"Fedrix, aku tidak menemukan bahwa kau adalah orang jahat, lalu mengapa kakakku ingin menyerangmu?" tanya Rine. Fedrix lalu menatap Rine dengan tatapan serius, dan menjawab, "Suku Bass, sejak awal lahir tidak seperti suku kalian yang menerima cahaya matahari Dunia Musik, kami adalah suku terisolir dan gelap tanpa cahaya. suku kami hanya berisi kekuatan gelap. Dan, demi bertahan hidup, kami diam-diam harus mencari energi dari suku lain, agar kami bisa hidup dan kami tetap tinggal. Namun sepertinya beberapa suku, seperti rakyatmu, menganggap kami penjahat, padahal kami hanya ingin mencari makan saja." Rine lalu menatap Fedrix dengan sedih, dan bertanya, "Kakakku mungkin salah paham dengan kalian, Fedrix, apakah kau akan kembali?" Fedrix menganggukkan kepalanya, dan membalas, "Aku tidak bisa mendekatimu kalau begitu, sepertinya kita hanya akan bertemu sampai sini saja, atau nanti kakakmu akan melukaiku jika dia tahu aku bersama adiknya." Rine menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Ak
Rine langsung menatap Fedrix dan berkata, "Fedrix! Maafkan aku, aku tidak bisa membuat kakakku luluh," ucapnya, mulai menangis, "Apakah aku benar-benar tidak mampu?" "Hmm," Fedrix menggelengkan kepala, lalu melanjutkan, "Kau, gadis yang periang dan baik hati, aku rasa seharusnya kau lebih diperhatikan. Maafkan aku, jika aku tahu kau adalah tuan putri suku Simfoni, aku tidak akan berani mendekatimu." Rine lalu membalas, "Fedrix, aku berkata kepada kakakku bahwa aku menyukaimu. Aku rasa aku salah berbicara. Aku sudah membuat kakak sedih." Fedrix lalu mendekati Rine, dan berbisik, "Hatimu, ikuti saja hatimu. Kau sudah dewasa, dan aku percaya kau mampu. Kau, kau bisa memutuskan sendiri hidupmu, kakakmu tidak berhak ikut campur." Rine lalu menitikkan air mata. Fedrix lalu menghapus air matanya, dan mengelus wajahnya, lalu mencium bibirnya. Rine tidak menolak sama sekali. Setelah beberapa saat, Fedrix lalu berbisik, "Aku juga menyukaimu, namun sepertinya kita harus berhenti di sini. Suk
Fedrix berpikir sebentar, lalu masuk ke dalam bangunan sementaranya, dan mengambil sesuatu dari kotak hitam kecil di pojok dalam bangunan sementaranya, lalu memberikannya kepada Rine. Rine lalu menatap sebuah harmonika hitam, dan kebingungan, lalu bertanya, "Apa ini?" tanyanya. Fedrix menjawab, "Ini adalah kekuatan gelap, jika kau ingin ikut denganku, kau harus menerimanya dan memainkannya, karena kami tidak bisa menerima kekuatan lain selain kekuatan gelap. Kekuatan lain akan membunuh kami, seperti yang kau lihat sendiri kakakmu melukai kami. Hanya ini satu-satunya cara jika kau benar-benar ingin ikut denganku." Rine mengambilnya, namun, dengan penuh keraguan, Fedrix lalu berkata lagi, "Jika kau ragu, aku harap kau tidak meniupnya. Aku tidak akan memaksamu, tidak juga akan membawamu bersamaku, aku tidak akan melakukannya tanpa izinmu." Tiba-tiba, X muncul di hadapan mereka, sambil mengarahkan senjatanya kepada Fedrix dan berseru, "Kau! Kau sudah gila! Rine adalah Yang Mulia Tuan
