Lima orang tim marketing, termasuk Nada. Bisa mendengar teriakan emosional Putra."Bu, yang sabar ya.""Anggap saja sambil lalu.""Kami tahu, bu Nada tidak sengaja bertengkar dengan pak Putra."Nada menghela napas panjang sambil membereskan mejanya, tadi dia tidak tahu kenapa Putra menyuruh ikut, lalu berhenti di depan front office dan menunggu.Nada terpaksa masuk ke dalam ruangan marketing, namun tidak tahu apa yang harus dilakukannya, hanya berdiri diam di samping meja. Begitu mendengar teriakan Putra, dia bergegas mengemasi barang-barangnya."Ibu mau kemana?""Ibu tidak dipecat kan?"Nada tidak tahu nasib masa depan dan tidak bisa menjawab."NADA YOSITA!"Nada terkejut dan bergerak lebih cepat, setelahnya pamit ke rekan kerja. "File yang saya minta tadi, kirim saja ke email, saya harus ikut pak Putra keluar."Tim marketing lainnya hanya mengangguk bersamaan, ada juga yang menangisi nasib Nada, seolah mereka akan berpisah.Nada mengintip sedikit dari balik pintu, melihat situasi, a
"Sudah lama kita tidak bertemu, saya dengar anda sakit keras sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur. Ternyata anda benar sudah bangun ya?" Oza meminum teh yang diberikan salah satu istri ayah Nada dengan santai. "Jadi, bagaimana dengan pengembalian uang serta mahar?"Ayah Nada berdehem. "Pak Oza akan menikah dengan Nada, bagaimana bisa mengambil mahar yang sudah diberikan?""Nada bilang, tidak menerima semua maharnya. Apakah semua sudah anda ambil?"Ayah Nada berdehem dan memutuskan untuk bicara jujur, lawannya adalah adalah orang kaya. "Kita semua tidak tahu masa depan seperti apa, saya sendiri tidak menyangka Nada akan diculik pria tidak tahu diri dan juga saya- jatuh sakit, terpaksa kami menjualnya."Oza tertawa muram, pria itu adalah salah satu anak buah bos Nada, dia tidak berani mengungkit hal itu, namun ada satu hal yang membuatnya salah fokus- pria itu bilang apa? Maharnya sudah dijual?"Dijual? Tanpa sepengetahuan pemilik asli?" tanya Oza untuk memastikan.Ayah Nada tidak
Nanda memiringkan kepala dan bertanya pada adiknya. "Kamu bertengkar lagi dengan Pak Putra?"Nada tidak menjawab dan hanya cemberut sambil memesan makanan online.Nanda mengambil handphone Nada dengan tidak sabar. "Kakak sedang bertanya, kenapa tidak dijawab?""Pertanyaan kakak tidak penting.""Nada." Nanda menyebut nama adiknya dengan nada rendah.Nada memutar bola mata dengan kesal. "Seharian dia marah terus dan membentak aku, seperti orang pms.""Kakak percaya sama kamu, tapi awas kalau sampai berbohong.""Bagaimana bisa aku berbohong? Aku bicara sesuai fakta, dia membuat aku menangis seharian.Nanda mengembalikan handphone Nada. "Nanti biar kakak bicara ke dia.""Untuk apa? Tidak penting.""Dia ayah kandung anak kamu, apakah kamu tidak berencana menikah dengannya?""Aku masih belum berpikir sampai ke sana." Nada menggaruk pipinya dengan canggung.Nanda menghela napas lalu mengembalikan handphone Nada. "Ini."Nada mengambil handphone dan memesan makanan online.Nanda melihat ke ara
Adam sudah cerita bahwa dirinya hanya sedikit tergoda karena dompet ditinggalkan di atas buffet. Seandainya dompet Nanda tidak tergeletak sembarangan, tentu saja putra tercinta tidak akan bisa mengambil kartu milik Nanda. Itu berarti Nanda sengaja membuat ulah untuk menjebak adik tirinya.Nanda terlalu ceroboh meletakkan dompet, namun malah menyalahkan orang lain. Benar-benar kurang ajar."Aku akan membuat Nanda menyesal karena memasukkan putraku ke dalam penjara," gumam ibu Adam di dapur. Mungkin aku bisa kerja sama dengan Oza dan istrinya supaya mereka bisa mendapatkan Nada, sementara aku bisa menyerang Nanda. Batinnya.Ibu Adam lupa, bahwa putranya masuk ke dalam rumah orang dan mengambil barang pemilik tanpa izin.***"Apa? Ibu Adam marah ke kakak?" tanya Nada ketika sudah bangun di pagi hari dan menunggu tukang sayur lewat, dia mendengar cerita Nanda saat pergi ke rumah ayah mereka berdua untuk memberikan teguran keras terkait penculikan adiknya."Dia terlihat marah padaku dan in
