Share

Euforia yang Tertunda

Penulis: The Lucky
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-09 21:45:45

Cahaya kuning menyelinap, menembus tirai putih tipis yang membingkai jendela besar ruangan di mana sepasang sejoli berada dalam satu ranjang. Sinar matahari tampak menyapa dengan sinar hangatnya, membelai dua insan yang masih terpejam.

Wanita berwajah pucat yang menutupi kecantikannya itu beberapa kali mengerjapkan mata. Tangannya sembari berada di atas wajah, menangkal cahaya yang menyilaukan netra. Perlahan ia bangkit lalu menyandarkan punggung di sandaran ranjang seraya sesekali menguap. Tubuhnya terasa tidak berat lagi, ia merasa lebih baik pagi ini.

Bersandar beberapa detik, kini manik indahnya bergerak turun, memandang seorang pria yang menemani tidur nyenyaknya. Pria itu masih terlihat pulas, tak merasa terganggu dengan cahaya hangat yang menyilaukan. Alessandra mengambil napas panjang lalu mengeluarkannya perlahan. Ada kelegaan tersendiri di dasar hati, memiliki seseorang yang selalu ada di saat ia membutuhkan dukungan.

Iya, Tuan Aroon memiliki tempat tersendiri di hatinya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Sang Putri dan Dandelion

    Perpaduan dua aroma menyegarkan masuk pada indra penciuman, membawa misi menghadirkan dunia fantasi. Sensasinya mampu menenggelamkan diri dalam ilusi. Dengan mata terpejam, wanita berbalut busa melimpah itu melihat dirinya layaknya sang putri. Berbusana gaun klasik putih serta mahkota di puncak kepala. Sang putri tampak ceria mengitari nan menikmati hamparan bunga dandelion. Tawa lepas mengiringi langkahnya yang sedikit berlari. Tiba-tiba langkahnya terhenti, tangannya menjulur menggapai setangkai bunga berkelopak rapuh tersebut, memerhatikannya seksama. "Ada satu kemiripan di antara kita. Kau dianggap hama, sedangkan aku sampah. Semua orang sedang mencemoohku sekarang. Membicarakan kejelekanku dan menganggapku penuh kebohongan." Wajah sang putri tampak muram, terselip senyum getir di bibirnya yang ranum. Sang putri tersentak, tak ingin terbius lama dengan kegetiran ini, bibirnya meniup kelopak putih itu sehingga ... Wushh .... Serpihan kelopak tipis melayang-layang terbawa angin

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Pagi Penuh Gairah (Area 18+)

    "Alessandra--" kata Tuan Aroon terputus. Telunjuk wanita dalam pangkuannya terulur ke bibir, memaksanya untuk berhenti berbicara. "Alessa. Panggil saja Alessa. Panggilan Alessandra diperuntukkan bagi yang hanya mengenal saya di layar kaca," ralat wanita dalam pangkuan tersebut seraya menatap intens sang pria. Sepertinya ia benar-benar mulai membuka diri atau bahkan hati pada Tuan Aroon. Alessa adalah nama panggilannya yang dikhususkan bagi orang terdekat, dan sekarang pria itu memperoleh hak spesial tersebut. Ya, Tuan Aroon telah berhasil masuk ke dalam list manusia spesial dalam hidup wanita dengan riasan tipis tersebut. Tak dipungkiri, rentetan kejadian dan perlakuan istimewa pria tersebut membuat hatinya begitu terharu dan tersentuh. Mendengar kalimatnya, Tuan Aroon tak bisa menahan rasa gemas terhadap wanita yang tampak sangat cantik pagi ini. Pria yang sedang berbunga hatinya tersebut terdengar mengeluarkan kekehan ringan. "Bukankah kau biasa dipanggil Ale?" tanyanya dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Menggila (21+)

    Jika sudah diselimuti kabut gairah, maka apalah artinya elemen sekitarnya. Bahkan lantai pun dirasakan laksana kasur empuk bagi mereka sang pemabuk gairah. Keduanya terlihat seperti makhluk yang haus akan belaian. Tampak sama-sama membutuhkan. Sejoli beda usia tersebut saling memberi satu sama lain, mentransfer kehangatan juga tukar saliva bergantian. Entah berapa banyak di kulit wanita itu tercetak tanda kepemilikan. Hasil karya Tuan Aroon itu terlihat kontras dengan kulit putih wanitanya. Alessandra biasanya hanya menyerahkan diri, menerima dan pasrah dengan apa yang dilakukan sang pria, namun saat ini dirinya turut berkontribusi begitu agresif dan masif. Jemari lentiknya memberi sentuhan demi sentuhan di daerah-daerah sensitif sang pria, membuat prianya tersebut terbuai nyaris gila merasakan sensasi yang begitu panasnya menjalar ke seluruh aliran darah. Dia benar-benar hampir gila. Ah, wanitanya tersebut sungguh luar biasa! "Kau siap menerimanya?" rancau Tuan Aroon di saat bag