Sesampainya di istana suku Simfoni, Ratu Angel langsung masuk ke dalam istana, dan memerintahkan seluruh pelayan dan prajurit serta pengawalnya berkumpul di halaman depan istana. Beberapa penduduk yang lewat pun juga diajak masuk ke dalam istana. Setelah melihat banyak orang berkumpul di dalam ruang utama istana, bahkan sampai ke luar istana, Ratu Angel lalu berteriak, "Kalian dengar, dan tulis titahku! Mulai hari ini, Yang Mulia Tuan Putri Rine, seluruh gelarnya akan dicabut! Ia bukan lagi penduduk suku Simfoni, namun adalah penduduk suku Bass, atas keputusannya sendiri dan aku, sebagai kakaknya, akan menghormati keputusannya. Mulai saat ini juga, kalian tidak bisa memanggil atau menganggap Rine sebagai Yang Mulia Tuan Putri lagi!" Seluruh rakyat yang mendengar titah tersebut sangat terkejut. Ratu Angel sendiri tidak bisa menahan lagi kesedihannya. Ia langsung berlari ke dalam kamar pribadinya setelah mengeluarkan titah tersebut, dan mengunci pintunya. Di depan kamar sang ratu, X m
"Oh, tidak!" seru Rine, lalu berteriak minta tolong. Seorang pelayan wanita masuk ke dalam bangunan sementara. Pelayan itu lalu terkejut melihat kaki Rine mulai mengalir darah segar, lalu ia berteriak memanggil pelayan lainnya. Fedrix segera mengetahui bahwa Rine akan melahirkan, "Mau tidak mau, aku harus membawa anak itu segera dari sini, ke wilayah suku Bass, sebelum Angel mengetahui Rine sudah melahirkan, dan pasti ingin membawa anak itu bersamanya!" ucap Fedrix dalam pikirannya. Sore hingga malam menjelang, Rine masih belum bisa melahirkan, namun kontraksi semakin kuat dan ia hanya bisa berteriak. Beberapa pelayan sudah keluar-masuk bangunan sementaranya. Dari kejauhan, X dan Nozomi sedang memperhatikan mereka. "Rine akan melahirkan beberapa saat lagi, aku rasa ia mulai kontraksi karena stres," bisik Nozomi. X tidak menjawab, ia hanya fokus memperhatikan kelompok prajurit suku Bass yang justru sekarang sangat sibuk karena Rine akan melahirkan. Mereka berdua menjaga jarak agar
"Pria bodoh!" seru Rine.Mendengar itu, Fedrix langsung dipenuhi amarah, bahkan ia dalam sekejap, menikam Rine tepat di jantung, dengan belatinya. Masih sambil menikam jantung Rine dengan pedangnya, Fedrix berkata, "Jika anak itu memang ada suatu hari nanti, akan kupasangkan dia dengan anakku, tentu, dan bisa saja, anak itu akan menjadi kekuatan bagiku, dan menjadikan rakyatku penguasa Dunia Musik, bodoh! Anak dari suku Simfoni itu akan kubuat patuh kepadaku!" Rine hanya tersenyum, namun, darah semakin banyak keluar dari mulutnya. Ia lalu menghembuskan nafas terakhirnya, dan menjadi debu di udara. Beberapa prajurit dan pelayan di luar bangunan sementara, yang mendengar teriakan terakhir Rine sebelum ia meninggal. Mereka lalu berjalan bolak-balik, mengerjakan tugasnya masing-masing, sambil bergosip akan hal itu. Gosip itu akhirnya sampai ke telinga X yang dari tadi memperhatikan dari jauh, tanpa tahu bahwa Rine sudah tiada. Dari balik pohon besar tempat persembunyiannya, ia lalu meli
Di istana suku Harmoni sendiri, Kenta dan Higiri terlihat sangat mesra berdua di dalam kamar. Terkadang mereka bercanda, terkadang juga bercerita masa kecil. Sebuah ketukan di pintu kamar mereka, membuat Higiri terkejut dan berteriak, "Siapa?!" tanyanya. "Kepala Suku Simfoni, X, ingin bertemu anda, Yang Mulia Raja," jawab Ardee di depan pintu. Mendengar itu, Higiri bergegas hendak menemui X, namun Kenta menarik lengannya, "Haruskah aku ikut?" tanya Kenta. Higiri menggelengkan kepala, dan menjawab, "Jika X membutuhkan kita, dia akan memanggil kita, namun kali ini dia memanggilku, sepertinya ada sesuatu." Kenta mengangguk mengerti. Higiri lalu keluar kamar, dan berjalan menelusuri lorong, hendak menemui X di ruangan kerja istana suku Harmoni. X sedang berdiri menunggunya, dengan serius. Higiri lalu membuka pintu, dan melihat X sedang menunggu, lalu berucap "Duduk saja." Mereka lalu duduk berseberangan, satu meja. X menatap Higiri dengan tatapan serius, dan mulai berbicara, "Aku s
