Home / Rumah Tangga / AKU ISTRIMU MAS! / Rahasia yang disembunyikan

Share

Rahasia yang disembunyikan

Author: Vinassa
last update Huling Na-update: 2025-04-10 17:44:44

Masih Malam Itu, di Kamar Sri Satmika

Bayu menggigil pelan di balik tirai. Napasnya tercekik di tenggorokan saat mendengar suara langkah kaki Sri Satmika mendekat ke arah meja rias, hanya beberapa langkah dari tempatnya bersembunyi. Gelas diletakkan di atas meja, dan suara derit kursi berbunyi pelan. Wanita tua itu duduk.

Suara desahannya terdengar lirih, seperti sedang berbicara pada diri sendiri.

"Kenapa kau belum juga menyerah, Liyana..." katanya pelan. "Kalau saja kau tahu siapa aku sebenarnya."

Bayu mencengkeram kain tirai lebih erat. Jantungnya terasa mau meledak. Apakah dia sedang berbicara pada seseorang? Atau hanya monolog biasa? Tapi yang jelas, nama itu—namanya—diucapkan dengan sangat sadar.

Beberapa menit berlalu. Suara napas wanita tua itu melambat, menandakan ia mulai terlelap. Bayu tak bisa tinggal lebih lama. Ia perlu keluar.

Perlahan, ia mengintip dari balik tirai. Sri Satmika telah bersandar di kursi, mata tertutup, napas tenang.

Bayu melangkah ringan, nyaris tanpa s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • AKU ISTRIMU MAS!    Pengorbanan Demi Kebenaran

    Malam Masih Terus Bergulir – Perjalanan Menuju KebenaranMobil yang dikendarai Bara melaju pelan di jalanan berbatu yang mengarah ke luar area perkebunan. Lampu sorot depannya menembus kabut tipis, membelah malam yang semakin pekat. Tangan Bara menggenggam erat setir, tatapannya lurus ke depan. Ia belum sepenuhnya yakin arah ini akan membawanya pada jawaban, tapi nalurinya bicara lain.Bayu.Ia tidak pernah menyangka akan memikirkan seseorang sedalam ini, secepat ini. Bayu bukan hanya asisten. Bukan sekadar bawahan yang datang membawa data kejahatan. Ada sesuatu yang lebih rumit… dan lebih personal. Sesuatu yang mengikat mereka tanpa bisa dijelaskan dengan logika.Sementara itu, di dalam mobil tua yang Larissa kendarai, Bayu menatap layar ponsel yang terus menampilkan titik merah. Truk itu bergerak pelan, menyusuri jalan kecil yang sepertinya menuju daerah terpencil di luar desa.“Mereka berhenti,” kata Larissa pelan. Ia memiringkan layar ke arah Bayu. “Sekitar satu kilometer lagi.”B

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • AKU ISTRIMU MAS!    Rencana demi Rencana

    ---Pagi harinya – Di Pondok UtamaBara berdiri di depan jendela besar kamarnya, memandangi kebun teh yang tertutup kabut. Matanya sembab karena kurang tidur. Semalam, ia tak bisa berhenti memikirkan Bayu—lebih tepatnya, semua keanehan yang mengelilingi sosok itu.Sifatnya berubah-ubah. Kadang gugup, kadang tenang. Terlalu pintar untuk seorang asisten biasa, dan terlalu peduli untuk orang yang baru dikenalnya.Terutama semalam… saat Bayu keluar dari rumah dengan amarah meledak-ledak setelah bertemu dua orang asing yang katanya “paman dan bibi penipu.” Bara sempat mengejar, tapi Bayu menolak bicara lebih jauh.“Pak, saya cuma dibohongi lagi. Mereka mengaku keluarga, tapi mereka bukan siapa-siapa. Saya cuma... kecewa. Itu aja.”Tapi Bara tahu itu bukan sekadar kekecewaan biasa. Ada luka dalam sorot mata Bayu yang tak bisa dijelaskan dengan logika. Luka yang mirip dengan... kehilangan.Ia menghela napas panjang. Saat itulah ponselnya berbunyi.“Larissa,” gumamnya, kening berkerut.Ia ang

