Beranda / Pernikahan / AKU BUKAN BENALU / Chapter 6 Kerja Sampingan

Share

Chapter 6 Kerja Sampingan

Penulis: Bubuk Kacang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku mengikuti saran Nita untuk menpublishkan novel yang sudah aku terjemahkan selama satu tahun ini. Ada beberapa paltform online yang katanya bisa mempublish novel terjemahan. Ya untung untung investasi jangka panjang.

“Ning mending untuk menambah pendapatan, kamu upload cerita yang sudah kamu terjemahkan ke platform-platform cerita online. Sekerang sudah banyak yang berbayar kok. Untuk penambah pembaca kamu juga membuat akun f******k untuk mempromosikannya. Memang perlu usaha yang keras sih kalau baru mulai merintis. Tapi dari pada didiamkan sama di komputer kan sayang Ning.”

“Emang boleh Nit novel terjemahan dimasukin ke platform-platform online?”

“Boleh banget dong ning, apalagi sekarang ada yang namanya kontrak exclusif dan non exclusif. Jadi kamu bisa bilih mau di publikasikan ke satu platform saja atau ke banyak platform. Apa lagi kalau kamu bisa nulis dengan Bahasa yang mudah dipahami oleh orang-orang awam. Kamu tahukan kalau novel terjemahan biasanya bahasnya amburadul. Nanti sekalian kamu latihan membuat novel sendiri, siapa tahu bisa diterbitkan.”

“Jadi itu penghasilan diam-diammu selama ini Nit?”

“Iya ning, aku kan cari kesibukan karena suamiku jarang pulang, keseringan dinas di luar kota. Sebenernya dia ngajakin aku ikut ke tempat dinasnya, tapi aku lebih nyaman disini Ning. Kalau bosen bisa pergi ke rumah orang tua ataupun mertua. Kasihan kalau tidak pernah dijenguk sama anak-anaknya.”

“Ternyata kamu perhatian juga sama mertua ya Nit.”

“Iyalah mertuaku sangat baik ning, kadang aku merasa sungkan atas perhatian mereka. Suamiku memang bukan anak satu-satunya, tapi saudaranya yang lain memutuskan untuk pindah ke luar kota. Anak terdekatnya hanya aku dan suamiku kalau lagi pegang cabang sini.”

Aku mencoba semua platform novel yang direkomendasikan Nita, sambil mencoba melihat peluang yang paling besar dimana. Lumayan bisa untuk menambah pengetahuan tentang ilmu baru ini.

“Kamu lagi ngapain Ning? Tumben hari sabtu masih mainin computer, ada deadline buat senin?”

“Enggak kok mas aku lagi iseng publish novel terjemahan aku pas kuliah dulu.”

“Emang boleh dipublikasikan Ning? Itu kan terjemahan.”

“Kata Nita bisa mas, makanya ini aku coba karena penasaran.”

“Ya udah terserah kamu aja, Mas kagum sama ketekunan kamu Ning. Mas hari ini mau pergi ya ketempat Bram.”

“Mau ngapain mas tumben?”

“Mau curhat kali aja dia bisa ngasih mas kerja sampingan, dia kan kliennya banyak Ning.”

“Ya udah mas hati-hati ya mas, semua kalau ditekuni pasti hasilnya bagus mas. Entah sekecil apa hasil yang kita dapatkan diawal pasti lama-lama juga ga terasa jadi banyak hasilnya kalau kita tekun Mas. Kamu harus belajar tekun mulai sekarang.”

Ibu memang selalu memanjakan Mas Dimas selama ini jadi dia selalu berada di zona nyaman.

“Semoga kamu tidak pernah berubah mas, tetap percaya sama aku. Karena landasan yang utama dalam hubungan suami istri adalah kepercayaan. Apalagi sekarang aku sudah memiliki pekerjaan di luar rumah. Semoga rumah tangga kita dijauhkan dari hal-hal negatif mas.” Batinku.

***

“Mas gimana kalau kamu bikin Angkringan aja di lapangan depan kompleks. Disana banyak anak nongkrong Mas, nanti aku temenin jualannya. Menunya nanti tinggal pesen di budhe Titin.” Usulku pada Mas Dimas saat dia bingung mau buka usaha apa.

