Home / Romansa / ADRIANA, Kekasih Palsu / Bab 32. Sisa Semalam

Share

Bab 32. Sisa Semalam

Author: Dian Apriria
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bias mentari pagi menyembul dari balik tirai. Adriana tersadar setelah hangat cahaya mentari menerpa wajahnya. Dante tampak masih pulas di sampingnya. Dengkuran halus lelaki berparas tampan itu membuat Adriana bangkit dari ranjang kemudian duduk sembari bersandar menegakkan kepala.

Mendadak bola mata Adriana menghangat, bulir-bulir bening mulai berdesakan ingin keluar dari kelopak mata. Adriana menangisi perbuatannya dengan Dante tadi malam. Dia menyesal telah memberi mahkota berharga miliknya begitu saja pada Dante.

Dante berhasil membuat ia melayang hingga lupa begitu saja dengan tujuan awalnya di rumah ini. Nyonya Wanda hanya meminta untuk berpura-pura menjadi Zoya. Bukan malah menjadi pelampiasan nafsu Dante yang sangat mencintai Zoya.

Adriana menarik-narik rambutnya dengan keras. Dia menyesal sudah melakukan perbuatan sial itu tadi malam. Harusnya mahkota berharga itu dia berikan ke orang yang pantas. Sosok lelaki yang telah menghalalkannya kelak. Bukan Dante!

Bulir-bulir ben
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 33. Menyingkir Sejenak

    Adriana kembali menangisi kondisinya yang semakin terpuruk. Dia tidak sanggup untuk terus bertahan di rumah besar ini dengan segala perdebatan yang berkelebat dalam benaknya. Suara deru mobil dari arah luar membuatnya menoleh. Dante tampak menyalakan mesin mobil sembari menginjak gas dengan kencang. Berkali-kali deru mesin terdengar memekakkan telinga. Adriana hanya melirik ke arah jendela tanpa mau tahu kelanjutannya. Setelah cukup puas membuat bising di halaman rumah, akhirnya Dante melajukan kendaraan beroda empat miliknya keluar dari rumah. Lelaki berparas tampan itu juga bingung ke mana arah dan tujuannya. Yang penting saat ini, dia hanya ingin menghabiskan waktu tanpa Zoya yang menyebalkan. Adriana masih terpaku di dalam kamarnya. Dia mengutuk dirinya sendiri yang sangat teledor membiarkan Dante sesuka hati menguasai tubuhnya. Tangis gadis muda semakin kuat. Rahangnya mengeras hingga tangannya terkepal sempurna. Dia harus segera keluar dari rumah besar ini. Gegas gadis berpa

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 34. Kembali

    Kabut tipis mendadak turun di pagi yang sejuk ini. Adriana tampak menggeliat di atas ranjangnya. Gadis muda berambut panjang itu tampak lebih segar dari semalam. Berkumpul dengan keluarga adalah obat terbaik bagi dirinya. Perlahan Adriana mulai bisa menata hatinya yang terluka. Gadis muda itu bergegas bangkit dari ranjang kemudian beranjak keluar. Ibu tampak masih sibuk di dapur dengan sejumlah rutinitasnya. Sementara Bapak terlihat duduk di meja makan sembari menikmati secangkir kopi yang asapnya masih mengepul tipis. Berita di layar televisi menjadi santapan harian setiap paginya. "Na! Baru bangun, Nduk?" tegur wanita berkerudung itu pada putrinya. "Iya, Bu!" Adriana bergegas menarik langkahnya menuju dapur. Tungku masak di dapur tampak penuh dengan asap. Pagi ini ibu membuat serabi. Adriana melongok ke arah tungku pembakaran. Gadis muda itu sama sekali tidak memiliki keahlian seperti ibunya. Sejak kecil dia terbiasa dimanja karena Ibu dan Bapak hanya memiliki Adriana sebagai p

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 35. Undangan Emma

    Langkah Adriana terhenti di depan gerbang utama. Seorang lelaki berseragam tampak melongo ke arah gadis muda itu dengan tatapan aneh. "Pak, tolong buka pagarnya. Saya mau masuk," ucap Adriana sedikit tenang. "Ohh, iya, Non. Maaf saya kaget lihat Non tiba-tiba udah muncul di depan pagar," sahut lelaki berseragam tersebut. "Bapak yang melamun tuh. Saya kan turun dari taksi tadi," timpal Adriana seraya menyugar rambutnya ke belakang. Setelah kunci dibuka akhirnya gerbang terbuka. Adriana melangkahkan kaki menuju rumah besar milik Nyonya Wanda. Suasana rumah tampak sepi, Adriana bergegas menarik langkah menuju kamarnya. Gadis muda itu menekan handel pintu lalu mendorongnya perlahan. "Baru pulang, Adriana?" tanya Nyonya Wanda dari arah belakang. "Eum, Nyonya?" Adriana memutar tubuhnya. "Iya, dari tadi saya nungguin kamu di sini." Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu meremas jemarinya. Adriana segera beranjak dari depan kamar kemudian menghampiri wanita paruh baya di had

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 36. Dijebak?