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • AKU ISTRIMU MAS!    Panggung Pertarungan Diam

    Di Sebuah Ruang Rahasia, Belakang Rumah Lama – Malam HariGustur duduk di kursi rotan tua, menyalakan cerutu sambil menatap layar monitor yang menampilkan rekaman tersembunyi dari rumah perkebunan. Di salah satu layar kecil, terlihat Bayu sedang bergerak mencurigakan di gudang. Di layar lain, Bara sedang duduk sendirian di kamar, tampak murung dan termenung.“Dia masih belum juga menyerah,” gumam Gustur, menepuk-nepuk debu dari lutut celananya.Laksmi masuk membawa map berisi laporan kegiatan Bayu beberapa hari terakhir. Ia meletakkannya di atas meja dengan angkuh.“Kau yakin dia masih percaya Bayu?” tanya Laksmi, melipat tangan di dada.Gustur menyeringai. “Bara itu lelaki yang mudah terombang-ambing perasaan. Apalagi kalau sudah bicara soal cinta. Kita hanya perlu mengalihkan hatinya—supaya tidak lagi mencari Liyana.”Laksmi menarik napas panjang. “Dengan Sapphire?”“Ya,” Gustur bangkit dan berjalan ke arah rak tua berisi botol-botol minuman keras. Ia menuang satu gelas kecil, menye

    Huling Na-update : 2025-04-13
  • AKU ISTRIMU MAS!    Permainan Baru Dimulai

    ---Siang yang Tenang Tapi TegangMatahari siang menyinari halaman rumah perkebunan dengan damai, tapi suasana di dalam rumah jauh dari ketenangan.Di ruang tengah, Sri Satmika sedang duduk di kursi rotan sambil merajut, pandangannya sesekali menatap tangga menuju lantai atas. Bayu, yang baru saja membersihkan taman belakang, masuk membawa nampan teh. Ia hendak meletakkannya di meja saat suara langkah heels terdengar menuruni tangga.Sapphire muncul, anggun seperti biasa, mengenakan gaun putih sederhana namun elegan. Senyum kecil terpahat di wajahnya saat ia melihat Bayu dan Nenek Sri Satmika.“Wah, wangi tehnya sampai ke atas. Terima kasih, Bayu,” ucap Sapphire sambil mengambil cangkir.Bayu mengangguk sopan. “Sama-sama, Nona.”Namun, dari sudut mata, ia menangkap perubahan halus pada raut wajah Sri Satmika. Rajutannya terhenti. Tatapannya dingin, menusuk ke arah Sapphire seperti ingin menyingkirkan bayangan itu dari rumah ini.Sapphire tampaknya tak menyadari atau pura-pura tidak me

    Huling Na-update : 2025-04-15
  • AKU ISTRIMU MAS!    Waktu Bisa berubah

    ---Bayu berdiri di balik dinding lorong, diam-diam memperhatikan percakapan antara Sapphire dan Sri Satmika. Wajahnya kaku, namun matanya menyorot tajam. Sudah beberapa hari ini ia merasa ada yang tidak beres. Terlalu banyak hal yang saling bertabrakan, dan ia tak bisa mengabaikan firasat buruk yang terus bergetar dalam dadanya.Dari tempatnya berdiri, ia bisa mendengar nenek Sri Satmika mengejek Sapphire dengan nada tinggi namun seolah bersahabat.“Tumben kamu datang lagi, Nak Sapphire. Masih belum menyerah juga setelah lamaran keluargamu ditolak mentah-mentah oleh keluarga Danendra?” ucap Sri Satmika sembari tersenyum tipis.Sapphire yang biasanya tenang, tampak menahan emosi. Ia membalas dengan suara lembut tapi tak kalah tajam, “Saya tidak pernah menyerah, Nek. Orangtuaku datang dengan niat baik, hanya saja waktu itu Bara belum siap. Tapi semua bisa berubah.”“Heh. Waktu bisa berubah, tapi cinta? Tidak selalu,” balas Sri Satmika. “Kau pikir dengan sering datang dan membawa makana

