Share

Bab Dua Puluh Enam

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2022-03-06 08:08:36

"Aku makan dari penghasilan kamu? Mimpi kamu atau sudah beneran gila? Sudah, aku gak mau dengar apa-apa lagi. Kalau kamu masih mau hidup dengan mas, terima saja kehadiran Maya sebagai madumu, tapi kalau gak, silahkan angkat kaki dari sini!" sergahku keras akhirnya.

Aku bisa melihat tatapan nanar wajah Ana setelah mendengar kalimatku itu. Hal yang semakin membuatku yakin jika perempuan itu memang tak akan berani kuceraikan.

Wanita memang harus dikerasi kalau tidak, dia akan ngelunjak dan aku tak suka itu.

Kutinggalkan Ana lalu beranjak ke kamar. Ingin istirahat sejenak setelah kecapekan beraktivitas dengan Maya di kamar seharian tadi.

*****

"Mas, ini ATM kamu aku kembalikan!" celetuk Ana keesokan paginya.

Aku yang sedang mengenakan seragam kantor, menoleh kaget ke arahnya.

Apa aku tak salah dengar? Ana hendak mengembalikan kartu ATM berisi uang gaji bulanan yang disetorkan oleh bendahara kantor
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
SOMBONG lo Arya di lapor sama Ana jungkir balik lo merayap kayak ULAR dasar JEMAWA
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
hahahaha jadi ngakak....dosa gak yaaaa
goodnovel comment avatar
Yung
ana yg stres ngadepin kamu arya,,pd banget ya jadi orang kau pikir wanita seenak jidat mu saja kau lakuin sadar arya,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Dua Puluh Tujuh

    "May, ini ATM buat kamu. Pergunakan dengan baik ya. Jangan boros-boros make uang. Kirim ortu kamu secukupnya. Bayar kontrakan, listrik, dan belanja juga secukupnya. Nanti mas minta dua juta aja buat ngasih Ana dan untuk pegangan mas ya," ujarku sembari memberikan kartu ATM yang tadi pagi dikembalikan Ana padaku setelah hampir tiga tahun berada dalam penguasaannya."Memangnya ada berapa uang di dalamnya, Mas?" tanya Maya sambil memicingkan matanya ke arahku. Ada binar gembira yang tampak jelas di sana."Gak tau. Soalnya Ana itu boros sekali. Mungkin gaji mas gak pernah ada sisanya buat ditabung. Tiap hari kerjaannya makan enak terus sama belanja. Tiap minggu perawatan di salon dan ke mall. Capek mas ngikutin gaya hidupnya. Tiga tahun nikah gak bisa beli apa-apa. Cuma punya mobil yang mas pake sekarang aja. Itu pun karena mas ngambil pinjaman di bank," sahutku sembari mendengkus kesal mengingat kelakuan Ana yang selalu membuatku tak tenang.Mende

    Last Updated : 2022-03-06
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Dua Puluh Delapan

    Dan aku hampir tak percaya serta berteriak kaget saat tak disangka, Intan justru membenarkan jika sisa gaji yang dibayarkan ke rekeningku hanyalah sebesar satu juta lebih dua puluh lima ribu rupiah.Sebuah nominal yang sangat jauh dari perkiraanku selama ini. Kupikir sisa gajiku minimal masih empat juta rupiah sehingga masih bisa untuk hidup enak dengan satu anak, Via. Tapi ternyata tidak.Ternyata sisa gajiku hanya tinggal satu juta lagi Kalau demikian, dari mana Ana mendapatkan tambahan uang untuk biaya hidup kami selama ini? Apalagi katanya, ibu dan Mira juga masih minta uang untuk kebutuhan hidup mereka. Lalu dari mana Ana mendapatkan uang?"Memangnya gajiku berapa sih semuanya, Tan? Kok cuma sisa satu juta?" tanyaku lagi. Penasaran."Gaji kamu itu totalnya tiga juta lima ratus ribu rupiah, Ya. Dipotong angsuran pinjaman dua juta lima ratus ribu, sisanya tinggal satu juta. Kamu sih gak pernah mau neken daftar gaji jadi gak tau

    Last Updated : 2022-03-06
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Dua Puluh Sembilan

