“Rebecca, bisa Anda berbagi cerita kepada kami, khususnya pada fans-fans Anda di luar sana, bagaimana reaksi keluarga Anda saat mengetahui kabar kehamilan Anda yang ketiga ini?”
“Tentu saja suami dan Anak-anak saya sangat terkejut. Seperti yang kalian tahu, anak-anak saya sudah sangat besar saat ini, bahkan yang paling besar sudah duduk di bangku perkuliahan. Tentu saja mereka tak akan pernah menyangka mereka akan mempunyai adik lagi. Tapi mereka sangat senang dan excited menyambut bayi ini. Begitu juga dengan suami saya. Sekalipun ini di luar rencana kami, tapi kami bahagia. Kami menganggap ini seperti Anak untuk usia tua kami. Jadi kami sangat bahagia!”
“Ah! Kami sangat senang mendengarnya. Kami juga turut bahagia bagi keluarga Anda.”
“Terima kasih untuk dukungan kalian.”
“Bagaimana dengan rencana Anda ke depan? Apakah Anda akan tetap memilih untuk berkarir sampai Anda melahirkan? Atau mungkin Anda berencana untuk segera hiatus sementara?
“Kemungkinan besar setelah project ini selesai bulan depan saya akan hiatus sementara. Setidaknya sampai saya melahirkan.”
“Bagaimana dengan tanggapan suami Anda? Apakah dia mendukung rencana Anda?”
“Tentu saja! Sejak saya hamil Anak ini, suami dan Anak-Anak saya sudah menyuruh saya untuk berhenti sementara dan beristirahat. Hamil di usia 42 tahun seperti ini bukan hal yang mudah. Mereka tentu saja selalu khawatir dengan keadaan saya dan mereka berharap setelah project ini selesai, saya akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.”
“Lalu bagaimana dengan rencana Anda selanjutnya? Apakah Anda akan kembali ke dunia entertainment setelah melahirkan?”
“Saya tidak tahu. Untuk saat ini saya dan keluarga belum memikirkan sejauh itu. Kami lebih berfokus pada kondisi kehamilan saya. Mungkin setelah bayi ini lahir, saya baru bisa mengambil keputusan.”
‘’Ah ! Kami akan dengan senang hati menunggu kabar Anda ! Bagaimana dengan acara penghargaan 24th
Golden Globe? Apa Anda akan datang?”“Terima kasih. Tentu saya akan datang!.’’
‘’Apa suami Anda akan datang bersama Anda?”
“Ah! Untuk itu saya belum bisa pastikan. Jika Ia tidak sibuk, Ia pasti akan dengan senang hati menemani saya. Tapi kita lihat nanti.”
“Rebecca, terima kasih untuk wawancara singkat ini. Kami berharap semoga Anda dan bayi Anda akan sehat selalu. Begitu juga dengan keluarga Anda. Semoga Anda sekeluarga selalu berbahagia! Sekali lagi terima kasih untuk waktunya.”
“Tidak masalah! Terima kasih untuk doa kalian semua di luar sana. Harap menantikan film saya selanjutnya yang akan tayang pada pertengahan tahun nanti. Terima kasih.”
“Akting dia bagus sekali. Di rumah berteriak-teriak ingin membunuh anaknya sendiri, tapi di depan TV seakan-akan sangat menantikannya. Munafik! ”
Suara Edward tiba-tiba saja membuyarkan konsentrasi Anna yang sedang menonton TV di apartemennya. Semalam Edward memang memilih untuk menginap di Apartemen adiknya. Alasan? Tentu saja karena Rebecca, wanita yang baru saja terlihat di TV dengan senyuman palsunya itu sedang ada di rumah. Sudah cukup kemarin ia mendengar aksi gila Rebecca dari Ethan. Ia bahkan tak lagi ingin menyapa Rebecca kemarin. Sesaat Ethan turun dari mobil, Ia langsung beranjak pergi ke tempat Anna..
“Ed, sejak kapan kau berdiri dibelakangku? Kau membuatku terkejut !’’