    Huling Na-update : 2025-04-16
  • AKU ISTRIMU MAS!    Logika dan Kekuasaan

    ---Malam Hari – Ruang Makan Utama Keluarga DanendraSuasana makan malam itu terasa mencekam, meski tak ada satupun suara keras terdengar. Yang ada hanyalah dentingan sendok dan garpu, sesekali batuk kecil, dan… sindiran-sindiran halus yang menusuk lebih tajam dari belati.Sri Satmika duduk dengan anggun di ujung meja, mengenakan kebaya hitam berbordir emas. Tatapannya tajam seperti biasa, kali ini mengarah ke perempuan muda yang duduk tak jauh darinya—Sapphire.“Kamu pakai lipstik warna itu lagi?” Sri Satmika membuka suara, nadanya tenang, tapi menyimpan serangan. “Ah, sepertinya itu warna yang dulu pernah dipakai ibumu saat datang melamar cucu saya, ya? Sayang, ditolak.”Sapphire menegang, namun berusaha tersenyum. “Warna ini cocok untuk acara formal, Nek.”“Kalau sekadar cocok, banyak hal juga terlihat cocok. Tapi tidak semuanya bisa diterima,” balas Sri Satmika tanpa menoleh.Bayu yang duduk tak jauh dari Bara nyaris tersedak sup-nya. Ia memalingkan wajah, menyembunyikan senyum ke

    Huling Na-update : 2025-04-17
  • AKU ISTRIMU MAS!    Kenyataan Yang Pahit

    ---Di Ruang Pribadi Gustur DanendraLampu gantung bergoyang pelan di langit-langit. Di balik kaca jendela besar, kabut mulai turun menyelimuti malam. Gustur duduk di kursinya yang empuk, jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja kayu dengan irama sabar yang mengancam. Di depannya, Sapphire berdiri dengan angkuh, kedua tangan bersedekap."Jadi, apa rencanamu berikutnya?" tanya Sapphire tanpa basa-basi.Gustur menatapnya, lalu tersenyum tipis. "Bara sedang goyah. Hatinya rapuh. Kita hanya perlu sedikit dorongan terakhir supaya dia benar-benar melupakan Liyana."Sapphire menyipitkan mata. "Kau yakin? Dia bahkan belum melirikku. Dan sekarang ada nenek-nenekan itu yang sok mendekat. Menyebalkan."Gustur terkekeh pelan. “Justru itu bagus. Biarkan Sri Satmika membuat Bayu sibuk. Biarkan dia terganggu dan kehilangan fokus. Kita manfaatkan celah itu.”Sapphire masih tampak ragu. “Kau bilang kau bisa atur semuanya. Tapi sejauh ini, Bara justru makin dekat sama asistennya itu. Aku tahu dia bukan orang

    Huling Na-update : 2025-04-18
  • AKU ISTRIMU MAS!    Malam Pertama Yang Aneh

    ______"Siapa, kau!" Bara kaget saat mendapati seorang Nenek-nenek tengah berada di kamarnya terduduk di kursi rias. Menatap cermin."Aa ... aku ... Istrimu, Mas." Wanita yang tampak delapan puluh tahunan itu berbalik dari cermin.Sontak wajah Bara berkerut. Heran."Kau, bukan Istriku!" Bara mendekati wanita itu dari ambang pintu kamar yang baru dibukanya."Mas ... Aku Lily istrimu," ucap wanita itu parau sembari menitikkan air mata."Kau bukan Liyana!" Kini Bara semakin marah. Lantas saja ia merasa risih pada sosok wanita asing itu.Apalagi Wanita paruh baya yang mengaku sebagai Istrinya. Jelas beda! wanita yang baru di ijab olehnya tadi pagi sangat cantik dan masih muda."Aku Liyana, Mas!" Dia masih bersih kukuh. Mengaku bahwa dirinya Liyana."Tidak, kau bukan istriku!" teriak Bara kali ini sembari menggelengkan kepalanya. Wanita paruh baya itu hanya bisa menangis. Dan terus berucap bahwa dia adalah istrinya.Namun, Bara terus menolak. Merasa tidak terima."Jangan bercanda! Di mana

