Home / Romansa / A Billionaire Bodyguard For The Supermodel / Apakah Nona Mencintai Tuan Aroon?

Share

Apakah Nona Mencintai Tuan Aroon?

Author: The Lucky
last update Last Updated: 2022-11-24 17:10:31

Mendengar ucapan sang nona, Mervile hanya bisa diam dan mengangguk pasrah. Apa lagi yang bisa dilakukan pria itu? Bukankah semua perkataan nonanya tak bisa dibantah?!

"Kau dengar itu, hei bodyguard bodoh?" Kali ini Tuan Aroon kembali bersuara. Merasa menang dengan perkataan wanitanya yang terdengar seperti kalimat pembenaran atas ucapannya.

"Sudah, Tuan. Jangan membuang waktu lagi. Kalian akan menghabiskan hari ini untuk bertengkar di sini?" Alessandra menatap bergantian dua pria yang sering terlibat adu mulut dan tenaga itu.

"Dan Tuan, ada benarnya jika tadi Anda juga memoles ini dengan foundation." Tangan Alessandra menyentuh wajah sang pria yang tampak memar.

"Jangan khawatirkan aku, Alessa. Tidak masalah bagiku." Tangan Tuan Aroon memegang tangan yang membelai wajahnya. Sejoli itu tampak mesra, membuat yang melihatnya sedikit canggung, terlebih Mervile yang notabene pecinta rahasia sang wanita.

"Dan kau Mervile, wajahmu juga memar. Kau ambil foundation di kamarku jika kau ingi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Bukan Standar Alessandra

    "Kau kenapa berteriak tiba-tiba seperti orang tidak waras?" Alessandra bertanya setelah berjingkat kaget. Tangan yang tadi memegang ponsel, reflek menekan-nekan dadanya. Tertangkap di netra wanita tersebut terpancar aura suram dari raut sang bodyguard. Ia merasa pria tersebut layaknya orang yang ... frustasi. Mervile yang baru menyadari aksinya, menepikan kendaraan, mengusap wajah lalu berkata, "Maaf. Maaf.""Kau baik-baik saja?" tanya Alessandra yang direspons dengan anggukan. "Sungguh? Tapi wajahmu menandakan kau tak baik-baik saja. Pagi ini penampilanmu terlihat berantakan. Ada apa?" Bola mata Alessandra bergerak menyorot penampilan Mervile dari ujung kepala hingga kaki. Dari penelisikannya dapat disimpulkan bahwa bodyguard itu berpenampilan tak seperti biasanya. Wajah kusut dengan tatanan rambut berantakan. Kalau tak salah dirinya menduga ... bodyguard itu tak menggunakan pomade pagi ini. Lalu pakaian? Kenapa terlihat sekusut mukanya? "Sungguh. Barusan hanya reaksi spontan saja

    Last Updated : 2022-11-26
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   "Jauhi dan Tinggalkan Nona Alessandra!"

    Sementara di sisi lain, mantan bos Alessandra dan mantan temannya sedang melihat seksama acara TV yang tersiar secara live. Revano memamerkan senyum miring sehingga kerutan di sekitar sudut bibirnya semakin kentara. Dadanya terasa panas seperti tersulut api langsung dari pemantiknya. Matanya melotot tajam pada dua orang yang telah membuat harga dirinya porak-poranda. Bagaimana tak porak-poranda? Ketika dirinya menawarkan cinta dengan bergelimangan harta yang menyokongnya, wanita itu secara terus terang menolaknya, tapi saat ini? Wanita itu terlihat percaya diri tampil dengan seorang pria. Pria yang ia yakini memenangi keberuntungan atasnya. Revano tak sanggup menyembunyikan kegeramannya. Melihat itu, Sabrina yang duduk tak jauh darinya, tak dapat menahan mulutnya untuk tak menanggapi apa yang membuat dirinya senang dan puas. "Lihatlah, Bos. Mereka berdua tampak serasi," ucapnya seraya menarik sudut bibirnya di akhir kata. "Bungkam mulutmu! Jangan kau coba memprovokasiku!" sentak

    Last Updated : 2022-11-28
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Secret