‘’Aku lebih terkejut padamu yang menonton acara seperti ini di pagi hari.’’ Edward kini berjalan se samping Anna dan duduk di samping gadis yang tengah memegang secangkir mug coffee di tangannya, “Berikan padaku! Aku mau minum sedikit.’’
Anna mendengus kesal saat melihat Edward yang kini sudah merebut mug kesayangannya, “Yah! Kau kan bisa membuat coffee sendiri. Kenapa kau harus mengambil milikku ? Menyebalkan !’’
“Siapa suruh kau membuat pagiku menjadi buruk seperti ini ! Anggap saja ini hukuman untukmu !’’Kata Edward sambil dengan santainya terus meminum vanilla coffee milik Anna.
Anna menatap Edward malas, lalu kembali mengambil setoples kripik kentang yang ada di atas meja, “Aku juga bukan sengaja menonton tayangan itu. Kau kira aku akan mau melihat wawancara palsunya itu? Aku tadi sedang menunggu series debut Sophia yang akan tayang sebentar lagi, tapi tiba-tiba aku melihat wawancara singkat itu! Mana aku tahu jadi seperti ini.”
“Tapi kau kan bisa mengganti channel. Kalau aku jadi kau, aku akan langusng mengganti channel, atau kalau perlu aku akan matikan TV bodoh ini!”Kata Edward kesal. Ia lalu ikut mengambil beberapa kripik kentang yang ada di tangan Anna.
“Aku hanya penasaran saja kali ini kebohongan apa yang akan dikatakannya di depan publik. Dan, ya seperti biasa, kebohongan yang sempurna!”Kata Anna sambil tertawa lebar. Lalu Ia melirik Edward dengan senyuman nakal, “Our mom is amazing right? Aku bahkan salut padanya! Tidak pernah aku bertemu dengan artis yang sepandai dia. Bisa merangkai kata-kata yang sedemikian indah di dalam sebuah wawancara. Amazing!”
Edward mendengus kesal, “Pandai? Oh! Bagiku itu tak lebih dari omong kosong Anna, dan aku muak melihatnya! Kau tahu kenapa TV di kamarku tak akan pernah kubuka sedetikpun?” Tanya Edward.
Anna mengangguk sambil tertawa, “Tentu saja aku tahu! Aku tak bodoh, Ed! Kau terlalu malas untuk melihat wajah palsunya yang ada di TV!” Lalu dalam sesaat, kedua mata itu berubah menjadi begitu tajam, penuh dengan amarah, “Percayalah padaku! Kau bilang kau muak, aku bahkan lebih muak darimu! Di setiap lokasi shooting, mereka pasti bertanya tentang Mom. Belum lagi para wartawan itu selalu bertanya padaku tentang kehamilan Mom! Oh ! Bayangkan Ed, aku harus menanggapinya dengan seperti apa? Aku bahkan harus memaksa diri untuk tersenyum di depan mereka! Bayangkan betapa muaknya diriku Ed! Kalau bukan karena aku masih menghormati pesan Daddy, aku pasti sudah memaki Mom di depan para wartawan itu !’’
Belum sempat Edward menanggapinya, lagi-lagi Anna berbicara dengan suara yang lebih pelan, “Dan lagi Ed, aku juga bukan suka Ed menonton TV, tapi ketika kau terjebak di dalam profesi sepertiku, kau memang tak akan punya pilihan lain selain membuka TV setiap saat kau punya waktu.”
“Why?” Tanya Edward penasaran.
“Pekerjaanku bukan hanya menuntut keahlian berakting atau menjadi model. Tapi kau juga harus terus belajar dan membangun relasi. TV menjadi salah satu aspek yang sangat penting di industri ini. Sekalipun aku tak ingin, tapi aku harus menyalakannya selagi aku ada waktu. Contoh saja Ed, setidaknya ketika aku bertemu dengan senior aku harus bisa memuji penampilan mereka di TV, kalau aku bahkan tak pernah sekalipun menonton film atau series mereka, bagaimana bisa aku membangun relasi dengan mereka?”
