Home / Fantasi / A Wandering Star / Part 8: Pertemuan yang Salah

Share

Part 8: Pertemuan yang Salah

Author: M.D.Samantha
last update Last Updated: 2021-06-10 16:13:58

Higiri mendengar percakapan tersebut, ternyata benar, itu gadis yang ia cari selama ini! Jackpot! Namanya Kenta, iya, memang benar, namun kondisinya tidak bagus. 

Sang gadis ketua yang arogan, menatap Kenta dengan sinis, "Kalau begitu, kau akan kumaafkan, ayo masuk ke dalam kelas, dan jangan lupa, bawakan makan siangku nanti. Jangan lupa!" 

Para gadis tersebut tertawa dan masuk ke dalam sekolah. Kenta ingin menangis, ia menyeka air matanya yang mulai keluar sedikit, namun semua ia tahan. Ia lalu masuk ke dalam sekolah. Higiri yang berada di ujung jalan, kini perlahan menyadari, bahwa ada yang tidak beres dengan kehidupan Kenta. Ia memutuskan untuk menunggu Kenta selesai sekolah. 

"Ia masih sama, manis, walaupun badannya kecil dan tidak begitu tinggi. Namun aku yakin, ia punya penderitaan besar. Aku, aku sangat ingin menolongnya. Seorang pembantu? Pesuruh? Apa yang terjadi sebenarnya kepada Kenta selama ini?" 

Higiri menunggu dan menunggu, bahkan sambil terduduk di jalan itu. Penantiannya terbayar setelah mendengar bel terakhir berbunyi. Para murid mulai berhamburan keluar sekolah. Kenta dan gadis-gadis anggota geng tadi pagi, juga keluar, namun mereka justru menuju sebuah pohon besar yang ditutupi banyak tanaman besar di ujung sekolah. Higiri mengikuti mereka diam-diam. 

"Bodoh kau! Pesuruh apaan ini? Aku menyuruhnya membelikanku makanan, bukan pakai uangku! Kau sebagai pengikut harusnya membelikan makanan untuk ketua! Mengapa berani sekali kau meminta uang kepada ketua?!" teriak seorang gadis. 

Kenta sangat ketakutan, ia menggenggam erat tali ranselnya. Gadis tersebut lalu menamparnya hingga terjatuh. Wajahnya memerah, dan ia mulai menitikkan air mata, namun tetap ia tahan. 

"Kau menangis? Lemah sekali! Bawahan bodoh!" gadis ketua tersebut menamparnya sekali lagi, dan ketika ia hendak menampar Kenta untuk yang ketiga kalinya, kali ini Higiri datang, dan langsung menahan tangan gadis ketua itu. Seluruh mata para gadis tertuju kepada Higiri. Mereka terdiam. 

Higiri membuang tangan si gadis ketua, dengan kasar. Lalu ia berjalan dan membantu Kenta berdiri, sambil menggenggam tangannya, tanpa berbicara sama sekali, Higiri langsung membawa Kenta pergi sambil berlari kecil, pergi dari gadis-gadis tersebut. Para gadis hanya bisa terkaget-kaget. Higiri terus menggenggam erat tangan Kenta, sambil berlari meninggalkan gadis-gadis anggota geng tersebut. 

Tiba-tiba saja, setelah agak menjauh dari sekolah, Kenta berhenti berlari, lalu menarik tangannya. Higiri pun berhenti seketika, lalu menoleh kebelakang, menatap Kenta. 

"Siapa kau? Kenapa harus menarik tanganku?!" sahut Kenta, sambil menarik nafas panjang. 

"Aku tidak tahan lagi, mereka menyiksamu!" balas Higiri. 

Kenta menatap Higiri dengan tatapan kesal, "Tidak ada urusan denganmu! Kau mengenalku? Ini semua bukan urusanmu!" 

"Mereka menamparmu berkali-kali! Wajahmu memerah!" balas Higiri. 