    Huling Na-update : 2024-11-28

Pinakabagong kabanata

  • AKU ISTRIMU MAS!    Kenyataan Yang Pahit

    ---Di Ruang Pribadi Gustur DanendraLampu gantung bergoyang pelan di langit-langit. Di balik kaca jendela besar, kabut mulai turun menyelimuti malam. Gustur duduk di kursinya yang empuk, jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja kayu dengan irama sabar yang mengancam. Di depannya, Sapphire berdiri dengan angkuh, kedua tangan bersedekap."Jadi, apa rencanamu berikutnya?" tanya Sapphire tanpa basa-basi.Gustur menatapnya, lalu tersenyum tipis. "Bara sedang goyah. Hatinya rapuh. Kita hanya perlu sedikit dorongan terakhir supaya dia benar-benar melupakan Liyana."Sapphire menyipitkan mata. "Kau yakin? Dia bahkan belum melirikku. Dan sekarang ada nenek-nenekan itu yang sok mendekat. Menyebalkan."Gustur terkekeh pelan. “Justru itu bagus. Biarkan Sri Satmika membuat Bayu sibuk. Biarkan dia terganggu dan kehilangan fokus. Kita manfaatkan celah itu.”Sapphire masih tampak ragu. “Kau bilang kau bisa atur semuanya. Tapi sejauh ini, Bara justru makin dekat sama asistennya itu. Aku tahu dia bukan orang

  • AKU ISTRIMU MAS!    Logika dan Kekuasaan

    ---Malam Hari – Ruang Makan Utama Keluarga DanendraSuasana makan malam itu terasa mencekam, meski tak ada satupun suara keras terdengar. Yang ada hanyalah dentingan sendok dan garpu, sesekali batuk kecil, dan… sindiran-sindiran halus yang menusuk lebih tajam dari belati.Sri Satmika duduk dengan anggun di ujung meja, mengenakan kebaya hitam berbordir emas. Tatapannya tajam seperti biasa, kali ini mengarah ke perempuan muda yang duduk tak jauh darinya—Sapphire.“Kamu pakai lipstik warna itu lagi?” Sri Satmika membuka suara, nadanya tenang, tapi menyimpan serangan. “Ah, sepertinya itu warna yang dulu pernah dipakai ibumu saat datang melamar cucu saya, ya? Sayang, ditolak.”Sapphire menegang, namun berusaha tersenyum. “Warna ini cocok untuk acara formal, Nek.”“Kalau sekadar cocok, banyak hal juga terlihat cocok. Tapi tidak semuanya bisa diterima,” balas Sri Satmika tanpa menoleh.Bayu yang duduk tak jauh dari Bara nyaris tersedak sup-nya. Ia memalingkan wajah, menyembunyikan senyum ke

  • AKU ISTRIMU MAS!    Waktu Bisa berubah

    ---Bayu berdiri di balik dinding lorong, diam-diam memperhatikan percakapan antara Sapphire dan Sri Satmika. Wajahnya kaku, namun matanya menyorot tajam. Sudah beberapa hari ini ia merasa ada yang tidak beres. Terlalu banyak hal yang saling bertabrakan, dan ia tak bisa mengabaikan firasat buruk yang terus bergetar dalam dadanya.Dari tempatnya berdiri, ia bisa mendengar nenek Sri Satmika mengejek Sapphire dengan nada tinggi namun seolah bersahabat.“Tumben kamu datang lagi, Nak Sapphire. Masih belum menyerah juga setelah lamaran keluargamu ditolak mentah-mentah oleh keluarga Danendra?” ucap Sri Satmika sembari tersenyum tipis.Sapphire yang biasanya tenang, tampak menahan emosi. Ia membalas dengan suara lembut tapi tak kalah tajam, “Saya tidak pernah menyerah, Nek. Orangtuaku datang dengan niat baik, hanya saja waktu itu Bara belum siap. Tapi semua bisa berubah.”“Heh. Waktu bisa berubah, tapi cinta? Tidak selalu,” balas Sri Satmika. “Kau pikir dengan sering datang dan membawa makana

