Share

Saling Klaim

Author: The Lucky
last update Last Updated: 2022-10-28 22:11:18

Tuan Aroon membelai rambut hitamnya dengan lembut, kemudian mengulurkan telunjuk ke bibir mungil sang wanita. "Ssst ... kau jangan pikirkan itu, Sayang. Masih banyak malam-malam selanjutnya. Tak ada yang lebih penting bagiku selain keselamatanmu. Aku bisa menciptakan party yang lebih meriah dari malam ini. Kau tenangkan dirimu saja, istirahat yang baik supaya kesehatanmu segera pulih, dan sekarang ...." Tuan Aroon melirik keranjang buah yang teronggok di atas meja nakas. Batinnya mengumpat, 'Sial! Di mana Morgan? Dia lama sekali!'

Alessandra menautkan alis. "Dan sekarang?" ulangnya pada kalimat Tuan Aroon yang terputus.

"Makanlah ini, Nona. Kandungan mineral di dalamnya membuat Anda lebih cepat pulih." Mervile memasukkan buah anggur ke mulut nonanya yang langsung dikunyah oleh wanita itu, membuat Tuan Aroon ingin memuntahkan semburan api padanya.

Bos besar itu merasakan panas di seluruh peredaran darahnya. Harus menelan pil kekalahan berapa kali lagi jika ia terus-terusan berada di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Top News in the Dark Night

    "Kau harus banyak-banyak istirahat, ok." Tuan Aroon mengecup kening sang wanita dengan sayang. Ia akan kembali ke perusahaan untuk mengecek keadaan setelah mengantar dengan selamat wanitanya ke apartemen. Rasanya ia ingin tinggal lebih lama, jika saja perusahaan tak menunggu kehadirannya. Sebagai pimpinan tentu ada tanggung jawab yang menunggu di sana, meski hanya formalitas belaka. Alessandra mengangguk patuh. "Sebenarnya saya ingin ke sana, melihat kehancuran yang sudah saya ciptakan," ucapnya dengan sorot mata melemah. Ia masih merasa bersalah, juga tak rela party itu berujung berantakan tak sesuai rencana. "Ssst ... jangan ucapkan itu. Siapa yang bisa mencegah dan menolak musibah? Itu semua di luar batas kita. Aku berjanji akan menyelenggarakan party untuk menebus malam ini, tapi kau harus pulih dulu, ok." Tuan Aroon menghibur wanitanya dengan sabar dan tenang seraya mengelus pundak sang wanita. Nampak sangat hangat. Di sisi lain, tayangan televisi malam ini didominasi oleh ber

    Last Updated : 2022-10-30
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Bertebaran Berita Bertajuk Bombastis

    "Viral! Ceo Aroon's Company Terlibat Perkelahian""Malam Party Berujung Petaka""BA Bianco Skin Nyaris Kehilangan Nyawa, Apakah Karma?""Ada Apa Antara Bos Aroon's Company dan Bodyguard BA Bianco Skin?""Alessandra, BA Bianco Skin Nyaris Celaka, Apakah Gimmick Belaka?"Mervile mengetatkan rahang ketika netranya membaca beberapa tajuk berita yang menguasai pemberitaan internet malam ini. Judul-judul itu terdengar bombastis dan provokatif. Tak bisa disalahkan, pihak di balik berita pasti ingin meraih pundi fantastis sehingga membuat judul berita yang menarik untuk segera diklik kemudian ditonton para peselancar dunia maya. Meskipun Mervile menaruh rasa benci begitu besar terhadap bos Aroon's Company, namun kali ini ia sepakat dengan pria paruh baya tersebut. Ia harus menjauhkan televisi dan ponsel yang bisa digunakan majikannya tersebut mengakses internet. Mervile bergegas ke saluran kabel televisi kemudian memotongnya sebelum sang nona terlebih dulu menyalakannya. Benar saja, saat s

    Last Updated : 2022-10-31
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Dalam Dekapan sang Bodyguard Tampan

    Melihat sang nona tampak sangat terpukul, Mervile yang sedari tadi menahan untuk menenangkan sang nona tak sebatas hanya kata-kata, akhirnya lepas kontrol juga. Ia memeluk wanita itu guna menyalurkan ketenangan. Tanpa disangka, kebaikannya tak bertepuk sebelah tangan. Sang majikan suka rela menyambutnya seraya tersedu-sedan. "Mervile, katakan! Apakah aku tak berhak bahagia? Apakah aku tak berhak hidup tenang tanpa serangan wartawan? Apakah terlalu berlebihan jika aku hanya menginginkan kebahagiaan tanpa ada berita negatif yang mengiringinya?" Kali ini suaranya terdengar histeris, alunan isak tangisnya seolah mengiris seonggok daging. Daging yang berada di bawah diafragma sisi kanan atas dalam tubuh sang pria muda. Hati pria itu bak teriris menjadi cuilan-cuilan kecil nan tipis. "Tidak, Nona, tidak. Anda sangat layak bahagia. Hanya saja, semesta sedang menguji ketahanan daya Anda." Mervile mengelus-elus pundak wanita dalam dekapannya tersebut, bahkan puncak kepala sang wanita dengan