    Kaki jenjangnya mengayun tak sabaran ke arah nonanya yang sedang duduk di atas ranjang king size dengan ukiran emas di kaki dan headboard-nya. Kehadirannya yang tiba-tiba sontak membuat kedua insan terperanjat. Tuan Aroon dan Alessandra reflek berdiri. "Kurang ajar!" erang murka Tuan Aroon. Matanya menatap nyalang. Gigi atas dan bawahnya saling bergesekan. Rahangnya terasa keras ia rasakan. Darahnya seketika berpusat pada ubun-ubun karena kemarahan. Ia sangat murka. Merasa terusik. "Kau yang kurang ajar!" Tatapan Mervile tak kalah sengitnya. Mervile tampak kehilangan sopan santun terhadap pria paruh baya tersebut. "Lepaskan tangan nona saya!"Tangan Tuan Aroon yang masih bertaut dengan tangan Alessandra, dipaksa lepas oleh tangan bodyguard itu. Sikap bodyguard tersebut sudah tak dapat ditoleran. Dengan gerakan cepat Tuan Aroon melayangkan bogem ke perut Mervile, namun sayang kepalan kuat itu tak berhasil menyentuh perut sixpack yang berbalut kemeja hitam itu. Tangan Mervile sigap

    Last Updated : 2022-11-29
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Kesempurnaan yang Menyiksa

    "Diam! Semua diam!" Mendadak suasana menjadi hening. Alesaandra menoleh pada dua pria secara bergantian dengan tatapan sarat kekecewaan. "Kalian selalu mengedepankan egoisme masing-masing. Tidak mencerminkan sikap lelaki dewasa, lebih pantas disebut anak-anak!"Setelah menjeritkan kalimat yang menohok kedua hati pria dalam ruangan, Alessandra lantas berlari dengan air mata membanjiri pipi. Mervile mengusap wajahnya frustasi lalu berlari menyusul nonanya tanpa memedulikan pria paruh baya yang tak hentinya mengumpat tak kalah frustasi darinya. Saat ini Tuan Aroon terduduk lemas di ranjang, mengatur napasnya yang kian sesak sebab bayang-bayang perpisahan. Berpisah dengan wanita yang amat dicintainya adalah kutukan terburuk yang ia haramkan dalam hidupnya. Tidak. Tidak! Tidak akan dia biarkan wanitanya lepas darinya. Lama dia memuja dan mendamba kehadirannya. Saat wanita itu telah berada dalam pelukannya, maka ia telah mengikrarkan bahwa tak ada tempat yang layak untuk sang wanita se

    Last Updated : 2022-12-02
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Pesona Gaun Merah

    Setelah memandang bangga pada dirinya, wanita berbalut bathrobe tersebut lantas berdiri lalu melenggang menuju walk in wardrobe. Sampai di ruangan bernuansa monokrom tersebut, tangannya memilah-milah busana yang tergantung rapi. Netranya fokus memandangi, namun nihil. Tak ada yang menarik perhatiannya. "Aku butuh sesuatu yang berbeda, yang belum pernah kugunakan sebelumnya," monolognya sembari jemarinya menjepit dagu. Berpikir keras apa solusinya, dan akhirnya tercetuslah satu ide yang dirinya sendiri tak memikirkan itu sebelumnya. Wanita berlesung pipit itu melangkah keluar ruangan setelah mengenakan pakaian kasual. Tangannya menenteng tas, bersiap untuk keluar. Di ruangan tengah, dirinya disambut sang bodyguard yang tegak berdiri. "Bagus! Kau sudah bersiaga. Kita akan ke Aroon's Company," ucapnya kemudian. Tak dapat menyembunyikan keterkejutannya, Mervile sontak bertanya dengan nada heran, "Untuk apa Nona ke tempat pria berengsek itu lagi?""Kau jaga sopan santunmu terhadap kli

    Last Updated : 2022-12-03
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Indikasi

    "Ah! Tidak. Tidak. Tidak boleh terjadi!" gumam Mervile pelan. "Apakah ada sesuatu yang mewajibkan Nona ke perusahaan itu, em ... maksud saya pekerjaan?" Mervile mulai memutar setir, melajukan kendaraan menuju tempat tujuan, meski hatinya enggan. "Tentu. Dia mengundangku ada sangkut pautnya dengan Bianco Skin," jawab Alessandra datar. "Pemotretan ulang atau hanya membicarakan perkembangan brand itu Nona?" Mendengar itu, Alessandra menyipitkan mata. Alisnya yang terukir sempurna nyaris bersua. "Mervile! Aku tahu kau adalah manajerku, tapi sikapmu yang banyak tanya ini memaksaku menilai dirimu menyalahi gendermu. Kau banyak bicara seperti wanita.""Maaf, Nona. Saya melihat Anda hari ini begitu menakjubkan. Saya mencoba mencari jawaban, apakah penampilan ini karena Anda akan melakukan pemotretan?""Melihat penampilanku, seharusnya kau sudah terbiasa dengannya. Aku memang selalu tampil sempurna di setiap kesempatan. Bukan hanya ketika akan melakukan pemotretan," terang Alessandra. Bibi