"Bagaimana bisa kalian menjadi suami istri, sementara tinggal saja terpisah? Apakah ada masalah di dalam rumah tangga?" tanya ibu itu yang masih tidak mau mengalah.Putra memberikan satu bungkus plastik udang ke Nada. "Aku ingin makan dimsum, apakah kamu bisa membuatnya?"Nada menjadi bingung ketika melihat sebungkus plastik udang sudah ada di bagian belanjaannya.Putra melihat beberapa sayuran dan langsung mengambil banyak, intinya pria itu sengaja memborong belanjaan.Beberapa ibu protes ketika melihat kelakuan Putra.Putra hanya mengangkat kedua bahunya dengan santai. "Saya datang, dan saya bayar. Ibu-ibu kan mengobrol saja.""Ya, tidak bisa begitu dong. Kami sudah datang lebih dulu di sini.""Benar, kami juga sudah mau mengambil sayur dan ikan."Putra membalas dengan nada dingin, khas di kantor. "Jika memang bertujuan untuk belanja, kenapa tangannya tidak digunakan dengan baik? Kenapa mulutnya yang bekerja? Aneh sekali, apa perlu saya umumkan di masjid dekat rumah, pakai speaker b
Nada hanya bisa tersenyum setelah mengomel di dalam hati, bertahan hidup memang penting tapi menjaga mulut jauh lebih penting dalam menghadapi kehidupan yang menyusahkan. "Oke, kembali bekerja. Tidak perlu berlebihan."Dua staff front office kembali ke posisinya sementara Nada masuk ke dalam ruangan dan mulai bekerja.Nada tidak menyadari, situasi yang mulai dikembangkan oleh Oza yang nekat ingin menjadi calon suaminya.Di sebuah studio televisi, Oza diwawancarai dengan gaya santai."Wah, Oza. Lama ya kita tidak bertemu.""Semenjak syuting layar lebar, kira-kira setahun ya?" tanya Oza ke pembawa acara yang seorang wanita."Benar, satu tahun kita tidak bertemu. Wah, semakin hari banyak berita mencengangkan yang muncul.""Oh, ya?""Ya, semenjak kabar kamu sudah menikah diam-diam, terus ternyata punya simpanan? Itu, bagaimana ceritanya ya?"Oza tertawa kecil dan meluruskan. "Dia bukan selingkuhan, istriku setuju dia menjadi istri kedua.""Hah? Serius itu?""Ya, serius. Untuk menemani ist
Netizen yang merupakan fans garis keras Oza yang terdiri dari pasukan emak-emak dan juga wanita muda, mulai berdiskusi ketika gosip tentang Oza muncul di beranda mereka.'Lho? Lama tidak dengar kabarnya, sekarang Oza sudah punya anak? Yang benar saja!''Aku juga baru tahu, kenapa bisa muncul berita itu?''Hoax!''Aku tidak percaya kalau bukan Oza sendiri yang bicara.''Aku mode gratis, tidak tahu tentang Oza- ada yang bisa beritahu?''Yang diatas, apakah kalian tidak bisa baca link yang disematkan? Yang satunya, baca komentar lain. Tidak bisakah susah payah scroll dulu?''Nadanya yang keganjenan karena sudah mendekati Oza, padahal tahu Oza punya istri.''Iya, istrinya Oza itu cantik lho. Kok bisa, mau sama Nada yang jelek?''Spill nama akun selingkuhan Oza, mau silahturahmi.''Ini nama akunnya, tapi dia sudah lama tidak aktif.''Walah.'Tidak lama, akun Nada mulai dipenuhi notifikasi sumpah serapah para fans Oza dan juga istrinya, handphone Nada terus menerus bergetar hingga dia terpa
Putra kesal dengan kelakuan Oza. Pria itu bahkan tidak malu mengakui Nada sebagai calon istri, dan anak yang dikandung Nada adalah anak si aktor sok tampan, Oza.Dia sudah membuat perjanjian dengan kepala keluarga, tapi kenapa malah melakukan hal konyol seperti itu?Putra memikirkan kelakuan dan keberanian Oza, lalu dia melirik rancangan pernikahan yang dibuatnya. Nada memiliki benihnya, tidak mungkin dia rela menyerahkan begitu saja ke Oza. Tapi- Nada juga tidak mau menikah dalam waktu dekat.Putra mengacak rambutnya dengan frustasi, Choky yang masih duduk berhadapan dengan sahabatnya, mengerutkan kening dengan khawatir."Putra, jika ada masalah-""Aku tidak punya masalah!" Bentak Putra lalu menyadari kesalahannya. "Aku minta maaf sudah membentak kamu."Choky bukan pria yang mudah tersinggung, dia menggelengkan kepala dan bicara. "Para staff di hotel sudah mengetahui masalah ini."Putra menghela napas panjang. "Ya, aku tahu."***Nanda yang mengetahui berita tentang Oza, minta izin u