Beranda / Fantasi / A Wandering Star / A Wandering Star: Intro Part

Share

A Wandering Star
A Wandering Star
Penulis: M.D.Samantha

A Wandering Star: Intro Part

Penulis: M.D.Samantha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

DISCLAIMER:

PENULIS TIDAK AKAN PERNAH MENGIJINKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI DARI CERITA INI DILARANG KERAS UNTUK DI REPOST, DI BUAT ULANG, DI MUAT ULANG, DIBUATKAN FILM/MOVIE/LIVE ACTION, DRAMA, DLL, KECUALI PIHAK GOODNOVEL, TIDAK DIIJINKAN MENGUBAH JALAN CERITA/TOKOH/PENAMPILAN/LATAR/LOKASI/WAKTU, DLL. HARUS ADA IJIN TERTULIS RESMI DARI PENULIS, DAN TIDAK BOLEH ADA ISI YANG DIUBAH SATU PUN, SERTA HARUS MEMBERI KREDIT YANG DITUJUKAN KEPADA PENULIS (M.D. SAMANTHA). Terima kasih. silakan menikmati!

Seluruh cerita dalam novel ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya terhadap musik/lagu, hanya penamaan saja. Jika ada kesamaan dalam penamaan, mohon maaf. Dan penulis sendiri belum bisa menulis dengan bahasa Indonesia yang baik, jika ada kritik/saran tentang tulisan/EYD/tanda baca bisa hubungi penulis ya, terima kasih atas saran, kritik, dan masukannya kepada saya sebagai penulis pemula.

------------------------------------------------------------------------

Dunia musik sendiri adalah nama dari sebuah dunia yang mirip dengan dunia manusia, dan seluruh suku yang ada di dalamnya, memiliki kekuatan magis yang berbeda. Jika di dalam dunia manusia, kita bisa menua, maka di dalam dunia musik, semua orang akan terhenti pertumbuhannya ketika berusia sekitar empat puluh tahun. Kematian hanya akan datang ketika mereka terancam, atau karena dibunuh. Banyak penduduk di dalam dunia musik mempunyai usia ratusan tahun namun dengan fisik yang sama seperti mereka berusia empat puluh tahun.

Beberapa suku terbesar yang tinggal di dalam dunia musik, namun berbeda tempat kekuasaan, seperti suku Simfoni yang mempunyai kekuatan untuk memegang senjata dari alat-alat musik. Suku terbesar kedua setelahnya adalah suku Harmoni yang mampu menggunakan kekuatan magis dari nada atau alunan lagu. Suku Harmoni sering membantu suku Simfoni dalam menjaga kedamaian di dalam dunia musik. Beberapa suku pendukung seperti suku Piano, dan beberapa suku lainnya, seperti suku Gitar ataupun suku Seruling. Masing-masing suku memiliki pemimpinnya sendiri-sendiri serta hirarki yang mandiri.

Namun ada sebuah suku yang terisolir, dan tempat kekuasaan mereka sangatlah gelap, yakni suku Bass. Karena tidak bisa dan tidak mempunyai energi sendiri, mereka terkenal sebagai pencuri energi dari suku lainnya demi bertahan hidup dan kekuatan yang mereka punya hanyalah kemampuan untuk menyerap energi dari penduduk suku lain dan menirunya, planet sehingga orang tersebut mati, kering, bahkan keluarganya diculik oleh prajurit suku Bass, untuk dijadikan penduduk mereka sendiri dan dipaksa menjadi budak. Suku Bass sendiri tidak memiliki kekuatan apapun selain menyerap energi, namun mereka dapat menghasilkan senjata dari energi magis yang mereka curi.

Para penduduk di dalam dunia musik, tidak mempunyai akses sama sekali untuk bolak-balik, dari dan menuju ke dunia lainnya, seperti dunia manusia. Hanya para prajurit, jenderal, pelayan yang ditunjuk, dan para pemimpin seperti raja, ratu atau pangeran dan putri mereka saja yang diperbolehkan keluar-masuk dari dan menuju ke dunia lainnya, karena yang dapat melakukan perjalanan antar ruang-waktu ini hanyalah mereka yang memiliki privilege.

Seluruh cerita dalam novel ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya terhadap musik/lagu, hanya penamaan saja. Jika ada kesamaan dalam penamaan, mohon maaf. Dan penulis sendiri belum bisa menulis dengan bahasa Indonesia yang baik, jika ada kritik/saran tentang tulisan/EYD/tanda baca bisa hubungi penulis ya. Masih ada beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang mungkin kurang dimengerti, seperti hybrid, maksud penulis adalah darah keturunan campuran yang menghasilkan kekuatan setara seluruh dunia paralel tersebut.

