITA!"Nada terkejut dan bergerak lebih cepat, setelahnya pamit ke rekan kerja. "File yang saya minta tadi, kirim saja ke email, saya harus ikut pak Putra keluar."Tim marketing lainnya hanya mengangguk bersamaan, ada juga yang menangisi nasib Nada, seolah mereka akan berpisah.Nada mengintip sedikit dari balik pintu, melihat situasi, a
"Sudah lama kita tidak bertemu, saya dengar anda sakit keras sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur. Ternyata anda benar sudah bangun ya?" Oza meminum teh yang diberikan salah satu istri ayah Nada dengan santai. "Jadi, bagaimana dengan pengembalian uang serta mahar?"Ayah Nada berdehem. "Pak Oza akan menikah dengan Nada, bagaimana bisa mengambil mahar yang sudah diberikan?""Nada bilang, tidak menerima semua maharnya. Apakah semua sudah anda ambil?"Ayah Nada berdehem dan memutuskan untuk bicara jujur, lawannya adalah adalah orang kaya. "Kita semua tidak tahu masa depan seperti apa, saya sendiri tidak menyangka Nada akan diculik pria tidak tahu diri dan juga saya- jatuh sakit, terpaksa kami menjualnya."Oza tertawa muram, pria itu adalah salah satu anak buah bos Nada, dia tidak berani mengungkit hal itu, namun ada satu hal yang membuatnya salah fokus- pria itu bilang apa? Maharnya sudah dijual?"Dijual? Tanpa sepengetahuan pemilik asli?" tanya Oza untuk memastikan.Ayah Nada tidak
Nanda memiringkan kepala dan bertanya pada adiknya. "Kamu bertengkar lagi dengan Pak Putra?"Nada tidak menjawab dan hanya cemberut sambil memesan makanan online.Nanda mengambil handphone Nada dengan tidak sabar. "Kakak sedang bertanya, kenapa tidak dijawab?""Pertanyaan kakak tidak penting.""Nada." Nanda menyebut nama adiknya dengan nada rendah.Nada memutar bola mata dengan kesal. "Seharian dia marah terus dan membentak aku, seperti orang pms.""Kakak percaya sama kamu, tapi awas kalau sampai berbohong.""Bagaimana bisa aku berbohong? Aku bicara sesuai fakta, dia membuat aku menangis seharian.Nanda mengembalikan handphone Nada. "Nanti biar kakak bicara ke dia.""Untuk apa? Tidak penting.""Dia ayah kandung anak kamu, apakah kamu tidak berencana menikah dengannya?""Aku masih belum berpikir sampai ke sana." Nada menggaruk pipinya dengan canggung.Nanda menghela napas lalu mengembalikan handphone Nada. "Ini."Nada mengambil handphone dan memesan makanan online.Nanda melihat ke ara
Adam sudah cerita bahwa dirinya hanya sedikit tergoda karena dompet ditinggalkan di atas buffet. Seandainya dompet Nanda tidak tergeletak sembarangan, tentu saja putra tercinta tidak akan bisa mengambil kartu milik Nanda. Itu berarti Nanda sengaja membuat ulah untuk menjebak adik tirinya.Nanda terlalu ceroboh meletakkan dompet, namun malah menyalahkan orang lain. Benar-benar kurang ajar."Aku akan membuat Nanda menyesal karena memasukkan putraku ke dalam penjara," gumam ibu Adam di dapur. Mungkin aku bisa kerja sama dengan Oza dan istrinya supaya mereka bisa mendapatkan Nada, sementara aku bisa menyerang Nanda. Batinnya.Ibu Adam lupa, bahwa putranya masuk ke dalam rumah orang dan mengambil barang pemilik tanpa izin.***"Apa? Ibu Adam marah ke kakak?" tanya Nada ketika sudah bangun di pagi hari dan menunggu tukang sayur lewat, dia mendengar cerita Nanda saat pergi ke rumah ayah mereka berdua untuk memberikan teguran keras terkait penculikan adiknya."Dia terlihat marah padaku dan in