    Last Updated : 2022-11-03
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Area 18+ karena ada adegan kekerasan dalam bab ini

    Warning! Area 18+ (ada adegan kekerasan dalam bab ini) Pria itu menguarkan aura keganasan yang penuh dengan kemarahan. Seolah-olah dirinya menjadi sosok Dewa Pembalasan bagi mangsa yang sedang merintih dan menjerit kesakitan. Tanpa mengenal kata belas kasihan, ia menyiksa pria yang telah membuat wanitanya nyaris tertimpa kemalangan.Tuan Aroon menindas telapak tangannya menggunakan kaki kursi yang ia duduki. Telapak yang sebelumnya disiksa dengan disayat-sayat itu terlihat semakin mengerikan berada di bawah tindasan kaki besi kursi. Darah segar tampak merembes melewati pori-pori. Kepala sang mangsa ditekan kuat-kuat oleh satu kaki pria yang sedang dirajai aura keji tersebut. "Bunuh saja aku!" erang pria mengenaskan tersebut seraya meringis menahan kesakitan. Kematian terasa lebih baik menurutnya daripada disiksa begitu kejam. Tuan Aroon melepas kakinya dengan kasar lalu menunduk dan mencengkeram rambut pria itu. Sehingga kini wajah keduanya saling berhadapan. "Kematian terlalu inda

    Last Updated : 2022-11-05
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Wanita Tangguh

    Mendengar suara bising di sekitarnya, wanita yang terpejam lemah itu perlahan membuka matanya lalu bersuara lirih, "Tuan Aroon ...."Wanita itu bukan sepenuhnya tak sadarkan diri, hanya saja kondisinya yang sangat lemah membuatnya susah payah bergerak meski hanya membuka kelopak mata. Mendengar suara lemah sang wanita, dengan gerakan cepat Tuan Aroon mengambil posisi di samping wanitanya berbaring. Tangannya membelai rambut sang wanita yang tampak kusut. "Iya, Sayang. Aku di sini," ucapnya dengan suara teduh. Sang wanita menggapai tangannya. Dirasakan oleh sang pria, kulit itu hangat dan lemah. "Apa yang sedang terjadi di luar sana? Mengapa lagi-lagi saya jatuh ke lubang ketidakberuntungan? Mereka kembali membicarakan saya. Oh, tidak, bahkan mereka tak henti-hentinya membicarakan keburukan saya. Mereka bilang yang terjadi malam ini adalah karma karena saya telah merebut hak orang lain," ucapnya tanpa jeda. Suaranya terdengar memilukan di telinga dua pria dalam ruangan tersebut. Mes

    Last Updated : 2022-11-07
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Euforia yang Tertunda

    Cahaya kuning menyelinap, menembus tirai putih tipis yang membingkai jendela besar ruangan di mana sepasang sejoli berada dalam satu ranjang. Sinar matahari tampak menyapa dengan sinar hangatnya, membelai dua insan yang masih terpejam. Wanita berwajah pucat yang menutupi kecantikannya itu beberapa kali mengerjapkan mata. Tangannya sembari berada di atas wajah, menangkal cahaya yang menyilaukan netra. Perlahan ia bangkit lalu menyandarkan punggung di sandaran ranjang seraya sesekali menguap. Tubuhnya terasa tidak berat lagi, ia merasa lebih baik pagi ini. Bersandar beberapa detik, kini manik indahnya bergerak turun, memandang seorang pria yang menemani tidur nyenyaknya. Pria itu masih terlihat pulas, tak merasa terganggu dengan cahaya hangat yang menyilaukan. Alessandra mengambil napas panjang lalu mengeluarkannya perlahan. Ada kelegaan tersendiri di dasar hati, memiliki seseorang yang selalu ada di saat ia membutuhkan dukungan. Iya, Tuan Aroon memiliki tempat tersendiri di hatinya

    Last Updated : 2022-11-09
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Sang Putri dan Dandelion

