Share

27

"Bisa tidak mulutmu itu diam? Kepalaku sudah mau pecah ini. Tidak usah banyak menuntut. Ini apartemenku. Aku ingin menenangkan diri disini, jadi tolong kamu tau diri," kata Agam

Aisyah diam. Tapi bibirnya terus mencibir. Uang nafkah dari Agam yang tidak seberapa itu tentu sudah menipis di tanggal tua seperti ini.

Agam mencoba memejamkan matanya di sofa apartemen. Namun baru beberapa menit, handphonenya sudah kembali bergetar. Di layar tertulis kontak dengan nama sang mama. Dengan malas, Agam mengangkatnya.

"Hallo Ma?"

"Kamu ini dimana? Di telfon Neni sedari tadi tidak di angkat?"

Agam menghela nafas kesal.

"Aku sedang istirahat Ma,"

"Cepat pulang. Neni sudah menunggu," perintah sang mama.

"Untuk apa Ma? Aku dan dia baru saja bertemu,"

"Sudah pulang saja dulu," kata sang mama lalu mematikan sambungan telfonnya.

Agam dengan langkah gontai akhirnya bangun dari tidurnya

"Pergi lagi Mas? Katanya ingin menenangkan diri?" tanya Aisyah.

"Bukankah kamu senang jika aku pergi dari sini? Jadi k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status