"Ya, aku tahu, dan terima kasih atas tindakanmu, aku akan segera mendapat pemukulan lebih dari itu! Ketua, ketua.., sangat tidak menyukaiku karena ia terus berkata aku cantik, dan tidak boleh ada pria yang mendekatiku selain dia yang bisa! Dan aku benci sekolah itu!!!!" teriak Kenta lalu terduduk, dan menangis. 

Higiri lalu terdiam. Kini ia merasa bersalah. Kenta lalu menghentikan tangisannya, menyeka air matanya, dan mulai berdiri, melangkah. Ia berjalan menuju sebuah halte bus. Higiri masih mengikutinya. Sampai pada stasiun kereta MRT-pun, Higiri masih mengikutinya, bahkan ia duduk di samping Kenta. 

Kereta MRT yang tidak terlalu ramai, membuat Kenta berani bertanya, "Siapa kau? Kenapa mengikutiku terus? Aku sangat tidak nyaman, kau bahkan berani sekali menarik tanganku!”

"Aku masih mengingatmu, Kenta, apa kau sudah lupa?" ucap Higiri sambil menghela nafas panjang. 

"Maksudmu? Kau ini siapa?” tanya Kenta sambil terheran-heran. 

"Apakah kau sudah melupakan masa kecilmu? Apa kau sudah melupakanku?" ucap Higiri lagi. 

Kenta mengernyitkan dahinya sambil membalas Higiri, "Siapa kamu? Aku, aku sudah tidak begitu ingat masa kecilku. Aku tidak ingin lagi mengingatnya..." 

Higiri melihat Kenta mulai bersedih. Entah apa yang terjadi pada Kenta selama sepuluh tahun ini, lalu ia berkata, "Tidak perlu mengingat semua masa kecilmu. Ingat saja aku. Aku bagian dari masa kecilmu”

"Kau? Siapa?” tanya Kenta lagi. 

"Aku, Higiri, apakah kau masih ingat? Kita bertemu sepuluh tahun lalu di ladang bunga matahari itu,” jawab Higiri. 

Kenta tidak menjawab, namun, mata mereka saling menatap satu sama lain. Namun, kereta MRT sudah berhenti. Kenta lalu berdiri dan berjalan keluar, masih dengan wajah sedih. 

Sesampainya di luar stasiun, Higiri mulai berbicara, "Pelan-pelan saja mengingatku. Aku tidak akan memaksamu."

Kenta hanya menatap Higiri dengan wajah sinis, lalu tidak membalas ucapannya. Mereka meneruskan perjalanan sampai ke rumah Kenta. Higiri masih tetap mengikuti. 

"Cukup, sampai sini saja. Satu, aku tidak mengingatmu. Dua, terima kasih sudah menyelamatkanku, namun tiga, aku akan mendapat balasan dari mereka, besok. Jadi sudah, sudah cukup, jangan mengikutiku lagi," ujar Kenta, sambil mengambil langkah pelan masuk ke dalam rumahnya. 

"Aku akan membuatmu mengingatku!" teriak Higiri, dengan senyum di wajahnya. Ia lalu berjalan pulang sendirian. 

Di setiap jalan yang ia lalui, senyum terpancar di wajahnya. Ia sedang mengingat kejadian tadi. Membawa Kenta lari dari kerumunan gadis kurang ajar, menggandeng tangannya, dan berlari bersama. Sungguh memori yang indah, padahal baru hari kedua sejak ia menemukan gadis yang ia cari selama sepuluh tahun tersebut. 

Esok harinya, Higiri masih melakukan kegiatan yang sama, yakni pagi hari sekali sudah di depan rumah Kenta. Kali ini, ia mengenakan seragam sekolahnya. Ia menunggu Kenta keluar. Masih sangat pagi, dan ia sudah bersemangat. Tiba-tiba, suara pintu terdengar. Kenta keluar dari rumahnya, menuju pagar, dan menemukan Higiri lagi, di depan rumahnya. Kenta mulai menghela nafas, ia lalu menatap Higiri dengan tatapan tajam. 

"Aku tidak pernah menyuruhmu datang kesini. Aku masih tidak bisa mengingatmu, sebaiknya kau kembali," ujar Kenta. 