  • AKU ISTRIMU MAS!    Permainan Baru Dimulai

    ---Siang yang Tenang Tapi TegangMatahari siang menyinari halaman rumah perkebunan dengan damai, tapi suasana di dalam rumah jauh dari ketenangan.Di ruang tengah, Sri Satmika sedang duduk di kursi rotan sambil merajut, pandangannya sesekali menatap tangga menuju lantai atas. Bayu, yang baru saja membersihkan taman belakang, masuk membawa nampan teh. Ia hendak meletakkannya di meja saat suara langkah heels terdengar menuruni tangga.Sapphire muncul, anggun seperti biasa, mengenakan gaun putih sederhana namun elegan. Senyum kecil terpahat di wajahnya saat ia melihat Bayu dan Nenek Sri Satmika.“Wah, wangi tehnya sampai ke atas. Terima kasih, Bayu,” ucap Sapphire sambil mengambil cangkir.Bayu mengangguk sopan. “Sama-sama, Nona.”Namun, dari sudut mata, ia menangkap perubahan halus pada raut wajah Sri Satmika. Rajutannya terhenti. Tatapannya dingin, menusuk ke arah Sapphire seperti ingin menyingkirkan bayangan itu dari rumah ini.Sapphire tampaknya tak menyadari atau pura-pura tidak me

  • AKU ISTRIMU MAS!    Panggung Pertarungan Diam

    Di Sebuah Ruang Rahasia, Belakang Rumah Lama – Malam HariGustur duduk di kursi rotan tua, menyalakan cerutu sambil menatap layar monitor yang menampilkan rekaman tersembunyi dari rumah perkebunan. Di salah satu layar kecil, terlihat Bayu sedang bergerak mencurigakan di gudang. Di layar lain, Bara sedang duduk sendirian di kamar, tampak murung dan termenung.“Dia masih belum juga menyerah,” gumam Gustur, menepuk-nepuk debu dari lutut celananya.Laksmi masuk membawa map berisi laporan kegiatan Bayu beberapa hari terakhir. Ia meletakkannya di atas meja dengan angkuh.“Kau yakin dia masih percaya Bayu?” tanya Laksmi, melipat tangan di dada.Gustur menyeringai. “Bara itu lelaki yang mudah terombang-ambing perasaan. Apalagi kalau sudah bicara soal cinta. Kita hanya perlu mengalihkan hatinya—supaya tidak lagi mencari Liyana.”Laksmi menarik napas panjang. “Dengan Sapphire?”“Ya,” Gustur bangkit dan berjalan ke arah rak tua berisi botol-botol minuman keras. Ia menuang satu gelas kecil, menye

  • AKU ISTRIMU MAS!    Rencana demi Rencana

    ---Pagi harinya – Di Pondok UtamaBara berdiri di depan jendela besar kamarnya, memandangi kebun teh yang tertutup kabut. Matanya sembab karena kurang tidur. Semalam, ia tak bisa berhenti memikirkan Bayu—lebih tepatnya, semua keanehan yang mengelilingi sosok itu.Sifatnya berubah-ubah. Kadang gugup, kadang tenang. Terlalu pintar untuk seorang asisten biasa, dan terlalu peduli untuk orang yang baru dikenalnya.Terutama semalam… saat Bayu keluar dari rumah dengan amarah meledak-ledak setelah bertemu dua orang asing yang katanya “paman dan bibi penipu.” Bara sempat mengejar, tapi Bayu menolak bicara lebih jauh.“Pak, saya cuma dibohongi lagi. Mereka mengaku keluarga, tapi mereka bukan siapa-siapa. Saya cuma... kecewa. Itu aja.”Tapi Bara tahu itu bukan sekadar kekecewaan biasa. Ada luka dalam sorot mata Bayu yang tak bisa dijelaskan dengan logika. Luka yang mirip dengan... kehilangan.Ia menghela napas panjang. Saat itulah ponselnya berbunyi.“Larissa,” gumamnya, kening berkerut.Ia ang

