Share

Bab 7. Proyek Besar

Penulis: SunnyBells09
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi hari Sean tak bisa lagi mengabaikan kesibukanya di kantor, keluarga Genaaro memang membangun semua bisnis legalnya di Indonesia., walaupun mereka juga memiliki jaringan bisnis ilegal yang tersebar di beberapa negara di Eropa, dan Sean adalah pewaris utama kerajaan yang dulunya di rintis oleh Tuan Genaaro, kakek dari Sean.

Pagi-pagi sekali Sean sudah meninggalkan rumahnya, dia melewatkan sarapan yang biasanya selalu dia tunggu untuk dapat menikmati makan bersama neneknya dan juga Aleeka, saat Aleeka masih bertukar peran dengan Aqeela.

“Apa Sean tidak sarapan pagi ini?” Aqeela yang hanya makan berdua dnegan Liliana menanyakan keberadaan Sean pada salah seorang maid yang melayani mereka.

“Tuan Muda Sean sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali nona”

“Mengapa dia pergi tanpa membangunkan aku dulu?”

“Saya kurang tau soal itu nona, maaf”

Aqeela menatap maid yang tertunduk di hadapanya dengan tatapan tajam dan jelas tidak menyukainya.

“Sudahlah Aqeela, mungkin Sean memiliki pekerjaan yang sangat mendesak, itu sebabnya dia terburu-buru berangkat ke kantor, kau tunggu saja, dia pasti sebentar lagi menelponmu”

Aqeela memberikan senyumanya walau terkesan di paksakan, dia tak berani membantah ucapan Liliana, karena Sean sangat menghormati neneknya.

Sementara di sebuah gedung tinggi nan megah, tepatnya di sebuah ruangan, Sean sedang berbicara dengan John, asisten pribadi sekaligus tangan kanannya.

“Tuan muda, ada titipan dari Tuan Arik. Saya sudah meletakanya di meja anda”

Sean melirik amplop coklat besar yang ada di depannya. “Apa kau sudah membacanya John?”

“Tidak tuan, karena saya pikir itu adalah berkas pribadi dan juga Tuan Arik yang memberikan,  jadi saya tidak memeriksanya terlebih dahulu”

Sean menarik napas dalam dan menghembuskanya kasar, dia menarik amplop tersebut dan membukanya. Untuk beberapa saat lamanya Sean tenggelam dalam bacaanya, sesekali keningnya terlihat berkerut dan menggelengkan kepala.

John yang melihat semua sikap Sean hanya mengernyitkan hadinya sedikit. “Apa ini ada hubunganya dengan Nona Aqeela?” ingin sekali John menanyakan hal itu pada Sean, namun dia tak berani untuk membuka mulutnya dan mengganggu konsentrasi Sean.

“Jadi Aqeela pergi ke Paris sebulan yang lalu untuk mendaftarkan diri di salah satu ajang pemilihan model ternama disana?” gumam Sean yang juga di dengar oleh John.

“Tapi tuan... bukankah selama Nona Aqeela ada di rumah anda?”

“Itu juga yang menjadi ganjalan hatiku John, seperti yang sudah kukatakan padamu, aku merasa Aqeela berbeda setelah aku kembali dari Sisilia”

“Maaf tuan, sebenarnya... saya juga merasa heran...”

John tak meneruskan perkataanya, dia menatap Sean untuk melihat bagaimana reaksinya.

“Teruskan John, apa yang kau ketahui?”

“Jadi begini tuan, saat awal-awal Nona Aqeela tinggal di rumah anda, dia seperti orang yang tidak tau apa-apa tentang Jakarta, bahkan pernah suatu ketika saya mengantarkanya ke salah satu mall besar di pusat kota, sikap dia menunjukan seolah dia baru pertama kali datang kesana tuan”

“Hmm... itu aneh, karena Aqeela kan tumbuh besar di Jakarta”

“Itu juga yang ada di pikiran saya saat itu tuan”

Dahi Sean kembali berkerut, dia memijit pelan pelipisnya saat melanjutkan kembali membaca laporan yang dikirim oleh Arik, sahabatnya saat jaman kuliah dulu. Sean pun kembali menghubungi seseorang melalui telepon.