    "Kemana lagi, Non?" tanya penjaga gerbang dengan keheranan. "Ke rumah teman, Pak. Maaf ya saya ngerepotin buka tutup pagar terus." Kali ini Adriana terlihat lebih fresh dari sebelumnya"Udah izin sama Nyonya Wanda?" Penjaga berseragam itu masih melayangkan pertanyaannya. "Udah, Pak!" kelit Adriana. Gadis muda itu bisa berpamitan pada Nyonya baik itu sembari di jalan nanti, pikir Adriana agar lebih praktis. Sebuah mobil berwarna hitam akhirnya tiba tepat di depan Adriana. Gadis muda itu segera masuk dan menikmati perjalanan ke rumah kontrakan Emma. Biasanya jarak tempuh hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas hingga dua puluh menit saja untuk tiba di kontrakan Emma. Namun, kali ini terasa begitu lama. Jalanan terlihat padat, karena saat sore begini adalah waktunya para pekerja pulang dari kantor. Dering panggilan ponsel Adriana kembali terdengar. Gadis cantik yang memakai baju kaus dengan leher rendah yang dipadukan dengan rok denim sepanjang betis itu merogoh tas selempangnya

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 37. Rekayasa Barang Bukti

    "Gimana? Beres?" tanya Desri pada Emma di sela-sela pekerjaannya. "Beres!" Emma menjawab ragu. Ada sesak dalam dadanya mengingat pengkhianatannya terhadap Adriana.. "Satu jam lagi hasil rekamannya aku ambil di mana?" desak Desri cepat. "Di tempat biasa. Nanti kalau kamu udah dekat japri, biar aku keluar nunggu di parkiran," jawab Emma mencoba menguatkan hati."Oke! Aku ondeway!" Desri bergegas menutup panggilan.Gadis tomboy itu segera keluar dari kamar sembari menyambar kunci motor. Desri tampak memasang helm untuk kemudian menyalakan mesin. Tidak lupa dia memakai jaket kulit kesayangan. Gadis berambut cepak itu tampak lihai beradu tanding dengan pengendara motor di jalan raya. Kali ini dia tidak perlu berpura-pura lagi menjadi wanita feminim. Emma telah mengenal Desri dengan outfit sehari-harinya. Matahari tampak bersinar terik siang ini. Desri berdecak kesal melihat tangki minyak motornya ternyata hampir habis. Gadis yang memakai jaket kulit itu akhirnya membelokkan motor spor

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 38. Editan Pembawa Petaka

    Dering ponsel Desri membuat gadis tomboy itu menghela napasnya. Panggilan dari Emma membuat wajahnya mengerut. "Gimana, Des? Rekamannya oke 'kan?" Suara Emma terdengar cukup kuat. Gadis manis itu sepertinya sedang berada di luar kantornya. Suara kendaraan terdengar bercampur baru dengan suara bising lainnya. "Ck! Kamu tuh ya, paling gak bisa lihat aku santai sebentar." Desri berdecak kesal. "Ya maaf. Aku hanya meminta hakku saja, Des." Suara Emma mulai terdengar lebih rendah. "Yaudah, matikan dulu nih telponnya. Biar aku transfer sisanya sekarang," titah Desri sembari memutar bola matanya. "Oke, Des!" Wanita berparas manis itu mengikuti perintah Desri segera. Gadis tomboy itu bergegas menunaikan tugasnya membayar sisa upah Emma atas pekerjaannya. Sebuah pesan manis dari Emma kemudian mendarat di ponsel Desri. Gadis tomboy itu mencebik lirih. "Dah beres kerjaan kamu, Des?" Zoya menoleh pada Desri perlahan. "Udah nih. Ini bayaran untuk Emma lunas." Desri melaporkan tugasnya pa

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 39. Terbongkar?