    Perpaduan dua aroma menyegarkan masuk pada indra penciuman, membawa misi menghadirkan dunia fantasi. Sensasinya mampu menenggelamkan diri dalam ilusi. Dengan mata terpejam, wanita berbalut busa melimpah itu melihat dirinya layaknya sang putri. Berbusana gaun klasik putih serta mahkota di puncak kepala. Sang putri tampak ceria mengitari nan menikmati hamparan bunga dandelion. Tawa lepas mengiringi langkahnya yang sedikit berlari. Tiba-tiba langkahnya terhenti, tangannya menjulur menggapai setangkai bunga berkelopak rapuh tersebut, memerhatikannya seksama. "Ada satu kemiripan di antara kita. Kau dianggap hama, sedangkan aku sampah. Semua orang sedang mencemoohku sekarang. Membicarakan kejelekanku dan menganggapku penuh kebohongan." Wajah sang putri tampak muram, terselip senyum getir di bibirnya yang ranum. Sang putri tersentak, tak ingin terbius lama dengan kegetiran ini, bibirnya meniup kelopak putih itu sehingga ... Wushh .... Serpihan kelopak tipis melayang-layang terbawa angin

    Last Updated : 2022-11-14
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Pagi Penuh Gairah (Area 18+)

    "Alessandra--" kata Tuan Aroon terputus. Telunjuk wanita dalam pangkuannya terulur ke bibir, memaksanya untuk berhenti berbicara. "Alessa. Panggil saja Alessa. Panggilan Alessandra diperuntukkan bagi yang hanya mengenal saya di layar kaca," ralat wanita dalam pangkuan tersebut seraya menatap intens sang pria. Sepertinya ia benar-benar mulai membuka diri atau bahkan hati pada Tuan Aroon. Alessa adalah nama panggilannya yang dikhususkan bagi orang terdekat, dan sekarang pria itu memperoleh hak spesial tersebut. Ya, Tuan Aroon telah berhasil masuk ke dalam list manusia spesial dalam hidup wanita dengan riasan tipis tersebut. Tak dipungkiri, rentetan kejadian dan perlakuan istimewa pria tersebut membuat hatinya begitu terharu dan tersentuh. Mendengar kalimatnya, Tuan Aroon tak bisa menahan rasa gemas terhadap wanita yang tampak sangat cantik pagi ini. Pria yang sedang berbunga hatinya tersebut terdengar mengeluarkan kekehan ringan. "Bukankah kau biasa dipanggil Ale?" tanyanya dengan s

    Last Updated : 2022-11-16

Latest chapter

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Epilog

    Bali, Indonesia. “Hei, kau mencuri ciuman dariku, Tuan Muda,” protes Alessandra sembari mencipratkan air ke wajah Axel. Suaminya yang tampan itu justru menyeringai tanpa rasa bersalah lalu berenang ke tepi kolam. “Aku cemburu pada laut,” sahut Axel, lalu sorot matanya yang tajam tetapi teduh itu terarah pada hamparan laut biru sepanjang matanya memandang. Kolam tempat mereka berenang sekarang menjorok langsung ke laut biru yang menawarkan panorama indah memanjakan mata nan jiwa. Fasilitas dari villa yang mereka tempati selama bulan madu kedua—begitu mereka menyebutnya. “Beberapa menit yang lama pandanganmu tak teralihkan darinya, matamu memandang penuh ketakjuban seolah kau rela menukarkan jiwamu dengannya.”Alessandra mengulum senyumnya. “Kau lebih seperti mendeskripsikan perasaanku padamu, Tuan Muda.” Alessandra mendekati Axel, menciptakan riak seiring tubuhnya bergerak. Axel bersiaga menyambutnya dengan segenap partikel dalam tubuhnya yang bersorak gembira. Mengalungkan lengan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hari Yang Bahagia

    Beberapa hari setelah insiden pembunuhan di hotel. Seorang sipir mengantarkan seorang wanita dengan mata sembab, tatapannya layu dan ia berjalan bak tanpa nyawa menuju tempat pertemuan dengan tersangka kriminal. Apa salahnya pada Revano sehingga pria itu menghukumnya? Padahal, Rheea telah banyak membantu pria itu. Rekaman kecelakaan Marchelle beberapa waktu lalu yang diterima Revano, itu salah satu bantuannya. Rekaman itu milik suami Rheea yang meninggal beberapa tahun lalu. Suami Rheea satu di antara rival Aroon. Mereka terlibat pertarungan sengit dalam bisnis. Suatu hari yang beruntung, suaminya berhasil mendapat kelemahan pria itu. Setelah beberapa saat dipersilakan menunggu, ia melihat seorang pria berambut putih dengan tangan diborgol diarahkan duduk di depannya. “Apa yang salah, Revano?” Rheea, dengan suaranya yang lemah menuntut jawaban pembunuh putranya. “Aku lepas kendali,” sahut Revano, menyesal. “Rheea, aku pantas mendapat murkamu.”Rheea tersenyum kecut. “Tahukah kau b