“Aku membaca ada keanehan pada laporanmu”

[“...”]

“Untuk apa mereka mengirimkan sejumlah besar uang secara rutin setiap bulan ke Singapura? Bisa kau selidiki lebih jauh soal ini?”

[“....”]

“Bagus, selidiki terus, dan aku mau laporan lengkap semua aliran dana keluarga Widjaya, baik keluar ataupun yang masuk ke rekening mereka”

~\/~

Aleeka pagi ini terbangun lebih awal dari biasanya, dia merasakan perutnya bergejolak namun yang keluar hanyalan cairan bening.

“Ayolah nak, jadilah anak baik, berilah mommy waktu untuk bekerja demi mempersiapkan masa depanmu nak”

Aleeka mengusap perutnya yang masih rata, pikiranya melayang pada beberapa tawaran proyek dari sahabatnya, dan ada satu yang menarik perhatianya, karena nominal keuntunganya sangat besar, Aleeka memutuskan untuk menerima tawaran tersebut, sebuah proyek design interior berskala besar untuk sebuah hotel berbintang di kawasan elite orchard.

Semalam Aleeka sudah mensubmit contoh design yang sudah dia kerjakan beberapa hari ini melalui surel yang dia kirim langsung alamat email perusahaan tersebut.

“Tolong do’akan mommy ya nak, semoga mereka menyukai hasil karya mommy”

Senyum Aleeka merekah kala membayangkan dia sedang menimang dan menggendong bayinya, dia jadi tidak sabar ingin segera melahirkan. Saat Aleeka masih tenggelam dalam lamunanya, ponselnya berdering, dengan cepat Aleeka menjawab panggilan tersebut setelah membaca nama si pemanggil.

“Hallo”

[“....”]

“Benarkah? Kau tidak sedang bercanda kan bos?”

[“...”]

“Wah... kau benar bos, ini memang berita besar untukku, terimakasih banyak bos, aku berhutang padamu”

[“....”]

“Jangan khawatir bos, kupastikan aku tak akan mengecewakanmu”

[“...”]

“Baiklah, sekali lagi aku ucapkan terimakasih banyak”

[“...”]

“Bye”

Aleeka meletakan kembali ponselnya dengan perasaan riang, dia begitu bersemangat mendengar kabar bahwa pihak klien menyukai hasil designya. Tanpa sadar dia bersenandung gembira hingga membuat Nancy yang saat itu masuk ke dalam kamarnya merasa heran melihat perubahan sikap Aleeka yang akhir-akhir ini terlihat murung.

“Aku senang Aleekaku sudah kembali normal, kembali menjadi gadis yang ceria”

“Oh, hai Nancy, aku sedang senang hari ini, tebak... aku akan segera menandatangani kontrak besar”

“Wah... benarkah? Aku sangat bahagia mendengarnya nak”

“Iya Nancy, aku bahkan tidak mempercayai akan secepat ini mereka memintaku untuk memulai pekerjaan, mungkin ini adalah keberuntungan sang bayi dalam kandunganku”

Nancy tersenyum lebar dan memeluk Aleeka, mereka terlihat sangat bahagia pagi itu. Bahkan senyum Aleeka masih menghiasi bibirnya saat dia sudah berada di kantor.

“Kau seperti orang yang habis dapat lotere Aleeka, bagi-bagi dong” ucap Richard, rekan kerja sekaligus sahabat dekat Aleeka yang berwajah tampan namun luwes dan lembut seperti wanita. Semua rekan kerja biasa memanggilnya Miss Richi.

“Kau ini mengganggu saja Miss Richi, sudah sana kerjakan saja pekerjaanmu, aku sedang sibuk”

“Aduh ampuun deh, selama sebulan menghilang tanpa kabar, sekarang setelah kembali berubah menjadi singa galak, iihh... aku tidak suka itu, Tuhan tolong kembalikan sahabat baikku padaku”

Aleeka hanya cekikikan melihat gaya Miss Richi yang gemulai.

