Pintu besar berukir itu terkuak tak begitu lama setelah Duke Maxwell diseret keluar ruangan. Reinhart muncul dari balik pintu dengan raut muka tegang. Perempuan itu bahkan menjinjing gaunnya agar lebih mudah bergerak mendekati sang kaisar. "Apa yang sudah Anda lakukan terhadap, Tuan Duke Maxwell?!" teriak Reinhart dengan dada naik-turun akibat menahan geram. Napas perempuan itu tersengal. Matanya menyimpan kemarahan yang ditujukan pada sang kaisar. Di singgasananya, Caspian menatap sang perempuan dengan sorot menghamba. Ada kerinduan yang terpancar. Namun, segera padam begitu Reinhart menyebutkan nama sang pengkhianat kekaisaran. "Aku hanya melakukan tugasku sebagai, Kaisar!" jawab pria itu terdengar begitu dingin. "Tugas? Apa Anda bercanda, Yang Mulia? Apa menyeret Duke Maxwell ke penjara itu tugas Anda?!" seru Reinhart.Nada bicaranya semakin tinggi, meski gemetar menahan beragam rasa yang berdesakan di balik tulang rusuk si perempuan. Sementara, raut muka Caspian semakin mer
Waktu berhenti. Begitu juga dengan gerak orang-orang serta para musuh yang berada di sekitar mereka. Namun, kali ini Reinhart gagal menyelamatkan sang kaisar. Panah beracun lebih dulu mengenai pundak pria itu dan membuatnya tumbang. Kesadarannya mulai menurun. Racun dengan cepat menyebar meski belum sepenuhnya melumpuhkan organ vital sang kaisar. Itulah mengapa Reinhart menggunakan kembali kekuatannya meski Julius sudah berpesan agar perempuan itu menggunakannya dengan bijaksana. Butuh kekuatan besar untuk menghancurkan sihir pengikat yang digunakan Lady Alatariel di masa lalu. Oleh sebab itu, Reinhart tak boleh menggunakan kekuatannya sembarangan. Akibat hal itu pula, ia bisa menggunakan kekuatannya untuk menahan agar racun dari anak panah itu tak segera menyebar ke seluruh tubuh sang kaisar. Sementara sekuat tenaga ia memindahkan tubuh Caspian ke Menara Sihir melalui portal yang sebelumnya lebih dulu dibuat Julius Randle di ruangan pria itu. Demi berjaga-jaga untuk situasi dar
Reinhart tertegun mendengar pengakuan Caspian. Ia seolah tak percaya dengan pendengarannya sendiri.Seorang kaisar yang dikenal tiran bahkan membunuh permaisurinya sendiri, baru saja mengucapkan bahwa dia mencintai perempuan itu. Apakah mungkin? Atau jangan-jangan, itu hanya pikiran licik sang kaisar untuk menjerat Reinhart tetap berada di sampingnya hingga pria itu lebih mudah membunuh si perempuan? Rasanya setelah mengetahui fakta bahwa Caspianlah yang membunuh Lady Ariadne, Reinhart benar-benar kehilangan kepercayaan pada pria itu. Meski separuh hatinya mengharapkan bahwa apa yang baru saja diucapkan oleh Caspian adalah suatu kebenaran. Namun, Reinhart tak bisa menjamin, jika Caspian tak akan membunuhnya seperti pria itu membunuh para istri sebelum dirinya. "Apa kau meragukan perasaanku, Rein?" ucap Caspian dengan raut muka menahan penyesalan. Reinhart tergagap. Ia tak sanggup menjawab pertanyaan sang pria dan memilih mengalihkan perhatiannya. "Ya, aku bisa mengerti dan mema
Bulan semakin tua. Artinya purnama sebentar lagi terbentuk dan ritual pemusnahan sihir Lady Alatariel di kawasan Area Terlarang akan segera berlangsung. Segala urusan yang terjadi dalam istana saat penyerangan dari para bandit Area Terlarang dapat diselesaikan dengan mudah. Meski sampai saat ini, dalang di balik penyerangan tersebut belum juga terungkap. Hal itu cukup membuat Reinhart geram. Apa segala peristiwa yang terjadi di dunia antah-berantah ini bakal berakhir begitu saja tanpa ada penyelesaian? Kalau saja dirinya memiliki kuasa seperti halnya sang kaisar, ia akan mengusut peristiwa itu sampai ke akarnya. Bahkan, Duke Maxwell masih mendekam di penjara akibat tuduhan yang ditudingkan kepadanya. Padahal, tak ada satu pun bukti yang membenarkan keterlibatan pria tua itu dalam kudeta yang ditujukan pada kaisar. Tapi Caspian seakan gelap mata dan tak ingin mendengar pendapat siapa pun, termasuk Reinhart. Padahal para pengikut Duke Maxwell sudah memberikan kesaksian bahwa merek