"Maka itu, aku akan membuatmu mengingatku," jawab Higiri. 

"Kau sangat memaksa, ada hal penting apa sampai aku harus mengingatmu? Seolah kau sangat mengenalku?" balas Kenta lagi. 

"Itu, yah, itu, karena waktuku di sini tidak lama. Setidaknya, aku senang bisa menemukanmu!" sahut Higiri. 

Kenta menghela nafas panjang, tidak membalas Higiri sama sekali, nampaknya Higiri sangat keras kepala. Kenta mulai berjalan ke arah yang sama ke sekolahnya seperti kemarin. Higiri mengikutinya juga kali ini. 

"Mengapa kau selalu mengambil jarak terjauh setiap pagi? Bukankah siang kau justru naik bus untuk pulang sekolah? Ada apa dengan sepeda milikmu?" tanya Higiri. 

Dengan wajah lesu, Kenta memberanikan diri menjawab Higiri, "Jika aku pagi ini naik bus, aku akan bertemu ketua. Ia dan geng-nya selalu naik bus pagi hari. Setidaknya masalah tidak akan menemukanku jika aku naik sepeda. Siang hari, mereka tidak akan langsung pulang, namun mereka akan menunjukan arogansinya kepada siswi lain, maka itu aku bisa naik bus siang hari ketika pulang sekolah, dan tidak perlu bertemu mereka." 

"Sepertinya gadis ketua sangat membencimu, namun aku tidak melihat ada sesuatu yang salah denganmu, kau hanya gadis sekolah biasa” ucap Higiri.

M.D.Samantha

revisi pertama. alur cerita diperbaharui.

| Like

Related chapters

  • A Wandering Star   Part 9: Perlawanan yang Seharusnya

    Kenta menghela nafas panjang lagi, kali ini ia berhenti berjalan, dan menundukan kepalanya, "Gadis ketua bernama Sato Moe. Ia sangat disukai para siswa di sekolah," jawab Kenta sambil memulai berjalan lagi, dan melanjutkan, "Ketika aku masuk ke sana sejak sekolah dasar, Moe belum ada. Ia masuk sekitar sekolah menengah. Karena keluarganya sangat kaya raya, ia bahkan bisa melakukan perawatan fisik, dan aku waktu itu menganggap ia sangat cantik dengan rambut coklat dan bola mata coklatnya." "Lalu?" tanya Higiri lagi, penasaran. "Aku mengaguminya. Moe membuat sebuah grup, sebuah geng, untuk seluruh gadis di sekolah itu, dan gadis-gadis tersebut menjadikannya ketua. Seluruh gadis yang ikut grupnya, sangat memuja Moe, mungkin karena ia sangat cantik dan kaya raya, ia sering membagikan uang. Waktu itu aku juga mengajukan diri masuk ke grupnya. Namun Moe melihatku sebagai ancaman. Ia mengijinkan aku masuk grupnya, namun, suatu hari, Moe berbisik kepadaku bahwa aku terlalu cantik secara fisik

    Last Updated : 2021-06-10
  • A Wandering Star   Part 10: Memori Lama

    Moe membuang gunting yang ia pegang, lalu maju ke arah Higiri sambil tersenyum, "Kau sangat tampan. Rupanya murid dari sekolah sebelah. Oke, aku bisa berhenti menyiksa Kenta, namun kau harus menjadi pacarku. Kau tidak cocok bersama Kenta, lihat saja, wajah pembantu, hahaha!" seru Moe sambil tertawa lebar, diikuti tawa gadis-gadis anggota gengnya. Higiri langsung menampar Moe, walaupun penuh amarah, tamparan itu tidak sekeras yang dibayangkan, laku Higiri berucap, "Aku adalah pacarnya Kenta, tidak peduli seburuk apa, aku menyukainya, dan sekali lagi, jika kalian berbuat yang macam-macam kepada Kenta, sehelai rambut saja terancam, aku tidak akan segan kepada kalian!” ucap Higiri dengan wajah penuh amarah, lalu membantu Kenta berdiri, dan menggandeng tangannya, berjalan menjauhi para gadis-gadis brengsek itu, sambil berlari kecil menuju halte bus yang biasa mereka lewati. Namun, di tengah jalan, Kenta menarik tangannya, berhenti berjalan, dan tertunduk. Higiri menatapnya, namun kali ini

