Share

Curiga

Setelah si sulung masuk ke pondok pesantren. Tidak banyak perubahan di dalam kehidupanku. Hari demi hari dilewati di dalam rumah. Mengurus suami dan anak. Namun, kali ini tugasku semakin banyak karena tidak ada yang membantu.

Warna orange sudah tampak mengiasi cakrawala. biasanya Mas Fadil akan memberi kabar bahwa dia telah dalam perjalanan pulang namun hari itu, Mas Fadil kembali susah untuk dihubungi. Padahal hari sudah beranjak malam dan langit sudah semakin gelap. 

Aku mencoba menghubunginya beberapa kali tapi tidak diangkat. Aku tidak putus asa dan terus menghubungi Mas Fadil sampai ia mengangkatnya. Akhirnya, setelah sepuluh kali panggilan tidak tidak dijawab. Lelaki beranak empat itu menjawab panggilanku. 

Suara tawa seorang wanita samar terdengar dari balik gawai. Aku terdiam beberapa saat, perasaan kesal dan marah mulai bercokol di dalam hati.

[Zahra! Kamu masih di sana?]

&n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status