Reinhart mengutuk Caspian dalam hati akibat kesal atas perbuatan sang kaisar. Ia bahkan tak berusaha menutupi perasaannya pada pria itu. 'Kalau gitu untuk apa dia bertanya tentang pendapatku?' kutuk Reinhart dalam hati. Ia melirik sebal pada sang kaisar yang kini tengah duduk di kursi panjang sambil menyelonjorkan kaki. Apa pula maksud pertanyaan yang diajukan pria itu? Tentang apa yang bakal ia lakukan saat tak bisa tidur? Memang apa yang bakal dia lakukan jika Reinhart mengatakan apa yang ia kerjakan ketika tak bisa tidur? Seperti yang Reinhart bilang, mereka bukanlah dua orang yang saling mengenal akrab hingga harus tahu kebiasaan masing-masing. "Apa kau terganggu dengan keberadaanku?" tanya pria itu sambil menatap Reinhart dengan lekat. "Cih, menurut Yang Mulia? Mana ada orang yang tidak terganggu jika Anda menemuinya tengah malam?"Raut muka Caspian berubah tegang. Ada perasaan yang menggelitik dalam hatinya saat mendengar ucapan Reinhart. Namun, ia tetap berusaha terliha
Kabar perdebatan sengit antara Reinhart dan sang kaisar menyebar dengan cepat keesokan harinya. Termasuk di antara para bangsawan yang memiliki kedudukan penting di pemerintahan Kekaisaran Demir. Mereka saling berbisik dan melemparkan pertanyaan diam-diam ketika mendapati sang kaisar tak fokus pada pertemuan rutin yang diselenggarakan setiap bulan. 'Sial! Apa yang membuat perempuan itu bersikap begitu berani sekarang? Apa aku kurang menunjukkan ketegasanku sampai membuatnya berubah semena-mena?' bisik Caspian dalam hati Bahkan ketika jendral Michael melaporkan hasil investigasi di perbatasan Demir dengan sebuah kerajaan kecil di timur laut yang sempat terjadi pemberontakan oleh kaum bar-bar, hanya ditanggapi dengan anggukan tak antusias. Padahal, Marquess Michael yang juga menjadi kepala pasukan kekaisaran kepercayaan Caspian, tak pernah gagal membuat pria itu memperhatikannya setiap kali memberikan laporan.Itu karena laporan Jendral Michael berkaitan dengan wilayah kekuasaan Dem
Reinhart dikejutkan oleh kemunculan Duke Maxwell yang tiba-tiba. Biasanya pria tua itu selalu membuat janji lebih dulu sebelum menemui Reinhart. Berbeda dengan kali yang tiba-tiba datang ke kamarnya. Tak hanya itu, wajah Duke Maxwell terlihat pucat jika dibandingkan dengan biasanya. Ia pun terlihat gelisah dan tak seperti biasanya. Perempuan itu menangkap perubahan sikap Duke Maxwell dan memintanya untuk segera masuk ke dalam ruangan. "Apa yang terjadi, Tuan Maxwell?"Sebelum menjawab pertanyaan Reinhart, Duke Maxwell mengeluarkan sebuah benda dari dalam saku celananya. Reinhart bisa melihat jika Duke Maxwell menggenggam sebuah batu berwarna hijau serupa batu giok yang sering kali ia lihat di kehidupan sebelumnya. Ukurannya tidak lebih besar dari telur ayam. Namun, bukan hanya itu yang membuat Reinhart kagum sekaligus penasaran. Batu dalam genggaman Duke Maxwell mengeluarkan cahaya hijau kekuningan yang kemudian menyebar ke seluruh ruangan. "Ini akan membuat kita aman dan tak ad
Reinhart ingat betul, apa yang diucapkan oleh Duke Maxwell ketika pria tua itu datang ke ruangannya menjelang siang. Dengan tegas sang penasihat kekaisaran itu mengatakan bahwa Reinhart tak boleh berurusan dengan sang jenderal perang yang juga pemimpin para ksatria Demir. "Tak seperti yang terlihat, Tuan Putri. Kondisi politik Demir tak sebersih yang Anda ketahui. Ada faksi-faksi kaum bangsawan yang berusaha menjatuhkan, Kaisar Caspian."Duke Maxwell mengambil jeda sesaat sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Mungkin Tuan Putri, bisa menebak salah satu penyebabnya. Tapi, dari semua orang yang perlu diwaspadai, sang jenderal-lah orang pertama yang harus dihindari, Tuan Putri," imbuh pria tua itu dengan raut muka yang tak bisa diungkapkan. Urat syaraf Reinhart menegang ketika mendengar pengakuan Duke Maxwell. Ia tak menyangka, kondisi politik Kekaisaran Demir juga memiliki sisi kelam hingga ada faksi bangsawan yang ingin menjatuhkan kaisar. Meski itu hanya sebatas rumor yang bere