    Last Updated : 2021-06-10
  • A Wandering Star   Part 11: Pria Misterius

    Kenta berpikir sebentar, lalu ia menghela nafas panjang juga, "Baiklah, lagipula mungkin saja kau salah orang, aku sudah menganggapmu aneh. Kau yang memulai semua ini namun aku yang harus tunduk pada syaratmu. Benar-benar pria aneh!” serunya. Higiri tersenyum lebar dan mengangkat kepalanya, "Kita teman, atau pacar?" tanya Higiri sambil tersenyum lebar. Kenta membalas Higiri dengan senyuman kecut, "Begini ya, aku tidak pernah menganggapmu pacar. Bahkan teman juga tidak! Aku tidak akan menjawab syarat yang kau berikan, kau sangat keras kepala dan aku sudah lelah, terserah!” serunya, lalu melanjutkan langkahnya menuju stasiun kereta MRT. "Oke!!!" sahut Higiri sambil mengikuti Kenta. Wajahnya senang, namun di sisi lain, Kenta terlihat lelah dan kesal. Di sepanjang perjalanan, Higiri selalu ingin menggenggam tangan Kenta, namun tidak pernah mendapat kesempatan. Ya sudah, saling diam saja. Namun sesekali, Higiri mengajak Kenta bercanda sambil bertanya beberapa hal, apa makanan yang disu

    Last Updated : 2021-06-21
  • A Wandering Star   Part 12: Ciuman Pertama

    Memori tersebut membuat Kenta tiba-tiba terbangun. Dadanya sakit sekali, termasuk kepalanya. Ia berteriak kencang sekali. Ia mulai menangis dan bergumam, "Memoriku mulai kembali, kenapa? Kenapa??" Ia makin berteriak dengan kencang dan menangis, tertunduk lesu, bahkan ia mulai melempar bantal tidurnya. Malam yang panjang baik untuk Higiri maupun Kenta. Pagi hari mulai menjelang. Kenta hendak pergi ke sekolah, seperti biasa. Kali ini, ia sama sekali tidak melihat Higiri. Kenta mulai merasa aneh, namun ia berpikir mungkin Higiri memang salah orang, sambil menggelengkan kepala, Kenta mulai berjalan menuju sekolahnya, seperti biasa, menaiki kereta MRT dan berjalan kaki. Namun sedari tadi, Higiri benar-benar tidak muncul juga batang hidungnya. Sesampainya di sekolah, Kenta melihat Moe sedang menunggunya, bahkan melihatnya dengan sinis. Kaki Kenta mulai agak bergetar berjalan menuju gerbang sekolah. Moe sudah menunjuk Kenta, sambil juga menunjuk sebuah pohon besar di antara semak-semak di

    Last Updated : 2021-06-23
  • A Wandering Star   Part 13: Hati yang Terbuka

    "Sudah jam dua siang. Aku, apa jawabanku? Apakah aku mencintai Higiri? Aku mulai mencintainya? Menyukainya? Memikirkannya?" gumam Kenta dalam hati, ia ragu kalau ia sendiri merindukan celotehan Higiri yang kadang membuatnya tertawa, namun ia merasa janggal, pertemuan mereka sangat, sangat singkat sekali. Dengan semua pertanyaan itu, Kenta tiba-tiba saja terlelap tidur. Dalam tidurnya, ia memimpikan kenangan manis kemarin-kemarin, bersama Higiri. Ciuman pertamanya, pelukan hangat seorang pria yang mengaku bahwa pria itu mencintai dirinya, sampai tawa dan senyum ketika mereka bepergian bersama. Memori yang indah, namun, di satu sisi lainnya, sejak kehadiran Higiri, memori-memori masa kecil Kenta yang kelam, justru kembali muncul ke permukaan, dan menghantui Kenta. Ada hubungan apakah ini? Tiba-tiba saja, Kenta membuka matanya dan melihat ke arah jam. Ia terbangun begitu merasakan jantungnya berdebar kencang, namun, ia belum juga menemukan jawabannya. Sudah setengah empat sore! Ia denga