Edward mengangguk mengerti, “Aku mengerti. Berdoa saja kau tak harus melihat wajah palsunya di TV.” lalu Ia kembali memberikan mug milik Anna kepadanya, “Ini, aku kembalikan. Terima kasih untuk kopimu. Ini sangat enak!”
Anna langusng mendengus kesal saat melihat mug itu tak lagi ada isinya, “Yah! Kau menghabiskan kopiku! Kau menyebalkan Ed!” Anna bahkan menepuk kesal bahu Edward, “Cepat buatkan untukku segelas lagi!”
“Nope! Aku kan tamu disini!” Kata Edward yang kini sudah mengalihkan matanya di TV saat melihat series debut Sophia itu mulai tayang, “Aku mau nonton! Kau diamlah!”
Anna mendengus kesal, “Kau tamu tak diundang Ed!” Anna berdiri lalu pergi ke pantry kecil yang ada di ujung ruangan itu. Dengan malas, Ia mengambil gelas baru dan membuat segelas lagi vanilla latte. Begitu juga dengan mug miliknya. Ia kembali mengisi mug kosong itu dengan air panas dan membuat segelas kopi lagi.
”Ini untukmu! Jangan mengambil milikku lagi!” Kata Anna sambil meletakkan segelas mug berisi vanilla coffee di atas meja. Ia lalu menggenggam erat mug miliknya dan duduk di samping Edward.
Edward tersenyum lalu mengecup sekilas pipi adiknya sayang, “Kau memang yang terbaik Anna! Aku sayang padamu! My sister is the best!”
Anna kini tertawa seketika melihat tingkah konyol Edward. Sangat jarang Edward bisa bertingkah seperti ini. Ini tandanya mood pria itu sudah jauh lebih baik. Walaupun pagi ini bukan pagi yang baik untuk Anna, tapi melihat Edward saat ini, Anna ikut senang. Bukankah itu gunanya saudara? Memberikan penghiburan di saat salah satu dari mereka merasa sedih. Mereka berdua bertumbuh dengan beban yang sama, dan mereka juga akan berjuang melewati beban ini bersama-sama.
TBC
Pagi ini musim semi baru saja tiba di New York. Udara di luar begitu segar. Burung-burung berterbangan kesana kemari, pohon-pohon hijau, serta bunga-bunga bermekaran benar-benar memberi kehangatan kepada setiap penduduk Ibu negeri paman Samini.Tapi hal ini berbeda dengan kondisi di salah satu rumah mewah yang ada di kawasan The Hampston.Bukan kehangatan yang selalu ada disana, tapi kesan dingin yang akan selalu ada didalamnya. Berbeda dengan kondisi di ApartemeAnna yang terasa hangat, rumah keluarga Clarkyang ditempati oleh kedua orang taunya terasa begitu dingin.Suasan sepi memang selalu terlihat di rumah keluarga Clark.Sama seperti biasa, hanya akan ada 2 orang yang duduk di atas meja menikmati sarapan mereka dalam keheningan. Hanya saja pagi ini sedikit berbeda. Jika biasanya yang duduk disana adalah sosok Ethandan Edward, kini sosok Edwardtak ada disana. Sosok Rebecca yang kini terlihat duduk di depan Ethan. Wani
***“Selamat kepada Rebecca Clark! Artis terbaik tahun ini dalam film Battle mind! Silahkan naik ke atas panggung dan terima penghargaan ini!”Malam ini adalah malam penghargaan Global 24thMovie Awards, salah satu penghargaan bergengsi yang ada di Amerika Serikat dan sekitarnya. Tak aneh jika saat ini ada begitu banyak artis-artis dan aktor-aktor kelas atas yang datang di tempat ini. Entah sebagai bagian dari nominasi, atau sekedar tamu undangan. Tak akan ada satu artispun yang mau melewati acara bergengsi ini.Begitu juga dengan Rebecca. Walau dalam hatinya Ia masih kecewa dengan penolakan Ethan yang enggan untuk menemaninya, Ia tetap memaksa dirinya untuk hadir disini. Selain tentu untuk mendapatkan popularitas, dia juga adalah bagian dari nominasi artis terbaik. Sudah bertahun-tahun Ia berjuang untuk mendapatkan penghargaan ini. Jadi Ia tak akan rela untuk melewatkan malam ini, sekalipun terasa sangat berat.Bukan hanya kon
Dunia selalu berkata, ‘’Keluarga adalah anugrah Tuhan’’ bahkan ada pula yang mengatakan bahwa ‘’Keluarga adalah surga di dunia.’’ Kata-kata ini terdengar sangat manis bukan ? Seakan-akan keluarga adalah segala-galanya di dunia ini. Ketika seorang manusia memiliki keluarga, maka Ia akan dianggap sebagai manusia paling beruntung di dunia. Tapi sebaliknya, ketika seorang anak manusia tak memiliki keluarga, maka mereka dianggap sebagai seorang anak yang paling malang di dunia.Tapi, apakah benar demikian? Apakah benar tanpa keluarga, sekana-akan manusia tak mendapatkan kebahagiaan apa-apa? Benarkah sumber kebahagiaan yang terbesar itu adalah sebuah keluarga? Lalu bagaimana dengan mereka yang memiliki keluarga, tapi seakan-akan hidup dalam kesendirian? Bagaiaman dengan mereka yang memiliki keluarga tapi seakan hidup di dalam neraka? Apakah dunia bisa menjelaskan semua ini?Itu adalah pertanyaan yang terus mengitari pikiran Edw
SuasanaColumbia Universitypagi hari ini tampak ramai. Banyak mahasiswa dan dosen-dosen yang tengah berkeliaran di sekitar kampus yang cukup terkenal dikota New York ini. Sejenak moodEdward semakin bertambah buruk. Tanpa bahkan berkata apa-apa pada Ethan, Ia langsung keluar dari mobil.Edwardmemang tak pernah suka keramaian seperti ini. Berbeda dengan Annayang memilih menghilangkan rasa stressnya dengan keramaian. Edwardtidak. Ia cenderung memendam perasaan depresinya seorang diri, atau pada beberapa orang yang memang bisa Ia percaya. Ia lebih suka menyendiri atau mungkin dalam kondisi sepi. Bukan ramai seperti ini.Tanpa bahkan berniat membalas sapaan beberapa mahasiswa yang memanggilnya, Edward tetap berjalan ke arah gedung F, tempat dimana Ia akan menimba ilmu pagi ini. Sesaat Ia tiba di salah satu kelas yang sudah ramai itu, sahabatnya Brianlangsung memanggilnya, “E
Sore ini saat Edwardmembuka handphone-nya, Edwardlangsung teringat akan pembicaraannya dengan Ethantadi pagi. Tanpa berniat untuk membalas jumlah messageyang cukup banyak atau bahkan membaca notification- notification lainnya, Edwardmemilih untuk menghubungi Manajer Kim, manajer yang selama ini menangani karir adik perempuannya, Annabela Clark.Setelah mendapatnomor handphone Anna yang baru, Edward langsung menghubungi Anna. Tak perlu menunggu lama, Anna kini sudah menjawab teleponnya dengan nada yang sangat ramah, “Ed! I miss you!”Edwardtertawa kecil saat mendengar suara Anna yang terdengar manja.Anna memang sangat berbeda dengannya. Adiknya itu memiliki sifat yang hangat dan terbuka. Mungkin itu salah satu alasan Anna memilih untuk berkarir sebagai seorang model di usianya yang masih sangat muda ini.“Kau mer
Selalu ada alasan bagi setiap manusia untuk memilih sesuatu.Begitu juga dengan Edward. Ada alasan mengapa Ia selalu kembali ke rumah yang bagaikan neraka ini. Kalian ingin tahu kenapa? Karena Edward tak ingin kedua orang tuanya bercerai! Edwardingin kedua orang tuanya hidup seperti dulu. Hidup di rumah ini dengan penuh kehangatan dan cinta. Mereka pernah hidup dengan kehangatan dan cinta di rumah ini. Edward berharap satu hari mereka akan kembali seperti dulu. Apakah ini adalah suatu mimpi yang mustahil? Entahlah! Edward juga tak tahu.Akhir-akhir ini harapan itu semakin pupus. Semenjak 3 bulan lalu Ia mendengar berita kehamilan Rebecca, harapan itu sudah pergi. Ia sempat mengira kehadiran bayi itu akan membawa keluarga mereka lebih baik, tapi Ia salah besar. Jika saja bayi itu adalah bayi Ethan,adik kandungnya, mungkin ada harapan tersimpan disana. Tapi bagaimana jika bayi itu adalah bayi orang lain? Itu jelas bukan harapan, tapi sebuah benca