    POV ANA"Gimana keadaan Via, Nu? Kemarin panasnya sudah turun kok sekarang naik lagi ya?" tanyaku sambil menempelkan telapak tangan di kepala putriku yang tampak gelisah dalam tidurnya.Ibu, bapak dan Andre saat ini sedang pulang, mengantar pakaian kotor kami dan menggantinya dengan yang bersih hingga saat ini aku hanya sendirian saja di kamar rawat inap ini, ditemani Wisnu yang barusan menyempatkan diri mengecek kondisi putriku itu saat kuberi tahu jika Via kembali naik suhu tubuhnya. Waktu visit dokter memang sudah lewat, akan tetapi Wisnu kembali datang saat kuhubungi karena mendadak suhu tubuh Via menghangat lagi. "Tenang aja, An. Putrimu baru saja melewati masa kritisnya. Justru bagus kalau dia kembali demam, itu berarti sistem kekebalan tubuhnya sedang berusaha melawan bibit penyakit yang menyerang tubuhnya. Rajin-rajin saja memberi makan supaya tubuhnya bisa membentuk antibodi yang berguna untuk melawan penyaki

    Last Updated : 2022-03-09
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Tiga Puluh

    Saat ini jujur, aku sedang mengajukan gugatan perceraian terhadapnya, itu kulakukan bukan karena kebetulan aku ketemu lagi sama kamu dan kamu masih sendiri, Nu, tapi karena aku tak mungkin lagi meneruskan rumah tangga bersama Arya. Di hatiku hanya ada kebencian dan rasa sakit hati yang begitu besar, tak mungkin lagi bisa menjalankan rumah tangga jika hati sudah terluka dan disakiti seperti ini. Aku menyerah, Nu," keluhku lagi, panjang.Lelaki tampan dan berkharisma di depanku itu tersenyum menenangkan lalu membuka mulutnya."Ya, sudah. Lakukan saja yang terbaik menurut kamu karena kamu juga yang akan menjalani rumah tangga, An. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik. Semoga yang terbaik adalah apa yang sedang kamu upayakan saat ini, perceraian.Untuk itu jangan pernah lupa minta petunjuk Allah ya, supaya semuanya lancar dan dipermudah segala urusannya dan jangan lupa minta juga pada Allah supaya nantinya bisa dipertemukan dengan jodoh baru

    Last Updated : 2022-03-09
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Tiga Puluh Satu

    POV ARYA"Maaf, Bu, Pak ... tapi saya hari ini mau buru-buru ke kantor, ada tugas yang harus segera saya selesaikan. Jadi gak bisa nganterin Arif nyari info kampus yang bagus di sini," elakku pura-pura hendak buru-buru ke kantor, padahal hanya alasan saja karena sejujurnya aku tak punya uang untuk mengantar Arif keliling kota guna mencari kampus terbaik apalagi membiaya kuliah adik iparku itu kelak.Jangankan biaya kuliah, biaya beli formulir pendaftaran saja sepertinya aku tak mampu membelikannya."Ya sudah, Nak. Kalau kamu buru-buru, kasih ongkos buat Arif aja ya biar dia nyari sendiri. Kan bisa pake taksi online buat keliling kota Pekanbaru ini," ujar ibu mertua lagi sambil tersenyum menatapku.Ya, Tuhan, kapan derita ini akan berakhir? Sudah capek cari alasan supaya tak dikejar soal uang, masih saja terjebak situasi begini. Huff! "Hmm, iya Mas. Kasih aja ongkos buat Arif naik taksi online. Kasih dua ratus ribu aja, cukup itu untuk

    Last Updated : 2022-03-09
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Tiga Puluh Dua

    Sekarang pokoknya aku gak mau tahu. Mas di sini sebagai kepala keluarga, harus bisa mengatasi masalah kebutuhan ekonomi keluarga kita dengan baik. Di rumah ini ada ibu, bapak dan adik-adikku yang butuh makan dan butuh keperluan lainnya. Aku gak mau mereka kecewa setelah tahu ternyata Mas itu gak punya uang ya, jadi mulai sekarang Mas harus bisa cari uang gimana pun caranya. Titik!" sergah Maya dengan nada keras."Maksud kamu? Gimana caranya mas bisa cari uang selain gaji? Waktu mas kan habis di kantor. Dan di kantor itu gak ada apa-apanya lagi, May. Jangan pikir mas bisa korupsi. Gak ada lagi dana yang bisa mas korupsi! Apalagi pengawasan keuangan sekarang sudah semakin ketat dan berlapis-lapis, sulit buat ditembus. Kalau pun ada yang bisa dimainkan, mas gak berani. Sudah cukup teman-teman Mas yang dipecat gara-gara coba-coba memainkan anggaran kegiatan, akhirnya masuk penjara dan sengsara. Nggak! Mas gak mau lagi!" sahutku sembari menekuk muka."Kalau gitu, Mas carila