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Bathroom (18+)

    "Lain kali, kau jangan menggunakan celana model begini. Dia sangat jail, tidak membiarkan aku memberimu kebahagiaan." Tuan Aroon masih berbisik lembut, terdengar seksi. Alessandra mendorong dada Tuan Aroon sebagai pertahanan. Jika tidak ia lakukan, bisa-bisa keduanya kembali bergumul mesra hingga lupa daratan, akibatnya melupakan persoalan tentang mereka yang akan memberikan klarifikasi pada wartawan. Wanita berlesung pipi tersebut tak ingin itu terjadi. "Ini juga mengganggu. Bahkan saya sedikit tidak berkonsentrasi karenanya," sahutnya. Jemarinya menarik apron yang melekat di tubuh sang pria. Tuan Aroon terkekeh geli melihat wanitanya yang tampak menggemaskan. "Maafkan, Sayang. Kau tadi begitu luar biasa sampai aku tak bisa memikirkan yang lainnya. Apalagi melepas kain ini. Maafkan, ya," ucapnya lalu mencium kening Alessandra. Alessandra tersenyum kecil kemudian bangkit, hendak melangkah ke kamar untuk mempersiapkan diri. Sedangkan Tuan Aroon menaikkan celananya yang melorot sampa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Menutupi Kissmark

    Keduanya keluar dari bathroom setelah Alessandra selesai mencuci muka. Sekarang wajah wanita itu terlihat lebih segar dari sebelumnya. "Mana foundation?" tanya Tuan Aroon. Matanya sibuk mencari pada deretan make-up sang wanita. Saat ini kedua insan yang berstatus kekasih rahasia itu telah berada di depan meja rias. "Foundation? Anda juga ingin memoles wajah?" Alessandra tampak heran juga terkejut. Wanita yang sedang duduk itu mendongak, menatap Tuan Aroon yang berdiri di sampingnya. Alisnya nyaris bertaut. Melihat ekspresi sang wanita, Tuan Aroon mengeluarkan kekehan geli. "Tanpa make-up pun aku terlihat tampan, Alessa ... pertanyaanmu sungguh aneh.""Lalu?" Alessandra kembali mengerutkan kening. Masih tampak heran. Tuan Aroon sedikit membungkuk lalu membelai rambut sang wanita yang menjuntai sampai dada, membawanya kebelakang sehingga tampak leher jenjangnya. "Aku akan menutupi tanda cintaku ini dengan foundation. Memangnya kau mau orang-orang tahu hasil karyaku ini?" Bibir pria

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Apakah Nona Mencintai Tuan Aroon?

    Mendengar ucapan sang nona, Mervile hanya bisa diam dan mengangguk pasrah. Apa lagi yang bisa dilakukan pria itu? Bukankah semua perkataan nonanya tak bisa dibantah?! "Kau dengar itu, hei bodyguard bodoh?" Kali ini Tuan Aroon kembali bersuara. Merasa menang dengan perkataan wanitanya yang terdengar seperti kalimat pembenaran atas ucapannya. "Sudah, Tuan. Jangan membuang waktu lagi. Kalian akan menghabiskan hari ini untuk bertengkar di sini?" Alessandra menatap bergantian dua pria yang sering terlibat adu mulut dan tenaga itu. "Dan Tuan, ada benarnya jika tadi Anda juga memoles ini dengan foundation." Tangan Alessandra menyentuh wajah sang pria yang tampak memar."Jangan khawatirkan aku, Alessa. Tidak masalah bagiku." Tangan Tuan Aroon memegang tangan yang membelai wajahnya. Sejoli itu tampak mesra, membuat yang melihatnya sedikit canggung, terlebih Mervile yang notabene pecinta rahasia sang wanita. "Dan kau Mervile, wajahmu juga memar. Kau ambil foundation di kamarku jika kau ingi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Bukan Standar Alessandra

