Seminggu Keysa ditahan oleh Nathan, kini dia diajak keliling area. Ini pertama kalinya Keysa melihat sekeliling area tersebut di siang hari. Suasana begitu damai di samping kiri rumah terdapat taman dan kolam, daerah itu tidak begitu asing bagi Keysa, seolah pernah mengunjungi tapi entah kapan. Keysa tidak berusaha untuk mengingatnya, dia fokus menikmati udara segar.
"Apa kamu tahu ini di daerahnya mana?" Nathan membuka pembicaraan setelah dia memperhatikan Keysa beberapa saat. Keysa hanya menggelengkan kepala sambil melirik Nathan. "Emangnya ini dimana?" kemudian tanya Keysa. "Bogor,""Bogor?" Keysa mengulangi ucapan Nathan, dia tidak yakin jika selama ini ternyata tidak begitu jauh dari Ibukota. "Iya, kamu kira kita dimana?" Nathan kembali bertanya tanpa menghiraukan ekspresi wajah Keysa yang heran. "Ah kalau tau gitu, aku sudah dari kemarin pulang," ucap Keysa kesal karena baru tahu posisinya sekarang. "Kamu mKeysa langsung masuk kedalam kamar, dan menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia sentuh bibirnya, lalu tersenyum.Ini merupakan ciuman pertamanya, Keysa tidak pernah menyangka jika dirinya akan jatuh ke pelukan orang yang sudah menyekapnya."Nathan," bisiknya kemudian dia tersenyum. "Apa aku sedang jatuh cinta?" ucapnya sambil menggigit bibir. "Ah..gak mungkin," Keysa menggelengkan kepalanya dan berkali-kali mengayunkan kakinya.Dari balik pintu yang tidak ditutup rapat oleh Keysa, Nathan mengintip dan memperhatikan Keysa dari celah pintu itu, dia senyum-senyum melihat tingkah laku Keysa seperti anak kecil."Dasar manja," gumam Nathan sambil berlalu meninggalkan kamar Keysa.Malam semakin larut, Nathan yang ketika itu masih terjaga, dia masuk ke kamar Keysa dan mendapati Keysa sudah terlelap, Nathan kemudian menyelimuti Keysa, dan mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur.Nathan kemb
Nathan memperhatikan wajah Keysa yang masih tertidur pulas di sampingnya. Perlahan dia menyumbang rambut Keysa dan menyentuh wajahnya dengan lembut.Mata Keysa perlahan terbuka, kemudian dia tersenyum sambil memandang wajah Nathan."Selamat pagi Nathan," bisiknya.Nathan hanya membalas Keysa dengan tersenyum , kemudian dia melirik jam dinding.Nathan bergegas bangkit dari tempat tidur dan mengenakan pakaiannya."Kamu bersiap, aku tunggu di luar," ucap Nathan tanpa menoleh ke arah Keysa."Aku malas pergi," suara Keysa terdengar lesu.Namun Nathan tak menghiraukannya lagi, Nathan berjalan ke arah pintu
Keysa tidak ingin larut dalam kesedihan mengingat perlakuan Elvina tadi malam.Pagi ini dia sudah bersiap untuk berangkat ke kantor, berharap bisa bertemu dengan Rere dan Keenan yang selama ini tak pernah ada kabarnya.Suasana kantor pagi ini terlihat seperti biasanya, tidak begitu ramai tidak juga terlalu sepi.Keenan sedang duduk mengamati beberapa berkas salah satu klien yang sedang ditangani kasusnya.Rere pun sibuk mengetik beberapa laporan perkembangan salah satu kasus dan persidangannya sedang berjalan."Selamat pagi!" suara Keysa membuyarkan konsentrasi mereka yang ada di ruangan lantai dua itu.Semua mata menoleh ke arah Keysa yang sedang berdiri di dekat tangga."Keysa!" Teriak Rere yang tidak begitu yakin jika itu Keysa. Rere langsung menghampiri dan meraba-raba tubuh Keysa."Ini beneran Keysa?" tanya Rere yang belum yakin jika itu sahabatnya yang selama ini dia nantikan kabarnya.