    Last Updated : 2022-12-05
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Simbol Kehancuran

    Mendengarnya, Alessandra lantas berdiri, melewati begitu saja pria yang masih setia berlutut dengan hati berkecamuk. Wanita itu berjalan ke arah jendela besar, melepaskan pandangan pada bangunan gedung-gedung besar yang setara dengan gedung yang ia pijaki sekarang. Ia berdecak sembari melipat kedua tangannya di bawah dada, tepatnya di atas perut datarnya. "Marah?" Wanita itu menggeleng pelan. Bibirnya menerbitkan senyum miring. "Jika saja bisa, saya sangat ingin membunuh Anda," lanjutnya seraya menahan supaya matanya tak meluruhkan buliran air sekuat yang ia bisa, karena tiba-tiba saja di benaknya muncul bayangan wajah sang ayah. Melihat punggung mulus yang terekspos amat sempurna, Tuan Aroon lantas berdiri lalu menghampirinya, dan seketika melabuhkan pelukan pada sosok memikat itu. "Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini, Alessa. Kau adalah wanitaku, dan siapa pun yang telah menjadi milikku, maka kuikrarkan tak ada yang layak baginya selain diriku," tekannya seraya mengeratkan

    Last Updated : 2022-12-06
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hanya Status Formal

    "Aku ingin mendengar kabar menyenangkan." Tuan Aroon berkata pada Morgan. Asisten pribadinya itu masuk saat setelah Alessandra keluar ruangan. Dirinya sedari tadi beralih profesi menjadi security dadakan yang menjaga pintu ruangan di mana ia berdiri sekarang. Karena beberapa waktu lalu rival sang tuan--Mervile mencoba menerobos masuk ke dalam. "Maaf, Tuan. Bodyguard itu sepertinya bukan orang sembarangan. Datanya sangat sulit dilacak," jawab Morgan. "Menguap ke mana keahlianmu selama ini, Morgan?" Tuan Aroon menonjolkan kekecewaannya. Pria itu merasa asistennya mengalami penurunan kinerja. "Aku ingin mendengar kabar baik secepatnya. Kau tahu benar banyak orang mengantre mendamba posisimu, bukan?"Mendengar kalimat tuannya yang sarat ancaman, Morgan merespons dengan anggukan pelan. Ia seperti kehabisan bahan untuk membela diri. Jika saja ia sanggup dan berani, ia akan berkata bahwa tuannya itu baru menginstruksikan perintah pagi kemarin. Waktu yang masih terbilang singkat. "Sekalig

    Last Updated : 2022-12-08

Latest chapter

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Epilog

    Bali, Indonesia. “Hei, kau mencuri ciuman dariku, Tuan Muda,” protes Alessandra sembari mencipratkan air ke wajah Axel. Suaminya yang tampan itu justru menyeringai tanpa rasa bersalah lalu berenang ke tepi kolam. “Aku cemburu pada laut,” sahut Axel, lalu sorot matanya yang tajam tetapi teduh itu terarah pada hamparan laut biru sepanjang matanya memandang. Kolam tempat mereka berenang sekarang menjorok langsung ke laut biru yang menawarkan panorama indah memanjakan mata nan jiwa. Fasilitas dari villa yang mereka tempati selama bulan madu kedua—begitu mereka menyebutnya. “Beberapa menit yang lama pandanganmu tak teralihkan darinya, matamu memandang penuh ketakjuban seolah kau rela menukarkan jiwamu dengannya.”Alessandra mengulum senyumnya. “Kau lebih seperti mendeskripsikan perasaanku padamu, Tuan Muda.” Alessandra mendekati Axel, menciptakan riak seiring tubuhnya bergerak. Axel bersiaga menyambutnya dengan segenap partikel dalam tubuhnya yang bersorak gembira. Mengalungkan lengan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hari Yang Bahagia

    Beberapa hari setelah insiden pembunuhan di hotel. Seorang sipir mengantarkan seorang wanita dengan mata sembab, tatapannya layu dan ia berjalan bak tanpa nyawa menuju tempat pertemuan dengan tersangka kriminal. Apa salahnya pada Revano sehingga pria itu menghukumnya? Padahal, Rheea telah banyak membantu pria itu. Rekaman kecelakaan Marchelle beberapa waktu lalu yang diterima Revano, itu salah satu bantuannya. Rekaman itu milik suami Rheea yang meninggal beberapa tahun lalu. Suami Rheea satu di antara rival Aroon. Mereka terlibat pertarungan sengit dalam bisnis. Suatu hari yang beruntung, suaminya berhasil mendapat kelemahan pria itu. Setelah beberapa saat dipersilakan menunggu, ia melihat seorang pria berambut putih dengan tangan diborgol diarahkan duduk di depannya. “Apa yang salah, Revano?” Rheea, dengan suaranya yang lemah menuntut jawaban pembunuh putranya. “Aku lepas kendali,” sahut Revano, menyesal. “Rheea, aku pantas mendapat murkamu.”Rheea tersenyum kecut. “Tahukah kau b