    Last Updated : 2021-06-25
  • A Wandering Star   Part 14: Pria Bernama X

    Kenta terdiam menerima benda tersebut, itu hanyalah sebuah kotak perhiasan warna hitam. Higiri lalu mencium bibir Kenta lagi, lalu berkata, "Aku akan mengantarmu pulang. Ingat, dua hari waktumu untuk memutuskan. Karena aku sendiri tidak punya waktu banyak. Aku tidak akan memaksamu, jangan terima jika kau merasa terpaksa, jujur saja dengan hatimu."Higiri lalu mengantar Kenta pulang dari pasar malam tersebut. Sepanjang perjalanan, mereka hanya terdiam, seperti salah tingkah. Kenta sendiri tidak berani berbicara apapun, sementara Higiri, wajahnya masih memerah pertanda ia memang tersipu malu. Mereka menaiki beberapa kereta MRT dan melewati beberapa halte bus, lalu, akhirnya sampai di rumah Kenta. Higiri lalu pamit pulang, sementara Kenta masuk ke dalam rumahnya, dan membersihkan dirinya, lalu berbaring di atas ranjangnya. Ia mengambil kotak perhiasan hitam yang diberikan Higiri dan menatap kotak tersebut dalam waktu yang sangat lama. Ada keraguan dalam hatinya. “Higiri ini, bercanda,

    Last Updated : 2021-06-28
  • A Wandering Star   Part 15: Rahasia Tersembunyi

    "Ah, iya, iya. Oh, aku kesini karena ada beberapa hal…" seru X, sambil melirik sesuatu yang menggantung di leher Kenta, ia lalu menggaruk kepalanya dan berkata, "Oh, jadi begitu ya, apakah ini keputusanmu? Apa kau yakin dengan keputusan ini? Kau sudah tahu siapa dirimu, kan? Kau juga sudah tahu siapa anak muda itu, kan?”Kenta menatap X dengan penuh kebingungan, dan bertanya, "Maksudnya? Ah, sebaiknya kita duduk dulu di dalam, aku akan menyiapkan minuman!"Mereka berdua lalu masuk ke dalam rumah. X lalu mengambil duduk di kursi dekat meja makan, dan Kenta langsung membawakan air minum segelas untuk pamannya itu. "Kenta, apa itu?" tanya X sambil menunjuk-nunjuk kalung yang dipakai Kenta. Kenta lalu menggenggam kalung yang ia pakai di lehernya, sambil berseru, "Oh, oh, ini? Paman, aku sebenarnya, sebenarnya… mempunyai seorang pacar! Dan dia memberikanku kalung ini kemarin!"X menatap kalung tersebut agak lama. Kalung itu lalu memancarkan sedikit cahaya berwarna warni, padahal warna kal

    Last Updated : 2021-07-01
  • A Wandering Star   Part 16: Kebenaran Suku Simfoni

    Pagi ini, Kenta terlihat sedang berjalan, sendirian. Ia berjalan menuju sekolahnya, namun bukan untuk sekolah kali ini. Ia sedang mengingat-ingat kenangannya sendiri di sekolah ini.Pagi ini udaranya sangat segar. Kenta terpikir untuk mengunjungi sekolahnya Higiri, letaknya tidak jauh dan ia tahu jalan ke sana. Dengan rasa penasaran, Kenta berjalan menelusuri jalan setapak yang agak sepi. Memang, hari ini masih dalam suasana liburan untuknya karena sudah lulus. Sesampainya ia di sekolah tempat Higiri belajar, ia mendengar bunyi bel, pertanda sudah waktunya masuk kelas, dan sudah tidak nampak lagi murid-murid sekolah yang berlalu lalang. Kenta dengan seksama melihat sekolah tersebut dan terkejut, lalu bergumam, "Aku tidak pernah ke sini, namun memang benar kata orang-orang, sekolah ini besar sekali! Lebih besar dari pada sekolahku!”Ia lalu berjalan mengelilingi sekolah tersebut. Namun, selagi Kenta memandang sekolah itu, ia melihat dua orang di belakang sekolah, dari kejauhan. Seoran