“Aleeka, kau dipanggil oleh bos, disuruh ke ruanganya” ucap Mariana, sekretaris dari bosnya yang tiba-tiba saja sudah berada di dekat mereka.

“Baiklah Ana, aku akan segera menghadap”

Aleeka bergegas ke ruangan sang atasan, setelah mengetuk pintu dia pun melangkahkan kakinya untuk masuk, di dalam ruangan ternyata sudah ada Daniel, rekan kerja satu profesi denganya. Daniel seorang pria berdarah Australia dan berwajah tampan itu langsung tersenyum begitu melihat Aleeka masuk. Aleeka membalas senyum Daniel sesaat, dan memfokuskan diri untuk mendengarkan perkataan dari bosnya.

“Aleeka, aku memanggilmu kesini menyangkut proyek yang akan kau tangani, dan disini ada Daniel yang menawarkan diri untuk membantumu, kuharap kalian bisa bekerjasama dengan baik”

Sebenarnya Aleeka tak keberatan dengan campur tangan Daniel dalam pekerjaanya, namun terkadang Aleeka merasa risih atas perhatian dari Daniel yang menurutnya terlalu berlebihan untuk ukuran seorang rekan kerja. Namun karena bosnya yang meminta, akhirnya Aleeka pun menyetujuinya. Lagipula tidak ada salahnya menerima uluran tangan dari Daniel.

Sore hari Aleeka pulang lebih awal dari biasanya, karena dia berencana akan memeriksakan kandunganya, disamping dia juga merasa mual dan pusing hampir sepanjang hari ini.

“Aleeka, kau terlihat pucat sekali, mau kuantarkan pulang?” Daniel datang menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, namun kali ini Aleeka menolaknya, dia tak ingin Daniel mengetahui bahwa dia akan ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.

Aleeka pun memilih naik taksi untuk pergi ke rumah sakit, setelah sebelumnya dia mengabarkan pada Nancy bahwa dia akan pulang terlambat. Taksi yang membawanya pun melaju dengan kecepatan sedang, Aleeka menyandarkan punggung dan kepalanya ke sandaran kursi, untuk mengurangi rasa mual dan pusingnya. Baru saja Aleeka memejamkan matanya, tiba-tiba dia merasakan guncangan yang cukup keras dari arah samping, setelahnya taksi terasa oleng dan menabrak halte yang ada di dekatnya saat itu.

Brraakkkkkk.

Bab terkait

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 8. Siapa Dia?

    Brraakkkkkk.Aleeka terhuyung ke depan, hampir saja kepalanya membentur kursi yang ada di depanya, kedua tangan Aleeka memeluk perutnya, berusaha melindungi bayi yang ada dalam rahimnya.“Oh Tuhan, apa yang terjadi? Ada apa pak supir?”“Ada sebuah mobil menyerempet kita dari samping tadi nona, mungkin sang supir dalam keadaan mabuk, apakah anda baik-baik saja nona?”“Aku tidak apa-apa pak, jangan khawatir”Setelah memastikan kondisi Aleeka, pengendara supir taksi yang ditumpangi Aleeka pun keluar dari mobil untuk memeriksa keadaan mobilnya. Beberapa orang berkerumun di dekat taksi tersebut, mereka ingin melihat kondisi orang yang berada di dalam mobil.Aleeka pun akhirnya keluar dari dalam taksi dengan masih tetap memegangi bagian perutnya. Walaupun hanya benturan kecil tetapi Aleeka sangat mengkhawatirkan kondisi janin yang ada disalam sana.“Sekali lagi kau mengacaukan kehidupan Aqeela, maka mobil yang kau tumpangi akan berakhir menjadi rongsokan, dengan dirimu berada di dalamnya”A

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 9. Dia Aqeela Maharani Widjaya

