***
"Oi!" panggil Ander, setibanya di pelabuhan Daver alias kelas tercinta. "Lo ngapa—"
"Tidur, anjing," sambar Daver sambil menidurkan kepala di meja.
Ander melipat bibir. "Hmm.. ngumpat aja lo terus."
"Pergi lo setan. Jangan ganggu."
Diusir begitu, Ander malah tertawa karena tiba-tiba ingat yang tadi.
Daver mengangkat kepala. Wajahnya terlihat mengantuk sekali. "Ngetawain gue lo?"
"Baru sadar. Dari kemarin lo nangis gegara cewek.. demi apa?" Ander mengangkat alis. Ia mendekati Daver dan duduk di sebelahnya.
"Bacot diem dah." Beberapa detik kemudian, Daver menggeram.
***Ceklek!"Eh, anak Mama pulang juga akhirnya. Udah ditungguin dari tadi!"Daver sedikit terkejut saat melihat Natasya yang ada di dalam apartemennya tiba-tiba. Wanita itu duduk di sofa ruang tamu."Kok Mama tau nomor apartemennya?""Tanya resepsionis dong.""Teruspassword-nya?""Coba-coba aja tanggal lahir kamu."Daver mengedikkan alis. Ia mengangguk singkat. Setelah melepas sepatu, ia membuka dua kancing atas seragamnya dan menampakkan kaus putih oblong yang ia kenakan.Natasya b
"⏪" = Flashback"⏩" = Kembali ke waktu sekarang***"If you avoid the conflict to keep the peace, you start a war inside yourself."-Davenara (unknown)***Letta keluar dari kamarnya. Ia agak terperanjat ketika melihat Rezo ada di ruang tamu. Cowok itu tampak sibuk dengan barang-barang koleksian aneh yang tidak Letta pahami."Kak," sebut Letta, menghampiri Rezo dengan wajah marah. "Gue gak mau tau, ceritain sekarang juga kenapa lo bisa ada di sini!"Melihat ket
..."Najis dah! Nomor ini telepon gue mulu!" Fara suntuk. Ia melempar ponselnya ke sofa. "Berasa diteror gue!""Rezo ya?" tanya Letta. "Sumpah, gue juga najis sama kakak gue sendiri.""Gak tau dah siapa. Iya kali." Fara tidak acuh."Coba liat nomornya." Daver mengambil ponsel Fara yang masih berdering.Letta menyahut, "Bener gak Rezo?"Daver mengangguk. "Gue angkat ya.""Eh, ngapain?!" sambar Fara panik. "Gak usah, weh!""Heh, bangsat! Gak usah lo telepon-telepon Fara. Lo pikir keren? Kalo berani ketemu sini!"Tidak ada bal
***⏪⏪⏪Daver bersama Fara, Letta, dan Elena terjebak macet kota Jakarta dalam perjalanan mereka menuju Bart.Fara duduk di kursi depan mobil. Ia melihat Letta dan Elena sedang mencuri waktu untuk tidur di kursi tengah."Tidur mereka," ujar Fara basa-basi, sebelum membuka topik yang dari kemarin sudah ingin ia bahasDaver menarik rem tangan. "Ya gini, nih. Macet banget Jakarta sampe bikin orang teler di perjalanan." Ia menguap ngantuk. "Pegel bet kaki gue.""Mau gantian nyetir?"Daver terkikih. "Lo lagi. Baru juga bisa. Entar kenapa-napa aja repot gue."Fara mendecih. "Diban
"A toxic person will never change. They just change victims and blame everything on everybody else."-Daver Negarald (unknown)***"Ra?"Tidak sadar sudah beberapa minggu terlewati, pada hari esok lah hari ujian mereka akan datang. Hari ini—tepatnya sehari sebelum ujian, Anara meminta Daver untuk menemaninya belajar di luar sekalianrefreshing."Anara.." panggil Daver lagi dengan lembut, membangunkan Anara yang ketiduran. Ia menepuk pundak gadis itu pelan.Anara langsung bangun danmengulat.Wajahnya mengerising. "Udah jam berapa?"
..."Daver dateng mampus lo!""Fara.. Fara." Rezo menghela napas panjang. Ia kembali duduk di sofa. "Kenapa pula pake acara ngadu ke temen lo yang kayak anjing?"Fara gusar mendengar itu."Daver itu bener-bener anak mami kayak anjing. Pilih cewek aja gak bener. Kenapa sih dia gak mau sama lo? Malah milih Anara pula."Rezo memandang Fara dari atas sampai bawah dengan begitu fokus, sehingga membuat Fara merasa sangat tidak nyaman."Gue colok mata lo!""Lo kurang apa ya? Apa kurang bohay makanya Daver gak mau?"Fara merasa sangat tidak dihargai sebagai perempuan.
"And i hope you could find a family like Zhenix in your life."-Fara Maria***4 hari kemudian..Selama hari-hari ujian berlalu, Fara tidak pernah tidak mengalami sesuatu yang aneh dan mengganggu dalam sehari.Sehari setelah Rezo datang kemarin, Fara mendapat pesan yang bertuliskan "Cuma Daver yang bisa jagain lo."Dua hari setelahnya, ia dapat lagi. "Bebal banget dah lo ngelawan orang tua terus."Dan hari ketiga, Fara mendapat kabar dari Venya bahwa saham perusahaan orang tuanya tur
***"Lo liat nih kalo gak percaya!" Rino menyerahkan foto yang ia ambil di restoran tadi siang.Selepas makan siang di restoran lain, Rino berniat untuk ikut ke rumah Fara seperti yang lain bersama Elena dan Evan."Ngapain coba nyokap lo ketemu Rezo?" tanya Elena, resah.Fara mengembalikan ponsel Rino setelah ia melihat foto tersebut. "Anjirlah.. apa lagi sih ini? Gimana ceritanya nyokap gue bisa sekenal itu sampe makan bareng?""Apa lagi kalo bukan lagi kerja sama, Far. Udah jelas banget itu." Evan kokoh."Kerja sama buat apa?"Tepat sekali. Baru saja membahas Venya, mobil wanita itu datang dan terdengar sedan