Lalu bagaimana kisah ini dimulai?

M.D.Samantha

revisi pertama, penambahan dan sedikit edit.

| Sukai

Bab terkait

  • A Wandering Star   Part 1: Pangeran Suku Harmoni.

    "Aku tidak mau menikah," sahut Higiri kepada ibunya, sang ratu suku Harmoni. Sang ratu hanya tertawa, "Usiamu sudah dua puluh tahun, perlukah ibumu ini mencarikan seorang putri dari suku lain? Dunia Musik ini penuh gadis cantik, dari seluruh sukunya. Tentu saja kamu belum bertemu mereka semua!" "Tidak, aku tidak mau. Aku sudah mempunyai seorang wanita yang sudah sangat lama bersemayam dan menetap di hatiku, dan aku tidak mau menikah kecuali dengan dirinya." "Siapa? Kau tidak pernah membawakan satupun gadis kepada kami. Tidak pernah satupun! Mungkin hanya alasanmu agar menunda pernikahan? Kamu harus tahu, sebagai pangeran, kamu harus menikah dan meneruskan aliansi antar suku. Tentu tidak bisa sembarang gadis kau pilih. Dia haruslah seorang putri dari salah satu suku yang ada di Dunia Musik ini. Ibumu ini, akan membicarakan jadwal pertemuan dengan para putri di seluruh dunia musik ini, jadi sebaiknya jangan kau ada pikiran menunda pernikahan lagi!" Higiri hanya membalas lemas perkata

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 2: Kenangan

    Tiga hari berlalu. Tepat hari ini adalah hari di mana para putri kerajaan dan gadis-gadis bangsawan dari seluruh suku di Dunia Musik, berkumpul dan memperkenalkan dirinya kepada pangeran Suku Harmoni. Tentu saja, Higiri malas menghadirinya. "Tuan Muda, anda harus turun sekarang” ucap Ardee yang ternyata sudah cemas dari tadi, karena Higiri hanya diam saja dari atas balkon ruang pertemuan istananya yang sangat luas itu. "Aku tidak berminat, aku akan memandang mereka dari sini saja, dari jauh. Biarkan saja mereka menghadap orang tuaku” sahut Higiri. Raja dan Ratu sudah duduk bersama di atas singgasana-nya. Banyak kendaraan dari berbagai kerajaan Suku lainnya sudah tiba dan menurunkan putri-putrinya. Namun Higiri sama sekali tidak ingin melihat mereka. Sang raja sudah memberi kode keras kepada Ardee, agar Higiri mau turun dan menyapa para gadis itu. "Tuan Muda, Yang Mulia Raja sudah memanggil”, teriak Ardee. Higiri, bukannya turun ke bawah untuk menemui para gadis itu, dia malah berj

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 3: Penduduk Dunia Manusia

    Di dalam kamarnya, Higiri melakukan semua persiapan dan membereskan baju-bajunya. Ia lalu teringat ada sesuatu yang harus ia lakukan, seketika itu juga ia pergi menuju lapangan luas di belakang istana. Ia lalu berdiri tegak sambil menadahkan tangannya. Seketika, langit di sana mendadak penuh bintang, padahal masih menjelang sore. Sepertinya para bintang berkumpul karena panggilan sang pangeran. Higiri lalu membuka telapak tangannya, sebuah tongkat berwarna merah muncul begitu saja. Ia lalu mengangkat tongkat tersebut ke depan, sambil mengalunkan nada-nada indah dari bibirnya, yang perlahan, membuat tongkat tersebut bersinar tiba-tiba. Ia lalu berhenti mengalunkan nada-nada indah tadi begitu melihat tongkat tersebut bersinar."Wahai nada-nada indah yang kualunkan, ijinkan aku meminjam kekuatan kalian. Seorang gadis menunggu untuk ditemukan, dan jika ia adalah cinta sejatiku, berikanlah kekuatan kalian untuknya, agar dia bisa bersanding denganku!" Ia mulai mengalunkan beberapa nada ind

