Nanda memiringkan kepala dan bertanya pada adiknya. "Kamu bertengkar lagi dengan Pak Putra?"Nada tidak menjawab dan hanya cemberut sambil memesan makanan online.Nanda mengambil handphone Nada dengan tidak sabar. "Kakak sedang bertanya, kenapa tidak dijawab?""Pertanyaan kakak tidak penting.""Nada." Nanda menyebut nama adiknya dengan nada rendah.Nada memutar bola mata dengan kesal. "Seharian dia marah terus dan membentak aku, seperti orang pms.""Kakak percaya sama kamu, tapi awas kalau sampai berbohong.""Bagaimana bisa aku berbohong? Aku bicara sesuai fakta, dia membuat aku menangis seharian.Nanda mengembalikan handphone Nada. "Nanti biar kakak bicara ke dia.""Untuk apa? Tidak penting.""Dia ayah kandung anak kamu, apakah kamu tidak berencana menikah dengannya?""Aku masih belum berpikir sampai ke sana." Nada menggaruk pipinya dengan canggung.Nanda menghela napas lalu mengembalikan handphone Nada. "Ini."Nada mengambil handphone dan memesan makanan online.Nanda melihat ke ara
Adam sudah cerita bahwa dirinya hanya sedikit tergoda karena dompet ditinggalkan di atas buffet. Seandainya dompet Nanda tidak tergeletak sembarangan, tentu saja putra tercinta tidak akan bisa mengambil kartu milik Nanda. Itu berarti Nanda sengaja membuat ulah untuk menjebak adik tirinya.Nanda terlalu ceroboh meletakkan dompet, namun malah menyalahkan orang lain. Benar-benar kurang ajar."Aku akan membuat Nanda menyesal karena memasukkan putraku ke dalam penjara," gumam ibu Adam di dapur. Mungkin aku bisa kerja sama dengan Oza dan istrinya supaya mereka bisa mendapatkan Nada, sementara aku bisa menyerang Nanda. Batinnya.Ibu Adam lupa, bahwa putranya masuk ke dalam rumah orang dan mengambil barang pemilik tanpa izin.***"Apa? Ibu Adam marah ke kakak?" tanya Nada ketika sudah bangun di pagi hari dan menunggu tukang sayur lewat, dia mendengar cerita Nanda saat pergi ke rumah ayah mereka berdua untuk memberikan teguran keras terkait penculikan adiknya."Dia terlihat marah padaku dan in
"Bagaimana bisa kalian menjadi suami istri, sementara tinggal saja terpisah? Apakah ada masalah di dalam rumah tangga?" tanya ibu itu yang masih tidak mau mengalah.Putra memberikan satu bungkus plastik udang ke Nada. "Aku ingin makan dimsum, apakah kamu bisa membuatnya?"Nada menjadi bingung ketika melihat sebungkus plastik udang sudah ada di bagian belanjaannya.Putra melihat beberapa sayuran dan langsung mengambil banyak, intinya pria itu sengaja memborong belanjaan.Beberapa ibu protes ketika melihat kelakuan Putra.Putra hanya mengangkat kedua bahunya dengan santai. "Saya datang, dan saya bayar. Ibu-ibu kan mengobrol saja.""Ya, tidak bisa begitu dong. Kami sudah datang lebih dulu di sini.""Benar, kami juga sudah mau mengambil sayur dan ikan."Putra membalas dengan nada dingin, khas di kantor. "Jika memang bertujuan untuk belanja, kenapa tangannya tidak digunakan dengan baik? Kenapa mulutnya yang bekerja? Aneh sekali, apa perlu saya umumkan di masjid dekat rumah, pakai speaker b
Nada hanya bisa tersenyum setelah mengomel di dalam hati, bertahan hidup memang penting tapi menjaga mulut jauh lebih penting dalam menghadapi kehidupan yang menyusahkan. "Oke, kembali bekerja. Tidak perlu berlebihan."Dua staff front office kembali ke posisinya sementara Nada masuk ke dalam ruangan dan mulai bekerja.Nada tidak menyadari, situasi yang mulai dikembangkan oleh Oza yang nekat ingin menjadi calon suaminya.Di sebuah studio televisi, Oza diwawancarai dengan gaya santai."Wah, Oza. Lama ya kita tidak bertemu.""Semenjak syuting layar lebar, kira-kira setahun ya?" tanya Oza ke pembawa acara yang seorang wanita."Benar, satu tahun kita tidak bertemu. Wah, semakin hari banyak berita mencengangkan yang muncul.""Oh, ya?""Ya, semenjak kabar kamu sudah menikah diam-diam, terus ternyata punya simpanan? Itu, bagaimana ceritanya ya?"Oza tertawa kecil dan meluruskan. "Dia bukan selingkuhan, istriku setuju dia menjadi istri kedua.""Hah? Serius itu?""Ya, serius. Untuk menemani ist
