Home / CEO / 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova. / Bab 3. Siapakah Ernest?

Share

Bab 3. Siapakah Ernest?

Author: Abigail Briel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Tidak, aku tidak mau Ayah!"

Rosalia dengan tegas menolak. Mimpinya untuk lanjut kuliah dan meraih cita-cita tidak boleh kandas. Dan, jika ia menyetujui menjadi pengganti kakaknya, itu berarti ia harus mengatakan good bye pada kebebasan yang ia suka.

"Rosi!!"

Kompak, ayah dan ibunya bereaksi atas penolakan Rosalia.

Setelah permohonan ayahnya tidak mempan, kini gantian ibunya yang mengiba. "Rosi, Ibu mohon! Kamu harus memikirkan tentang kehormatan keluarga kita!"

Rosalia mendesah panjang. Menerima pertunangan mungkin bisa membersihkan kembali nama Keluarga Heart. Tapi bagaimana jika calon suaminya pada akhirnya tahu kalau ia tidak lagi suci?

Selain itu, Rosalia tahu kalau Keluarga Gail menjadikan keperawanan sebagai salah satu syarat untuk bisa bersanding dengan mereka.

Di tengah desakan kedua orang tuanya, akhirnya Rosalia mengangguk, terpaksa menyetujui ide gila itu. Tapi tidak semudah itu, ia lalu mengajukan syarat kepada kedua orang tuanya bahwa ia ingin mengenal dan memilih sendiri calon suaminya.

Sekarang, syarat yang ia ajukan justru membuatnya tertekan. Niat hati ingin mengulur waktu, syarat itu justru disetujui dengan begitu mudahnya.

"Bagaimana jika putra Paman Carlisle tidak bisa menerima keadaanku nanti?"

Rosalia yang kini telah berada di dalam kamarnya dan tengah duduk di pinggir ranjang menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur empuknya. Netranya yang berwarna abu-abu cerah menatap nanar langit-langit kamar dengan tatapan kosong, tanpa menyadari kalau seseorang telah masuk ke dalam kamarnya secara diam-diam.

"Hei, Non. Menghilang ke mana kamu semalam?"

Mendengar pertanyaan itu, Rosalia sontak kembali duduk di pinggir ranjang. Ia menatap pada gadis seusia dirinya yang kini sedang berdiri tepat di hadapannya.

"Luna? Berapa lama kamu berdiri di situ?" tanyanya bingung.

Luna yang awalnya ingin menginterogasi Rosalia, segera menghampiri sahabatnya itu.

"Belum lama. Ibumu yang memberitahuku kalau kamu sudah kembali ke mansion." Sejenak, Luna menjeda kalimatnya sambil memperhatikan Rosalia, "Tahukah kamu betapa paniknya aku semalam?"

"Maaf." Rosalia tersenyum kaku. Ia tentu saja tahu kalau semalam Luna pasti panik karena ia tidak kembali ke tempat pesta. Tapi, semalam ia juga tidak bisa menghubungi sahabatnya ini, karena Ernest sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk menyentuh ponselnya. "Apakah Ayah tahu kalau aku tidak bersamamu semalam?"

"Menurutmu?"

"Oh, sukurlah."

Rosalia kembali tersenyum, ia sangat percaya pada Luna. Sahabatnya ini pasti tidak akan berani mengatakan pada Ayahnya bahwa ia menghilang dari pesta semalam.

Apalagi, Ayah Luna merupakan asisten pribadi Ayahnya yang juga ikut hadir bersama Ayahnya di acara pesta pertunangan semalam. Jika sesuatu terjadi padanya, kemungkinan Luna dan Ayahnya juga akan turut disalahkan oleh kedua orang tuanya.

"Rosi?"

"Apa?"

"Kamu belum mengatakan padaku ke mana kamu pergi semalam!”

"Ah, benar. Aku lupa." Rosalia menepuk jidat mulusnya sembari terkikik geli.

Luna yang melihat tingkah Sahabatnya itu, merengut kesal.

"Hei, jangan katakan kalau kamu sudah pergi dengan seorang pria!"

"Tentang itu..." Rosalia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum ia melanjutkan kalimatnya. "Aku..."

"Jadi tebakanku benar?"

"Ah, hahaha..." Rosalia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Luna, aku bisa menjelaskannya!"

"Oh? Kalau begitu jelaskan sekarang!" titah Luna tanpa basa-basi.