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 4: Kehidupan Sekolah

    "Hello," ucap Higiri kepada teman sebelahnya. Meja mereka tidak terlalu berdekatan karena satu anak satu meja sendiri. Namun di sebelah kanan Higiri hanya bangku dan kursi kosong, dan di sebelah kirinya adalah Kaito. Ia berambut hitam dengan bola mata berwarna coklat. Tingginya sama seperti Higiri, sekitar seratus delapan puluh sentimeter. Kaito hanya melirik Higiri dan tidak membalas sapaannya, tatapan mata Kaito sangat ketus. Higiri merasa mulai tidak nyaman dan ya, apa boleh buat, mungkin Kaito memang seperti itu sifatnya. Mereka mengikuti kelas pagi itu. Setelah bel istirahat berbunyi, tentu semua murid boleh keluar. Higiri memutuskan untuk berkeliling sekolahnya sendiri, namun yang mengganggunya, adalah para gadis yang terus melirik dan tersenyum kepadanya. Bahkan ada yang sengaja bertabrakan dengannya sambil berbisik, "Kau tampan sekali!!"Ada juga yang melambaikan tangannya, namun Higiri sama sekali tidak menggubris mereka. Higiri hanya menggelengkan kepalanya sambil membua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 5: Sebuah Harapan

    PART 5: Sebuah Petunjuk Teng... Teng... Bel masuk sekolah. Hari berjalan seperti biasa. Namun ketika bel pulang berbunyi, Higiri langsung mengambil langkah seribu, dan mencari toko yang menjual benda bernama telepon genggam pintar itu. Pikirannya, si gadis yang ia cintai, mungkin juga punya nomor telpon. Ia masuk ke sebuah toko telepon genggam. "Aku ingin yang paling bagus dan mahal!" serunya. Penjaga toko kaget sesaat, namun setelahnya, ia memberikan beberapa pilihan. Higiri lalu bertanya tentang nomor telepon. Ia juga membeli nomornya sendiri. Penjaga toko membantu mengatur ponselnya dan Higiri bisa langsung menggunakannya. Ketika hendak keluar toko, tiba-tiba saja Ichigo muncul, "Oh, si tampan di sini. Baru saja membeli ponsel ya?"Langsung saja ponsel baru Higiri direbut Ichigo. "Hei, hei! Kembalikan!" seru Higiri, namun Ichigo menolaknya."Tunggu, kita saling tukar nomor saja, ini simpan nomorku, dan aku akan menyimpan nomormu, tunggu," balas Ichigo sambil mengetik nomor pons

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 6: Gadis Berambut Biru

    Tiba-tiba saja Higiri berhenti. Jantungnya berdetak kencang sekali. Bola matanya membesar. Apa yang ia lihat sebenarnya sampai ia terkejut? Seorang gadis berambut panjang sepunggung dan berwarna biru tua, dengan bola mata berwarna biru langit, tinggi sekitar seratus enam puluh sentimeter, mengenakan jaket berwarna oranye dan kaos abu-abu, membawa tas ransel coklat di punggungnya, sambil menuntun sebuah sepeda di sampingnya, melewati halte bus itu.Kedua matanya menatap ke arah jalan, dengan tatapan sedih dan kosong. Bola mata biru langitnya seolah menunjukan kesedihan, tidak ada yang lain selain rasa sedih. Ia terus berjalan sambil menuntun sepedanya tanpa ada ekspresi apapun di wajahnya.Melihat gadis tersebut hendak menyeberang jalan, Higiri langsung berlari menyeberang jalan, namun mobil masih lalu lalang, bukan waktu untuk menyeberang. Ichigo menarik tangan Higiri, "Apa yang mau kau lakukan, hei!!"Namun Higiri memfokuskan pandangannya ke arah gadis tersebut, sambil menunggu wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 7: Kenyataan Pahit

    Gadis tersebut berjalan lurus, lalu turun ke sebuah stasiun kereta MRT sambil masih menuntun sepedanya. Higiri mengikutinya. Gadis tersebut terlihat memilih rute tertentu, dan membayar tiket kereta MRT-nya dan berjalan menuju tempat pemberhentian kereta, sambil berdiri. Terdengar beberapa pengumuman stasiun, namun tatapan gadis tersebut tetap kosong. Setelah beberapa menit, sebuah kereta MRT berhenti, gadis tersebut terburu-buru masuk. Higiri tetap mengikutinya juga terburu-buru. Beberapa stasiun lewat, gadis tersebut benar-benar hanya menatap ke bawah, dengan pandangan kosong. Higiri, antara penasaran dan kasihan, apa yang terjadi pada dirinya? Apakah benar gadis ini, Kenta? Kereta MRT tersebut lalu berhenti di sebuah stasiun. Gadis tersebut lalu beranjak turun, lalu melewati tangga naik, lalu keluar dari stasiun kereta MRT. Ia berjalan kaki sendirian sambil menuntun sepedanya. Langkahnya mulai lesu. Melewati beberapa toko, lalu menuju jalan setapak, tibalah ia di sebuah rumah yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 8: Pertemuan yang Salah