    Tania, sekertaris Dante masuk ke ruang kerja atasannya. Setelah mengetuk pintu tanpa jawaban, Tania memberanikan diri untuk masuk karena beberapa berkas butuh tanda tangan Dante segera.Langkah kakinya terlihat santai hingga dia menemukan lelaki berparas tampan itu telah tergeletak di lantai. Posisi tangan Dante masih terlihat memegang kepala.Wanita bertubuh molek dan berpenampilan elegan itu langsung berteriak melihat atasannya yang pingsan. Tania segera berlari ke luar ruangan seraya menghubungi Nyonya Wanda dengan ponselnya. Hingga petugas keamanan akhirnya muncul menggotong Dante agar diletakkan di atas sofa. Dalam waktu hanya beberapa menit Nyonya Wanda tiba di ruang kerja Dante dan mencoba untuk mengembalikan kesadaran putranya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu tampak panik. Bulir-bulir bening mulai berdesakan dari kelopak matanya. Adriana memberanikan diri untuk masuk dan menghampiri Nyonya Wanda. Gadis muda itu tampak mengelus pundak wanita yang tengah tergug

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 40. Permohonan Seorang Ibu

    Pintu ruang UGD terbuka lebar. Sebuah brankar keluar diantar oleh beberapa perawat berseragam putih. Seorang lelaki berkacamata juga keluar dari ruangan dengan langkah santai. Nyonya Wanda bangkit dari duduk kemudian menghampiri lelaki bertubuh tambun yang tak lain adalah Dokter Gading tersebut."Bagaimana kondisi Dante, Dok?" selidik Nyonya Wanda dengan tatapan cemas.Dokter berkacamata itu tampak menarik langkah seiring dengan arah brankar maju."Dante telah melewati masa kritisnya. Distraksi yang terjadi dalam kepalanya bisa memicu pada dua kondisi. Amnesia Dante sembuh atau semakin parah." Dokter berkacamata itu menghentikan langkah kakinya. Brankar bergerak melambat. Kamar perawatan untuk Dante telah berada di depan mata. Adriana terlihat khawatir sambil meremas jemarinya erat. Gadis muda itu mengikuti para perawat yang membawa brankar Dante ke dalam kamar perawatan. Sementara Nyonya Wanda masih terlihat sibuk berbincang dengan dokter tambun di depan kamar. Adriana menemani D

Latest chapter

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 115. Happy Ending

    Adriana dan Dante akhirnya bersatu. Mereka mengakui perasaan masing-masing hari itu juga dengan cara yang begitu lucu."Jadi, apa benar yang dikatakan Neil barusan?" Dante mengkonfirmasi kepada Adriana.Tentu ia juga ingin mendengar cerita versi dari gadis itu sendiri, kan. Bukan hanya dari versi Neil."Tentang yang mana?" Adriana malah balik bertanya karena ia sungguh tak paham arah pembicaraan Dante barusan. Apa maksudnya mengira Neil main-main atau bagaimana."Tentang yang dia bilang bahwa kamu ... mencintaiku, dan bukannya Neil," ucap Dante memperjelas maksud perkataannya. Hal mana tentu saja sukses menerbitkan rona memerah di pipi gadis cantik itu."Mana kutahu! Tanya saja sama yang bilang!" Adriana memasang wajah cemberut. Dan ia jadi baru ingat kalau orangtuanya masih tertinggal di gedung tadi."Astaga! Aku harus menjemput orangtuaku!" ucap Adriana memekik."Apa? Di mana?" Dante bertanya terkejut dengan perubahan topik yang sedrastis itu."Di gedung tadi," jawab Adriana menampak

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 114. Kukembalikan Jodohmu

    Usai mengatakan hal itu, Neil turun dari panggung dan beranjak pergi. Ia sesak rasanya di sana. Tapi keputusan itu sudah hal yang paling benar. Memang ia telah mempermalukan keluarganya sendiri saat itu, tapi demi kebenaran, semua itu harus dilakukannya. Ya, dari awal kesalahannya lah terlalu memaksakan cinta sepihaknya terhadap Adriana.Adriana terkejut mendengar perkataan Neil yang membatalkan pertunangannya secara sepihak. Adriana sendiri bingung ia harus senang atau sedih, karena sebenarnya ia tidak mencintai Neil.Tidak hanya Adrina yang terkejut, para tamu pun terkejut mendengar pernyataan dari Neil yang membatalkan acara pertunangannya itu.Karena sebelumnya Neil terlihat sangat antusias dengan acara pertunangannya dengan Adriana. Dan mereka kurang mempercayainya jika Neil sendirilah yang membatalkan acara pertunangan itu.Para tamu langsung berbisik-bisik mengenai batalnya acara pertunangan mereka. Sedangkan Neil tidak peduli dengan semua omongan para tamu itu, Neil hanya memi

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 113. Dibatalkan?