Akhir-akhir ini, Caspian merasa dirinya semakin tak tenang. Ada saja hal yang membuat pria itu merasa gelisah. Termasuk hubungannya dengan Reinhart. Keduanya tak lagi bersitegang. Namun, tak juga hangat seperti yang Caspian harapkan. Padahal, ia sudah bertekad untuk menjadikan Reinhart sosok terakhir dalam hidupnya. Namun, hubungannya dengan perempuan itu justru masih berjalan di tempat. Reinhart memang tak menolaknya setiap kali ia meminta mereka untuk bertemu. Tapi, pertemuan mereka hanya sebatas makan siang ataupun makan malam bersama. Selebihnya tak terjadi apa pun pada mereka. Padahal, Caspian mengharapkan sesuatu yang lebih. Kesan romantis yang menjadikan hubungan keduanya semakin erat. Pikiran pria itu diperparah dengan persiapan ritual penghancuran sihir Lady Alatariel di Area Terlarang yang semakin dekat. Caspian khawatir, jika hal buruk terjadi pada Reinhart. Bagaimanapun penghancuran memerlukan energi yang cukup besar. Bahkan oleh seorang pewaris sekalipun. Meski beg
Caspian tak juga beranjak dari kamarnya. Seorang pengawal sudah menghadap sejak beberapa jam lalu dan mengatakan bahwa ritual penghancuran akan segera dimulai. Namun, pria itu tak juga beranjak dari kamarnya setelah para pelayan menyiapkan air mandi dan pakaian ganti. Tatapan pria itu menerawang jauh ke depan. Melewati hamparan padang ilalang yang tampak dari jendela kamarnya yang dibiarkan terbuka. Angin sudah terasa dingin. Menjelang akhir bulan November di mana musim dingin sepertinya bakal datang lebih cepat kali ini. Perasaan sang kaisar, sama dinginnya dengan angin yang baru saja berembus menerpa wajahnya. Ucapan Rosemary kembali terngiang. Ucapan yang kemudian membuat Caspian kembali delima dengan perasaannya sendiri. Hingga ketukan di pintu kamarnya kembali terdengar. Kali ini disusul seruan sang penjaga yang mengatakan bahwa kereta kuda menuju Area Terlarang telah siap. Dengan enggan, Caspian beranjak dari tempatnya. Tak mungkin ia tetap berada di tempat itu, sementara
Reinhart tak memercayai pendengarannya sendiri ketika Caspian berseru agar menyeret dirinya ke tiang gantungan.Perempuan itu menatap sang kaisar dengan wajah tercengang. Ia hendak berteriak, tapi suaranya tenggelam dalam lautan manusia yang berada di sekitarnya. "Yang Mulia, Anda harus dengarkan saya dulu!" seru Reinhart di antara ribuan manusia yang memenuhi Area Terlarang. Percuma saja, suaranya tenggelam begitu saja. Justru dengan mendengar seruan perempuan itu, orang-orang semakin beringas. Mereka menyerbu Reinhart dan menjadikan sasaran amukan massa. "Bertahan, Rein. Aku akan melindungimu," ucap Julius Randle yang masih berusaha melindungi Reinhart dari amukan rakyat Kekaisaran Demir. Perempuan itu tampak nelangsa. Padahal ia baru saja menghancurkan perjanjian yang selama ini merugikan rakyat Demir. Tapi, ia justru diperlakukan tak sebagaimana mestinya dan dituduh sebagai penyihir hitam. Apa semudah itu orang-orang terprovokasi dan melupakan kebaikannya?! "Singkirkan! Pisa
Keduanya sama-sama bertahan. Reinhart sama sekali tak menundukkan atau mengalihkan pandangannya dari sang kaisar. Perempuan itu masih berusaha mencari perasaan yang tersisa sebagai manusia dalam diri Kaisar Caspian. Meski hampir mustahil. "Aku tak akan berlama-lama menahan eksekusi matimu, Lady Blanchett. Kau akan segera dieksekusi mati setelah mendengarkan pesan terakhirmu."Dada Reinhart bergemuruh. Bahkan pria itu memanggilnya dengan nama Lady Blanchett. Padahal sebelumnya, dia masih berusaha mengambil hati Reinhart yang sudah terlanjur beku akibat sikap keji sang kaisar. Namun, ia tak akan menunjukkan kelemahannya begitu saja. Justru kesempatan yang diberikan digunakan sebaik mungkin oleh Reinhart. 'Ini waktu yang tepat!' bisik Reinhart dalam hati. "Kalimat terakhirku akan dibacakan oleh sahabatku yang setia. Nona Iselt, dialah yang akan membacakan permintaan terakhirku."Senyum sinis membingkai wajah sang kaisar begitu mendengar ucapan Reinhart. Perempuan itu masih tetap sam