***“Selamat kepada Rebecca Clark! Artis terbaik tahun ini dalam film Battle mind! Silahkan naik ke atas panggung dan terima penghargaan ini!”Malam ini adalah malam penghargaan Global 24thMovie Awards, salah satu penghargaan bergengsi yang ada di Amerika Serikat dan sekitarnya. Tak aneh jika saat ini ada begitu banyak artis-artis dan aktor-aktor kelas atas yang datang di tempat ini. Entah sebagai bagian dari nominasi, atau sekedar tamu undangan. Tak akan ada satu artispun yang mau melewati acara bergengsi ini.Begitu juga dengan Rebecca. Walau dalam hatinya Ia masih kecewa dengan penolakan Ethan yang enggan untuk menemaninya, Ia tetap memaksa dirinya untuk hadir disini. Selain tentu untuk mendapatkan popularitas, dia juga adalah bagian dari nominasi artis terbaik. Sudah bertahun-tahun Ia berjuang untuk mendapatkan penghargaan ini. Jadi Ia tak akan rela untuk melewatkan malam ini, sekalipun terasa sangat berat.Bukan hanya kon
Pagi ini musim semi baru saja tiba di New York. Udara di luar begitu segar. Burung-burung berterbangan kesana kemari, pohon-pohon hijau, serta bunga-bunga bermekaran benar-benar memberi kehangatan kepada setiap penduduk Ibu negeri paman Samini.Tapi hal ini berbeda dengan kondisi di salah satu rumah mewah yang ada di kawasan The Hampston.Bukan kehangatan yang selalu ada disana, tapi kesan dingin yang akan selalu ada didalamnya. Berbeda dengan kondisi di ApartemeAnna yang terasa hangat, rumah keluarga Clarkyang ditempati oleh kedua orang taunya terasa begitu dingin.Suasan sepi memang selalu terlihat di rumah keluarga Clark.Sama seperti biasa, hanya akan ada 2 orang yang duduk di atas meja menikmati sarapan mereka dalam keheningan. Hanya saja pagi ini sedikit berbeda. Jika biasanya yang duduk disana adalah sosok Ethandan Edward, kini sosok Edwardtak ada disana. Sosok Rebecca yang kini terlihat duduk di depan Ethan. Wani
“Rebecca,bisa Anda berbagi cerita kepada kami, khususnya pada fans-fans Anda di luar sana, bagaimana reaksi keluarga Anda saat mengetahui kabar kehamilan Anda yang ketiga ini?”“Tentu saja suami dan Anak-anak saya sangat terkejut. Seperti yang kalian tahu, anak-anak saya sudah sangat besar saat ini, bahkan yang paling besar sudah duduk di bangku perkuliahan. Tentu saja mereka tak akan pernah menyangka mereka akan mempunyai adik lagi. Tapi mereka sangat senang dan excited menyambut bayi ini. Begitu juga dengan suami saya. Sekalipun ini di luar rencana kami, tapi kami bahagia. Kami menganggap ini seperti Anak untuk usia tua kami. Jadi kami sangat bahagia!”“Ah! Kami sangat senang mendengarnya. Kami juga turut bahagia bagi keluarga Anda.”“Terima kasih untuk dukungan kalian.”“Bagaimanadengan