Kami sedang menikmati buah Melon potong setelah makan malam.

“Apa apaan kamu Ning, masa kamu nyuruh anak ibu jualan nasi kucing sih Ning. Jualan yang agak bagusan dikit dong Ning, pecel ayam kek atau apa gitu.” Protes ibu mertua.

“Kan kalau angkringan hanya modal gerobak, tikar sama terpal buat jaga-jaga kalau hujan Bu. Jajannya juga modalnya modalnya dikit bu, kalau bisa bikin sendiri lebih banyak Bu untungnya.”

Mas Dimas hanya terdiam mendengar perdebatan antara aku dengan ibu mertua

“Kamu tuh mikirnya uang uang uang terus Ning, tuh lihat muka Dimas udah kusut gitu.”

“Ini kan juga demi masa depan Mas Dimas bu, kalau Mas Dimas ada tabungan hidupnya jadi tenang. Kalau nanti butuh uang untuk keperluan dadakan Mas Dimas ada pegangan. Ibu kalau bisa juga punya uang tabungan bu, buat jaga jaga.”

“Udahlah Ning jangan ceramah mulu ga akan terjadi apa apa sama Ibu dan Dimas. Kamu ga usah bilang hal hal yang belum tentu terjadi.”

“Untuk saat ini Mas belum bisa nabung Dek sampai cicilan mobil selesai.”

“Makanya aku minta biar Mas Dimas cari kerjaan sampingan. Jangan kerja yang terlalu berat, dikit dikit saja yang penting rutin masuk kantong setiap hari.”

“Kamu kan tahu Mas pulangnya malem Ning, kamu ga kasihan lihat mas banting tulang sampai jungkir balik?”

“Bukan itu maksud aku mas. Tapi Mas harusnya ada gambaran mau merintis usaha apa untuk masa tua nanti. Mas juga belum punya tabungan kan?”

“Udahlah Mas pusing, mau ngerokok dulu di luar.”

“Loh kenapa Mas Dimas ngeroko lagi, sejak kapan Mas?”

“Sejak Mas pusing mikirin keluarga kecil kita.” Ujarnya sambil berlalu keluar.

Aku menghembuskan nafas kasar. Segera ku bereskan meja makan, mencuci piring bekas makan malam agar bisa segera tidur.

Kubiarkan saja Mas Dimas memikirkan masa depannya. Aku sudah banyak memberinya masukan tapi tak ada satupun yang dilakukan. Entah apa yang ada didalam pikiran Mas Dimas. Selalu terlena di zona nyamannya sendiri.

Bab terkait

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 7 Ujung Pertikaian

    Ternyata menjadi penulis di Platform online tidak mudah. Aku butuh lebih banyak waktu untuk beradaptasi dengan ritmenya. Benar kata orang “Hal yang paling sulit adalah memulai sesuatu”. Aku yang sudah terbiasa menulis novel terjemahan nyatanya masih kelimpungan. Aku harus menyesuaikan Bahasa yang aku gunakan agar mudah dipahami oleh semua kalangan. Tidak mudah mengajukan kontrak dengan platform platform tersebut. Mungkin aku harus banyak belajar biar bisa membaca peluang. Dan belajar menulis novel sendiri agar memiliki karga original. Bismilah mudah mudahan semua dilancarkan dan aku bisa istiqamah pada jalan yang telah aku pilih. “Gimana Ning nulis di platform online?” Tanya Nita padaku saat break makan siang. “Susah Ning, pusing banget aku, masih bingung butuh waktu buat beradaptasi.” “Ga papa Ning nikmati saja prosesnya, lama lama juga pasti enak kok ngejalaninnya.” “Iya kamu bener banget Nit. Kita harus bisa membuka peluang yang ada didepan mata. Jangan sampai terlewat begitu s

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 8 Rezeki Terhalang Restu Ibu