    Last Updated : 2022-03-09
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Tiga Puluh Tiga

    POV ARYA"May, mas mau keluar dulu ya. Mau cari job sampingan. Mungkin pulangnya agak malam. Doakan aja mas pulang bawa rezeki ya, bisa buat belanja besok pagi," pamitku pada Maya yang sedang menonton televisi di kamar.Setelah lama berpikir, akhirnya aku memang terpaksa memutuskan menerima tawaran pekerjaan dari Heru, jadi juru parkir liar di pasar. Mau gimana lagi, cuma itu pekerjaan yang sepertinya bisa kulakukan saat ini. Pekerjaan tanpa modal, memanfaatkan sisa waktu luang yang ada sepulang kantor.Sepertinya saat ini aku juga harus mulai bisa menurunkan ego. Aku sadar tak punya uang untuk membangun usaha kecuali hanya punya mobil yang sampai saat ini masih sayang untuk dijual karena hanya itu harta satu-satunya yang masih kumiliki.Aku tak mau membuat ibu sedih karena keadaanku yang jatuh miskin. Mungkin mulai hari ini aku harus banyak-banyak sabar dan evaluasi diri kenapa bisa mengalami nasib buruk seoperti ini."Memangnya Mas mau ke m

    Last Updated : 2022-03-09
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Tiga Puluh Empat

    "Aku yang nyesel hidup sama, Mas! Sanalah kejar lagi Mbak Ana kalau mas yakin dia masih mau sama Mas! Pede sekali Mas merasa dia masih mau diajak balikan! Kalau aku, kalau Mas memutuskan pergi dari rumah ini dan menceraikan aku, aku pastikan akan dapat orang yang lebih kaya dari Mas. Kaya beneran, bukan kaya bohongan kayak Mas! Aku gak mau ortuku sedih karena hidupku sengsara dan gak bisa nolong mereka gara-gara nikah sama Mas! Sekarang, silahkan Mas pergi dari rumah ini, aku gak sudi punya suami yang gak bisa nafkahin istri!"Oke, kalau gitu mas pergi sekarang juga! Biarlah Mas hidup sendiri daripada punya istri kayak kamu!"Setelah berucap demikian, segera kukemasi pakaian dan keluar dari kamar dengan tas pakaian terjinjing di tangan.Di ruang tamu kulihat ibu, bapak dan adik-adik Maya duduk diam tanpa kata.Bukannya membela dan mendamaikan kami yang sedang bertengkar malah dari tatapan mereka seakan setuju dengan sikap Maya yang keras kep

    Last Updated : 2022-03-09

Latest chapter

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 132 (ENDING)

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (132)Menyadari dirinya telah keceplosan bicara, Bu Wati pun buru buru meralat ucapannya supaya Bu Hasnah tak sadar jika putrinya sebenarnya memang telah berbadan dua."Eh, maaf ... salah ngomong. Maksudnya bukan hamil tapi biar cepat hamil, Hasnah. Maklum pengantin baru. Makanya harus banyak makan, biar rahimnya subur. Soalnya aku udah nggak sabar lagi pengen gendong cucu. Kamu juga kan, Hasnah?" ujar Bu Wati buru buru meralat ucapannya.Mendengar perkataan besannya itu, Bu Hasnah pun tersenyum lega dan gembira. Syukurlah, ternyata Hamidah bukannya sedang hamil melainkan berharap supaya bisa cepat hamil. Kalau begitu, dia pun tak keberatan karena sudah lama memang dia menginginkan kehadiran seorang cucu lagi dari Arya, sebab sekarang Via, putri Ana, mantan istri pertama Arya sudah sulit ia temui karena kesibukan cucunya tersebut sekolah. Belum lagi dia pun sibuk mengurus Arya yang sedang sakit.Bu Hasnah pun menganggukkan kepalanya dengan rona gembira.