    "Kau kenapa berteriak tiba-tiba seperti orang tidak waras?" Alessandra bertanya setelah berjingkat kaget. Tangan yang tadi memegang ponsel, reflek menekan-nekan dadanya. Tertangkap di netra wanita tersebut terpancar aura suram dari raut sang bodyguard. Ia merasa pria tersebut layaknya orang yang ... frustasi. Mervile yang baru menyadari aksinya, menepikan kendaraan, mengusap wajah lalu berkata, "Maaf. Maaf.""Kau baik-baik saja?" tanya Alessandra yang direspons dengan anggukan. "Sungguh? Tapi wajahmu menandakan kau tak baik-baik saja. Pagi ini penampilanmu terlihat berantakan. Ada apa?" Bola mata Alessandra bergerak menyorot penampilan Mervile dari ujung kepala hingga kaki. Dari penelisikannya dapat disimpulkan bahwa bodyguard itu berpenampilan tak seperti biasanya. Wajah kusut dengan tatanan rambut berantakan. Kalau tak salah dirinya menduga ... bodyguard itu tak menggunakan pomade pagi ini. Lalu pakaian? Kenapa terlihat sekusut mukanya? "Sungguh. Barusan hanya reaksi spontan saja

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-26
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   "Jauhi dan Tinggalkan Nona Alessandra!"

    Sementara di sisi lain, mantan bos Alessandra dan mantan temannya sedang melihat seksama acara TV yang tersiar secara live. Revano memamerkan senyum miring sehingga kerutan di sekitar sudut bibirnya semakin kentara. Dadanya terasa panas seperti tersulut api langsung dari pemantiknya. Matanya melotot tajam pada dua orang yang telah membuat harga dirinya porak-poranda. Bagaimana tak porak-poranda? Ketika dirinya menawarkan cinta dengan bergelimangan harta yang menyokongnya, wanita itu secara terus terang menolaknya, tapi saat ini? Wanita itu terlihat percaya diri tampil dengan seorang pria. Pria yang ia yakini memenangi keberuntungan atasnya. Revano tak sanggup menyembunyikan kegeramannya. Melihat itu, Sabrina yang duduk tak jauh darinya, tak dapat menahan mulutnya untuk tak menanggapi apa yang membuat dirinya senang dan puas. "Lihatlah, Bos. Mereka berdua tampak serasi," ucapnya seraya menarik sudut bibirnya di akhir kata. "Bungkam mulutmu! Jangan kau coba memprovokasiku!" sentak

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28

Bab terbaru

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Epilog

    Bali, Indonesia. “Hei, kau mencuri ciuman dariku, Tuan Muda,” protes Alessandra sembari mencipratkan air ke wajah Axel. Suaminya yang tampan itu justru menyeringai tanpa rasa bersalah lalu berenang ke tepi kolam. “Aku cemburu pada laut,” sahut Axel, lalu sorot matanya yang tajam tetapi teduh itu terarah pada hamparan laut biru sepanjang matanya memandang. Kolam tempat mereka berenang sekarang menjorok langsung ke laut biru yang menawarkan panorama indah memanjakan mata nan jiwa. Fasilitas dari villa yang mereka tempati selama bulan madu kedua—begitu mereka menyebutnya. “Beberapa menit yang lama pandanganmu tak teralihkan darinya, matamu memandang penuh ketakjuban seolah kau rela menukarkan jiwamu dengannya.”Alessandra mengulum senyumnya. “Kau lebih seperti mendeskripsikan perasaanku padamu, Tuan Muda.” Alessandra mendekati Axel, menciptakan riak seiring tubuhnya bergerak. Axel bersiaga menyambutnya dengan segenap partikel dalam tubuhnya yang bersorak gembira. Mengalungkan lengan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hari Yang Bahagia

    Beberapa hari setelah insiden pembunuhan di hotel. Seorang sipir mengantarkan seorang wanita dengan mata sembab, tatapannya layu dan ia berjalan bak tanpa nyawa menuju tempat pertemuan dengan tersangka kriminal. Apa salahnya pada Revano sehingga pria itu menghukumnya? Padahal, Rheea telah banyak membantu pria itu. Rekaman kecelakaan Marchelle beberapa waktu lalu yang diterima Revano, itu salah satu bantuannya. Rekaman itu milik suami Rheea yang meninggal beberapa tahun lalu. Suami Rheea satu di antara rival Aroon. Mereka terlibat pertarungan sengit dalam bisnis. Suatu hari yang beruntung, suaminya berhasil mendapat kelemahan pria itu. Setelah beberapa saat dipersilakan menunggu, ia melihat seorang pria berambut putih dengan tangan diborgol diarahkan duduk di depannya. “Apa yang salah, Revano?” Rheea, dengan suaranya yang lemah menuntut jawaban pembunuh putranya. “Aku lepas kendali,” sahut Revano, menyesal. “Rheea, aku pantas mendapat murkamu.”Rheea tersenyum kecut. “Tahukah kau b