"Bagaimana bisa kalian menjadi suami istri, sementara tinggal saja terpisah? Apakah ada masalah di dalam rumah tangga?" tanya ibu itu yang masih tidak mau mengalah.Putra memberikan satu bungkus plastik udang ke Nada. "Aku ingin makan dimsum, apakah kamu bisa membuatnya?"Nada menjadi bingung ketika melihat sebungkus plastik udang sudah ada di bagian belanjaannya.Putra melihat beberapa sayuran dan langsung mengambil banyak, intinya pria itu sengaja memborong belanjaan.Beberapa ibu protes ketika melihat kelakuan Putra.Putra hanya mengangkat kedua bahunya dengan santai. "Saya datang, dan saya bayar. Ibu-ibu kan mengobrol saja.""Ya, tidak bisa begitu dong. Kami sudah datang lebih dulu di sini.""Benar, kami juga sudah mau mengambil sayur dan ikan."Putra membalas dengan nada dingin, khas di kantor. "Jika memang bertujuan untuk belanja, kenapa tangannya tidak digunakan dengan baik? Kenapa mulutnya yang bekerja? Aneh sekali, apa perlu saya umumkan di masjid dekat rumah, pakai speaker b
Nada hanya bisa tersenyum setelah mengomel di dalam hati, bertahan hidup memang penting tapi menjaga mulut jauh lebih penting dalam menghadapi kehidupan yang menyusahkan. "Oke, kembali bekerja. Tidak perlu berlebihan."Dua staff front office kembali ke posisinya sementara Nada masuk ke dalam ruangan dan mulai bekerja.Nada tidak menyadari, situasi yang mulai dikembangkan oleh Oza yang nekat ingin menjadi calon suaminya.Di sebuah studio televisi, Oza diwawancarai dengan gaya santai."Wah, Oza. Lama ya kita tidak bertemu.""Semenjak syuting layar lebar, kira-kira setahun ya?" tanya Oza ke pembawa acara yang seorang wanita."Benar, satu tahun kita tidak bertemu. Wah, semakin hari banyak berita mencengangkan yang muncul.""Oh, ya?""Ya, semenjak kabar kamu sudah menikah diam-diam, terus ternyata punya simpanan? Itu, bagaimana ceritanya ya?"Oza tertawa kecil dan meluruskan. "Dia bukan selingkuhan, istriku setuju dia menjadi istri kedua.""Hah? Serius itu?""Ya, serius. Untuk menemani ist
Netizen yang merupakan fans garis keras Oza yang terdiri dari pasukan emak-emak dan juga wanita muda, mulai berdiskusi ketika gosip tentang Oza muncul di beranda mereka.'Lho? Lama tidak dengar kabarnya, sekarang Oza sudah punya anak? Yang benar saja!''Aku juga baru tahu, kenapa bisa muncul berita itu?''Hoax!''Aku tidak percaya kalau bukan Oza sendiri yang bicara.''Aku mode gratis, tidak tahu tentang Oza- ada yang bisa beritahu?''Yang diatas, apakah kalian tidak bisa baca link yang disematkan? Yang satunya, baca komentar lain. Tidak bisakah susah payah scroll dulu?''Nadanya yang keganjenan karena sudah mendekati Oza, padahal tahu Oza punya istri.''Iya, istrinya Oza itu cantik lho. Kok bisa, mau sama Nada yang jelek?''Spill nama akun selingkuhan Oza, mau silahturahmi.''Ini nama akunnya, tapi dia sudah lama tidak aktif.''Walah.'Tidak lama, akun Nada mulai dipenuhi notifikasi sumpah serapah para fans Oza dan juga istrinya, handphone Nada terus menerus bergetar hingga dia terpa
Ibu Nada merasakan kekecewaan terbesar ketika suaminya menampar wajah saat berdebat tentang anak-anak mereka. Dulu pria di hadapannya adalah tumpuan dan harapan masa depan, mimpi untuk bisa menua bersama pria yang paling dicintainya. Tapi Tuhan memberikan jalan yang cukup kejam untuk dirinya.Semua orang tidak mau tahu alasan Ibu Nada yang selalu membela mantan suami.Aku hidup dari keluarga bahagia, Ayah kandung yang mencintai ibunya dan juga mereka berpisah karena maut memisahkan. Ayah meninggal terlebih dahulu, lalu beberapa tahun kemudian menyusul Ibu. Batin ibu Nada. Aku ingin menua seperti itu, tapi faktanya Tuhan memberikan orang yang salah.Teringat dengan masa lalu Ibu Nada dan ayah kandung Nada, pertama kali saat berkunjung di rumah. Saat itu, ayah kandung Nada merupakan salah satu sahabat dari adik ibu Nada yang terpaut tiga tahun. Datang bermain bersama kelompoknya lalu lama kelamaan pria itu mendekati ibu Nada dan mereka mulai menjalin hubungan.Ibu Nada yang polos dan ti