Beberapa minggu berlalu. Pagi ini langit di wilayah suku Harmoni terasa segar. Higiri pergi lebih pagi, menuju ruang kerjanya, karena ada beberapa dokumen yang lupa ia kerjakan semalam. Kenta sendiri baru bangun karena perutnya terasa sangat mual. Ia sampai bolak-balik kamar mandi, mual sekali sampai ia tidak ingin sarapan. Ia menyadari sesuatu saat ia melihat dirinya di pantulan cermin kamar mandi, "Aku hamil sepertinya," ucapnya dalam pikirannya sendiri. Sekarang hatinya bergejolak, ia duduk di ranjang dan mulai berpikir, "Aku merasa perang besar akan dimulai, dan aku tampaknya sedang hamil, apakah aku harus memberitahu Higiri? Aduh, apa yang harus kulakukan? Mereka tidak akan mengizinkanku berperang kalau begini caranya, sementara kedamaian di Dunia Musik juga tidak akan terwujud jika perang terus menerus. Aku harus mengambil keputusan untuk secepatnya mengakhiri ini semua sebelum Higiri dan paman semua menjadi korban!" Lalu, ia bergegas pergi ke suku Simfoni, tanpa memberitahu H
Higiri kecil hanya bisa terdiam, ia lalu membalas lagi ibunya, “Ibunda, aku akan segera masuk dan melanjutkan makananku, pemandangan di sini sangat luar biasa. Aku akan memandangnya sebentar, boleh?" Ibunya lalu mengangguk sambil menjawab, “Baiklah aku akan menunggu di dalam, jangan terlalu lama, oke?" Lalu Higiri kecil melihat ibunya masuk ke dalam rumah makan tersebut, namun Higiri kecil sendiri masih melihat sekitarnya, berharap gadis kecil itu akan datang lagi, ia sangat penasaran dengan gadis kecil tersebut. Tiba-tiba saja, seorang wanita bertopi agak lebar dan panjang, menghampirinya, lalu berlutut di hadapan Higiri kecil sambil tersenyum. “Apakah kau mencari gadis kecil berambut biru tua dan mempunyai bola mata biru langit?” tanya wanita tersebut. Higiri kecil mengangguk. Wanita tersebut tersenyum semakin lebar. “Ia pergi ke arah sana, ia sedang menuju ke sebuah ladang di mana bunga-bunga matahari mulai tumbuh besar, dan ia hendak mengambil biji bunga-bunga matahari tersebu
Suatu hari yang cerah, di halaman belakang rumah Kenta yang berada di Dunia Manusia, nampak Higiri, X, Ahr, Westo dan Nozomi sedang berkumpul bersama sambil menikmati hidangan kecil bersama teh. Mereka sedang menikmati teh dan cemilan di sore hari, sementara Kenta sendiri sedang tidak ada di rumahnya, karena sedang menemani Putri Aoi di suku Harmoni. Higiri lalu memulai pembicaraan. “Hei, X, apakah selama ini kau, dan kalian semua, berpikir bahwa Ratu Angel sudah menjodohkan diriku dan Kenta, sejak kami masih kecil?” tanya Higiri.X lalu menatap Higiri dan membalas, “Tentu saja, tidak mungkin Yang Mulia Ratu Angel akan membuat Kenta mencari jodohnya sendiri? Kemungkinan besar perang yang ada di Dunia Musik, tidak akan pernah berhenti, sepertinya." Higiri lalu tersenyum kecil. “Ada apa? Apakah ada yang salah? Atau jangan-jangan X sebenarnya hanya mengarang cerita saja?" tanya Nozomi. Higiri menghela nafasnya dalam-dalam. Kali ini, ia mulai serius. “Ratu Angel tidak pernah menjodohk