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tanpa Mawar Merah dan Cincin

    Cahaya matahari pagi menjadi alarm bangun dari lelapnya bagi dua insan yang kelelahan akibat aktivitas panas semalam. Mengerjapkan mata, Alessandra terkejut dengan ceruk leher yang berjarak hanya beberapa senti dari hidungnya. Lalu ia mendongak dan saat itu pula tatapannya bertemu dengan mata biru yang lebih dulu memperhatikannya dalam diam. “Selamat pagi,” ujar Axel dengan senyum tersungging di bibirnya. “Nyenyak?” Alessandra mengangguk canggung. Setelah apa yang terjadi semalam, masih pantaskah ia merasa canggung? “Alessa, aku berutang banyak penjelasan padamu. Maukah kau mendengarnya?” Axel memulai pembahasan setelah mencium kening wanita yang ia dekap posesif. Alessandra sudah akan menjawab sebelum perutnya merasakan gejolak tak nyaman. Dengan segera tangannya mendorong dada Axel dan beranjak dari kasur dengan suara khas perempuan hamil. Ia diserang mual hebat. Ia berlari melintasi ruangan menuju wastafel. Ia memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya. Axel mengejarnya de

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tamatnya Riwayat Sabrina

    “Tidak ada pilihan lain,” ucap Alessandra saat melihat mobilnya yang merupakan hadiah dari Tuan Aroon dulu. Tak ingin membahayakan janinnya, ia mengekang sifat egoisnya yang ingin pergi tanpa dibayang-bayangi apa pun tentang Tuan Aroon. Selain mobil hadiah dari pria itu, ia tak memiliki kendaraan lain. Tak mungkin ia berjalan kaki, bukan? Alessandra sudah berada di balik kemudi, menghidupkan mesin. Lalu menjalankan kendaraan itu, meninggalkan rumah yang beberapa waktu ini telah menampungnya bak nyonya besar. Beberapa saat kemudian ia telah sampai di tempat yang membuatnya meneteskan air mata. Ia cukup tegar beberapa waktu lalu tak menangis saat mendapati fakta pahit itu. Namun, saat melihat bangunan cafe yang diwariskan ayahnya, air mata itu dengan sendirinya mengucur. “Aku sangat merindukanmu, Ayah.”Ia segera turun dan menghambur ke dalam bangunan. Malam ini ia akan bermalam di cafe. Tersedia kamar karyawan untuk istirahat dan malam ini ia akan menggunakannya. “Maafkan Mama, Sayan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tersingkapnya Sebuah Rahasia

    Mata Alessandra memeriksa ponselnya secara berkala. Hampir tengah malam, tetapi Tuan Aroon belum pulang. Pria yang ia panggil daddy itu berkata akan pergi bermain golf bersama beberapa rekannya. Tetapi itu sore tadi, dan sekarang? Di mana pria itu? Ia pun sudah menelepon beberapa kali, tetapi tak dapat jawaban. Untuk mengalihkan pikiran negatif dan mengusir rasa bosan karena menunggu, Alessandra memutuskan membaca buku. Hanya perlu melintasi beberapa ruangan untuk mencapai ruang perpustakaan pribadi Tuan Aroon. Tangannya mencari saklar, menyalakan lampu. Pemandangan rak-rak tinggi berbahan kayu mahoni menjulang dengan buku-buku menyambut penglihatannya. Ia bergerak ke sisi kiri lalu meraih satu bacaan buku. Ia ingin relaks, novel komedi menjadi pilihannya. Lalu ia membawa serta novel itu ke sofa, duduk dan membacanya dengan santai. “Lain waktu, kubacakan dongeng Cinderella untukmu, Sayang,” katanya, menunduk pada perutnya yang masih rata. “Kau pasti akan menyukai dongeng tentang k