  • AKU ISTRIMU MAS!    Pengorbanan Demi Kebenaran

    Malam Masih Terus Bergulir – Perjalanan Menuju KebenaranMobil yang dikendarai Bara melaju pelan di jalanan berbatu yang mengarah ke luar area perkebunan. Lampu sorot depannya menembus kabut tipis, membelah malam yang semakin pekat. Tangan Bara menggenggam erat setir, tatapannya lurus ke depan. Ia belum sepenuhnya yakin arah ini akan membawanya pada jawaban, tapi nalurinya bicara lain.Bayu.Ia tidak pernah menyangka akan memikirkan seseorang sedalam ini, secepat ini. Bayu bukan hanya asisten. Bukan sekadar bawahan yang datang membawa data kejahatan. Ada sesuatu yang lebih rumit… dan lebih personal. Sesuatu yang mengikat mereka tanpa bisa dijelaskan dengan logika.Sementara itu, di dalam mobil tua yang Larissa kendarai, Bayu menatap layar ponsel yang terus menampilkan titik merah. Truk itu bergerak pelan, menyusuri jalan kecil yang sepertinya menuju daerah terpencil di luar desa.“Mereka berhenti,” kata Larissa pelan. Ia memiringkan layar ke arah Bayu. “Sekitar satu kilometer lagi.”B

  • AKU ISTRIMU MAS!    Rahasia yang disembunyikan

    Masih Malam Itu, di Kamar Sri SatmikaBayu menggigil pelan di balik tirai. Napasnya tercekik di tenggorokan saat mendengar suara langkah kaki Sri Satmika mendekat ke arah meja rias, hanya beberapa langkah dari tempatnya bersembunyi. Gelas diletakkan di atas meja, dan suara derit kursi berbunyi pelan. Wanita tua itu duduk.Suara desahannya terdengar lirih, seperti sedang berbicara pada diri sendiri."Kenapa kau belum juga menyerah, Liyana..." katanya pelan. "Kalau saja kau tahu siapa aku sebenarnya."Bayu mencengkeram kain tirai lebih erat. Jantungnya terasa mau meledak. Apakah dia sedang berbicara pada seseorang? Atau hanya monolog biasa? Tapi yang jelas, nama itu—namanya—diucapkan dengan sangat sadar.Beberapa menit berlalu. Suara napas wanita tua itu melambat, menandakan ia mulai terlelap. Bayu tak bisa tinggal lebih lama. Ia perlu keluar.Perlahan, ia mengintip dari balik tirai. Sri Satmika telah bersandar di kursi, mata tertutup, napas tenang.Bayu melangkah ringan, nyaris tanpa s

  • AKU ISTRIMU MAS!    Kebenaran akan muncul

    ---Masih dini hari, kamar utama terasa sesakBayu menutup pintu kamar perlahan, meninggalkan Bara yang masih berdiri membelakangi jendela. Langit di luar belum sepenuhnya terang, namun cahaya samar mulai menyusup di antara tirai. Bayu berjalan pelan menuju koridor, dadanya terasa seperti dipenuhi duri. Setiap langkah menjauh dari kamar Bara adalah langkah menuju keputusasaan yang harus ia telan sendiri.Ia tidak tidur malam itu.Di kamarnya yang gelap, Bayu duduk di lantai, menatap kosong ke arah dinding. Di meja kecil, tersimpan ponsel dengan satu pesan draf yang belum pernah ia kirim:"Pak, saya ini sebenarnya—"Ia menghapusnya. Lagi.Tangannya gemetar. Ia ingin jujur. Ingin melepaskan semuanya. Tapi wajah kedua orangtuanya selalu muncul di benaknya. Ibunya yang lembut, ayahnya yang keras tapi hangat. Mereka bukan hanya sandaran hidup—mereka adalah alasan kenapa ia harus bertahan menyamar sejauh ini.Bayu menarik napas panjang. “Aku harus temukan mereka... sebelum semuanya hancur.”

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status