    Seminggu sudah kita memutuskan untuk menyewa sebuah rumah untuk kita tinggali. Akan tetapi aku merasa selalu sendiri di rumah kontrakan. Waktu luang lebih aku pergunakan untuk menulis cerita daripada aku terus memikirkan kapan Mas Dimas akan pulang dari rumah Ibunya. Sekarang aku juga bergabung menjadi reseller pakaian, hanya bedanya aku bekerja sama dengan adikku yang tinggal di Solo. Karena aku tidak punya waktu untuk pergi ke Solo mengambil pakaian yang aku pasarkan. “Dek nanti Mas Dimas pulang kerja mampir dulu ke rumah Ibu ya Ning, mau melihat kondisi Ibu.” Pulang kerja Mas Dimas selalu mampir ke tempat Ibunya dan pulang ke kontrakan saat aku sudah tidur, entah jam berapa. Waktuku dengannya hanya waktu pagi sebelum dia berangkat kerja. “Iya Mas meskipun sekarang kamu sudah menjadi suamiku, aku juga tahu posisi kamu sebagai anak satu satunya Ibu.” “Seandainya kamu dan Ibu bisa akur, pasti Mas seneng banget Ning.” “Mas kamu lihat sendiri kan perlakuan Ibu kamu ke aku? Aku kuran

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 9 WFH di Rumah Ibunya

    Sudah tiga bulan kami tinggal di kontrakan, hubunganku dengan Mas Dimas sudah sangat membaik. Meskipun saat ini ada wabah Covid 19 tapi tidak berpengaruh pada pekerjaanku, bahkan sedang ada proyek sebagai editor untuk sebuah novel online. Karena lockdown dan dianjurkan dirumah saja membuat peminat novel online meningkat tajam. Hal ini membuat aku harus sering lembur di kantor. Bahkan novel yang aku publish di platform online juga jadi banjir pembaca mesipun aku belum bisa menghasilkan banyak rupiah dari novel online. Tapi aku yakin bahwa usaha tidak akan menghianati hasil.“Mumpung hari ini aku pulang lebih awal sebaiknya aku mampir ke rumah ibu mertua.” gumamku. Kulihat ada mobil Mas Dimas terparkir di halaman rumah ibu.“Aku parkir di pinggir jalan sajalah, biar nanti pulangnya enak. Sudah ada mobil Mas Dimas jadi sempit kalau aku parkir motor di halaman.” Samar-samar aku mendengar obrolan ibu dengan Mas Dimas.“Kamu kok masih jam kerja gini di rumah ibu sih Dim seminggu ini, kamu d

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 10 Tak Tik Ibu Mertua

    Pov Ibu MertuaAku harus bisa membuat Dimas kembali lagi ke rumah ini. Dan aku berharap dia kembali ke rumah ini sendiri tanpa Nining.“Dimas kamu ga bisa tinggal di rumah ini lagi? Ibu kesepian dim dirumah sebesar ini sendirian.” Ucapku memelas untuk mencari perhatian putra kesayanganku ini.“Ibu kan tahu dimas ga bisa lihat ibu dan nining adu mulut terus tiap hari. Kapala dimas rasanya mau pecah kalau mendengar perdebatan kalian berdua. Ini pilihan yang tepat agar Ibu dan Nining berjauhan untuk menghindari konflik diantara kalian. Ibu paham kan? Aku ingin yang terbaik buat Ibu dan Nining.”“Ya udah terserah kamu deh, yang penting setiap makan malam kamu harus makan disini. Kalau kamu ga makan malam disini ibu ga mau makan.” Ancamku pada Dimas.“Iya bu, Dimas janji sama ibu.” Pintaku pada dimas sebelum dia meninggalkan rumah ini untuk tinggal bersama istrinya di sebuah rumah kontrakan sederhana.Aku harus mendekatkan Zulaikah sama Dimas, kulihat sepertinya perasaan Zulaikah sama Dima