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tanpa Mawar Merah dan Cincin

    Cahaya matahari pagi menjadi alarm bangun dari lelapnya bagi dua insan yang kelelahan akibat aktivitas panas semalam. Mengerjapkan mata, Alessandra terkejut dengan ceruk leher yang berjarak hanya beberapa senti dari hidungnya. Lalu ia mendongak dan saat itu pula tatapannya bertemu dengan mata biru yang lebih dulu memperhatikannya dalam diam. “Selamat pagi,” ujar Axel dengan senyum tersungging di bibirnya. “Nyenyak?” Alessandra mengangguk canggung. Setelah apa yang terjadi semalam, masih pantaskah ia merasa canggung? “Alessa, aku berutang banyak penjelasan padamu. Maukah kau mendengarnya?” Axel memulai pembahasan setelah mencium kening wanita yang ia dekap posesif. Alessandra sudah akan menjawab sebelum perutnya merasakan gejolak tak nyaman. Dengan segera tangannya mendorong dada Axel dan beranjak dari kasur dengan suara khas perempuan hamil. Ia diserang mual hebat. Ia berlari melintasi ruangan menuju wastafel. Ia memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya. Axel mengejarnya de

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tamatnya Riwayat Sabrina

    “Tidak ada pilihan lain,” ucap Alessandra saat melihat mobilnya yang merupakan hadiah dari Tuan Aroon dulu. Tak ingin membahayakan janinnya, ia mengekang sifat egoisnya yang ingin pergi tanpa dibayang-bayangi apa pun tentang Tuan Aroon. Selain mobil hadiah dari pria itu, ia tak memiliki kendaraan lain. Tak mungkin ia berjalan kaki, bukan? Alessandra sudah berada di balik kemudi, menghidupkan mesin. Lalu menjalankan kendaraan itu, meninggalkan rumah yang beberapa waktu ini telah menampungnya bak nyonya besar. Beberapa saat kemudian ia telah sampai di tempat yang membuatnya meneteskan air mata. Ia cukup tegar beberapa waktu lalu tak menangis saat mendapati fakta pahit itu. Namun, saat melihat bangunan cafe yang diwariskan ayahnya, air mata itu dengan sendirinya mengucur. “Aku sangat merindukanmu, Ayah.”Ia segera turun dan menghambur ke dalam bangunan. Malam ini ia akan bermalam di cafe. Tersedia kamar karyawan untuk istirahat dan malam ini ia akan menggunakannya. “Maafkan Mama, Sayan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tersingkapnya Sebuah Rahasia

    Mata Alessandra memeriksa ponselnya secara berkala. Hampir tengah malam, tetapi Tuan Aroon belum pulang. Pria yang ia panggil daddy itu berkata akan pergi bermain golf bersama beberapa rekannya. Tetapi itu sore tadi, dan sekarang? Di mana pria itu? Ia pun sudah menelepon beberapa kali, tetapi tak dapat jawaban. Untuk mengalihkan pikiran negatif dan mengusir rasa bosan karena menunggu, Alessandra memutuskan membaca buku. Hanya perlu melintasi beberapa ruangan untuk mencapai ruang perpustakaan pribadi Tuan Aroon. Tangannya mencari saklar, menyalakan lampu. Pemandangan rak-rak tinggi berbahan kayu mahoni menjulang dengan buku-buku menyambut penglihatannya. Ia bergerak ke sisi kiri lalu meraih satu bacaan buku. Ia ingin relaks, novel komedi menjadi pilihannya. Lalu ia membawa serta novel itu ke sofa, duduk dan membacanya dengan santai. “Lain waktu, kubacakan dongeng Cinderella untukmu, Sayang,” katanya, menunduk pada perutnya yang masih rata. “Kau pasti akan menyukai dongeng tentang k