Netizen yang merupakan fans garis keras Oza yang terdiri dari pasukan emak-emak dan juga wanita muda, mulai berdiskusi ketika gosip tentang Oza muncul di beranda mereka.'Lho? Lama tidak dengar kabarnya, sekarang Oza sudah punya anak? Yang benar saja!''Aku juga baru tahu, kenapa bisa muncul berita itu?''Hoax!''Aku tidak percaya kalau bukan Oza sendiri yang bicara.''Aku mode gratis, tidak tahu tentang Oza- ada yang bisa beritahu?''Yang diatas, apakah kalian tidak bisa baca link yang disematkan? Yang satunya, baca komentar lain. Tidak bisakah susah payah scroll dulu?''Nadanya yang keganjenan karena sudah mendekati Oza, padahal tahu Oza punya istri.''Iya, istrinya Oza itu cantik lho. Kok bisa, mau sama Nada yang jelek?''Spill nama akun selingkuhan Oza, mau silahturahmi.''Ini nama akunnya, tapi dia sudah lama tidak aktif.''Walah.'Tidak lama, akun Nada mulai dipenuhi notifikasi sumpah serapah para fans Oza dan juga istrinya, handphone Nada terus menerus bergetar hingga dia terpa
Putra kesal dengan kelakuan Oza. Pria itu bahkan tidak malu mengakui Nada sebagai calon istri, dan anak yang dikandung Nada adalah anak si aktor sok tampan, Oza.Dia sudah membuat perjanjian dengan kepala keluarga, tapi kenapa malah melakukan hal konyol seperti itu?Putra memikirkan kelakuan dan keberanian Oza, lalu dia melirik rancangan pernikahan yang dibuatnya. Nada memiliki benihnya, tidak mungkin dia rela menyerahkan begitu saja ke Oza. Tapi- Nada juga tidak mau menikah dalam waktu dekat.Putra mengacak rambutnya dengan frustasi, Choky yang masih duduk berhadapan dengan sahabatnya, mengerutkan kening dengan khawatir."Putra, jika ada masalah-""Aku tidak punya masalah!" Bentak Putra lalu menyadari kesalahannya. "Aku minta maaf sudah membentak kamu."Choky bukan pria yang mudah tersinggung, dia menggelengkan kepala dan bicara. "Para staff di hotel sudah mengetahui masalah ini."Putra menghela napas panjang. "Ya, aku tahu."***Nanda yang mengetahui berita tentang Oza, minta izin u
"Ayah dan Ibu sekarang memang sudah bercerai, tapi Ayah sudah mengenal sifat Ibu yang tidak enak dan mudah percaya dengan orang lain," kata Nanda sambil mencoret di sebuah kertas yang disediakan Nada. "Kita bicara atau nasehati berapa kali pun, Ibu tetap percaya di dunia ini tidak ada yang namanya orang jahat, kalau orang itu jahat, biar Tuhan yang menghukumnya."Nada menghela napas panjang. Tidak membantah perkataan kakaknya, memang begitulah sifat Ibu mereka, untung saja anak-anaknya tidak tersesat dengan jalan pemikiran yang sama. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jika Ayah kembali menghubungi Ibu-""Ayah memang sudah menghubungi Ibu, apa kamu lupa beberapa hari lalu- aku sempat cerita?""Ya, aku ingat sekarang.""Mulai besok, aku akan antar jemput kamu. Jangan nekat pulang sendirian, aku juga akan bicara ke atasan kamu supaya tidak keluar sembarangan.""Atasan? Siapa?""Tentu saja Put-" Nanda hendak menjawab lalu teringat bahwa Putra adalah calon ayah dari keponakannya, dia h
Yami sedang bercanda dengan para pegawai hotel baru milik Ibunya. Semenjak keluar dari manajemen Aditama, semua aturan dan juga para pegawai diubah menjadi baru dan dikendalikan oleh Yami dan Ibunya, selain itu Yami juga menjadi sedikit dewasa setelah dikecewakan oleh Putra dan Ayahnya yang selingkuh.Tidak lama seorang pria datang ke hotel, menerobos petugas keamanan dan berteriak marah. "HOTEL INI MILIK ISTRIKU! AKU TIDAK TERIMA DICERAIKAN BEGITU SAJA! MANA DIA?!"Para staff fo di lobby dan Yami, terdiam melihat pemandangan itu.Ayah kandung Yami terkejut melihat putrinya ada di lobby dan lari mendekatinya dengan wajah cerah. "Putri Papa, kamu masih ingin bertemu dengan Papa kan? Beritahu Mama kalau Papa ingin bertemu dengannya.Yami sontak berlari ke belakang petugas keamanan. "Siapa yang kamu bilang Papa? Papaku sudah melarikan diri bersama wanita lain, tidak ada Papa di sini.""Yami!""Jangan mengaku sebagai Papaku! Pria gila!"Ayah kandung Yami diseret keluar dari lobby hotel se