    Last Updated : 2021-07-02

Latest chapter

  • A Wandering Star   Bonus part: Kisah yang Terlupakan 2

    Higiri kecil hanya bisa terdiam, ia lalu membalas lagi ibunya, “Ibunda, aku akan segera masuk dan melanjutkan makananku, pemandangan di sini sangat luar biasa. Aku akan memandangnya sebentar, boleh?" Ibunya lalu mengangguk sambil menjawab, “Baiklah aku akan menunggu di dalam, jangan terlalu lama, oke?" Lalu Higiri kecil melihat ibunya masuk ke dalam rumah makan tersebut, namun Higiri kecil sendiri masih melihat sekitarnya, berharap gadis kecil itu akan datang lagi, ia sangat penasaran dengan gadis kecil tersebut. Tiba-tiba saja, seorang wanita bertopi agak lebar dan panjang, menghampirinya, lalu berlutut di hadapan Higiri kecil sambil tersenyum. “Apakah kau mencari gadis kecil berambut biru tua dan mempunyai bola mata biru langit?” tanya wanita tersebut. Higiri kecil mengangguk. Wanita tersebut tersenyum semakin lebar. “Ia pergi ke arah sana, ia sedang menuju ke sebuah ladang di mana bunga-bunga matahari mulai tumbuh besar, dan ia hendak mengambil biji bunga-bunga matahari tersebu

  • A Wandering Star   Bonus Part: Kisah yang Terlupakan 1

    Suatu hari yang cerah, di halaman belakang rumah Kenta yang berada di Dunia Manusia, nampak Higiri, X, Ahr, Westo dan Nozomi sedang berkumpul bersama sambil menikmati hidangan kecil bersama teh. Mereka sedang menikmati teh dan cemilan di sore hari, sementara Kenta sendiri sedang tidak ada di rumahnya, karena sedang menemani Putri Aoi di suku Harmoni. Higiri lalu memulai pembicaraan. “Hei, X, apakah selama ini kau, dan kalian semua, berpikir bahwa Ratu Angel sudah menjodohkan diriku dan Kenta, sejak kami masih kecil?” tanya Higiri.X lalu menatap Higiri dan membalas, “Tentu saja, tidak mungkin Yang Mulia Ratu Angel akan membuat Kenta mencari jodohnya sendiri? Kemungkinan besar perang yang ada di Dunia Musik, tidak akan pernah berhenti, sepertinya." Higiri lalu tersenyum kecil. “Ada apa? Apakah ada yang salah? Atau jangan-jangan X sebenarnya hanya mengarang cerita saja?" tanya Nozomi. Higiri menghela nafasnya dalam-dalam. Kali ini, ia mulai serius. “Ratu Angel tidak pernah menjodohk

  • A Wandering Star   Part 92: Finale

    "Kenta!! Kenta!!! Kenta, apa yang terjadi!! Tunggu, aku akan panggilkan perawat!!" seru Higiri, namun, Kenta langsung menarik lengan baju Higiri dan menggelengkan kepalanya. Masih dengan darah yang mengalir dari mulutnya, Kenta lalu berusaha berbicara dengan pelan, "Higiri, melihatmu saja sudah cukup." Higiri khawatir mendengar pernyataan Kenta tersebut, dan membalas, "Kau, kau kenapa!! Tolong jangan menyembunyikan apapun dariku lagi!! Kau membuatku menderita, membunuhku dengan rasa penasaran!! Kenta! Katakan kepadaku, apa yang terjadi!" Kenta tersenyum kecil, lalu membalas Higiri pelan, "Maafkan aku. Dadaku sering terasa sakit beberapa minggu ini. Paman X berkata bahwa kemungkinan besar energi yang terlalu kuat, yang berasal dari dalam diriku, waktu itu, termasuk energi yang kuhabiskan untuk mempertahankan kehamilanku yang sangat menguras tenaga, dan juga kelahiran anak-anak kita yang sangat berat. Semakin lama, badanku sendiri semakin tidak kuat, terlebih lagi, aku sudah lama tid