Lelaki yang mengintai Keysa dan secara diam-diam mengambil gambarnya, ternyata dia hanya lelaki yang memiliki kelainan seks. Didalam ponselnya banyak dipenuhi foto wanita yang dia ambil sebelum kepergok oleh Keysa. Dia mengaku jika semua foto itu hanya koleksi pribadinya untuk memenuhi hasrat seksualnya. Keenan melepaskan lelaki itu dan mengingatkan dia untuk tidak mengulanginya. Jika melanggar, dia akan dilaporkan ke pihak berwajib karena tindakannya meresahkan. "Sekarang tingkah orang makin aneh saja," ucap Keysa ketika sudah berada di tengah kumpulan rekannya yang lain. "Tapi Key, harusnya kamu juga waspada, jangan pergi sendiri seperti tadi, kalau sampai kamu di apa-apain gimana?" Rere terlihat khawatir karena tindakan Keysa.
Mobil mewah berhenti di depan sebuah cafe yang ada di pusat Ibukota.Sarah keluar dari dalam mobil itu dan langsung masuk menemui seseorang. Penampilannya setiap hari kian bertambah. Sarah yang sekarang sudah terlihat seperti wanita kelas atas, elegan dan penuh percaya diri. Tas dari brand terkenal terpampang jelas menggantung di lengannya."Hai Zelline," Sarah menyapa orang yang ditemuinya yang ternyata Zelline.Sarah merupakan teman kecil Zelline, mereka hanya bertemu sebentar karena keluarga Sarah pindah rumah ketika mereka masih kecil, tetapi Zelline masih ingat wajah Sarah. Mereka sempat bertemu sekali ketika ada acara pertemuan pertama arisan di rumah Zelline. Ketika itu Sarah tidak tahu jika rumah itu milik Zelline.Sejak saat itu pula, Zel
Setelah pertemuannya dengan Zelline, Sarang langsung meluncurkan aksinya. Dia langsung mengunjungi kantor Billy, membuat Billy terkejut, dia tidak menyangka Sarah akan senekat itu.Sebelumnya Sarah telah mengunjungi Billy melalui ponselnya meminta bertemu di sebuah tempat, tetapi Billy meminta Sarah untuk menunggunya beberapa hari karena ada beberapa hal yang ia kerjakan.Tanpa mengetuk pintu, Sarah langsung masuk ke ruang pribadi Billy, penjaga berusaha menghalangi, tetapi Sarah mengatakan kepada penjaga jika dia datang atas permintaan Billy.Ketika Sarah sampai di ruangan, Billy langsung menyuruh semua pegawainya untuk keluar dari ruangan itu.Ketika mereka sudah keluar Sarah langsung menghampiri Billy dan mencium Billy yang masih terkejut atas
Selama ini, Elvina sibuk dengan urusannya sendiri, tanpa memperdulikan urusan pekerjaan Billy. Namun ketika mendengar bahwa Billy akan menjual salah satu perusahaan dengan alasan yang tidak masuk akal menurutnya, dia menolak secara tegas rencana Billy.Elvina kaget karena tiba-tiba dia mendapat kabar jika bijih telah mendaftarkan perusahaannya di acara pelelangan yang akan digelar nanti malam.Dengan langkah cepat, Elvina yang baru saja sampai di depan kantor Billy, langsung menuju ruang kerja suaminya."Apa maksudnya menjual perusahaan tanpa sepengetahuan aku?" tanpa basa basi lagi, Elvina langsung mencetak Billy dengan pertanyaan, tatapan nya tajam ke arah Billy yang masih duduk santai dikursi, dengan sebatang rokok ditangannya. Billy menghisap rokoknya dengan pelan tanpa menghiraukan Elvina.&nbs
Sebuah pesan muncul di layar ponsel Billy, yang dikirim oleh nomor 504. 'Tidak perlu risau, dan tidak perlu mencariku, aku yang akan mencarimu jika waktunya tiba' Billy langsung kalang kabut, dia merasa dipermainkan, seolah harga dirinya di injak-injak. Dia tidak mengerti darimana orang itu tahu nomornya, padahal nomor dia yang satu itu tidak banyak orang yang tahu. Belum usai rasa herannya, sebuah pesan kembali masuk, dengan cepat Billy membukanya. 'Tidak perlu merasa hebat, aku tahu semua yang pernah kamu lakukan, tunggu saja saat dimana kamu akan hancur!' Rahang Billy gemeretak, pertanda kemarahannya yang memuncak.