Rosalia tidak langsung membuka mulutnya, ia mengambil waktu sejenak untuk menata kata-kata yang akan ia sampaikan kepada Luna.

"Aku... Aku menghabiskan malam bersama seorang pria yang bernama Ernest!"

"Apa?!!"

Rosalia tersentak kaget, ia hampir reflek memukul kepala Luna setelah mendengar teriakan dari sahabatnya itu. "Hei, haruskah kamu berteriak sekeras itu?!" ia memukul lengan Luna.

Luna memilih untuk mengabaikannya dan justru menatap Rosalia dengan wajah serius.

"Kamu bilang, kamu semalam suntuk bersama Ernest? Sang Casanova di Klub Malam yang kita datangi semalam?"

"Kamu mengenalnya?"

Luna menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu nama belakangnya. Tapi sepertinya dia cukup terkenal di Klub Malam itu. Dia terkenal sebagai pria yang suka melakukan hubungan satu malam dengan wanita yang berbeda. Aku juga mendengar kalau dia tidak akan pernah mau berhubungan lagi dengan wanita yang pernah ditidurinya."

"Hanya itu?" Rosalia memutar bola matanya, sebal. "Kalau hanya itu, aku sudah tahu."

"Hei, aku jarang pergi ke Klub, oke? Jadi wajar saja kalau informasi yang kudapatkan hanya sedikit," sungut Luna, "Dan juga, semua informasi ini baru kudengar tadi malam, sewaktu aku mencarimu. Saat itu, aku melihat seorang wanita dewasa sedang bertanya tentang seorang pria yang bernama Ernest pada bartender. Katanya, seharusnya Ernest ada di Klub semalam, karena dia sempat melihat Ernest memasuki Klub."

"Luna, bukankah kamu terlalu kepo sampai rela menguping pembicaraan orang?" Rosalia berusaha keras menahan senyumnya ketika melihat Luna melotot padanya.

"Rosi?"

"Apa?"

"Apakah menurutmu Ernest tidak terlalu tua untukmu?"

Rosalia menggedikkan bahunya, "Menurutku dia tidak setua itu." Yah, baginya Ernest masih cukup muda. Walau terlihat dewasa, tapi sebenarnya wajah Ernest belum memiliki kerutan sama sekali. "Mungkin saja dia tipe pria yang sangat mementingkan penampilannya," pikirnya. "Hei, dari mana kamu tahu kalau dia sangat dewasa padahal kamu belum pernah melihatnya?!"

Sementara Rosalia dan Luna terlibat obrolan seru mengenai kejadian semalam bersama Ernest, di sebuah gedung pencakar langit yang memiliki 21 lantai, seorang pria berwajah dingin saat ini tengah duduk di kursi kerjanya sambil memperhatikan layar ponselnya. Sesekali ia tersenyum tipis, menampilkan dua cerukan dalam yang muncul di tengah-tengah kedua pipinya yang tegas.

Alis pria ini tebal dan rapi, hidungnya ramping dan tinggi. Dan kedua rahangnya bak pahatan sempurna yang dipahat oleh pengrajin seni ternama.

"Tuan, ini informasi yang Tuan minta pagi ini."

Seorang pria lain dengan dandanan rapi menyodorkan sebuah amplop ke hadapan Ernest yang masih belum melepaskan pandangannya dari layar ponselnya.

"Tuan Ernest?"

"Hmmm... Kamu sudah mendapatkan semua informasi tentang gadis yang bersamaku semalam?" Ernest langsung menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya, kemudian mengangkat wajahnya. Ia menatap pada Asistennya yang sedang menyodorkan sebuah amplop kepadanya.

"Sudah, Tuan. Semua informasi yang Tuan inginkan ada di dalam amplop ini!"

Ernest mengambil amplop yang disodorkan padanya. Ia membuka amplop itu lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam amplop tersebut, dan membacanya saksama.

"Rosalia Heart?" ia mengerutkan keningnya ketika membaca nama belakang yang tertera setelah nama Rosalia. "Jadi gadis itu juga memiliki marga Heart?"

Semalam, ia memang belum sempat berkenalan dengan benar dengan Rosalia. Tapi ia ingat Rosalia telah menyebutkan namanya sebelum ia menyentuh gadis kecil itu. Namun, yang membuatnya merasa gusar sekarang adalah karena nama belakang Rosalia!