Julius masih mendesak Reinhart untuk mengakui perbuatan Marquess Michael yang telah bersikap tidak sopan pada perempuan itu. Meski Reinhart sudah mengatakan bahwa mereka hanya saling bertegur sapa. Namun, Julius tak percaya mengingat ia paham betul betapa liciknya manusia itu. Itulah mengapa ia terus mendesak Reinhart agar mengakui apa yang sudah dilakukan pria paruh baya itu kepadanya. "Jangan khawatir, Lady. Aku akan pastikan semua baik-baik saja. Jadi, katakan jika memang Tuan Michael sudah bersikap tidak sopan padamu.""Seperti yang sudah saya katakan, Tuan Julius. Saya dan Tuan Marquess hanya saling bertegur sapa."Reinhart masih tetap pada keputusannya. Ia bukannya menutupi ulah sang jenderal yang sudah menghinanya. Ia hanya tidak ingin dianggap sebagai pengadu domba. Lebih dari itu, yang Reinhart lakukan adalah sebagai peringatan pada sang jenderal bahwa ia telah menyelamatkan nyawa pria itu dari sang Penyihir Menara.Dengan begitu, secara tidak langsung Reinhart telah menek
"Dari mana saja kau?"Reinhart dikejutkan oleh sapaan seorang pria ketika hendak menuju kamarnya. Langkah perempuan itu membeku. Ia berhenti cukup lama di tengah selasar hanya demi mengatur degup jantungnya yang mendadak tak lagi berirama. Padahal, ia sudah biasa menghadapi situasi seperti saat ini. Namun, entah mengapa degup jantung perempuan itu tiba-tiba tak berirama kali ini. Dengan raut muka tegang, Reinhart menoleh ke arah sumber suara yang menyapanya. "Salam kepada Matahari Kekaisaran Demir yang Agung," ucap Reinhart refleks memberikan salam ketika berhadapan dengan Caspian. Wajah pria itu menunjukkan raut muka datar. Tanpa banyak bicara ataupun membalas salam Reinhart, ia masuk ke dalam kamar ketika pelayan membuka pintu.Reinhart hendak mencegahnya. Namun, sang kaisar lebih dulu masuk ke dalam kamar sebelum Reinhart sempat mengatakan apa pun pada pria itu. "Yang Mulia ...."Ucapan Reinhart tak tuntas. Ia terabaikan dan hanya sanggup menatap punggung Caspian. Reinhart b
Raut muka Caspian tampak keruh begitu mendengar pertanyaan Reinhart. Sementara si perempuan hanya menahan senyum ketika melihat sang kaisar kehilangan kata-kata akibat menghadapi pertanyaan darinya. Ada perasaan puas dalam diri Reinhart melihat ekspresi wajah Caspian yang tengah kebingungan. Padahal ekspresi muka pria selalu datar setiap waktu. Bahkan tak jarang menunjukkan ekspresi dingin tanpa memperlihatkan perasaan yang dia rasakan. Namun, kali ini jelas terlihat jika Caspian kebingungan menghadapi Reinhart. "Anda tidak perlu menjawabnya, Yang Mulia. Apa pun tujuan Anda datang ke mari, pada akhirnya pintu ini selalu terbuka untuk Anda bukan? Jangan merasa khawatir jika Anda akan tertolak!"Caspian semakin kehilangan kata mendengar tanggapan perempuan itu. Ia ingin segera pergi dari hadapan si perempuan. Namun, sikap Reinhart justru membuat pria itu ingin tetap tinggal. Apalagi kalimat yang bakal terucap dari bibirnya? "A
Awalnya Reinhart tak mengira jika trik kotor yang ia lakukan bisa meluluhkan kekerasan hati sang kaisar. Perempuan itu hanya mengikuti tulisan permaisuri terdahulu yang menyebutkan jika Kaisar Caspian tidak akan mengingkari kesetiaan dan kepercayaan yang ditujukan kepadanya. Ia akan membalas perbuatan orang yang telah setia dan kepercayaan yang ditujukan kepadanya dengan sesuatu yang setimpal. Meski begitu, Reinhart tak pernah benar-benar tahu, apa maksud dari kalimat itu sebenarnya. Sampai sebuah pertanyaan diajukan sang kaisar tepat sebelum mereka makan malam. Ya, pertanyaan sang kaisar tentang racun di dalam makanannya membuat Reinhart menyadari satu hal. Ia bisa menciptakan momen agar Caspian menyadari kesetiaan dan kepercayaan orang-orang di sekitarnya kepada pria itu. Atau mungkin kepada Reinhart sendiri. Hingga timbullah ide licik itu untuk memancing reaksi Kaisar Caspian. Siapa yang menyangka, pria itu menyadari dengan cepat dan menyelamatkan Iselt di waktu yang tepat. "K