“Dapat juga akhirnya. Benar yang dibilang Lisa, laki-laki itu emang kaya dan royal untuk keperluan Karmila,” jawab pemilik warung yang merupakan bibi dari Lisa.“Untung udah aku tambah total utangnya. Buruan telepon Lisa. Kamu nanti dapat bagian juga,” ucap Bulek Yar dengan senyum licik. Sementara itu, bibi Lisa mempunyai banyak rencana setelah mengetahui keroyalan pacar Karmila.“Gak usah macem-macem, Bi,” cegah Lisa saat bibinya menghubungi dan mengutarakan rencana.“Kamu yang bilang sendiri. Orang itu kaya dan royal. Pasti, habis ini semakin sering kemari. Gak mungkin, rumah mertua dibiarkan tanpa renovasi. Siapa tau, ada kerjaan bikin nasi bungkus tukang renov,” jelas bibi Lisa kemudian.“Oh, itu. Kirain Bibi ....,”“Gak usah suudzon dulu napa. Entar Bibi bikin masakan low budget, high profit,” sahut sang bibi.“Wih, Bibi canggih bahasanya. Okey, deh. Tolong, tetap pantau mereka. Nanti, Bibi dapat bonus kayak kemarin. Setiap info ada bonus. Udahan dulu, Bi.” Hubungan telepon pun
Saat Nadio dalam perjalanan pulang, dia mendapat kiriman pesan dari nomor tak dikenal. Begitu dibaca, rupanya berisi screenshoot beberapa foto vulgar Karmila dari sebuah aplikasi kencan online berbayar.“Brengsek!” umpat Nadio seketika meradang. Dada pria ini berdegup kencang. Emosinya langsung naik ke ubun-ubun. Pria berambut gondrong ini pun, segera beralih ke daftar kontak. Kemudian, dia segera menghubungi salah satu nomor yang tercantum.“Selamat sore, Pak,” jawab seseorang dari seberang telepon.“Selamat sore juga. Saya akan kirim nomor kontak. Tolong dilacak, data pemiliknya,” balas Nadio sesaat kemudian.“Baik, Pak. Selamat malam,” balas seseorang dari seberang telepon.“Selamat malam.” Nadio pun mengakhiri hubungan telepon.Keesokan harinya Nadio sekeluarga datang menemui orang tua Karmila minus Tuan Ongki Wijaya. Segala hal tentang pernikahan antara Nadio dengan Karmila dibahas oleh mereka. Mama Rika berbincang serius dengan orang tua Karmila. Sedangkan Nadio mengajak Tania k
[Lu, kaga mungkin bisa sembunyi Mila. Gua akan pasang foto lu, yang paling hot.]Kedua mata Karmila seketika terbelalak melihat foto-fotonya yang separuh telanjang pada sebuah pesan dari nomor tak dikenal. Ada pula, saat dirinya di dalam kamar indekos.•~••~••~•Esok harinya, Nadio datang ke hotel. Berbalut OOTD setengah formal, celana jeans warna gelap dipadu padan T-shirt warna biru dongker, jas abu-abu gelap sebagai paduan akhir. Menambah kesan macho pada postur tubuhnya yang jangkung.Pria berambut gondrong itu melangkah panjang di sepanjang koridor hotel. Dia merasa khawatir dengan keadaan Karmila dan keluarganya, gara-gara semalam ketiduran. Pagi sebelum berangkat dia sempatkan menelepon Tania dan wanita tersebut sekeluarga dalam keadaan aman.Apalagi, saat Nadio membaca isi pesan dari polisi yang bertugas semalam bahwa Lisa gagal melakukan misi. Pesan tersebut terkirim semalam dan baru dibacanya pagi ini. Nadio pun lega. Pagi ini Nadio akan mengajak Tania berangkat kerja baren
“Sayang, aku mandi di toilet sebelah. Kita harus ke kantor polisi.” Terdengar suara dari luar. Seketika shower dimatikan oleh Karmila.“Pelakunya tertangkap?” tanya Karmila dari dalam toilet.“Bukan. Kamu harus bikin laporan pelanggaran UU ITE. Buruan mandinya,” balas Nadio. Sesaat kemudian, pria tersebut beranjak keluar kamar.Karmila mempercepat ritual mandinya. Wanita tersebut keluar dari kamar dengan rambut tergelung. Kemudian, dia iseng membuka lemari pakaian. Betapa terkejut dirinya, saat melihat telah ada beberapa pakaian di dalam lemari.Ada pakaian pria dan wanita. Dia paling jago bikin kejutan, batin Karmila dengan senyum di kulum. Pakaian sebelumnya tak dipakai kembali. Kini, dirinya menggunakan outfit berupa minidress dipadupadankan blazer.“Cantik bener, calon bini Abang,”ucap Nadio saat masuk kamar. Karmila tersipu dengan pujian sang kekasih.“Honey, kapan beli pakaian-pakaian dalam lemari?” tanya Karmila seraya membuka pintu lemari.“Bukan beli. Itu kado pernikahan dar