    Higiri mendengar percakapan tersebut, ternyata benar, itu gadis yang ia cari selama ini! Jackpot! Namanya Kenta, iya, memang benar, namun kondisinya tidak bagus. Sang gadis ketua yang arogan, menatap Kenta dengan sinis, "Kalau begitu, kau akan kumaafkan, ayo masuk ke dalam kelas, dan jangan lupa, bawakan makan siangku nanti. Jangan lupa!" Para gadis tersebut tertawa dan masuk ke dalam sekolah. Kenta ingin menangis, ia menyeka air matanya yang mulai keluar sedikit, namun semua ia tahan. Ia lalu masuk ke dalam sekolah. Higiri yang berada di ujung jalan, kini perlahan menyadari, bahwa ada yang tidak beres dengan kehidupan Kenta. Ia memutuskan untuk menunggu Kenta selesai sekolah. "Ia masih sama, manis, walaupun badannya kecil dan tidak begitu tinggi. Namun aku yakin, ia punya penderitaan besar. Aku, aku sangat ingin menolongnya. Seorang pembantu? Pesuruh? Apa yang terjadi sebenarnya kepada Kenta selama ini?" Higiri menunggu dan menunggu, bahkan sambil terduduk di jalan itu. Penantiann

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • A Wandering Star   Bonus part: Kisah yang Terlupakan 2

    Higiri kecil hanya bisa terdiam, ia lalu membalas lagi ibunya, “Ibunda, aku akan segera masuk dan melanjutkan makananku, pemandangan di sini sangat luar biasa. Aku akan memandangnya sebentar, boleh?" Ibunya lalu mengangguk sambil menjawab, “Baiklah aku akan menunggu di dalam, jangan terlalu lama, oke?" Lalu Higiri kecil melihat ibunya masuk ke dalam rumah makan tersebut, namun Higiri kecil sendiri masih melihat sekitarnya, berharap gadis kecil itu akan datang lagi, ia sangat penasaran dengan gadis kecil tersebut. Tiba-tiba saja, seorang wanita bertopi agak lebar dan panjang, menghampirinya, lalu berlutut di hadapan Higiri kecil sambil tersenyum. “Apakah kau mencari gadis kecil berambut biru tua dan mempunyai bola mata biru langit?” tanya wanita tersebut. Higiri kecil mengangguk. Wanita tersebut tersenyum semakin lebar. “Ia pergi ke arah sana, ia sedang menuju ke sebuah ladang di mana bunga-bunga matahari mulai tumbuh besar, dan ia hendak mengambil biji bunga-bunga matahari tersebu

  • A Wandering Star   Bonus Part: Kisah yang Terlupakan 1

    Suatu hari yang cerah, di halaman belakang rumah Kenta yang berada di Dunia Manusia, nampak Higiri, X, Ahr, Westo dan Nozomi sedang berkumpul bersama sambil menikmati hidangan kecil bersama teh. Mereka sedang menikmati teh dan cemilan di sore hari, sementara Kenta sendiri sedang tidak ada di rumahnya, karena sedang menemani Putri Aoi di suku Harmoni. Higiri lalu memulai pembicaraan. “Hei, X, apakah selama ini kau, dan kalian semua, berpikir bahwa Ratu Angel sudah menjodohkan diriku dan Kenta, sejak kami masih kecil?” tanya Higiri.X lalu menatap Higiri dan membalas, “Tentu saja, tidak mungkin Yang Mulia Ratu Angel akan membuat Kenta mencari jodohnya sendiri? Kemungkinan besar perang yang ada di Dunia Musik, tidak akan pernah berhenti, sepertinya." Higiri lalu tersenyum kecil. “Ada apa? Apakah ada yang salah? Atau jangan-jangan X sebenarnya hanya mengarang cerita saja?" tanya Nozomi. Higiri menghela nafasnya dalam-dalam. Kali ini, ia mulai serius. “Ratu Angel tidak pernah menjodohk

