Davey menjambak rambutnya tanda frustasi. Bagaimana bisa ia mendapatkan ancaman seperti itu? Sehari saja Cheng tidak masuk ke dalam tubuh rasanya seperti ada yang hilang. Davey terpaksa mengalah dan membiarkan Cheng melakukan seenaknya. "Terserah apa katamu," ucap Davey. Mia menggelengkan kepalanya karena kekonyolan mereka. Mia menyusul mereka masuk ke dalam. Mia langsung berdiri di samping Luna. Kedua gadis itu terperangah melihat hamparan awan putih berserakan dimana-mana. Mereka sengaja mengambilnya dan memegang awan itu sambil tersenyum. "Aku tidak percaya ini." Luna tersenyum dan memberikannya ke Davey. Davey terkejut dengan awan pemberian Luna. Ia sangat malas memegang awan itu dan menatap Cheng dari belakang. Sesungguhnya hatinya panas ketika Cheng mengajak Luna pergi bulan madu di atas awan. Bahkan ia sendiri sangat marah kepada Cheng. "Kenapa kamu memberikannya ke aku? Berikan saja pada kekasih nagamu itu!" Davey kesal dan tidak mau menerima awan itu. "Waduh... kamu cem
“Jika kamu kembali ke bumi, otakmu akan direset otomatis tanpa sadar. Setelah itu kamu lupa habis darimana? Raja Langit tidak akan mau istananya dilukis oleh semua orang. Apalagi setiap dindingnya berlapis emas,” jelas Cheng. “Apakah ini bisa mengundang bahaya?” tanya Davey lagi. “Ya... sangat bahaya. Kamu tahukan maksudku. Semua orang yang ada di bumi akan berbondong-bondong datang kesini demi melihat istana. Jika mereka baik, keadaan semuanya akan baik-baik saja. Beda lagi dengan orang yang seperti Sani, dia berencana akan membuat kerusakan dan menjarah barang-barang mewah disini.” Cheng masuk ke dalam dan melihat dayang-dayang istana langit menyambutnya. Sang Raja Naga memiliki hak istimewa masuk ke dalam sana. Setiap masuk kesana Raja Langit tidak memberikan peraturan ketat. Tapi ada yang perlu diingat, setiap peraturan penting menyangkut bumi, sang raja langit meminta mereka agar mematuhi. Tidak boleh mencuri takdir makhluk hidup. Apalagi takdir sendiri. Bisa-bisa ia mendapatk
Sejenak Raja Langit menarik nafasnya dengan pelan dan membuangnya. Ia membuka buku tentang kehidupan kedua gadis itu dan membacanya. Terasa berat bagi Sang Raja Langit. Mau tidak mau Raja Langit membocorkan tugas berat buat mereka. "Kalian harus mengawal keluarga Torres hingga kembali ke masa keemasannya. Memang tugas kalian berat. Tugas yang kalian emban tidak main-main. Dikarenakan ada keterkaitannya dengan Sani bersama anak-anaknya yang ingin menguasai dunia," jelas Raja Langit. Sontak saja mereka terkejut. Mereka tidak mengerti dengan maksud Sang Raja Langit. Mereka saling memandang dan siap menerima tugas itu. "Aku memang sengaja membocorkan takdir hidup kalian. Mumpung Cheng membawa kesini jadi aku harus memberitahukan kalian. Cepat atau lambat ada beberapa hal penting yang harus kalian jalankan. Sani dan keempat anaknya memiliki kekuatan penuh. Mereka akan menghabisi kalian dengan cara kejam. Setelah mendapatkan keinginannya itu Sani akan menguasai dunia dan menyingkirkan or
"Tubuhku rasanya ingn meledak! Tolong hentikan rasa panas ini! Karena aku tidak kuat!" Davey berteriak kesakitan. Luna yang sedang tidur mendengar teriakan Davey. Ia langsung bangun dan menuju ke kamar Davey. Setelah itu Luna melihat Davey sangat tersiksa. Matanya melihat Cheng sedang merapalkan mantra.Tentu saja Luna sangat kasihan. Ia mendekat dan memegang tubuh Davey. Saat Luna merasakan energi yang cukup besar. Luna langsung terpental dan tubuhnya menghantam dinding. Melihat hal itu Cheng membiarkan saja. Ia meneruskan merapalkan mantra hingga beberapa menit kemudian. "Sekarang giliran kamu! Berikan satu tetes darahmu dapat berada di tubuhnya Davey!" Cheng memberikan perintah. Luna bingung bagaimana caranya mengambil satu tetes darah di dalam tubuhnya. Cheng meraih tangan Luna dan menggigitnya. Setelah itu Cheng menaruh tangan itu tepat berada di atas perut Davey. Setetes darah akhirnya masuk ke dalam tubuh Davey.Ketika darah masuk ke tubuh, Davey mulai tenang. Cheng memegang