"Untunglah, Lisa udah diperbolehkan pulang. Kasian kalo harus di rumah sakit jangka lama. Psikis dia bisa tertekan," ucap Karmila dengan wajah berseri-seri."Iya, juga. Yang lama proses penyembuhan emang metal dia. Coba nanti aku carikan psikiater," balas Nadio."Honey, kamu juga mengamati perilaku Lisa ?""Kaga usah pake diamati. Tampak jelas," beber Nadio. Demi melihat raut wajah sang istri yang sedih, pria beralis tebal itu pun cekatan merangkulnya. "Katanya mau telepon orang tua Lisa. Jadi?"*Oh, ya. Hampir lupa, Honey. Aku hubungi sekarang." Karmila segera merogoh ponsel dari dalam. Beberapa saat, wanita berambut ikal tersebut menghubungi nomor bapak Lisa. Sementara itu, Nadio fokus ke arah jalan.Beruntunglah orang tua Lisa akan segera datang saat dikasih kabar jika anak mereka sedang menjalani perawatan. Sengaja Karmila kasih kabar setelah Lisa agak baikan, agar tak terlalu mengkhawatirkan mereka saat datang. Baik Nadio maupun Karmila berharap, Lisa akan cepat sembuh jika ditun
Pasangan pengantin baru ini melangkah keluar dari hotel dengan cekikikan. Mereka merasa aneh dan geli sendiri. Mereka mempunya rumah, tetapi demi menghargai yang lain terpaksa honey moon sesaat di hotel.Seharusnya saat ini, mereka segera merenovasi rumah orang tua Karmila. Berhubung ada kasus Lisa, rencana terpaksa ditunda dulu. Mereka mengutamakan kesehatan dan keselamatan Lisa dulu. Demi rasa kemanusiaan, bagaimanapun Lisa adalah teman dekat Karmila, sekaligus tetangga di kampung.Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, akhirnya pasutri tersebut sampai rumah. Saat mobil memasuki halaman, semua penghuni rumah sedang bercengkerama di teras. Lisa duduk di kursi roda, karena kakinya masih dalam masa pemulihan. Dia belum boleh terlalu banyak bergerak.Mereka sedang ramai-ramai mengupas buah mangga. Bisa jadi sehabis memetik mangga di samping rumah yang mulai ranum. Nado dan Karmila tersenyum bahagia menghampiri mereka."Wah, asiknya, habis panen raya ini,” ucap Nadio sembari
“Gue hamil!”“Lisa, apa pun yang terjadi, kami ada buat lu. Hadapi dengan tabah, kita cari jalan keluar yang terbaik,” ucap Karmila sembari memeluk sang sahabat“Maafin gue, Mila. Bikin repot lu mulu. Memalukan banget,” ucap Lisa sembari meremas tisu dalam genggaman.“Udah, kaga perlu disesali. Sekarang tinggal bilang siapa bapak janin, lu?”“Kami sama-sama mabuk waktu itu, begitu bangun kami udah seranjang, gue bodo, Mila. Gue brengsek!”“Siapa bapaknya?”“Papanya suami lu, Mila. Maafin gue. Anak gue sekandung ama suami lu.” Lisa semakin terisak-isak. Tampak begitu dalam rasa sesalnya.“Tenang, dia tuh papa tiri doang. Sekarang tinggal pikirin gimana jaga kandungan. Lu harus sehat demi ini,” ucap Karmila sembari mengelus perut Lisa yang masih datar.Akhirnya Lisa pun bisa tersenyum setelah berkali-kali diberi semangat oleh sang sahabat. Ia merasa beruntung mempunyai sahabat setulus Karmila. ▪▪▪Kini, Karmila dan Lisa dalam perjalanan ke rumah sakit dengan diantar
Ray tersenyum bahagia, saat Lisa memberi sinyal penerimaan atas penawarannya. Mereka harus segera meresmikan pernikahan. Selama ini mereka saling perhatian, saling mencintai dalam diam. Hilang sudah kecemasan Lisa. Kini, ada harapan dan semangat baru untuk membuka lembaran baru bersama Ray. Keduanya beranjak menuju tempat Karmila dan Nadio menunggu.Yang didatangi langsung kaget. Nadio tak menyangka bisa bertemu kembali sejak masa pelarian Tuan Ongki. Ray dulu adalah asisten pribadi mama Nadio lalu diperbantukan kepada Tuan Ongki untuk sementara waktu.“Hai, Ray! Apa kabar?” sambut Nadio semringah. Pria ini langsung berdiri lalu menyalami sahabat masa kecilnya. Kedua pria berpelukan dan saling menepuk punggung. Dua sahabat lama yang telah dipertemukan lagi karena takdir.“Baik, gak nyangka kita bisa bertemu lagi. Oh ya, selamat atas pernikahan lu. Maaf, gua gak sempat hadir,” balas si sahabat, lalu menoleh ke arah Karmila. “Wah cantik benar istri lu, Bro.”Ray menyalami Karmila sembar