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tanpa Mawar Merah dan Cincin

    Cahaya matahari pagi menjadi alarm bangun dari lelapnya bagi dua insan yang kelelahan akibat aktivitas panas semalam. Mengerjapkan mata, Alessandra terkejut dengan ceruk leher yang berjarak hanya beberapa senti dari hidungnya. Lalu ia mendongak dan saat itu pula tatapannya bertemu dengan mata biru yang lebih dulu memperhatikannya dalam diam. “Selamat pagi,” ujar Axel dengan senyum tersungging di bibirnya. “Nyenyak?” Alessandra mengangguk canggung. Setelah apa yang terjadi semalam, masih pantaskah ia merasa canggung? “Alessa, aku berutang banyak penjelasan padamu. Maukah kau mendengarnya?” Axel memulai pembahasan setelah mencium kening wanita yang ia dekap posesif. Alessandra sudah akan menjawab sebelum perutnya merasakan gejolak tak nyaman. Dengan segera tangannya mendorong dada Axel dan beranjak dari kasur dengan suara khas perempuan hamil. Ia diserang mual hebat. Ia berlari melintasi ruangan menuju wastafel. Ia memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya. Axel mengejarnya de

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tamatnya Riwayat Sabrina

    “Tidak ada pilihan lain,” ucap Alessandra saat melihat mobilnya yang merupakan hadiah dari Tuan Aroon dulu. Tak ingin membahayakan janinnya, ia mengekang sifat egoisnya yang ingin pergi tanpa dibayang-bayangi apa pun tentang Tuan Aroon. Selain mobil hadiah dari pria itu, ia tak memiliki kendaraan lain. Tak mungkin ia berjalan kaki, bukan? Alessandra sudah berada di balik kemudi, menghidupkan mesin. Lalu menjalankan kendaraan itu, meninggalkan rumah yang beberapa waktu ini telah menampungnya bak nyonya besar. Beberapa saat kemudian ia telah sampai di tempat yang membuatnya meneteskan air mata. Ia cukup tegar beberapa waktu lalu tak menangis saat mendapati fakta pahit itu. Namun, saat melihat bangunan cafe yang diwariskan ayahnya, air mata itu dengan sendirinya mengucur. “Aku sangat merindukanmu, Ayah.”Ia segera turun dan menghambur ke dalam bangunan. Malam ini ia akan bermalam di cafe. Tersedia kamar karyawan untuk istirahat dan malam ini ia akan menggunakannya. “Maafkan Mama, Sayan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tersingkapnya Sebuah Rahasia

    Mata Alessandra memeriksa ponselnya secara berkala. Hampir tengah malam, tetapi Tuan Aroon belum pulang. Pria yang ia panggil daddy itu berkata akan pergi bermain golf bersama beberapa rekannya. Tetapi itu sore tadi, dan sekarang? Di mana pria itu? Ia pun sudah menelepon beberapa kali, tetapi tak dapat jawaban. Untuk mengalihkan pikiran negatif dan mengusir rasa bosan karena menunggu, Alessandra memutuskan membaca buku. Hanya perlu melintasi beberapa ruangan untuk mencapai ruang perpustakaan pribadi Tuan Aroon. Tangannya mencari saklar, menyalakan lampu. Pemandangan rak-rak tinggi berbahan kayu mahoni menjulang dengan buku-buku menyambut penglihatannya. Ia bergerak ke sisi kiri lalu meraih satu bacaan buku. Ia ingin relaks, novel komedi menjadi pilihannya. Lalu ia membawa serta novel itu ke sofa, duduk dan membacanya dengan santai. “Lain waktu, kubacakan dongeng Cinderella untukmu, Sayang,” katanya, menunduk pada perutnya yang masih rata. “Kau pasti akan menyukai dongeng tentang k