Nada menjadi kesal, karena video yang disebar oleh Putra! orang-orang jadi mengenalnya, kalau tetangga sih tidak masalah karena Putra sudah menyiapkan alibi yang bagus, tapi herannya saat salah satu anak tetangga membantu Nada dengan menuliskan komentar bahwa Putra adalah suaminya, komen itu malah ditolak.Nada dan Nanda yang mendengar itu dari anak tetangga menjadi bingung.Bukankah Putra menyebar luaskan hubungan mereka? Tapi kenapa malah menghapus penjelasan orang lain? Bukankah hal itu sangat menguntungkan mereka berdua?Nada mendecak kesal. "Pasti dia ingin mempermainkan aku.""Dia hanya ingin melindungi kamu. Jangan berpikiran buruk, siapa tahu dia punya ide yang lebih baik untuk melindungi kamu."Nada menolak nasehat kakaknya. "Kakak dengar sendiri perkataannya tadi kan? Setiap komen dan menuliskan nama Nada, malah error, tidak hanya itu- tiba-tiba saja akunnya di non-aktifkan."Nanda tidak bisa menepis perkataan adiknya. "Apakah benar Putra yang melakukannya? Bagaimana jika or
Semua orang tidak tahu, Putra tidak memiliki pengalaman kencan sama sekali, dia juga tidak tertarik menjalin hubungan dengan para wanita yang nekat mendekatinya, kecuali Nada.Ada alasan tersendiri kenapa Nada bisa menarik perhatiannya."Kamu harus makan banyak." Putra menambahkan daging ikan lagi ke Nada.Nada bingung dengan kebaikan Putra, namun dia tidak berani mengutarakannya.Pemandangan di kantin pun menjadi luar biasa, para staff yang ikutan makan, tidak bisa tidak melihat kedua musuh yang sedang makan, tapi mereka tidak berani mengganggu.Salah satu staff wanita yang duduk di dekat manajer operasional dan general manajer, bertanya ke temannya. "Apakah tidak ada yang bisa menyelamatkan bu Nada? Kasihan lho anaknya, bisa-bisa bu Nada melahirkan terus anaknya mirip dengan pak Putra."Teman staff yang duduk di sampingnya, mengetuk meja dan menggeleng jijik. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampai punya anak dengan Pak Putra. Memang ganteng sih, tapi kalau masalah mental- tidak akan
Putra mengerutkan kening dengan curiga, menatap bubur kacang hijau dan teh jahe di meja kerjanya. "Apa ini?"General manajer tersenyum. "Sarapan yang baik untuk pekerja keras seperti Pak Putra.""Hah?""Yah, tidak ada salahnya bukan makan makanan seperti ini," rayu general manajer.Putra menunjuk mangkok dan gelas di mejanya. "Dan untuk apa saya makan makanan seperti ini di pagi hari? Mau mempermainkan saya?""Haduh, Pak Putra ini gimana sih." General manajer melambaikan tangan sambil tertawa bersama salah satu staff fb. "Lihat, atasan kita agak sensitif sekarang."Putra menaikkan salah satu alis, menatap dua pria yang sedang tertawa tanpa tahu malu.General manajer terdiam begitu melihat Putra menatap tajam dirinya lalu menggoyangkan tangan ke arah staff fb.Staff fb mendadak diam."Jadi, dalam rangka apa kalian memberikan ini kepada saya?"General manajer menunjuk mangkok. "Itu dari saya. Lalu yang teh jahe itu dari manajer keuangan pusat, beliau bilang sangat bagus untuk Ibu hamil.