Heart, nama yang sama dengan nama gadis yang seharusnya bertunangan dengan anggota keluarga Gail semalam.

"Apakah dia orang yang sama?"

"Maksud, Tuan?"

"Apakah dia calon tunangan dari salah seorang putra Carlisle?"

"Bukan, Tuan Ernest. Dari informasi yang aku dapatkan, seharusnya yang bertunangan dengan putra Tuan Carlisle semalam adalah Kakak kembar dari Nona Rosalia, Rose Heart. Tapi yang aneh, ketika Tuan semalam bertemu dengan Nona Rosalia di Klub, ternyata Nona Rose melarikan diri dari pertunangannya."

"Oh? Apakah kamu yakin kalau yang telah menghabiskan malam bersamaku semalam adalah Rosalia, dan bukan Rose?"

"Sebelumnya ketika Tuan mengatakan kalau namanya adalah Rosalia, aku sempat berpikir kalau Nona Rosalia adalah Nona Rose, Tuan. Tetapi tebakanku salah. Dan hal itu dibenarkan oleh kedua Bodyguard yang telah Tuan utus untuk mengantar Nona Rosalia pulang.” Pria pembawa informasi penting itu menjeda kalimat panjangnya. “Menurut mereka, yang mereka antar adalah Nona Rosalia. Sebab setiap kali mereka memanggil nama Nona Rosalia, gadis itu selalu meresponnya, Tuan."

Ernest memegang dagunya dengan gestur tidak terbaca. "Hmmm... Jadi dia kembar? Lalu di mana Saudari kembarnya sekarang?"

Comments (9)
goodnovel comment avatar
ida Sari
ga pa2 dewasa juga Matang kan enak tuh pasti bakalan di manja rosi nya ,,tp siapa ya yg akan di tunangkan sama rosi dr keluarga Gail? apa iya itu Ernest atau ada yg lain
goodnovel comment avatar
Nheng Hernii ShaianKk Misua II
siapa yg akan bertunangan dengan rosi awalnya ya
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
makin seru ihh.. lanjut ah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 4. Mengunjungi Mansion Keluarga Gail.

    "Rosi, kamu sudah siap?!"Suara teriakan itu yang berasal dari Ibunya membuat Rosalia tergugu. Ia yang sedari tadi masih mencoba menghubungi Rose tetapi tidak membuahkan hasil, cepat-cepat memasukkan ponselnya ke dalam tas.Namun, tidak lama setelahnya, ia mendengar ponselnya berdering."Siapa yang menelponku!" Rosalia mengeluarkan kembali ponselnya, "Rose?" matanya berbinar kala melihat nama Rose tertera pada layar ponselnya. Dan sebelum ia sempat mengangkat panggilan itu, teriakan Ibunya kembali terdengar dari luar kamar."Rosi?!""Sebentar, Bu. Aku akan keluar sebentar lagi!" sahut Rosalia sambil berteriak juga.Tidak ingin Ibunya menjadi cemas, Rosalia terpaksa mereject telepon dari Rose. Ia memutuskan untuk mengirim pesan pada saudara kembarnya itu.[Nanti aku akan menghubungimu, Rose. Sekarang, aku harus pergi karena Ayah dan Ibu sudah menungguku.]Rosalia bergegas menyimpan kembali ponsel miliknya lalu pergi meninggalkan kamarnya.Ceklek!!"Kamu sudah siap?"Rosalia menganggukka

    Last Updated : 2024-10-29
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 5. Ernest Adalah Adik Carlisle?

    "Ernest?" Carlisle beranjak dari sofa dan melangkahkan kakinya untuk menghampiri Adik lelakinya yang jarang sekali pulang ke mansion milik keluarganya. "Mengapa tidak menelpon terlebih dahulu kalau ingin pulang?" Ia memeluk Adiknya itu sambil tertawa senang.Rosalia yang menyaksikan hal itu tentu saja sangat terkejut. Ia tidak pernah menduga kalau Ernest yang pernah ia temui di Klub ternyata memiliki hubungan dengan keluarga Gail."Maaf, aku mengejutkanmu, Kak."Mata Rosalia membelalak sempurna mendengar panggilan yang Ernest berikan pada Carlisle."Kakak? Jadi dia... Dia adalah Pimpinan Gail Group?" Sekujur tubuh Rosalia mendadak terasa dingin, seakan ruang tamu mansion keluarga Gail berubah menjadi freezer raksasa.Tanpa Rosalia duga... Tiba-tiba Ernest berpaling ke arahnya lalu menatapnya dengan tajam. Membuat detak jantungnya menjadi semakin tidak beraturan.Demi menghindari tatapan Ernest itu, Rosalia pun menundukkan kepalanya sambil meremas gaun yang ia kenakan. Ia membatin, "Oh

    Last Updated : 2024-10-29
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 6. Tinggal Bersama Ernest?