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 131

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (131)"Bagaimana anak saya, Dok? Apa masih bisa diselamatkan?" tanya Bu Hasnah dengan perasaan sedih luar biasa saat melihat pria berseragam putih keluar dari ruang operasi di mana Arya beberapa saat yang lalu dibawa masuk untuk ditangani.Sudah sejak malam tadi sejak mendapatkan kabar kalau anak laki lakinya itu masuk rumah sakit akibat tertabrak mobil entah karena sebab apa, Bu Hasnah terus menerus menangis hingga sembab air mukanya.Dia tak bisa menyalahkan Bu Wati dan Hamidah yang telah membiarkan Arya berkeliaran di luar rumah di malam pengantin mereka sebab alasan Bu Wati, Arya tak bisa dilarang dan dicegah meski hari sudah malam saat hendak membeli sesuatu barang keperluannya. Itulah yang telah membuat kecelakaan tersebut bisa sampai terjadi.Dan Bu Hasnah pun terpaksa percaya begitu saja sebab sejauh ini dia memang tak tahu apa yang sebenarnya betul betul terjadi di rumah besannya tersebut malam tadi hingga akhirnya putranya itu harus mengalami t

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 130

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (130)Berpikir begitu, Bu Wati pun buru buru masuk kamar mandi dan berbisik di telinga putrinya."Midah, apa ... apa kamu hamil? Apa ... apa kamu dan Afandi sudah melakukan hal terlarang sebelum dia meninggal dunia dan kamu menikah dengan Arya? Kalau iya, kamu harus berdamai dengan Arya, Midah. Kamu nggak boleh menolak kehadirannya karena itu konyol namanya. Kamu butuh suami dan bapak untuk anak kamu, Midah! Ayok ikut Ibu ke kamar sekarang juga. Kita harus membicarakan ini sebelum kamu membuat keputusan yang salah dan membuat Arya pergi meninggalkan kamu!""Sebab kalau itu terjadi maka kemungkinan besar, anak kamu akan lahir tanpa bapak. Apa kamu mau hal Itu terjadi, Midah?" ucap Bu Wati yang tiba tiba merasa takut kalau Arya yang justru tak mau lagi dengan putrinya itu bila tahu putrinya itu ternyata sudah hamil sebelum menikah dengannya.Dia tak mau Hamidah hamil dan melahirkan tanpa suami. Dia tidak mau nama baiknya tercoreng. Itu sebabnya dia harus b

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 129

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (129)"Tok! Tok!Tok!"Sedang keduanya bertengkar, dari arah luar kamar terdengar ketukan pintu lumayan keras diiringi suara Bu Wati yang memanggil keras keduanya."Midah ... Arya, ada apa? Buka pintunya!" seru Bu Wati dari luar kamar.Hamidah memandang Arya sejenak seolah meminta pertimbangan, tapi tak lama kemudian karena Arya hanya diam saja tanpa reaksi, Hamidah pun buru buru membuka pintu dengan segera.Segera setelah dia membuka pintu, Bu Wati pun masuk dan menyerbu dengan tanya."Kamu kenapa Midah? Kok teriak teriak tadi? Apa Arya ganggu kamu?""Heh, Arya! Ibu kan sudah bilang, perkawinan kalian hanya sandiwara di atas kertas saja karena Ibu sudah minta tolong sama Ibu kamu untuk bisa menyelamatkan pernikahan putri Ibu yang terancam gagal karena Afandi meninggal dunia dan Ibu kamu sudah setuju!""Lantas sekarang kenapa Hamidah teriak teriak seperti tadi? Apa jangan jangan kamu ganggu dia ya? Kamu kan sudah janji kemarin nggak akan ganggu Hamidah!

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 128

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (128)"Lepaskan, Mas! Jangan sentuh aku! Apa kamu lupa perjanjian kita kemarin yang menyatakan kalau pernikahan kita hanya pernikahan pura pura di atas kertas saja dan di antara kita tak akan pernah ada malam pertama karena pernikahan kita bukan pernikahan sungguhan!" ujar Suster Hamidah sembari menepis keras tangan Arya yang berusaha menarik tubuhnya dan membuka pakaiannya.Namun, Arya hanya menyeringai lebar."Pernikahan kita bukan sungguhan? Midah, pernikahan kita tercatat sah di kantor urusan agama! Ijab qobul yang kita lakukan juga sah di mata agama. Kamu sekarang istriku! Sah di mata negara dan agama! Lalu kenapa kamu bilang pernikahan kita tidak sungguhan dan kamu menolak aku sentuh? Kamu mau masuk penjara karena sudah mempermainkan pernikahan? Kamu juga mau masuk neraka dan dilaknat malaikat karena menolak ajakan suami untuk memenuhi kewajiban kamu sebagai seorang istri? Iya?" Arya terlihat tak terima dengan penolakan Hamidah.Hamidah menggeleng