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 11 POV DIMAS

    Hari ini aku melihat wajah bahagia ibu ketika kami makan malam bersama Zulaikah. Dia begitu perhatian terhadap ibu, melayani ibu makan. Nining dulunya juga perhatian begitu sama ibu, tapi ibu selalu menolak kebaikan Nining. Aku sedih melihat wajahnya sedih menerima penolakan dari ibu. Tapi akupun tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa menyaksikan semua itu terjadi di depan mataku.Aku sangat menyayangi Nining sebagai istri, tapi aku juga menyayangi dan menghormati ibu sebagai orang tuaku. Aku sangat bahagia jika bisa melihat mereka bisa saling menyayangi satu sama lain. Tapi ternyata hari ini aku merasa seperti gagal menjadi suami dan anak yang baik. Aku melihat ibu bahagia dengan wanita lain. Wanita yang merupakan masa laluku.Wanita itu begitu baik mau melayani ibu yang bukan siapa-siapa baginya. Aku pun sudah lama sekali melihat wajah ibu sebahagia itu. Apa yang harus aku lakukan? Jika aku mengikuti keinginan ibu maka aku akan menyakiti nining, jika aku memilih nining aku tidak

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 12 Musuh Dalam Keluarga Kecilku

    Apa sebenarnya yang terjadi di rumah ibu mertua? Kenapa perasaanku tidak tenang begini? Tidak mungkinkan mas Dimas melakukan hal-hal yang buruk selama di rumah ibunya. Itukan rumah ibunya, itu harusnya menjadi tempat yang aman untuk dirinya. Kenapa aku yang tidak tenang begini? Apa ada yang disembunyikan mas Dimas dariku?Karena merasa tidak tenang aku memutuskan untuk ke rumah ibu mertua, meskipun tadi sore aku sudah kesana. Perasaan tak tenang ini begitu menggangguku.Kulajukan motorku dengan kecepatan sedang, aku memarkirkan motor di jalan. Jaga-jaga kalau terjadi sesuatu biar bisa langsung jalan.Saat memasuki halaman rumah ibu aku mendengar tawa yang penuh dengan kebahagiaan.“Kenapa mereka tertawa begitu bahagianya? Tapi sepertinya suaranya lebih dari dua orang.” Gumamku dengan keheranan. Aku masuk ke rumah ibu mertuaku seperti pencuri yaitu dengan cara mengendap-endap. Kulihat di depan sana ibu dan mas Dimas tertawa dengan bahagianya ka

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 13 Pertengkaran Suami Istri

    “Mas tadi bu RT bilang ke aku kalau di rumah ibu ada zulaikah. Kok kamu ga pernah cerita sama aku?”“Aku ga enak bilangnya sama kamu, selama ini dia yang nyiapin makan malam buat aku sama ibu.”“Kamu ga kasihan mas sama dia?”“Kasihan kenapa?”“Kamu ga ada hubungan sama dia, tapi dia nyiapin makan malam buat kalian dan tetangga pasti berfikiran jelek tentang Zulaikah. Kamu membuat dia terlihat sebagai wanita ga bener dengan terus berkunjung ke rumah ibu ketika ada kamu disana, apalagi sampai malam hari. Kecuali kalau kamu tidak ada disana pasti para tetangga akan menilai Zulaikah baik karena mengurus janda tua. Tapi aku sama kamu pasti terlihat jelek karena tidak mengurus ibu.”“Terus apa yang harus mas lakukan Ning? Melarang dia berbuat baik sama ibu?” Tanya mas Dimas frustasi.“Itu terserah kamu, yang jelas kalau kamu memang ada hubungan special sama Zulaikah leb

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 14 Pilihan Mas Dimas

    “Mas hari ini aku lembur, mungkin sampai rumah Ibu jam tujuh malam”“Ya udah nanti juga mas dari kantor jam tujuh, biar kamu ga salah paham lagi sama mas. Kamu hati-hati di jalan ya Ning, ga usah ngebut-ngebut.”“Iya mas, kamu tenang saja. Tumben peka bisa menjaga perasaan istri segala.”“Ga papa mas pusing kalau kamu udah ngomel-ngomel ning.” Ujarnya polos.“Ya sudah kalau begitu, aku tutup ya mas telfonnya. Kamu yang semangat kerjanya, ingat cicilan mobil masih empat tahun lagi.”“Iya ning kamu ga usah ngoyo kerjanya, aku ga mau kamu sakit. Assalamu’alaikum.”“Waalaikum salam mas.”“Tumben kamu ning telfonan sama mas suami.” Goda Nita padaku.“Ya ngga papa dong Nit, kamu juga boleh kalau mau telfon suami kamu.” Ujarku kalem.“Kamu itu ga usah sok polos Ning, pura-pura lupa kalau suamiku lagi menangani proyek di tengah hutan. Susah sinyal say.”“Hahaha kasihan yang di tinggal ke hutan. Udah ah sana balik lagi ke meja kamu, biar kita bisa pulang lebih awal.”“Iya iya yang mau makan ma

