Halooo ... masih ada yang bertahan sampai sejauh ini kah? Btw, makasih buat dukungan kalian semua pada novel ini. Makasih yang sudah merelakan koin dan juga waktunya untuk membaca sampai sejauh ini. Semoga rezeki kakak-kakak semua terus dilancarkan. Amiinn ...
Caspian termenung di ruang kerjanya. Hubungannya dengan Reinhart yang tak juga membaik, membuat pria itu tampak murung. Berbagai cara yang ia gunakan untuk meluluhkan sikap dingin Reinhart sama sekali tak berpengaruh. Justru perempuan itu semakin giat berlatih dengan Julius Randle dan Sir Gabriel hanya untuk menghindari dirinya. Sang kaisar menyadari hal itu dan membuatnya semakin terpuruk. Sungguh, ia sama sekali tak berharap hubungannya dengan Reinhart berakhir buruk. Dirinya bahkan menunda mengabulkan keinginan Reinhart menceraikan perempuan itu. Meski mudah baginya menceraikan sang istri sebagaimana para perempuan yang ia nikahi sebelumnya. Namun, Caspian tak bisa berlaku yang sama pada Reinhart. Perempuan itu telah menempati tempat spesial dalam hatinya. "Yang Mulia, ada utusan dari Menara Sihir yang ingin bertemu dengan Anda," lapor Duke Maxwell beberapa saat kemudian.Meski Caspian telah memerintahkan pada semua orang bahwa dirinya tidak menerima tamu hari ini. Dalam segal
Seketika, Caspian mencengkeram kerah jubah sang penyihir muda dan menyentakkannya ke tiang penyangga bangunan Menara Sihir. Pemuda di depannya itu meringis menahan sakit. Namun, tak juga mengubah ekspresi wajahnya yang seakan mengejek sang kaisar. Sementara, Duke Maxwell terlihat panik. Bukan sesuatu yang baik jika Caspian tersulut amarah dan membuat keributan di Menara Sihir. "Ya-yang Mulia," larang Duke Maxwell hendak meredam emosi Caspian. Justru pemuda yang kini berada dalam cengkeraman Caspian menunjukkan ekspresi yang semakin menjengkelkan. Tak ada celah lagi bagi Duke Maxwell untuk meredam emosi sang kaisar. Sebelum ketegangan di antara Caspian dan penyihir muda itu semakin meningkat, Duke Maxwell lebih dulu pergi dari sana dan mencari bantuan. "Anda marah, Yang Mulia? Apa kali ini, Anda jatuh cinta pada perempuan itu?" tanya sang penyihir muda dengan ekspresi muka yang tampak menyebalkan. Lengkung bibirnya terlihat sinis seolah menantang Caspian yang tak bisa menahan ek
Jantung Reinhart berdegup kencang. Apa yang baru saja ia lakukan adalah sebuah hal gila. Baru kemarin perempuan itu dapat mengendalikan kekuatannya dengan stabil. Ia mulai bisa menghentikan waktu meski hanya beberapa detik. Namun, demi menyelamatkan Caspian dari serangan penyihir hitam, ia bisa membangkitkan kekuatan yang cukup besar hingga membuatnya bisa menghentikan waktu cukup lama. Meski begitu, efek samping yang ia rasakan langsung terasa. Reinhart merasakan tubuhnya melemah. Tenaganya seperti terkuras habis hingga membuatnya terhuyung ke belakang. Kalau saja ia tak bersandar pada tiang penyangga bangunan, mungkin tubuh Reinhart akan terjatuh begitu saja di atas lantai lorong Menara Sihir. Sementara Caspian yang baru saja lolos dari maut, tampak linglung mencari keberadaan Reinhart. Ia yakin bahwa apa yang baru saja terjadi bukanlah ilusi. Perempuan yang sudah menolongnya benar-benar Reinhart. Ia bahkan menghentikan waktu di sekitar sang kaisar untuk meloloskannya dari mar
Pikiran tentang siapa yang meminta penyihir hitam mengacaukan wilayah Kekaisaran Demir, membuat Caspian terpengaruh. Pria itu masih tampak berpikir keras begitu kembali ke ruangannya. Melupakan bahwa salah satu tujuannya datang ke Menara Sihir adalah untuk melihat persiapan ritual yang dilakukan Reinhart. Ia kini bahkan semakin tampang murung setelah mendapat pengakuan dari sang penyihir. Julius yang saat itu sengaja mengikuti Caspian kembali ke ruang kerjanya, memberanikan diri untuk bertanya pada sang kaisar. "Kau percaya dengan ucapan penyihir hitam itu?""Ya, itu membuatku sedikit khawatir. Menghukum orang terdekatku lebih terasa berat ketimbang menghukum pengkhianat negara yang tak memiliki keterikatan denganku."Julius menghela napas panjang. Kabut di wajah Caspian menunjukkan betapa menderitanya pria itu saat ini. "Ada orang yang kau curigai?" pancing Julius dengan mimik muka yang tak mudah ditebak. Sang kaisar tak langsung menanggapi ucapan pria itu. Justru ia melirik ke