    "Kumohon, Tuan Ernest!"Rosalia memejamkan matanya, ia tak sanggup melihat apa yang ingin Ernest lakukan kepada dirinya. Tapi... Satu menit, dua menit, hingga beberapa menit berlalu, ia yang berpikir bahwa Ernest akan menyentuhnya sontak mengerutkan kening ketika ia tidak lagi merasakan pergerakan Ernest. "Dia... Berhenti?" perlahan-lahan Rosalia membuka matanya, hanya sedikit. Mencoba mengintip apa yang sedang Ernest lakukan. Namun pria berparas dewasa dan tampan itu justru saat ini hanya diam dan sedang menatap ke arahnya. "Tu-Tuan Ernest?" kini Rosalia membuka lebar matanya. Ia hampir tak percaya bahwa saat ini netra Ernest yang tertuju padanya terlihat sangat sendu. Sayangnya itu tak berlangsung lama, karena Ernest segera mengubah ekspresinya setelah ia menegur Ernest. "Mengapa menangis? Apa kamu takut kalau aku akan menyentuhmu lagi?!"Nada suara Ernest terdengar kesal, seakan Ernest merasa tersinggung akan sikapnya. "A-aku...""Lihat itu!" Ernest membalikkan tubuh Rosalia yang

    Last Updated : 2024-10-29
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 7. Hari Pertama.

    Keesokan harinya, siang hari. "Nona Rose?"Tokk!! Tokk!! "Anda diminta untuk datang ke Gail Group menemui Tuan Ernest."Rosalia yang tengah menyimpan pakaian ke dalam lemari sontak menatap pintu kamar. "Nona Rose?""Sebentar!" Rosalia pun bergegas meninggalkan pekerjaannya lalu melangkah ke arah pintu untuk membukakan pintu. Pagi ini, usai ia menyelesaikan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. Ia dijemput oleh Ben dan dibawa ke mansion milik Ernest yang tampak lebih luas dari mansion milik keluarganya. Baginya semua wajar saja, apalagi Ernest termasuk dalam deretan 3 pria terkaya di Eropa. Meski keluarga Gail sangat terkenal dulunya, tapi sejak Ernest yang mengelola Gail Group. Kekayaan keluarga Gail langsung masuk dalam jajaran Konglomerat yang memiliki harta tidak habis selama 7 turunan. "Anne?" Rosalia menatap wanita paruh baya yang berdiri tepat di hadapannya setelah ia membuka pintu kamar. Anne, wanita paruh baya ini baru ia temui beberapa jam yang lalu ketika ia tiba di

    Last Updated : 2024-10-29
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 8. Keributan Di Lobby Gail Group.

    "Apa yang terjadi di sini? Mengapa sangat berisik sekali?!"Rosalia yang tengah meronta sontak berpaling ke arah asal suara, begitu juga dengan kedua Security Gail Group yang sedang memegang lengannya. "Asisten Ben, wanita ini memaksa untuk menemui Tuan Ernest." Lapor salah seorang Security yang sedang menahan Rosalia. "Itu benar, Asisten Ben. Tidak hanya itu, wanita ini juga memberikan alasan yang sama seperti semua wanita yang ingin menemui Tuan Ernest sebelumnya." Timpal Security yang satunya. Pria yang tadi menegur, yang tak lain adalah Ben... Sontak mengerutkan keningnya. Lima menit yang lalu, Ben baru mendapat telpon dari supir mansion yang telah ditugaskan untuk mengantarkan Rosalia ke Gail Group. Dan ketika menghubunginya, supir mansion mengatakan padanya kalau Rosalia telah berada di Gail Group untuk memberikan berkas Ernest yang tertinggal di mansion. Karena itulah Ben segera meninggalkan kantor Ernest untuk menjemput Rosalia. "Asisten Ben, ini aku! Rose!!" teriak Rosal

    Last Updated : 2024-10-29
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 9. Kandidat Pertama