Bab terbaru

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 23 Rencana Membuka Butik

    Sepulang dari rumah Mas Dimas aku mengajak ibu dan Bapakku untuk membiacarakan sesuatu hal yang penting.“Pak, Buk sebenarnya Nining ingin minta tolong Bapak dan Ibu untuk membantu Nining mengelola bisnis Nining yang ada di Solo. Alhamdulillah usaha Nining selama ini sudah berkembang dan Nining sudah membuka toko di Solo.”Aku melihat wajah Bapak dan Ibu terkejut tidak mengerti.“Sejak kapan kamu berbisnis Ning? Bukankah kamu selama ini hanya ibu rumah tangga biasa? Itu sebabnya ibu mertua kamu selama ini tidak berbuat baik sama kamu?” tanya ibuku“Ibu benar, aku mengelola bisnis ini memang dari rumah aja bu. Dengan bantuan internet, sebenarnya sudha sejak kuliah Nining menjalankan bisnis ini bu, namun karena modalnya belum terkumpul jadi Nining tanya membuatnya dengan online aja bu. Tapi Nining juga punya partner bisnis yang membangun bisnis ini berama Nining. Bapak dan Ibu ingat dengan teman Nining, Sandra yang dulu sering Nining ajak mampir kerumah?”Kulihat ibu dan bapak mencoba m

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 22 Tanda Tangan Mas Dimas

    Agar masalah ini segera selesai aku memutuskan untuk meminta tanda tangan Mas Dimas sendiri. Pulang dari kantor Pak Rajendra aku memutuskan ke rumah Ibu mertua untuk meminta tanda tangan Mas Dimas. AKu harus mengambil kesempatan di hari bahagia mereka, agar ibu bisa meminta Mas Dimas menanda tangani surat perceraian antara aku dengan Mas Dimas. Aku yakin pasti Ibu mertuaku sangat bahagia akan kedatanganku dengan membawa surat gugatan perceraian.“Pak, kita langsung ke Rumah Ibu Siti ya Pak, buat minta tanda tangan Mas Dimas.”“Iya Ibu juga ingin melihat bahagimana reaksi Dimas dan Bu Siti melihat kedatangan kita ke rumah mereka.”“Bapak nanti jaga emosi Bapak ya, jangan terpancing emosi jika Bu Siti bilang yang aneh-aneh tentang Nining. Bapak tenang saja, Nining sudah terbiasa mendengar hinaan dari Ibu Siti.”“Kamu tenang saja Ning, Bapak pasti bisa mengontrol emosi Bapak, Bapak tidak ingin mengotori tangan Bapak untuk memberi pelajaran pada Dimas, jika kamu saja ikhlas masa Bapak mal

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 21 Bertemu Pengacara

    Senin pagi-pagi sekali aku mengumpulkan semua berkas yang dibutuhkan. Aku akan menemui pengacara yang direkomentasikan Nita untuk membantuku mengurus perceraian dengan Mas Dimas. Aku membaca nama pengacara tersebut di kontak handphone ku. Aku merasa seperti tidak asing dengan nama itu. “Rajendra?” gumamku sambil melihat kontak yang diberikan Nita kemarin. Aku akan menelfonnya terlebih dahulu, meskipun sudah di buatkan janji dengan Nita, setidaknya aku juga memastikannya sendiri kan. Aku menekan tombol Call pada kontak Rajendra, tak lama kemudian suara bass dan maskulin menyapa indra pendengaranku.“Selamat pagi, dengan Rajendra disini.” ucapnya formal.“Selamat pagi Pak Rajendra, saya Nining teman Nita yang ingin meminta bantuan Bapak untuk mengurus perceraian saya. Bisa kita bertemu hari ini Pak, untuk membahas masalah perceraian saya?”“Ohh Bu Nining. Iya Ibu, tenang saja kemarin Nita sudah membuatkan janji temu ya Bu. Di kantor saya Jalan. Melati No. 405 Pukul 10.00 ya Bu, saya ha