  • A Wandering Star   Part 91: Masih Belum Selesai

    Part 91: Masih Belum Selesai Higiri yang terlihat mengenakan pakaian formal, masuk ke ruangan utama sambil menggandeng Kenta yang terlihat cantik menggunakan gaun formal untuk acara itu, lalu mereka menaiki tangga menuju panggung utama. Sesampainya di atas panggung utama, Higiri lalu menghadap para tamu, lalu berbicara dengan suara lantang, "Para tamu terhormat sekalian, aku, Hijiribashi Higiri, raja dari suku Harmoni, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sangat, sangat, sungguh besar, dari dalam hatiku, karena tiga tahun ini aku berduka, mengira bahwa setelah kejadian yang dahsyat itu, istriku sudah tidak ada, dan ia dalam kondisi hamil saat itu. Karena kesedihan yang besar sekali, aku menutup rapat hatiku, pikiranku, hingga istana suku ini. Aku merasakan kesedihan yang amat mendalam tiga tahun ini. Namun beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan istriku, Kenta, di dunia manusia, dan ternyata selama ini ia berhasil menyelamatkan dirinya, aku sangat berterima kasih kepada Ratu suku

  • A Wandering Star   Part 90: Kebahagiaan yang Kembali

    Higiri kesal sekali mendengar cerita itu, lalu berkata, "Mengapa tidak ada yang memberitahuku? Sampai aku mengira kau sudah hilang menjadi debu!" Kenta tersenyum kepada Higiri, dan membalas, "Paman-pamanku sendiri saja, baru terbangun, setelah hampir sebulan pemulihan di ruang musik. Para pelayan bergantian bernyanyi di sana. Mereka langsung berusaha mengunjungimu namun wilayah sukumu sudah tertutup untuk semuanya. Ketika aku sudah sadar, dan mereka bercerita seperti itu, aku tidak percaya bahwa kau menutup akses masuk bagi semua orang yang ingin menuju ke wilayah suku Harmoni, sendirian. Namun, para prajuritmu berjaga di sana dan mengatakan bahwa kau tidak menerima tamu bahkan aku." Kenta lalu menangis, Higiri memeluknya dengan erat, lalu Higiri mengeluarkan tongkat magisnya dan mulai menggoyangkan tongkat itu. Sebuah kotak coklat lalu muncul di atas tangan kanannya. Higiri lalu bertanya, "Lalu mengapa kau merahasiakan ini dariku?" Kenta terkejut, lalu menjawab, "Maafkan aku, aku

  • A Wandering Star   Part 89: Rencana yang Tidak Diinginkan

    Anak perempuan itu tiba-tiba menunjuk ke arah Higiri, lalu berteriak, "Ah!! Ibu, siapa paman itu?" tanyanya lalu menoleh ke arah dua kakak laki-lakinya, dan terlihat bingung. Kenta tersenyum menatap anak perempuannya itu, lalu berjalan menghampirinya, berlutut dan bertanya, "Ah, iya, Aoi, apa kau ingat ketika kau bertanya di mana ayahmu?" Kenta ternyata berhasil mempertahankan kehamilannya dan melahirkan tiga orang anak kembar, dan satu-satunya anak perempuan, bernama Aoi. Kedua anak laki-lakinya masing-masing bernama Kenzo dan Hikaru. Aoi menatap ibunya dan membalas, "Hmm, iya! Namun, ibu selalu mengatakan ayah sedang sibuk dan akan kembali, nanti." Aoi lalu bersedih. Kenta lalu menoleh ke arah Higiri, dan menunjuknya, sambil berkata kepada ketiga anaknya, "Ah, ayahmu sudah kembali. Aoi, Kenzo, Hikaru, pria yang di sana itu, adalah ayah kalian!" "Ayah? Benarkah itu ayah?" tanya salah satu anak laki-laki yang bernama Kenzo. Kenta mengangguk sambil tersenyum. “Ayah sudah kembali d

