Share

70. Cemburu Lagi

AWAN semakin pekat di atas sana hingga cahaya bulan tak tembus dan bintang-bintang pun semakin hilang. Semilir angin lembut berhembus hingga dinginnya membelai kulit.

"Kenapa tadi nggak teriak, Lov?” tanya Mas Rama ketika kami sudah berada di teras belakang rumah. Mas Rama menyesalkan mengapa saat bertemu Brian tadi aku tak memberi tahu sama sekali.

Bukan apa-apa, entah mengapa aku memiliki firasat seperti ada yang ingin disampaikan oleh pria paruh baya itu. Naluriku berkata, Brian takkan menyakitiku. Karena itulah aku tiba-tiba berani mendekati pohon itu, pohon mangga di sebelah sana.

“Aku juga nggak tahu, Mas. Apa yang merasukiku sehingga bisa berani mendekati Brian. Namun aku merasakan sesuatu yang berbeda, Mas. Brian seperti ingin memberi tahu akan suatu hal, entah apa itu. Dan buktinya, dia nggak ngapa-ngapain aku, ‘kan?” Aku mengangkat bahu.

“Maksud kamu gimana, Lov?”

“Aku seperti bisa merasakan kalau Bryan ingin menyampaikan sesuatu dan pesan itu ada di kalung yang dia berikan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status