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Andrew dan Sabrina

    “Mobil sialan!” Axel memukul keras setir, mengumpat kesal saat mobil yang dikemudikannya itu mati tiba-tiba. Padahal, ia harus menghadiri acara grand opening hotel rekannya. Dia mengedarkan pandangan di sekelilingnya, pepohonan lebat menjulang di kanan-kirinya. Dia masih berada di wilayah leluhurnya. Hutan ini milik keluarganya dan rumahnya berdiri megah di tengah hutan ini. Tangannya terulur membuka pintu. Saat sebelah kakinya menjejak tanah, tiba-tiba tubuhnya diseret lalu pukulan bertubi-tubi dialamatkan ke wajahnya. Tubuh Axel terjengkang ke belakang, pukulan beralih ke perutnya. Darah muncrat dari hidungnya. Aroma darah segar tercium di udara. Perutnya terasa nyeri. “Kau pikir, kau akan selamat dariku, heh?“ Tuan Aroon menjulang di depannya dengan tatapan bak serigala. Hasratnya menghabisi Axel bangkit setelah mendapat laporan dari orang-orangnya. Tak sia-sia waktu berjam-jam ia gunakan menunggu di balik pepohonan setelah memasang jebakan. Akhirnya dia menyeringai saat ban it

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Harta Tak Ternilai

    Alessandra yang masih terpejam dan dibalut selimut tebal merasakan cahaya hangat menerpa wajahnya, kemudian ia pun menghalau dengan telapak tangannya sambil bermonolog, "Apa ini sudah pagi?""Ini sudah tengah hari, Baby. Jam dua belas siang."Mendengar suara orang yang beberapa hari ini hanya dapat ia dengar dari telepon itu pun membuat Alessandra seketika membuka mata. "Daddy?"Alessandra melihat Tuan Aroon memeluknya dan tersenyum padanya. Pantas saja ia merasakan selimutnya semakin tebal dan hangat. Apa mungkin Tuan Aroon memeluknya semalaman? pikirnya. "Kapan Daddy datang?" "12 malam, Babe." Tuan Aroon kian mengeratkan pelukannya sambil menghirup aroma yang beberapa hari ini ia rindukan. "Ish. Kenapa Daddy tidak membangunkanku semalam?" "Ketika aku membuka pintu kamar ini, fokus mataku langsung tertuju padamu yang sudah terlelap. Dalam keadaan tidur pun kau terlihat cantik, Babe." Tuan Aroon kini mempertemukan wajah keduanya saling berhadapan. Tangannya membelai wajah wanita h

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Cek Kehamilan Bersama Ayah si Janin

    Alessandra sungguh tidak mengira bahwa orang yang mengantarkannya hingga sampai rumah sakit adalah sopir gadungan. Terlebih orang itu adalah Axel, orang yang paling ia hindari selama ini.'Bagaimana bisa, huh! Orang itu memang banyak akal.' Alessandra bermonolog dalam batinnya. Alessandra kini melihat Axel menghadapnya dengan memamerkan senyum sambil menaikturunkan satu alisnya. "Kau memang tak pernah berubah." Alessandra berkata dengan nada ketus. "Tepat sekali! Aku memang selalu menempatkanmu di hatiku, tak akan ada yang berubah." Alessandra membuang muka. Tak ingin mendengar yang ia anggap omong kosong itu. "Penipu," gerutunya sembari mengarahkan pandangannya pada luar jendela. Axel kemudian memakaikan topi pada kepala Alessandra dan memakaikan masker. "Hari ini sepertinya rumah sakit terlihat banyak pengunjung," ucapnya. Axel kemudian terlihat keluar dari mobil setelah menutupi sebagian wajah tampannya dengan masker, ia lalu membukakan pintu mobil untuk Alessandra, hingga se

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Alessandra tanpa Tuan Aroon sementara

    Pagi ini sudah lebih dari sepuluh menit Alessandra mengalami mual hebat akibat kehamilannya. Di saat seperti ini biasanya ada Tuan Aroon di sisinya yang selalu siaga. Namun, pagi ini pria itu tak ada di dekatnya. Sudah semenjak dua hari ini ia sedang berada di luar kota untuk mengecek ketersediaan bahan baku kosmetik. Hal yang tak bisa ia wakilkan pada siapapun. "Ugh. Begini rasanya jadi wanita hamil," lirihnya sambil melihat perutnya yang masih datar setelah menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang. Tak terasa ia kini mengarahkan tangannya pada perut. Ia lalu mengusapnya dengan lembut. Sesuatu yang belum pernah ia lakukan semenjak ia dinyatakan berbadan dua. "Kau benar hadir di sini?" ucapnya sambil terus mengelus. Matanya terlihat berkaca-kaca. Ia masih terus mengelus perutnya. "Maaf, baru menyapamu," ucapnya lagi. Kini matanya tak hanya berkaca-kaca, namun mata itu telah meneteskan airnya."Aku bahagia kau hadir. Sangat bahagia. Kau mengobati rasa kehilanganku terhadap seseor

DMCA.com Protection Status