    Bahkan saat sang ayah mengaku mau berbicara dengan Neil mengenai keberatan mereka atas pertunangan itu pun, Adriana menolak dengan tegas."Jangan, Pak. Kasihan Neil dan keluarganya kalau sampai semua persiapan besar ini sampai gagal." Adriana berkata tegas."Tapi, Nak. Nanti kamu yang akan menderita kalau sampai menikah bukan atas dasar cinta. Ini pernikahan sakral loh. Jangan dibuat mainan." Sang ayah berpesan dengan tatapan sangat khawatir terhadap nasib yang akan menyambut sang putri di depan.Adriana menghela napas panjang. Ia bahkan sudah tak ingin membantah takdir. Ia pasrah menerima semuanya. Bagaimanapun, Neil sudah sangat berjasa terhadapnya hingga ia tak mungkin rela menyakiti atau membuat kecewa pria baik itu."Tak apa, Pak, Bu. Adriana yakin, cinta bisa datang karena terbiasa. Yang penting Neil itu baik kok. Adriana yakin kelak akan bisa bahagia bersamanya."Sambil berkata begitu, Adriana bangkit dari tempat duduknya dan pamit untuk masuk ke dalam kamar untuk tidur. Jam su

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 112. Keraguan Ibunda

    Dan diantara orang yang sangat mengkhawatirkan Dante adalah Nyonya Wanda, karena semenjak Neil yang memberitahu mereka jika Adriana menerima lamarannya, Dante langsung terlihat sangat kacau bahkan jarang sekali makan.Seperti saat ini Dante tidak kunjung turun dari kamarnya padahal jam dinding sudah menunjukkan jam makan malam.Nyonya Wanda yang merasa sangat khawatir terhadapnya langsung pergi ke kamar Dante. Setelah sampai di depan kamar Dante, Nyonya Wanda langsung mengetuk pintu kamar Dante."Dante!" panggil Nyonya Wanda.Tapi Dante tidak kunjung menjawab panggilan dari nyonya Wanda. "Dante. Ayo makan, kamu udah beberapa hari ini gak makan dengan teratur."Dante sebenarnya malas, tapi karena ia tidak mau membuat ibunya khawatir, jadi Dante pun berniat untuk turun malam ini."Iya, Ma. Nanti Dante nyusul.""Mama gak mau turun kalau kamu nggak keluar," jawab Nyonya Wanda.Dante pun menghela nafas panjang lalu beranjak dari tempatnya. Ketika Dante pergi, tiba-tiba ponselnya bergetar d

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 111. Tak Terima Tapi Tak Bisa Berbuat Apa-Apa

    Sudah hampir satu jam tapi Adriana belum menemukan gaun yang cocok untuknya, tapi tiba-tiba Neil langsung merekomendasikan gaun yang dia sukai."Bagaimana dengan ini? Kamu suka?" tanya Neil sambil menunjukan gambar gaun yang ada di majalah.Adriana sangat menyukai gaun yang ditunjukkan oleh Neil itu, tapi ia merasa gaun itu tidak cocok untuknya karena gaun itu terlihat sangat mahal."Kayaknya nggak bakal cocok deh sama aku," jawab Adriana."Kan belum dicobain udah gih kamu cobain dulu," ujar Neil.Neil pun memanggil pegawai butik itu lalu menyuruh pegawai itu untuk memberikan gaun yang nilai sukai kepada Adriana. Adriana yang memang tidak bisa menolak akhirnya mencoba gaun itu. Dan ternyata gaun itu sangat cocok tidak perlu dikecilkan atau pun diperbesar.Pada akhirnya mereka menjatuhkan pilihan gaun pertunangan itu kepada gaun yang baru saja Adriana coba. Setelah membayar semuanya Neil dan Adriana pun pergi dari sana.Lalu Neil kembali membawa Adriana ke toko perhiasan, Neil dan Adri