"Kenta!! Kenta!!! Kenta, apa yang terjadi!! Tunggu, aku akan panggilkan perawat!!" seru Higiri, namun, Kenta langsung menarik lengan baju Higiri dan menggelengkan kepalanya. Masih dengan darah yang mengalir dari mulutnya, Kenta lalu berusaha berbicara dengan pelan, "Higiri, melihatmu saja sudah cukup." Higiri khawatir mendengar pernyataan Kenta tersebut, dan membalas, "Kau, kau kenapa!! Tolong jangan menyembunyikan apapun dariku lagi!! Kau membuatku menderita, membunuhku dengan rasa penasaran!! Kenta! Katakan kepadaku, apa yang terjadi!" Kenta tersenyum kecil, lalu membalas Higiri pelan, "Maafkan aku. Dadaku sering terasa sakit beberapa minggu ini. Paman X berkata bahwa kemungkinan besar energi yang terlalu kuat, yang berasal dari dalam diriku, waktu itu, termasuk energi yang kuhabiskan untuk mempertahankan kehamilanku yang sangat menguras tenaga, dan juga kelahiran anak-anak kita yang sangat berat. Semakin lama, badanku sendiri semakin tidak kuat, terlebih lagi, aku sudah lama tid
Part 91: Masih Belum Selesai Higiri yang terlihat mengenakan pakaian formal, masuk ke ruangan utama sambil menggandeng Kenta yang terlihat cantik menggunakan gaun formal untuk acara itu, lalu mereka menaiki tangga menuju panggung utama. Sesampainya di atas panggung utama, Higiri lalu menghadap para tamu, lalu berbicara dengan suara lantang, "Para tamu terhormat sekalian, aku, Hijiribashi Higiri, raja dari suku Harmoni, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sangat, sangat, sungguh besar, dari dalam hatiku, karena tiga tahun ini aku berduka, mengira bahwa setelah kejadian yang dahsyat itu, istriku sudah tidak ada, dan ia dalam kondisi hamil saat itu. Karena kesedihan yang besar sekali, aku menutup rapat hatiku, pikiranku, hingga istana suku ini. Aku merasakan kesedihan yang amat mendalam tiga tahun ini. Namun beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan istriku, Kenta, di dunia manusia, dan ternyata selama ini ia berhasil menyelamatkan dirinya, aku sangat berterima kasih kepada Ratu suku
Higiri kesal sekali mendengar cerita itu, lalu berkata, "Mengapa tidak ada yang memberitahuku? Sampai aku mengira kau sudah hilang menjadi debu!" Kenta tersenyum kepada Higiri, dan membalas, "Paman-pamanku sendiri saja, baru terbangun, setelah hampir sebulan pemulihan di ruang musik. Para pelayan bergantian bernyanyi di sana. Mereka langsung berusaha mengunjungimu namun wilayah sukumu sudah tertutup untuk semuanya. Ketika aku sudah sadar, dan mereka bercerita seperti itu, aku tidak percaya bahwa kau menutup akses masuk bagi semua orang yang ingin menuju ke wilayah suku Harmoni, sendirian. Namun, para prajuritmu berjaga di sana dan mengatakan bahwa kau tidak menerima tamu bahkan aku." Kenta lalu menangis, Higiri memeluknya dengan erat, lalu Higiri mengeluarkan tongkat magisnya dan mulai menggoyangkan tongkat itu. Sebuah kotak coklat lalu muncul di atas tangan kanannya. Higiri lalu bertanya, "Lalu mengapa kau merahasiakan ini dariku?" Kenta terkejut, lalu menjawab, "Maafkan aku, aku
Anak perempuan itu tiba-tiba menunjuk ke arah Higiri, lalu berteriak, "Ah!! Ibu, siapa paman itu?" tanyanya lalu menoleh ke arah dua kakak laki-lakinya, dan terlihat bingung. Kenta tersenyum menatap anak perempuannya itu, lalu berjalan menghampirinya, berlutut dan bertanya, "Ah, iya, Aoi, apa kau ingat ketika kau bertanya di mana ayahmu?" Kenta ternyata berhasil mempertahankan kehamilannya dan melahirkan tiga orang anak kembar, dan satu-satunya anak perempuan, bernama Aoi. Kedua anak laki-lakinya masing-masing bernama Kenzo dan Hikaru. Aoi menatap ibunya dan membalas, "Hmm, iya! Namun, ibu selalu mengatakan ayah sedang sibuk dan akan kembali, nanti." Aoi lalu bersedih. Kenta lalu menoleh ke arah Higiri, dan menunjuknya, sambil berkata kepada ketiga anaknya, "Ah, ayahmu sudah kembali. Aoi, Kenzo, Hikaru, pria yang di sana itu, adalah ayah kalian!" "Ayah? Benarkah itu ayah?" tanya salah satu anak laki-laki yang bernama Kenzo. Kenta mengangguk sambil tersenyum. “Ayah sudah kembali d