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Andrew dan Sabrina

    “Mobil sialan!” Axel memukul keras setir, mengumpat kesal saat mobil yang dikemudikannya itu mati tiba-tiba. Padahal, ia harus menghadiri acara grand opening hotel rekannya. Dia mengedarkan pandangan di sekelilingnya, pepohonan lebat menjulang di kanan-kirinya. Dia masih berada di wilayah leluhurnya. Hutan ini milik keluarganya dan rumahnya berdiri megah di tengah hutan ini. Tangannya terulur membuka pintu. Saat sebelah kakinya menjejak tanah, tiba-tiba tubuhnya diseret lalu pukulan bertubi-tubi dialamatkan ke wajahnya. Tubuh Axel terjengkang ke belakang, pukulan beralih ke perutnya. Darah muncrat dari hidungnya. Aroma darah segar tercium di udara. Perutnya terasa nyeri. “Kau pikir, kau akan selamat dariku, heh?“ Tuan Aroon menjulang di depannya dengan tatapan bak serigala. Hasratnya menghabisi Axel bangkit setelah mendapat laporan dari orang-orangnya. Tak sia-sia waktu berjam-jam ia gunakan menunggu di balik pepohonan setelah memasang jebakan. Akhirnya dia menyeringai saat ban it

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Harta Tak Ternilai

    Alessandra yang masih terpejam dan dibalut selimut tebal merasakan cahaya hangat menerpa wajahnya, kemudian ia pun menghalau dengan telapak tangannya sambil bermonolog, "Apa ini sudah pagi?""Ini sudah tengah hari, Baby. Jam dua belas siang."Mendengar suara orang yang beberapa hari ini hanya dapat ia dengar dari telepon itu pun membuat Alessandra seketika membuka mata. "Daddy?"Alessandra melihat Tuan Aroon memeluknya dan tersenyum padanya. Pantas saja ia merasakan selimutnya semakin tebal dan hangat. Apa mungkin Tuan Aroon memeluknya semalaman? pikirnya. "Kapan Daddy datang?" "12 malam, Babe." Tuan Aroon kian mengeratkan pelukannya sambil menghirup aroma yang beberapa hari ini ia rindukan. "Ish. Kenapa Daddy tidak membangunkanku semalam?" "Ketika aku membuka pintu kamar ini, fokus mataku langsung tertuju padamu yang sudah terlelap. Dalam keadaan tidur pun kau terlihat cantik, Babe." Tuan Aroon kini mempertemukan wajah keduanya saling berhadapan. Tangannya membelai wajah wanita h

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Cek Kehamilan Bersama Ayah si Janin

    Alessandra sungguh tidak mengira bahwa orang yang mengantarkannya hingga sampai rumah sakit adalah sopir gadungan. Terlebih orang itu adalah Axel, orang yang paling ia hindari selama ini.'Bagaimana bisa, huh! Orang itu memang banyak akal.' Alessandra bermonolog dalam batinnya. Alessandra kini melihat Axel menghadapnya dengan memamerkan senyum sambil menaikturunkan satu alisnya. "Kau memang tak pernah berubah." Alessandra berkata dengan nada ketus. "Tepat sekali! Aku memang selalu menempatkanmu di hatiku, tak akan ada yang berubah." Alessandra membuang muka. Tak ingin mendengar yang ia anggap omong kosong itu. "Penipu," gerutunya sembari mengarahkan pandangannya pada luar jendela. Axel kemudian memakaikan topi pada kepala Alessandra dan memakaikan masker. "Hari ini sepertinya rumah sakit terlihat banyak pengunjung," ucapnya. Axel kemudian terlihat keluar dari mobil setelah menutupi sebagian wajah tampannya dengan masker, ia lalu membukakan pintu mobil untuk Alessandra, hingga se

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Alessandra tanpa Tuan Aroon sementara

    Pagi ini sudah lebih dari sepuluh menit Alessandra mengalami mual hebat akibat kehamilannya. Di saat seperti ini biasanya ada Tuan Aroon di sisinya yang selalu siaga. Namun, pagi ini pria itu tak ada di dekatnya. Sudah semenjak dua hari ini ia sedang berada di luar kota untuk mengecek ketersediaan bahan baku kosmetik. Hal yang tak bisa ia wakilkan pada siapapun. "Ugh. Begini rasanya jadi wanita hamil," lirihnya sambil melihat perutnya yang masih datar setelah menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang. Tak terasa ia kini mengarahkan tangannya pada perut. Ia lalu mengusapnya dengan lembut. Sesuatu yang belum pernah ia lakukan semenjak ia dinyatakan berbadan dua. "Kau benar hadir di sini?" ucapnya sambil terus mengelus. Matanya terlihat berkaca-kaca. Ia masih terus mengelus perutnya. "Maaf, baru menyapamu," ucapnya lagi. Kini matanya tak hanya berkaca-kaca, namun mata itu telah meneteskan airnya."Aku bahagia kau hadir. Sangat bahagia. Kau mengobati rasa kehilanganku terhadap seseor

DMCA.com Protection Status