Putra bertemu dengan Nanda di malam hari, kafe yang sama saat Putra mengatakan yang sesungguhnya bahwa dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung Nada."Apa yang terjadi?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Nanda."Oza datang ke tempat kerjaku." Nanda langsung bicara ke intinya. "Dia mengancam.""Apa yang pria itu katakan?""Dia bilang, sudah tahu mengenai hutang milikku.""Hutang? Apakah kamu berhutang?""Ya, ada hutang tapi sudah lunas. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau aku sudah melunasinya. Semua berkat kamu.""Ah. Masalah kartu debit, tabungan dan kredit yang dihabiskan adik tiri? Bukankah sudah lunas? Bank Fumoshi juga sudah mengeluarkan bukti pelunasan." Putra mengangguk paham."Kira-kira Oza tahu dari mana? Apakah dia mengeluarkan asumsi sendiri?" Tanya Nanda yang tidak paham. "Ayah tidak mungkin tahu hal ini, tapi para selingkuhan dan Ahmad? Mereka tahu, tapi- tidak mungkin bicara ke Oza mengenai hal itu kan?"Putra bisa menduga ulah saudara dan ibu tiri
Masih segar di dalam ingatan Putra, apa yang dilakukan kedua orang tuanya semasa kecil, mereka berdua tidak akan segan memukul bahkan tidak memberikan makan, orang tua Putra tidak akan berani menyiksanya lagi ketika pemilik wisma datang dan menyelamatkannya. Karena Putra lahir tanpa diharapkan, berkali-kali Ibunya melakukan aborsi sampai hampir mati, berkali-kali pula dirinya selamat."Oh." Hanya itu kata yang bisa dia ucapkan."Kamu, tidak menuntut mereka berdua? Aku yakin mereka akan balas dendam atau melakukan sesuatu, terutama jika Yami yang bergerak menjadi penjamin." Vivi khawatir Yami akan bertindak lebih tidak masuk akal.Choky mengangguk. "Lebih baik menuntut mereka berdua kembali ke dalam penjara."Putra menjadi gelisah. "Jika saya melakukan hal itu lebih keras, bukankah saya akan menjadi anak tidak tahu balas budi?"Vivi baru menyadari sekarang bahwa dirinya sejak kecil tidak memiliki orang tua, Choky juga sama lalu Reza tidak pernah dekat dengan orang tuanya yang memiliki
"Foto?" tanya Nanda dengan nada tidak percaya. "Bagaimana bisa kamu mendapatkan foto adikku?""Proposal.""Propo-" Nanda akhirnya teringat tipu muslihat yang dilakukan ayah kandungnya. "Brengsek! Kenapa kamu tidak bertanya dulu ke Nada dan langsung main setuju saja? Kami sudah lama berpisah dengan pria mesum itu.""Dia suka menjual kalimat bernada agama, bagaimana bisa saya tidak percaya?"Nanda teringat dengan kelakuan agamis ayah kandungnya. "Lalu untuk apa kamu datang ke sini jika hanya memaksakan diri? Mengumumkan bahwa kamu akan menikah dengannya? Kamu bahkan mengakui anak dari pria lain sebagai anak kamu. Ah, ngomong-ngomong berhentilah memanggil aku Kakak ipar, aku tidak suka.""Kenapa Kakak tidak suka? Padahal saya suka panggilan itu."Nanda merinding begitu mendengar perkataan Oza."Saya datang ke sini tidak secara cuma-cuma, saya ingin menawarkan sesuatu untuk Kakak ipar- jika Nada bersedia menjadi istri saya.""Dengar, kamu tidak perlu menawarkan apa pun. Aku tidak-""Saya
"Yang jadi masalah adalah acara yang akan kita mulai dalam waktu dekat, kita tidak bisa membatalkannya begitu saja." Vivi bersandar di kursi empuknya. "Semuanya sudah disiapkan, lalu hotel kita sekarang disorot dan ditekan oleh publik untuk memecat Nada. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tetap terus atau membatalkan acara?"Reza bertanya ke Nada. "Apakah nantinya kamar akan full booked?"Nada mengangguk dan menjawab cepat. "Memang belum masuk high season, tapi kami sudah menerima down payment untuk sewa kamar selama beberapa hari. Kamar kita full booked."Vivi mengangkat kedua alis ke Reza.Reza tersenyum. "Selama kamar penuh, tidak perlu memikirkan hal lain.""Lalu bagaimana dengan acaranya? Kita sudah persiapkan jauh hari, termasuk menu.""Kita buat acara yang sedikit berbeda tapi tidak terlalu menyimpang dengan semua persiapan kita," jawab Reza. "Sekarang hotel sedang ditekan secara publik, tidak akan ada yang percaya kalau kita klarifikasi bahwa kita yang membuat konsep itu te
Vivi memberikan jalan tengah. "Lupakan tentang masalah siapa Ayah kandung dari anak Nada. Fokus kita yang utama adalah pekerjaan kita, tidak usah pedulikan yang lain.""Tapi, ada wartawan yang berusaha mencari Bu Nada.""Benar, selain itu ada ulasan dan rating jelek dari netizen. Mereka menyuruh kita memecat bu Nada.""Media sosial perusahaan juga dikejar oleh netizen.""Apa kita harus diam saja?"Vivi tersenyum. "Lalu letak kesalahan kita di mana? Nada tidak mengandung anak Oza lalu dia juga mengumumkan anak dari wanita lain, yang berarti- istrinya juga pasti setuju dengan kehadiran Nada. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan di sini, anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi, dan kalian tidak perlu ikut campur, tapi sebagai tim- kalian harus saling melindungi. Lalu Putra-"Putra membungkuk ke arah Vivi. "Ya, Nyonya."Vivi tersenyum kecil. "Aku tidak mau hal ini terulang kembali.""Baik.""Berlaku untuk yang lain juga, jangan suka memainkan kekuasaan dengan para bawahan." Vivi menge