"Kami hanya membutuhkan bunga mawar dan coklat. Bunga mawar simbol dalam hubungan sesungguhnya. Coklat bisa membuat mood kami baik." Mia menjelaskan lalu berlari ke toilet. Luna mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana bisa Mia memberitahukan sesungguhnya rahasia perempuan. Lalu Luna pergi ke balkon. Disana Luna melihat pemandangan kota Jakarta dari lantai atas. "Jangan kebanyakan melamun!" Cheng tiba-tiba saja hadir. "Kenapa aku nggak boleh melamun seperti ini?" Luna bertanya dan membiarkan Cheng. "Pikiranmu sedang kosong. Jika saja pikiranmu tidak kosong, cahaya bulan itu akan berguna di dalam tubuhmu." Cheng melemparkan sesuatu di atas meja. "Aku sangka kerasukan hantu mbak kunti yang berada di belakang halaman," celetuk Luna. Cheng tertawa terbahak-bahak. Bagaimana bisa Luna yang notabennya sudah memiliki cahaya bulan bisa kerasukan? Hal ini membuat para hantu berbaris memasuki tubuh Luna memutuskan menyingkir. "Kamu itu tidak bisa kerasukan apapun. Cahaya bulan bisa membu
Mia mengingat kejadian dimana Sang Raja Langit melemparkan pedang. Mia tidak melihat ada secarik kertas yang sengaja diselipkan di meguki. Ia menggeleng tidak tahu kalau di situ ada secarik kertas. "Ada secarik kertas sengaja diselipkan di mekugi. Mekugi adalah lubang tempat pasak yang mengunci bilah pisau dengan gagang. Di kertas itu ada sebuah mantra harus dihafalkan oleh beberapa naga. Gunanya mantra itu agar kami tidak kelihatan dengan mata telanjang di hadapan Sani," jelas Cheng. "Apakah itu benar?" tanya Mia. "Ya itu benar. Kami memang sengaja diberi mantra itu agar tidak terlihat. Jika kami terlihat, Sani bisa memburu kami. Semakin lama Sani bisa melihat kita ketika giok ungu dan kekuatan guci yang diberikan oleh Raja Ming bersatu. Ini akan menjadi ancaman buat kita semuanya," jawab Cheng. Mereka mengusap wajahnya dengan kasar. Seandainya Sani dapat melihat para naga bisa dipastikan keturunan Torres akan terancam. Sebab mereka adalah perisai utamanya. Cheng melihat matahar
Seorang pria yang memakai jubah hitam dan membawa tongkat iblis itu mendekati mereka. Pria itu tidak menyukai kedatangan manusia. Amarahnya mulai meletup seakan ingin menghabisi para manusia itu. Ia ingin mengusir para manusia itu untuk tidak menginjakkan kakinya di istana. "Kami mau bertemu dengan Dark Grid," jawab Cheng. "Ada perlu apa kalian bertemu dengan raja kami?" Pria itu mulai mencium aroma dari cahaya bulan. Seketika tubuh pria itu melepuh. Nafasnya mulai sesak dan jantungnya mulai melambat. Pria berjubah itu langsung jatuh dan lenyap seketika. "Dia kenapa?" tanya Davey. "Dia sudah menghilang. Dia sudah kembali lagi ke asalmya. Yaitu menjadi api. Yang dimana api itu akan bersemayam di neraka dengan abadi." Cheng masuk dan merapalkan mantra secara berulang. Cahaya bulan itu mulai bersinar dengan terang. Para pasukan iblis langsung menutup matanya sambil merasakan tubuhnya kesakitan. Mereka serempak menjerit dan mengusir Cheng. Namun Cheng tetap saja masuk ke dalam dan m
Dark Grid semakin geram dengan mereka. Matanya membesar seperti bola kastil. Ia sengaja memamerkan gigi runcingnya itu supaya menakuti Luna. Luna malah bingung dengan wajah Dark Grid. Luna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kok wajah iblis ini tidak menakutkan sama sekali. Aku malah melihatnya lucu dan menggemaskan!" Luna sengaja mengejeknya. Dark Grid mengeluarkan amarahnya. Tubuhnya mengeluarkan api hitam dan mulai membakar ruangan tersebut. Ia tertawa terbahak-bahak langsung menarik tubuh Luna. Melihat Luna ditarik dan ingin dimakan, Davey mengambil pedang itu. Untungnya pedang itu masih berada di tangan Luna. Tanpa pikir panjang Davey mengingat letak jantung sang iblis. Lalu Davey memegang pedang itu dengan kedua tangannya. Ia berteriak aas nama cintanya untuk Luna. Davey akan menghabisi Dark Grid. Dengan cepat Davey menancapkan pedang itu tepat ke jantungnya. Seketika Dark Grid berteriak dan memegang pedang itu. Sekujur tubuhnya mulai merasakan kepanasan. Ia merintih kes