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 20 Kedatangan Bapak dan Ibu

    Setelah menenangkan diri di Masjid dekat taman, aku memutuskan untuk belanja ke Pasar untuk membeli keperluan dapur karena Bapak dan Ibu akan datang. Aku tidak mungkin menyambut kedatangan mereka dengan meja kosong. "Sekalian belanja untuk seminggu kedepan kali yaa, biar ibu ga perlu belanja lagi selama di Semarang." ujarku sambil memilih ikan yang segar. Setelah membeli semua keperluan dapur aku membeli jajanan pasar langgananku untuk dihidangkan kepada kedua orang tuaku. Aku harus bisa menjamu mereka dengan baik agar kesedihan yang aku alami, tidak membuat mereka sedih. Aku harus bisa terlihat baik-baik saja saat mereka ada di Semarang. Aku tahu ketika aku sedih pasti orang tuaku akan lebih sedih daripada diriku sendiri. Mana ada orang tua yang rela melihat anak yang mereka sayangi sepenuh hati disakiti oleh orang lain. Apalagi orang tuaku yang selama ini selalu menjaga perasaan anak-anaknya. Sesampainya di kontrakan aku memasukkan semua belanjaanku ke dalam tempat khusus agar leb

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 19 Memasang Topeng Kebahagiaan

    "Bagaimana para saksi, Sah?" tanya pak penghulu yang sudah menikahkan Mas Dimas dengan istri barunya."Sah!" sentak semua orang yang ada diruangan ini dengan serentak.Tak terasa air mataku menetes membasahi pipiku, aku segera menghapus air mataku. Semua tamu bergantian memberikan selamat kepada kedua mempelai, aku berdiri melepas kaca mata bacaku dan memasang senyum lebar. Aku berjalan menuju pasangan pengantin yang baru saja melangsungkan ijab qobul."Selamat yaa Mas Dimas dan Mbak Zulaikah, akhirnya kalia bersatu dalam pelaminan, dan maaf Mas Dimas aku akan mengajukan gugatan cerai untuk Mas Dimas. Selamat ya Bu, karena ibu sudha mendapatkan menantu yang ibu idam-idamkan selama ini. Semoga hidup ibu bahagia." ucapku kepada mereka bertiga.Ibu Mertua menolak uluran tanganku yang ingin bersalaman dengan Beliau."Udah ga usah basa-basi, ngapain kamu disini? jangan merusak hari bahagia Dimas dan Zulaikah. Aku tidak ingin ada wanita pembawa sial yang

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 18 Perubahan Mas Dimas

    Aku menjalani rumah tanggaku dengan ketidaknyamanan selama satu bulan terakhir ini. Mas Dimas sekarang lebih sering menginap di rumah ibu dengan alasan kesehatan ibu yang menurun, tapi anehnya aku tidak boleh menjenguk ibu. Aku tidak tahu apa yang sedang di sembunyikan mas Dimas dariku, tapi aku harap dia menjaga kesetiaannya kepadaku. Meski dulu aku sempat ragu akan reaksi mas Dimas jika aku tidak subur, tapi mas Dimas berhasil menyakinkan ku bahwa rumah tangga kita akan baik-baik saja karena kita berdua bisa saling menghargai satu sama lain. Aku menepis semua pikiran buruk yang memenuhi pikiranku. Aku yakin kita berdua bisa melewati semua ujian dalam pernikahan kita berdua.Aku menjalani hari-hariku seperti biasa bekerja, menulis, berjualan dan menjadi ibu rumah tangga. Aku menikmati semua pekerjaan yang aku lakukan sehingga membuatku merasa tidak kosong karena jarangnya Mas Dimas dirumah. Aku anggap ini adalah ujian dari yang Maha Kuasa untuk pernikahanku dengan Mas Dimas. Aku mene