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 110. Yang Diistimewakan

    Saat Adriana baru saja masuk ke dalam kantor, ternyata berita tentang mail yang mengajak serius kepada Adriana sudah tersebar luas ke semua karyawan, dan entah siapa yang menyebarkannya, karena Adriana dan Neil tidak merasa memberitahukan hubungan mereka kepada orang lain, termasuk Yanti sekali pun.Beberapa karyawan langsung merasa iri kepada Adriana, tapi beberapa karyawan lainnya juga merasa Adriana dan Neil cocok, termasuk Yanti yang sangat men-support hubungan Neil dan Adriana.Berbeda dengan Neil yang sangat merasa senang karena sebentar lagi dirinya dan Adriana akan melakukan acara tunangan, justru Adriana tidak merasa senang, Adriana malah memikirkan Dante yang sepertinya sedang mencoba menjauhinya.Karena biasanya Dante selalu datang ke kosannya atau ke kampusnya kini Dante tidak pernah menunjukkan batang hidungnya lagi.Bahkan terakhir kali Adriana bertemu dengan Dante adalah pada saat dirinya akan pulang dari rumah sakit, dan kebetulan Dante akan menjemput Nyonya Wanda.Saa

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 109. Shock

    Dante dan juga nyonya Wanda langsung melihat ke arah Adriana dan Neil mereka menatap Adriana dan Neil secara bergantian. Dante juga menatap Adriana dan berharap apa yang dikatakan oleh Neil adalah kebohongan."Benarkah?" tanya Dante. Tak terkira shock dalam hatinya meski ia berusaha untuk tak menampakkanya sama sekali.Adriana langsung menganggukkan kepalanya, dan Neil langsung tersenyum lebar sambil merangkul Adriana dengan lembut.Danti yang merasa gengsi langsung mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum ke arah mereka berdua."Selamat, selamat untuk kalian berdua," ujar Dante."Selamat," ucap Nyonya Wanda juga.Nyonya Wanda melirik ke arah putranya itu, nyonya Wanda tahu jika Dante pasti merasakan sakit hati. Tapi di depan mereka berdua Nyonya Wanda terlihat ikut bahagia atas diterimanya lamaran Neil.Tiba-tiba Dante berpura-pura mengangkat telepon. "Iya? Sekarang? Baiklah aku akan pergi," ucap Dante.Setelah mengatakan hal itu Dante kembali pura-pura menutup sambungan telep

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 108. Lamaran Diterima?

    Tapi sebisa mungkin Nyonya Wanda menepis pikirannya itu, ia harap Neil tidak benar-benar menyukai Adriana. Karena nyonya Wanda ingin Dante dan Adriana bersama.Karena merasa tidak nyaman melihat Adriana dan juga Neil, Nyonya Wanda pun memilih ke luar dari ruangan Adriana untuk pergi ke kantin saja.Sedangkan Neil yang melihat Adriana lebih baik justru berpikir ingin melamar Adriana, tapi pikirannya langsung menolaknya. Tapi di sisi lain Neil merasa ini kesempatannya siapa tahu sekarang Adriana menerima lamarannya itu.Neil menghela nafas panjang, lalu memegang tangan Adriana dengan lembut. Adriana yang tangannya dipegang oleh Neil merasa dadanya berdegup kencang."Adriana, aku gak tahu ini waktu yang tepat atau bukan, tapi aku cuman mau bilang ke kamu, kalau aku mencintai kamu. Aku ingin melamar kamu jadi mau gak kamu menikah denganku?" tanya Neil.Adriana merasa sangat terkejut dengan pernyataan dari Neil barusan. Adriana tidak menyangka jika Neil akan melamarnya di sini di rumah sak

  • ADRIANA, Kekasih Palsu   Bab 107. Sadar

    "Kemarin Tante panik banget, Tante takut terjadi apa-apa sama kamu, apalagi Dante bilang kamu di tusuk Zoya," ujar Nyonya Wanda sambil memberikan sepotong buah apel yang sudah ia kupas."Makasih Tante.""Terus pas udah sampe rumah sakit, dokter bilang kamu kekurangan darah, Tante, Dante sama Neil makin panik tuh. Kami kan gak tau golongan darah kami jadi kami bertiga di cek dulu, dan ternyata golongan darah Neil yang cocok," ujar Nyonya Wanda.Adriana yang sedang memakan buah apel terkejut ternyata orang yang sudah mendonorkan darah kepada Adriana adalah Neil atasannya sendiri.Adriana merasa kebaikan Neil itu di luar batas, Adriana bersyukur dipertemukan dengan orang yang sangat baik seperti Neil. Tapi di sisi lain Adrian nama rasa bingung karena dirinya merasa tidak enak ketika Neil terus memperlakukannya baik, karena Adriana belum menyukainya Neil.Sedangkan nyonya Wanda langsung terdiam, iya keceplosan sudah memberitahu adriannya jika nilai yang mendonorkan darah untuk Adriana.Ta

DMCA.com Protection Status