Selalu ada alasan bagi setiap manusia untuk memilih sesuatu.Begitu juga dengan Edward. Ada alasan mengapa Ia selalu kembali ke rumah yang bagaikan neraka ini. Kalian ingin tahu kenapa? Karena Edward tak ingin kedua orang tuanya bercerai! Edwardingin kedua orang tuanya hidup seperti dulu. Hidup di rumah ini dengan penuh kehangatan dan cinta. Mereka pernah hidup dengan kehangatan dan cinta di rumah ini. Edward berharap satu hari mereka akan kembali seperti dulu. Apakah ini adalah suatu mimpi yang mustahil? Entahlah! Edward juga tak tahu.Akhir-akhir ini harapan itu semakin pupus. Semenjak 3 bulan lalu Ia mendengar berita kehamilan Rebecca, harapan itu sudah pergi. Ia sempat mengira kehadiran bayi itu akan membawa keluarga mereka lebih baik, tapi Ia salah besar. Jika saja bayi itu adalah bayi Ethan,adik kandungnya, mungkin ada harapan tersimpan disana. Tapi bagaimana jika bayi itu adalah bayi orang lain? Itu jelas bukan harapan, tapi sebuah benca
Sore ini saat Edwardmembuka handphone-nya, Edwardlangsung teringat akan pembicaraannya dengan Ethantadi pagi. Tanpa berniat untuk membalas jumlah messageyang cukup banyak atau bahkan membaca notification- notification lainnya, Edwardmemilih untuk menghubungi Manajer Kim, manajer yang selama ini menangani karir adik perempuannya, Annabela Clark.Setelah mendapatnomor handphone Anna yang baru, Edward langsung menghubungi Anna. Tak perlu menunggu lama, Anna kini sudah menjawab teleponnya dengan nada yang sangat ramah, “Ed! I miss you!”Edwardtertawa kecil saat mendengar suara Anna yang terdengar manja.Anna memang sangat berbeda dengannya. Adiknya itu memiliki sifat yang hangat dan terbuka. Mungkin itu salah satu alasan Anna memilih untuk berkarir sebagai seorang model di usianya yang masih sangat muda ini.“Kau mer
SuasanaColumbia Universitypagi hari ini tampak ramai. Banyak mahasiswa dan dosen-dosen yang tengah berkeliaran di sekitar kampus yang cukup terkenal dikota New York ini. Sejenak moodEdward semakin bertambah buruk. Tanpa bahkan berkata apa-apa pada Ethan, Ia langsung keluar dari mobil.Edwardmemang tak pernah suka keramaian seperti ini. Berbeda dengan Annayang memilih menghilangkan rasa stressnya dengan keramaian. Edwardtidak. Ia cenderung memendam perasaan depresinya seorang diri, atau pada beberapa orang yang memang bisa Ia percaya. Ia lebih suka menyendiri atau mungkin dalam kondisi sepi. Bukan ramai seperti ini.Tanpa bahkan berniat membalas sapaan beberapa mahasiswa yang memanggilnya, Edward tetap berjalan ke arah gedung F, tempat dimana Ia akan menimba ilmu pagi ini. Sesaat Ia tiba di salah satu kelas yang sudah ramai itu, sahabatnya Brianlangsung memanggilnya, “E
Dunia selalu berkata, ‘’Keluarga adalah anugrah Tuhan’’ bahkan ada pula yang mengatakan bahwa ‘’Keluarga adalah surga di dunia.’’ Kata-kata ini terdengar sangat manis bukan ? Seakan-akan keluarga adalah segala-galanya di dunia ini. Ketika seorang manusia memiliki keluarga, maka Ia akan dianggap sebagai manusia paling beruntung di dunia. Tapi sebaliknya, ketika seorang anak manusia tak memiliki keluarga, maka mereka dianggap sebagai seorang anak yang paling malang di dunia.Tapi, apakah benar demikian? Apakah benar tanpa keluarga, sekana-akan manusia tak mendapatkan kebahagiaan apa-apa? Benarkah sumber kebahagiaan yang terbesar itu adalah sebuah keluarga? Lalu bagaimana dengan mereka yang memiliki keluarga, tapi seakan-akan hidup dalam kesendirian? Bagaiaman dengan mereka yang memiliki keluarga tapi seakan hidup di dalam neraka? Apakah dunia bisa menjelaskan semua ini?Itu adalah pertanyaan yang terus mengitari pikiran Edw