    “Dasar tidak sabaran, dia pasti bukan penduduk asli sini, kampungan”“Hei Aleeka, jangan mengatai orang lain, ingat kau ini sedang hamil” Nancy setengah tertawa melihat Aleeka memandang pengemudi mobil di depan mereka dengan tatapan tidak suka.“Mungkin dia sedang tergesa-gesa untuk menemui kekasihnya” tebak Nancy yang langsung mendapat cibiran dari Aleeka.“Tapi dia seperti orang tidak beretika Nancy, harusnya dia tertib antri, nanti juga dapet gilirannya”“Ya ya, terserah kau sajalah Aleeka”Setelahnya tak ada lagi perdebatan antara Aleeka dan Nancy, karena mobil di depanya sudah melaju keluar area parkir seperti sedang terburu-buru.~\/~Di Jakarta.Sean sedang berada di salah satu tempat hiburan milik sahabatnya. Mereka berada di ruang vvip dengan fasilitas super mewah.“Sean, akhirnya kau datang juga, setelah mengurung diri bersama tunanganmu itu” dua orang laki-laki yang nampak sebaya dengan Sean menghampirinya.“Yaza? kau ada disini? Bukankah ini adalah hari pernikahanmu?” Sea

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 10. Hanya Milikku

    Aku tak peduli siapa pemilikmu, saat aku menginginkanmu kupastikan kau hanya akan jadi milikku~Gibran Yudhistira~***Gibran menoleh ke samping dan menatap Sean tajam setelah mendengar nama yang diucapkan oleh sahabatnya itu, sedangkan Sean yang sedang asik menatap layar ponselnya tak menyadari tatapan mata Gibran, Yaza saat itu sedang menerima panggilan telpon, hanya Arik yang menyadari perubahan wajah Gibran disana.Gibran Yudhistira, Sean mengenalnya dari jaman kuliah dulu, saat itu William Genaaro, ayah Sean mengirimnya untuk menempuh pendidikan di Jerman. Disanalah Sean mengenal Gibran, Arik dan Yaza. Satu tahun kemudian adik kandung Sean, yaitu Jerome Genaaro menyusulnya untuk kuliah di kampus yang sama, karena jaran usia antara Sean dan Jerome hanya terpaut satu tahun, akhirnya Jerome pun masuk ke dalam lingkaran pertemanan mereka.“Ehem...” Arik sengaja berdehem cukup keras untuk mengalihkan perhatian Gibran, dan triknya cukup berhasil. Gibran tak lagi memandang tajam ke arah

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 11. Sean, Kau Kenapa?

    Pagi ini Aleeka bernapas lega, karena dia bisa memakan sarapanya tanpa mual. Aleeka mengelus perutnya dan mengambil gelas berisi susu ibu hamil yang dibuatkan oleh Nancy.“Terimakasih nak, kali ini kau tidak rewel, bahkan mama bisa menghabiskan segelas susu”Selesai sarapan Aleeka berjlan kembali ke kamarnya, dia harus bersiap pagi ini untuk memberikan laporan yang di mita oleh bosnya di perusahaan.“Nancy, aku akan pulang cepat hari ini dan mengantarmu ke rumah sakit untuk kemo, kau beristirahatlah, aku sudah memesan cleaning service part time untuk membereskan apartemen, jangan sampai kau kelelahan, ok?!”“Bagaimana mungkin aku kelelahan sayang, kau menyuruhku tidur dan makan seharian tanpa mengijinkanku melakukan apapun, aku bahkan merasa badanku pegal semua karena hanya berbaring saja, dan perlu kau ingat... aku baik-baik saja, meskipun kanker sialan ini hidup dalam tubuhku, tetapi aku masih mampu mengurusmu seperti dulu”Aleeka hanya tersenyum menanggapi ucapan Nancy, karena jika

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 12. Morning Sickness

    Di dalam kamarnya Aqeela mengunci diri, dia meyuruh maid untuk mengantarkan makananya, dia tak berani turun ataupun keluar kamar, bahkan dia selalu berpura-pura masih berada di tempat tidur tiap kali ada pelayan yang masuk ke kamarnya.“Sial, kenapa Chelsea ada disini? apa hubungan dia dengan Sean? Bagaimana jika dia mengadu pada Sean? Bagaimana jika dia mengenali aku?” kembali Aqeela mengusap wajah dengan kedua tanganya, dia begitu terkejut saat melihat kedatangan Chelsea tadi malam, karena mereka pernah saling mengenal saat kontes pemilihan model di Paris sebulan yang lalu.Aqeela menutup wajahnya dengan bantal. “Aaarrggghhh... apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku harus mencari alasan untuk keluar dari rumah ini, sebelum Chelsea mengadu pada Sean”Aqeela mengambil ponselnya hendak menelpon seseorang, namun niat tersebut diurungkanya saat mendengar bunyi ketukan di pintu kamarnya.“Nona Aqeela, aku mengantarkan sarapan anda nona”“Masuk saja, dan letakan di meja”Selang berapa la