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 127

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (127)"Saya terima nikah dan kawinnya Hamidah binti Kusnadi dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai.""Sah.""Sah.""Sah "Semua hadirin yang hadir mengucapkan syukur setelah Arya selesai mengucapkan ijab qobul atas istri barunya, Suster Hamidah.Usai Arya mengucapkan penerimaan nikahnya, Suster Hamidah mengangkat wajahnya lalu dengan gerakan kaku karena tak menyangka bila dirinya akan dinikahkan paksa dengan Arya yang baru saja sembuh dari stroke yang diderita, mengangkat telapak tangan lalu mencium punggung tangan Arya yang sekarang telah menjadi suami sah nya itu dengan gerakan lunglai.Sungguh, meski dia tak membenci Arya, tapi dia sama sekali tak mencintai laki laki yang sekarang menjadi suaminya itu. Dia menganggap Arya hanyalah salah satu pasien yang harus dia terapi supaya segera sembuh dari sakitnya.Tapi ternyata, hari ini laki laki itu telah menghalalkan dirinya sebagai seorang istri. Arya akan mendampingi hidupnya hingga maut m

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 126

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (126)"Baiklah, Hasnah ... kalau begitu sesuai dengan rencana kami semula yakni hendak menikahkan Hamidah dengan almarhum Afandi pada tiga hari lagi, itu menjadi tanggal pernikahan Hamidah dengan Arya.""Benar kata kamu, aku harus menyelamatkan keluargaku dengan menikahkan putramu dengan putriku. Selain demi meminimalisir kerugian akibat gagal pesta setelah Afandi meninggal dunia, aku juga ingin menunaikan cita cita kita dulu yang hendak menjodohkan Hamidah dengan putramu.""Jadi tiga hari lagi kita nikahkan mereka ya, Hasnah! Kamu mau ngasih mahar apa untuk putriku? Kemarin rencananya Afandi mau memberi mahar sebuah mobil mewah dan perhiasan sebanyak seratus gram. Kalau kamu apa?" lanjut Bu Wati sembari menatap penuh harap wajah sahabat masa SMA nya itu.Namun, mendengar perkataan Bu Wati, Bu Hasnah melotot lebar. Merasa kaget dan shock ditanya soal mahar, apalagi dibandingkan dengan mahar yang seyogyanya akan diberikan oleh almarhum dokter Afandi pada

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 125

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (125)"Wati, apa kamu nggak malu kalau pesta pernikahan putri kamu terpaksa dibatalkan? Kamu bisa rugi besar lho kalau pesta putri kamu benar benar dibatalkan.""Saya aja nggak nyangka kalau Suster Hamidah itu ternyata adalah putri kamu. Aku pikir siapa. Kamu ingat nggak, dulu waktu kita masih SMA, kita pernah bercita cita ingin menjodohkan putra dan putri kita supaya mereka meneruskan persahabatan kita? Tapi apa daya aku kehilangan jejak kamu dan Arya pun kemudian menikah dengan gadis pilihannya, Ana.""Tapi sekarang pernikahan mereka sudah berakhir. Dan status Arya sekarang ini adalah duda. Jadi, tunggu apalagi, Wati? Sekarang lah saatnya kita jodohkan mereka kembali demi memenuhi niat baik kita dulu?""Arya dulu bekerja sebagai seorang ASN, Wati Tapi apa daya sekarang sudah diberhentikan.""Sekarang ini Arya sedang sakit. Tapi dia jadi semangat sembuh kembali setelah bertemu dengan anak kamu, Hamidah. Sayang, Hamidah ternyata hendak menikah hingga me

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 124

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (124) "Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un ... ." "Kamu yang sabar ya, Midah. Kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain. Nyawa calon suami kamu nggak bisa diselamatkan lagi. Kami turut prihatin, Midah ...," ucap rekan rekan sejawatnya yang begitu mendengar kabar kecelakaan calon suaminya, langsung gegas berkumpul di ruang ICU rumah sakit untuk memantau kondisi kesehatannya dan melakukan tindakan penyelamatan terhadap dokter muda yang merupakan calon suami Suster Hamidah tersebut, salah seorang suster di rumah sakit swasta ini. Hamidah mengusap air matanya lalu menatap nanar wajah calon suaminya yang telah terbujur kaku di atas brankar dengan ditutupi kain panjang. "Midah, kamu yang tabah ya, Nak. Semua ini sudah takdir Yang Maha Kuasa ...," tutur Ibunya pula sembari mengelus pelan pundak Hamidah. Sementara di sampingnya, calon mertua tampak meratap pilu menangisi kepergian putra mereka. Hamidah berkali-kali menghembuskan nafasnya demi mengurai s

DMCA.com Protection Status