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Andrew dan Sabrina

    “Mobil sialan!” Axel memukul keras setir, mengumpat kesal saat mobil yang dikemudikannya itu mati tiba-tiba. Padahal, ia harus menghadiri acara grand opening hotel rekannya. Dia mengedarkan pandangan di sekelilingnya, pepohonan lebat menjulang di kanan-kirinya. Dia masih berada di wilayah leluhurnya. Hutan ini milik keluarganya dan rumahnya berdiri megah di tengah hutan ini. Tangannya terulur membuka pintu. Saat sebelah kakinya menjejak tanah, tiba-tiba tubuhnya diseret lalu pukulan bertubi-tubi dialamatkan ke wajahnya. Tubuh Axel terjengkang ke belakang, pukulan beralih ke perutnya. Darah muncrat dari hidungnya. Aroma darah segar tercium di udara. Perutnya terasa nyeri. “Kau pikir, kau akan selamat dariku, heh?“ Tuan Aroon menjulang di depannya dengan tatapan bak serigala. Hasratnya menghabisi Axel bangkit setelah mendapat laporan dari orang-orangnya. Tak sia-sia waktu berjam-jam ia gunakan menunggu di balik pepohonan setelah memasang jebakan. Akhirnya dia menyeringai saat ban it

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Harta Tak Ternilai

    Alessandra yang masih terpejam dan dibalut selimut tebal merasakan cahaya hangat menerpa wajahnya, kemudian ia pun menghalau dengan telapak tangannya sambil bermonolog, "Apa ini sudah pagi?""Ini sudah tengah hari, Baby. Jam dua belas siang."Mendengar suara orang yang beberapa hari ini hanya dapat ia dengar dari telepon itu pun membuat Alessandra seketika membuka mata. "Daddy?"Alessandra melihat Tuan Aroon memeluknya dan tersenyum padanya. Pantas saja ia merasakan selimutnya semakin tebal dan hangat. Apa mungkin Tuan Aroon memeluknya semalaman? pikirnya. "Kapan Daddy datang?" "12 malam, Babe." Tuan Aroon kian mengeratkan pelukannya sambil menghirup aroma yang beberapa hari ini ia rindukan. "Ish. Kenapa Daddy tidak membangunkanku semalam?" "Ketika aku membuka pintu kamar ini, fokus mataku langsung tertuju padamu yang sudah terlelap. Dalam keadaan tidur pun kau terlihat cantik, Babe." Tuan Aroon kini mempertemukan wajah keduanya saling berhadapan. Tangannya membelai wajah wanita h

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Cek Kehamilan Bersama Ayah si Janin

    Alessandra sungguh tidak mengira bahwa orang yang mengantarkannya hingga sampai rumah sakit adalah sopir gadungan. Terlebih orang itu adalah Axel, orang yang paling ia hindari selama ini.'Bagaimana bisa, huh! Orang itu memang banyak akal.' Alessandra bermonolog dalam batinnya. Alessandra kini melihat Axel menghadapnya dengan memamerkan senyum sambil menaikturunkan satu alisnya. "Kau memang tak pernah berubah." Alessandra berkata dengan nada ketus. "Tepat sekali! Aku memang selalu menempatkanmu di hatiku, tak akan ada yang berubah." Alessandra membuang muka. Tak ingin mendengar yang ia anggap omong kosong itu. "Penipu," gerutunya sembari mengarahkan pandangannya pada luar jendela. Axel kemudian memakaikan topi pada kepala Alessandra dan memakaikan masker. "Hari ini sepertinya rumah sakit terlihat banyak pengunjung," ucapnya. Axel kemudian terlihat keluar dari mobil setelah menutupi sebagian wajah tampannya dengan masker, ia lalu membukakan pintu mobil untuk Alessandra, hingga se

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Alessandra tanpa Tuan Aroon sementara

    Pagi ini sudah lebih dari sepuluh menit Alessandra mengalami mual hebat akibat kehamilannya. Di saat seperti ini biasanya ada Tuan Aroon di sisinya yang selalu siaga. Namun, pagi ini pria itu tak ada di dekatnya. Sudah semenjak dua hari ini ia sedang berada di luar kota untuk mengecek ketersediaan bahan baku kosmetik. Hal yang tak bisa ia wakilkan pada siapapun. "Ugh. Begini rasanya jadi wanita hamil," lirihnya sambil melihat perutnya yang masih datar setelah menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang. Tak terasa ia kini mengarahkan tangannya pada perut. Ia lalu mengusapnya dengan lembut. Sesuatu yang belum pernah ia lakukan semenjak ia dinyatakan berbadan dua. "Kau benar hadir di sini?" ucapnya sambil terus mengelus. Matanya terlihat berkaca-kaca. Ia masih terus mengelus perutnya. "Maaf, baru menyapamu," ucapnya lagi. Kini matanya tak hanya berkaca-kaca, namun mata itu telah meneteskan airnya."Aku bahagia kau hadir. Sangat bahagia. Kau mengobati rasa kehilanganku terhadap seseor

DMCA.com Protection Status