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 17 Menukar Posisi Demi Mas Dimas

    “Bagaimana aku mengatakan hasil pemeriksaan ini kepada mas Dimas? Apa aku harus bilang kalau aku yang mandul? Tapi kalau aku bilang aku mandul maka mas Dimas pasti akan disuruh ibu untuk menikah lagi.”“Ah sudahlah lebih baik aku menemui mas Dimas di rumah ibu mertua.”Aku menuju parkiran rumah sakit dengan pikiran yang berkecamuk. Entah apa yang akan terjadi pada rumah tanggaku ini. Seakan makan buah simala kama apa yang akan aku putuskan akan menghancurkan rumah tanggaku. Tetapi aku tidak ingin kesehatan mental mas Dimas terganggu karena hasil ini.Sepertinya akan lebih baik jika aku yang mandul, asal mas Dimas tetap setia padaku pasti semua akan baik-baik saja. Aku memasukkan hasil pemeriksaan kami ke dalam tasku. Mas dimas tidak perlu tahu hasil yang sebenarnya. Dan ku tidak akan pernah mengatakan hasil ini kepada siapapun, aku harus menjaga aib mas Dimas.“Assalamu’alaikum”“Waalakum salam Ning&r

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 16 Mas Dimas Mandul

    Kami berdua pergi ke Dokter specialis untuk memeriksa kesuburan kami.“Selamat siang ibu Nining dan bapak Dimas, untuk pemeriksaan kesuburan silahkan bapak dan ibu ikuti suster untuk pengambilan sampel ya.” Ucap dokter joko kepada kamu dan menunjuk dua suster.Aku dan mas Dimas mengikuti instruksi dokter, kami masuk ke dalam bilik yang berbeda untuk pengambilan sample kita berdua.“Baik bu Nining dan bapak Dimas nanti tiga hari lagi bisa kesini lagi ya. Untuk pengambilan hasil labnya. Karena hasilnya tidak bisa langsung keluar. Paling cepat tiga hari ya. Nanti akan dikabari oleh admin dari rumah sakit kami. Kami berharap hasil pemeriksaan kesuburan dari bapak dan ibu normal semua.”“Baik terima kasih dok.”Kami berdua keluar dari ruang dokter dan kembali ke rumah kontrakan kami.“Mas gimana kalau ternyata aku ga subur mas?”“Kamu jangan bicara yang tidak-tidak Ning, kita berdua pas

  • AKU BUKAN BENALU   Chapter 15 Kembali Berulah

    Seminggu sudah kejadian itu berlalu, kulihat Mas Dimas selalu murung. Mungkin dia memikirkan ibunya yang sendirian di rumah besarnya. Aku juga tidak menanyakan apakah mbak Zulaikah masih sering kerumah ibu atau tidak.“Mas senin kamu nanti WFH kan? Kamu kerja di rumah ibu aja, biar ibu ada temennya.”“Apa kamu ga papa Ning?”“Ya ga papa dong mas, biar bagaimanapun juga beliau adalah ibu kandung kamu Mas. Tapi kalau udah sore kamu cepet-cepet pulang ya. Aku ga mau kamu bersendau gurau sama mbak Zulaikah.”“Cemburu kamu dek? Ga usah cemburu karena aku adalah milikmu selamanya.”“Halah gombal kamu Mas.”“Kok gombal sih Ning, Mas serius Ning. Mas akan pegang janji setia kita sampai nanti maut memisahkan kita. Kita saling menguatkan ya Ning demi keluarga kecil kita. Dan mudah-mudahan Allah segera menitipkan malaikat kecil buat kita.”“Amin mas, semoga Allah ijabah do’a kita agar segera memiliki momongan ya mas.”“Gimana kalau kita periksa ke dokter aja mas? Periksa kesuburan kita berdua, a

DMCA.com Protection Status