Pintu besar berukir itu terkuak tak begitu lama setelah Duke Maxwell diseret keluar ruangan. Reinhart muncul dari balik pintu dengan raut muka tegang. Perempuan itu bahkan menjinjing gaunnya agar lebih mudah bergerak mendekati sang kaisar. "Apa yang sudah Anda lakukan terhadap, Tuan Duke Maxwell?!" teriak Reinhart dengan dada naik-turun akibat menahan geram. Napas perempuan itu tersengal. Matanya menyimpan kemarahan yang ditujukan pada sang kaisar. Di singgasananya, Caspian menatap sang perempuan dengan sorot menghamba. Ada kerinduan yang terpancar. Namun, segera padam begitu Reinhart menyebutkan nama sang pengkhianat kekaisaran. "Aku hanya melakukan tugasku sebagai, Kaisar!" jawab pria itu terdengar begitu dingin. "Tugas? Apa Anda bercanda, Yang Mulia? Apa menyeret Duke Maxwell ke penjara itu tugas Anda?!" seru Reinhart.Nada bicaranya semakin tinggi, meski gemetar menahan beragam rasa yang berdesakan di balik tulang rusuk si perempuan. Sementara, raut muka Caspian semakin mer
Waktu berhenti. Begitu juga dengan gerak orang-orang serta para musuh yang berada di sekitar mereka. Namun, kali ini Reinhart gagal menyelamatkan sang kaisar. Panah beracun lebih dulu mengenai pundak pria itu dan membuatnya tumbang. Kesadarannya mulai menurun. Racun dengan cepat menyebar meski belum sepenuhnya melumpuhkan organ vital sang kaisar. Itulah mengapa Reinhart menggunakan kembali kekuatannya meski Julius sudah berpesan agar perempuan itu menggunakannya dengan bijaksana. Butuh kekuatan besar untuk menghancurkan sihir pengikat yang digunakan Lady Alatariel di masa lalu. Oleh sebab itu, Reinhart tak boleh menggunakan kekuatannya sembarangan. Akibat hal itu pula, ia bisa menggunakan kekuatannya untuk menahan agar racun dari anak panah itu tak segera menyebar ke seluruh tubuh sang kaisar. Sementara sekuat tenaga ia memindahkan tubuh Caspian ke Menara Sihir melalui portal yang sebelumnya lebih dulu dibuat Julius Randle di ruangan pria itu. Demi berjaga-jaga untuk situasi dar
Reinhart tertegun mendengar pengakuan Caspian. Ia seolah tak percaya dengan pendengarannya sendiri.Seorang kaisar yang dikenal tiran bahkan membunuh permaisurinya sendiri, baru saja mengucapkan bahwa dia mencintai perempuan itu. Apakah mungkin? Atau jangan-jangan, itu hanya pikiran licik sang kaisar untuk menjerat Reinhart tetap berada di sampingnya hingga pria itu lebih mudah membunuh si perempuan? Rasanya setelah mengetahui fakta bahwa Caspianlah yang membunuh Lady Ariadne, Reinhart benar-benar kehilangan kepercayaan pada pria itu. Meski separuh hatinya mengharapkan bahwa apa yang baru saja diucapkan oleh Caspian adalah suatu kebenaran. Namun, Reinhart tak bisa menjamin, jika Caspian tak akan membunuhnya seperti pria itu membunuh para istri sebelum dirinya. "Apa kau meragukan perasaanku, Rein?" ucap Caspian dengan raut muka menahan penyesalan. Reinhart tergagap. Ia tak sanggup menjawab pertanyaan sang pria dan memilih mengalihkan perhatiannya. "Ya, aku bisa mengerti dan mema
Bulan semakin tua. Artinya purnama sebentar lagi terbentuk dan ritual pemusnahan sihir Lady Alatariel di kawasan Area Terlarang akan segera berlangsung. Segala urusan yang terjadi dalam istana saat penyerangan dari para bandit Area Terlarang dapat diselesaikan dengan mudah. Meski sampai saat ini, dalang di balik penyerangan tersebut belum juga terungkap. Hal itu cukup membuat Reinhart geram. Apa segala peristiwa yang terjadi di dunia antah-berantah ini bakal berakhir begitu saja tanpa ada penyelesaian? Kalau saja dirinya memiliki kuasa seperti halnya sang kaisar, ia akan mengusut peristiwa itu sampai ke akarnya. Bahkan, Duke Maxwell masih mendekam di penjara akibat tuduhan yang ditudingkan kepadanya. Padahal, tak ada satu pun bukti yang membenarkan keterlibatan pria tua itu dalam kudeta yang ditujukan pada kaisar. Tapi Caspian seakan gelap mata dan tak ingin mendengar pendapat siapa pun, termasuk Reinhart. Padahal para pengikut Duke Maxwell sudah memberikan kesaksian bahwa merek