X tahu Higiri marah besar, namun ia justru membalas Higiri dengan penuh amarah juga.X lalu berdiri dan berseru, “Aku mengijinkannya? Menurutmu begitu? Mengapa Kenta hanya memberitahuku kehamilan dan rencananya? Mengapa bukan dirimu? Higiri, ia memang mencintaimu, namun ia takut kau tidak mempercayainya!!! Aku mengijinkannya berperang, karena aku tahu dan percaya ia mampu!! Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, seperti kesalahanku kepada Rine! Aku mempercayai Kenta kali ini!! Kau lihat, ia berhasil! Ia berhasil, Higiri! Ia berhasil mengubah total Dunia Musik, ramalan itu tidak terjadi! Kau lihat betapa seluruh penduduk di Dunia Musik sekarang sedang bersenang-senang dan berpesta karena perang sudah tidak ada lagi? Bahkan kau harus melihat langsung wilayah suku Bass dengan matamu sendiri! Itulah yang dikorbankan Kenta! Kau tidak akan pernah mengerti, Kenta sadar bahwa tugasnya lebih berat daripada harus menemanimu di atas ranjang atau singgasana istana suku Harmoni! Kau sendiri sehar
Ada sebuah surat yang tidak terlipat, bertuliskan, "Higiri! Aku hamil! Selamat!! Kau akan menjadi seorang ayah! Aku sangat mencintaimu! Hey, lihat! Aku sudah mual sejak beberapa hari ini, dan aku rasa kita akan memiliki seorang bayi mungil yang akan mewarnai hidupmu di istana ini!"Higiri mulai menangis setelah membacanya, gemetar di tangannya menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak percaya apa yang ditulis Kenta. Ia melihat lagi kotak kecil tersebut, dan menemukan benda lain dalam kotak tersebut, satu strip obat yang bahkan Higiri tidak tahu obat apa itu. Ia lalu memasukan obat itu ke dalam saku celananya, lalu menutup kotak kecil berwarna coklat tersebut. Ia lalu meletakkan kembali kotak berwarna coklat tersebut di pojok lemari pakaiannya, lalu menutup lemari tersebut. Higiri lalu keluar dari kamarnya dengan wajah serius, lalu berlari ke arah ruang medis istana. Sesampainya di sana, Higiri mengeluarkan obat tersebut dari saku celananya, dan memperlihatkan kepada mereka, obat mencurig
Kaito tersenyum, menurutnya Kenta sudah setuju, dan Kaito mulai berkata, "Baguslah kau sadar, Kenta!! Akhirnya, akhirnya!! Kau akan menjadi milikku selamanya dan kita akan menjadi penguasa nomor satu di Dunia Musik! Katakanlah padaku, bahwa kau berjanji akan setia bersamaku dan suku Bass, sekarang juga!" Kenta hanya bisa menangis sedikit walaupun ia tersenyum kepada Kaito. Kaito lalu memeluk Kenta, dengan perasaan bahagia dan senang. Kenta dengan ragu, meneteskan air mata lagi, lalu menoleh ke arah Higiri dan tersenyum kepada suaminya itu, sambil membalas pelukan Kaito, lalu memejamkan matanya. Higiri melihatnya, hatinya sakit teramat sangat hancur, dan berteriak, "Kenta!!! Tidak!!!! Katakan kau mencintaiku, kau mencintai kami semua!!! Kentaaaaaaaa!!!" teriaknya. Tiba-tiba saja, seberkas sinar mulai muncul, dari Musical Sce milik Kenta. Sinar tersebut mulai membesar, dan semakin lama semakin besar. Melihat sinar berwarna putih gading yang tiba-tiba muncul dari Musical Scale milik Ke