  • A Wandering Star   Part 92: Finale

    "Kenta!! Kenta!!! Kenta, apa yang terjadi!! Tunggu, aku akan panggilkan perawat!!" seru Higiri, namun, Kenta langsung menarik lengan baju Higiri dan menggelengkan kepalanya. Masih dengan darah yang mengalir dari mulutnya, Kenta lalu berusaha berbicara dengan pelan, "Higiri, melihatmu saja sudah cukup." Higiri khawatir mendengar pernyataan Kenta tersebut, dan membalas, "Kau, kau kenapa!! Tolong jangan menyembunyikan apapun dariku lagi!! Kau membuatku menderita, membunuhku dengan rasa penasaran!! Kenta! Katakan kepadaku, apa yang terjadi!" Kenta tersenyum kecil, lalu membalas Higiri pelan, "Maafkan aku. Dadaku sering terasa sakit beberapa minggu ini. Paman X berkata bahwa kemungkinan besar energi yang terlalu kuat, yang berasal dari dalam diriku, waktu itu, termasuk energi yang kuhabiskan untuk mempertahankan kehamilanku yang sangat menguras tenaga, dan juga kelahiran anak-anak kita yang sangat berat. Semakin lama, badanku sendiri semakin tidak kuat, terlebih lagi, aku sudah lama tid

  • A Wandering Star   Part 91: Masih Belum Selesai

    Part 91: Masih Belum Selesai Higiri yang terlihat mengenakan pakaian formal, masuk ke ruangan utama sambil menggandeng Kenta yang terlihat cantik menggunakan gaun formal untuk acara itu, lalu mereka menaiki tangga menuju panggung utama. Sesampainya di atas panggung utama, Higiri lalu menghadap para tamu, lalu berbicara dengan suara lantang, "Para tamu terhormat sekalian, aku, Hijiribashi Higiri, raja dari suku Harmoni, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sangat, sangat, sungguh besar, dari dalam hatiku, karena tiga tahun ini aku berduka, mengira bahwa setelah kejadian yang dahsyat itu, istriku sudah tidak ada, dan ia dalam kondisi hamil saat itu. Karena kesedihan yang besar sekali, aku menutup rapat hatiku, pikiranku, hingga istana suku ini. Aku merasakan kesedihan yang amat mendalam tiga tahun ini. Namun beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan istriku, Kenta, di dunia manusia, dan ternyata selama ini ia berhasil menyelamatkan dirinya, aku sangat berterima kasih kepada Ratu suku

  • A Wandering Star   Part 90: Kebahagiaan yang Kembali

    Higiri kesal sekali mendengar cerita itu, lalu berkata, "Mengapa tidak ada yang memberitahuku? Sampai aku mengira kau sudah hilang menjadi debu!" Kenta tersenyum kepada Higiri, dan membalas, "Paman-pamanku sendiri saja, baru terbangun, setelah hampir sebulan pemulihan di ruang musik. Para pelayan bergantian bernyanyi di sana. Mereka langsung berusaha mengunjungimu namun wilayah sukumu sudah tertutup untuk semuanya. Ketika aku sudah sadar, dan mereka bercerita seperti itu, aku tidak percaya bahwa kau menutup akses masuk bagi semua orang yang ingin menuju ke wilayah suku Harmoni, sendirian. Namun, para prajuritmu berjaga di sana dan mengatakan bahwa kau tidak menerima tamu bahkan aku." Kenta lalu menangis, Higiri memeluknya dengan erat, lalu Higiri mengeluarkan tongkat magisnya dan mulai menggoyangkan tongkat itu. Sebuah kotak coklat lalu muncul di atas tangan kanannya. Higiri lalu bertanya, "Lalu mengapa kau merahasiakan ini dariku?" Kenta terkejut, lalu menjawab, "Maafkan aku, aku

  • A Wandering Star   Part 89: Rencana yang Tidak Diinginkan

    Anak perempuan itu tiba-tiba menunjuk ke arah Higiri, lalu berteriak, "Ah!! Ibu, siapa paman itu?" tanyanya lalu menoleh ke arah dua kakak laki-lakinya, dan terlihat bingung. Kenta tersenyum menatap anak perempuannya itu, lalu berjalan menghampirinya, berlutut dan bertanya, "Ah, iya, Aoi, apa kau ingat ketika kau bertanya di mana ayahmu?" Kenta ternyata berhasil mempertahankan kehamilannya dan melahirkan tiga orang anak kembar, dan satu-satunya anak perempuan, bernama Aoi. Kedua anak laki-lakinya masing-masing bernama Kenzo dan Hikaru. Aoi menatap ibunya dan membalas, "Hmm, iya! Namun, ibu selalu mengatakan ayah sedang sibuk dan akan kembali, nanti." Aoi lalu bersedih. Kenta lalu menoleh ke arah Higiri, dan menunjuknya, sambil berkata kepada ketiga anaknya, "Ah, ayahmu sudah kembali. Aoi, Kenzo, Hikaru, pria yang di sana itu, adalah ayah kalian!" "Ayah? Benarkah itu ayah?" tanya salah satu anak laki-laki yang bernama Kenzo. Kenta mengangguk sambil tersenyum. “Ayah sudah kembali d