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 13. Aleeka Maharani Widjaya

    “Apa yang kau dapat dari hasil penyelidikanmu?” Sean kembali ke wajah seriusnya.Arik menatap Sean dan mengutuknya dalam hati, karena sudah mengerjainya pagi-pagi tadi. “Wanita yang bernama Nancy itu ternyata tinggal berdua dengan putrinya, dan kau tau siapa nama putrinya itu?”“Jangan main tebak-tebakan denganku, beritahu semuanya”Arik menghela napasnya, menatap malas pada Sean. “Nama putrinya Nancy adalah Aleeka Maharani Widjaya”“APA?!”Mata Sean membuka lebar mendengar nama yang disebutkan oleh Arik. Sean langsung teringat berkas laporan yang dia terima beberapa hari lalu, di sana tertulis ibunya Aqeela melahirkan secara operasi dikarenakan salah satu posisi bayinya melintang.“Disini Aqeela Maharani Widjaya, dan disana Aleeka Maharani Widjaya. Jadi... mereka kembar?” Sean bergumam sendiri namun masih bisa di dengar oleh Arik.“Kau ingin aku pergi ke Singapura?”“Kita. Kita yang akan pergi kesana, kau bersiaplah”Arik menganggukan kepala. “Apapun demi bayaran yang kau janjikan”

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 14. Dukungan Seorang Ibu

    “Kau sudah melihatnya Sean?”“Iya, dia memang sangat mirip dengan Aqeela, dan aku yakin gadis yang saat itu tinggal di rumahku adalah dia, bukan Aqeela tetapi Aleeka”Sean dan Arik telah tiba di Singapura, atas permintaan Sean mereka langsung menuju ke apartemen Aleeka siang itu juga, namun saat mereka tiba, Aleeka dan Nancy sedang menunggu taksi online untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit. Sean pun memutuskan untuk mengikuti mereka secara diam-diam hingga mereka sampai di rumah sakit. Sean terus mengawasi Aleeka dari tempat tersembunyi, dan dari situ dia mengetahui tentang kondisi Nancy serta obrolan Aleeka dengan dokter.Wajah murung Aleeka setelah mendengar penjelasan dokter tentang penyakit Nancy membuat Sean pun turut merasa bersedih, dia sangat ingin memeluk Aleeka untuk menghiburnya, namun apa daya saat ini Sean hanya bisa melihat Aleeka dari jarak jauh saja. Namun Sean begitu merindukan aroma tubuh Aleeka, dia pun mencari cara untuk berdekatan dengan gadis yang dirinduka

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 15. Ayo Kita Pulang

    Bersembunyilah sejauh yang kau bisa, tapi saat aku menemukanmu, kau tak akan pernah bisa lari lagi dariku.~Seanders Genaaro~Singapura.Sean menatap layar ponselnya dengan bibir terus menyunggingkan senyuman. Malam ini dia susah sekali untuk memejamkan mata, dia hanya berguling ke kiri dan kanan sambil memegang ponsel di tanganya.Saat Aleeka dan Nancy di rumah sakit sore tadi, Sean sudah menyuruh anak buahnya untuk memasang cctv di seluruh area unit apartemen Aleeka, dan kini Sean tak henti-hentinya memandangi wajah Aleeka yang sedang pulas tertidur.“Aku rindu hembusan napasmu saat kau terlelap di bahuku baby”Sambil tidur terlentang Sean menaruh ponsel di dadanya, seolah itu adalah Aleeka, dengan memejamkan mata dia membayangkan saat malam panasnya bersama Aleeka.~\/~Pagi hari Aleeka terbangun karena mencium aroma kopi kesukaanya, Nancy memang biasa membuatkanya kopi di pagi hari.“Oh Nancy, sudah kukatakan jangan melakukan apa-apa dulu, dan tetaplah diatas ranjang” dengan mata