  • A Wandering Star   Part 88: Buah Dari Cinta

    X tahu Higiri marah besar, namun ia justru membalas Higiri dengan penuh amarah juga.X lalu berdiri dan berseru, “Aku mengijinkannya? Menurutmu begitu? Mengapa Kenta hanya memberitahuku kehamilan dan rencananya? Mengapa bukan dirimu? Higiri, ia memang mencintaimu, namun ia takut kau tidak mempercayainya!!! Aku mengijinkannya berperang, karena aku tahu dan percaya ia mampu!! Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, seperti kesalahanku kepada Rine! Aku mempercayai Kenta kali ini!! Kau lihat, ia berhasil! Ia berhasil, Higiri! Ia berhasil mengubah total Dunia Musik, ramalan itu tidak terjadi! Kau lihat betapa seluruh penduduk di Dunia Musik sekarang sedang bersenang-senang dan berpesta karena perang sudah tidak ada lagi? Bahkan kau harus melihat langsung wilayah suku Bass dengan matamu sendiri! Itulah yang dikorbankan Kenta! Kau tidak akan pernah mengerti, Kenta sadar bahwa tugasnya lebih berat daripada harus menemanimu di atas ranjang atau singgasana istana suku Harmoni! Kau sendiri sehar

  • A Wandering Star   Part 87: Penyesalan yang Terlambat

    Ada sebuah surat yang tidak terlipat, bertuliskan, "Higiri! Aku hamil! Selamat!! Kau akan menjadi seorang ayah! Aku sangat mencintaimu! Hey, lihat! Aku sudah mual sejak beberapa hari ini, dan aku rasa kita akan memiliki seorang bayi mungil yang akan mewarnai hidupmu di istana ini!"Higiri mulai menangis setelah membacanya, gemetar di tangannya menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak percaya apa yang ditulis Kenta. Ia melihat lagi kotak kecil tersebut, dan menemukan benda lain dalam kotak tersebut, satu strip obat yang bahkan Higiri tidak tahu obat apa itu. Ia lalu memasukan obat itu ke dalam saku celananya, lalu menutup kotak kecil berwarna coklat tersebut. Ia lalu meletakkan kembali kotak berwarna coklat tersebut di pojok lemari pakaiannya, lalu menutup lemari tersebut. Higiri lalu keluar dari kamarnya dengan wajah serius, lalu berlari ke arah ruang medis istana. Sesampainya di sana, Higiri mengeluarkan obat tersebut dari saku celananya, dan memperlihatkan kepada mereka, obat mencurig

  • A Wandering Star   Part 86: Akhir Sebuah Perang

    Kaito tersenyum, menurutnya Kenta sudah setuju, dan Kaito mulai berkata, "Baguslah kau sadar, Kenta!! Akhirnya, akhirnya!! Kau akan menjadi milikku selamanya dan kita akan menjadi penguasa nomor satu di Dunia Musik! Katakanlah padaku, bahwa kau berjanji akan setia bersamaku dan suku Bass, sekarang juga!" Kenta hanya bisa menangis sedikit walaupun ia tersenyum kepada Kaito. Kaito lalu memeluk Kenta, dengan perasaan bahagia dan senang. Kenta dengan ragu, meneteskan air mata lagi, lalu menoleh ke arah Higiri dan tersenyum kepada suaminya itu, sambil membalas pelukan Kaito, lalu memejamkan matanya. Higiri melihatnya, hatinya sakit teramat sangat hancur, dan berteriak, "Kenta!!! Tidak!!!! Katakan kau mencintaiku, kau mencintai kami semua!!! Kentaaaaaaaa!!!" teriaknya. Tiba-tiba saja, seberkas sinar mulai muncul, dari Musical Sce milik Kenta. Sinar tersebut mulai membesar, dan semakin lama semakin besar. Melihat sinar berwarna putih gading yang tiba-tiba muncul dari Musical Scale milik Ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status