  • A Wandering Star   Part 88: Buah Dari Cinta

    X tahu Higiri marah besar, namun ia justru membalas Higiri dengan penuh amarah juga.X lalu berdiri dan berseru, “Aku mengijinkannya? Menurutmu begitu? Mengapa Kenta hanya memberitahuku kehamilan dan rencananya? Mengapa bukan dirimu? Higiri, ia memang mencintaimu, namun ia takut kau tidak mempercayainya!!! Aku mengijinkannya berperang, karena aku tahu dan percaya ia mampu!! Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, seperti kesalahanku kepada Rine! Aku mempercayai Kenta kali ini!! Kau lihat, ia berhasil! Ia berhasil, Higiri! Ia berhasil mengubah total Dunia Musik, ramalan itu tidak terjadi! Kau lihat betapa seluruh penduduk di Dunia Musik sekarang sedang bersenang-senang dan berpesta karena perang sudah tidak ada lagi? Bahkan kau harus melihat langsung wilayah suku Bass dengan matamu sendiri! Itulah yang dikorbankan Kenta! Kau tidak akan pernah mengerti, Kenta sadar bahwa tugasnya lebih berat daripada harus menemanimu di atas ranjang atau singgasana istana suku Harmoni! Kau sendiri sehar

  • A Wandering Star   Part 87: Penyesalan yang Terlambat

    Ada sebuah surat yang tidak terlipat, bertuliskan, "Higiri! Aku hamil! Selamat!! Kau akan menjadi seorang ayah! Aku sangat mencintaimu! Hey, lihat! Aku sudah mual sejak beberapa hari ini, dan aku rasa kita akan memiliki seorang bayi mungil yang akan mewarnai hidupmu di istana ini!"Higiri mulai menangis setelah membacanya, gemetar di tangannya menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak percaya apa yang ditulis Kenta. Ia melihat lagi kotak kecil tersebut, dan menemukan benda lain dalam kotak tersebut, satu strip obat yang bahkan Higiri tidak tahu obat apa itu. Ia lalu memasukan obat itu ke dalam saku celananya, lalu menutup kotak kecil berwarna coklat tersebut. Ia lalu meletakkan kembali kotak berwarna coklat tersebut di pojok lemari pakaiannya, lalu menutup lemari tersebut. Higiri lalu keluar dari kamarnya dengan wajah serius, lalu berlari ke arah ruang medis istana. Sesampainya di sana, Higiri mengeluarkan obat tersebut dari saku celananya, dan memperlihatkan kepada mereka, obat mencurig

  • A Wandering Star   Part 86: Akhir Sebuah Perang

    Kaito tersenyum, menurutnya Kenta sudah setuju, dan Kaito mulai berkata, "Baguslah kau sadar, Kenta!! Akhirnya, akhirnya!! Kau akan menjadi milikku selamanya dan kita akan menjadi penguasa nomor satu di Dunia Musik! Katakanlah padaku, bahwa kau berjanji akan setia bersamaku dan suku Bass, sekarang juga!" Kenta hanya bisa menangis sedikit walaupun ia tersenyum kepada Kaito. Kaito lalu memeluk Kenta, dengan perasaan bahagia dan senang. Kenta dengan ragu, meneteskan air mata lagi, lalu menoleh ke arah Higiri dan tersenyum kepada suaminya itu, sambil membalas pelukan Kaito, lalu memejamkan matanya. Higiri melihatnya, hatinya sakit teramat sangat hancur, dan berteriak, "Kenta!!! Tidak!!!! Katakan kau mencintaiku, kau mencintai kami semua!!! Kentaaaaaaaa!!!" teriaknya. Tiba-tiba saja, seberkas sinar mulai muncul, dari Musical Sce milik Kenta. Sinar tersebut mulai membesar, dan semakin lama semakin besar. Melihat sinar berwarna putih gading yang tiba-tiba muncul dari Musical Scale milik Ke

DMCA.com Protection Status