Bab terbaru

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 103. Rulita vs Felisha

    Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 102. Ibu Kandung

    Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 101. Tak Bisa Dibantah

    Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 100. Dibawa Ke Indonesia

    Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 99. Kecelakaan Pura-pura

    “Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 98. Ngidam Bersama

    Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 97. Merasa Diikuti

    Darius menatap keseluruhan sudut apartemen yang tidak pernah sekalipun ditinggalinya itu. dia membeli apartemen itu dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, tanpa sedikitpun bantuan dana dari kedua orangtua angkatnya yang telah membesarkanya seperti anak kandung mereka sendiri.“Mengapa kau tega sekali berkhianat di belakangku Rulita? Mengapa?”Pria paruh baya itu duduk di lantai bersandar pada ranjang, ditanganya memegang sebuah botol minuman. Darius mengenang kembali moment indah yang dia lalui dengan istri pertamanya yang merupakan cinta sejatinya.Dia mengakui bahwa dia telah keterlaluan memperlakukan Rulita kala itu. Setelah mengetahui Rulita hamil, Darius pun membawa Felisha untuk tinggal di rumah mereka, dan mengusir Rulita dari kamar utama.Rulita yang tengah hamil harus menyaksikan sahabat dan suaminya bermesraan didepan matanya, dan setiap malam dia juga harus mendengar desahan dari kamar yang dulu ditempatinya bersama Darius.Dengan kejam Darius menyuruh Rulita pindah ke k

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 96. Diusir Dengan Cara Hina

    Tanpa Darius ketahui, ternyata Prabhu menyelamatkan nyawa adik kandungnya dan membawa pergi jauh dari Darius, suami yang selalu menyiksa mental dan fisiknya itu. Namun Prabhu tak bisa membawa serta kedua bayi yang dilahirkan Rulita karena secara hukum bayi-bayi itu adalah sah anak dari Darius.Setelah membawa Rulita pergi jauh dan merawatnya, karena hebat pasca melahirkan, Rulita mengalami pendarahan, yang menyebabkanya dalam keadaan koma selama tiga bulan.Prabhu pun kembali menemui Darius saat Rulita baru tersadar dari komanya, namun saat itu Darius sudah menikahi Felisha dan mengukuhkan hak perwalian atas bayi Rulita, sehingga Prabhu pun tak bisa berbuat apa-apa.Beberapa tahun berlalu, Prabhu memfokuskan diri pada kesembuhan adiknya, dan tetap merahasiakan bahwa Rulita masih hidup, hingga adiknya itu bisa bangkit kembali, setelah itu Prabhu kembali untuk mengambil si kembar, namun saat dia datang, Prabhu hanya melihat satu orang anak perempuan saja di rumah Darius.Beberapa hari d

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 95. Kisah Masa Lalu

    Jerome tersenyum, karena dia tau bahwa keterpurukan keluarga Genaaro tidak akan lama, dia dan Sean bisa membuat kebangkitan kembali Klan Genaaro.Bagi klan besar seperti keluarga Genaaro memang telah memiliki akar yang kuat, sehingga tiupan badai hanya akan membuat oleng puncaknya saja, tidak sampai keakarnya. Hanya saja kali ini William sedang bersabar dan mengalah, namun bukan berarti mereka tidak bisa menghimpun kekuatan untuk menyerang balik. Entah apa yang sedang direncanakan oleh William.Baik Jerome maupun Sean tak ada yang bisa menebak jalan pemikiran ayah mereka saat ini, karena keputusan yang diambil oleh William sangat berbeda jauh dari sifat dan kepribadian dia sehari-hari.“John, apa kau tau sedekat apa hubungan dad dengan orang yang bernama Ardian ini? Mengapa dad terkesan sangat bersabar sekali menghadapi orang ini?”“Saya juga tidak tau hubungan tuan besar dan ayahnya Tuan Gibran seperti apa pada masa muda mereka, tapi menurut info yang saya dengan, Tuan Besar William

DMCA.com Protection Status