    "Tuan Ernest, bukankah kamu yang telah memintaku agar secepatnya ke Gail Group untuk mengantarkan berkas milikmu!" Rosalia mengerucutkan bibirnya lalu menyerahkan berkas yang ia bawa. Tapi, ia tidak menyerahkannya secara langsung pada Ernest, melainkan meletakkannya ke atas meja yang ada di hadapan Ernest. "Tugasku sudah selesai!" tanpa menunggu jawaban Ernest, Rosalia kemudian membalikkan tubuhnya. Berjalan menuju lift tempat beberapa saat yang lalu ia baru saja keluar dari lift tersebut. "Siapa yang telah mengijinkanmu untuk pergi?" cetus Ernest dingin. Kedua alis tebalnya menyatu ke tengah, dan sesaat setelahnya ia melirik Ben lalu memberi isyarat agar Ben segera meninggalkan ruangannya. "Baik, Tuan." Ben langsung pergi begitu saja melewati Rosalia yang justru kini telah menghentikan langkahnya. "Nona Rosalia, tolong jaga sikapmu. Sebaiknya Nona tidak memancing kemarahan Tuan di sini." Bisiknya, ketika ia berpapasan dengan Rosalia. Kata-kata Ben itu, membuat Rosalia mendelik gusa

    Last Updated : 2024-10-29
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 10. Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku?

    "Jelaskan apa maksud ucapanmu di mobil tadi?" Rosalia yang sejak 10 menit lalu telah duduk bersama Ernest di dalam room privasi yang terdapat di resto mewah 'Les Jardin'... Menatap Ernest yang sedang berbicara dengan seorang pelayan resto dengan wajah gusar. "Tuan Ernest, jangan mengacuhkanku!" Ernest melirik Rosalia yang terlihat menyimpan kekesalan padanya lalu memberi isyarat pada pelayan resto agar segera pergi. Sepeninggal pelayan resto, Ernest pun menatap Rosalia dengan wajah datar. Baru kali ini ia menemukan ada wanita yang berani mengganggunya ketika ia sedang berbicara. "Hmmm... Kalau aku tidak salah, bukankah kamu termasuk salah seorang gadis yang sangat pintar di sekolahmu? Dan tentang kata-kataku tadi, bagiku itu sudah cukup jelas.""Cukup jelas? Di mana? Karena aku sama sekali tidak mengerti." "Tentu saja tentang perjodohan Rose dengan keluarga Gail."Rosalia mengerutkan keningnya. Sebelumnya ia memang tidak diberitahu apapun tentang perjodohan Rose dengan keluarga Gai

    Last Updated : 2024-10-29
  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 11. Apakah Tuan Sudah Berubah?

    Selama hampir 30 menit Rosalia membisu, hingga sedan yang dikemudikan oleh Ernest memasuki halaman Gail Group. Menyaksikan sedan Ernest melambat, 2 petugas valey segera berlari menyusul sedan tersebut. Setibanya di depan pintu lobby, dan setelah sedan berhenti sempurna... Kedua petugas valey segera membukakan pintu untuk Rosalia dan Ernest. Untuk sesaat Rosalia termangu sembari berpikir haruskah ia mengikuti Ernest kembali ke dalam Gail Group? Namun, suara Ernest yang telah turun dari sedan sontak menyentakkannya dari lamunannya. "Turunlah!"Saat ini Ernest berdiri tepat di sampingnya, di sebelah pintu sedan yang telah terbuka. Ceo Gail Group yang sangat ia takuti itu sedang mengulurkan tangan padanya. Seolah ia dan Ernest sedang berkencan sekarang. "Tuan Ernest, aku... Aku pikir sebaiknya aku kembali ke mansionmu agar aku tidak mengganggumu." Ucap Rosalia canggung sembari meraih tangan Ernest lalu keluar dari dalam sedan. "Nanti kita pulang bersama!" tanpa ingin dibantah, Ernest

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 196. Aku Bersumpah Rosi!

    Ini sudah dua hari sejak terakhir Ernest datang menemui Rosalia di rumah peristirahatan milik Ayah mertuanya. Dan selama dua hari ini, suaminya itu sudah tidak pernah lagi mengganggu dirinya. Tidak menemuinya sama sekali. Membuat Rosalia menjadi bingung dan juga berpikir, apakah Ernest benar-benar telah menyerah padanya. "Ed, aku ingin kembali bekerja!" cetusnya di meja makan, saat ia sarapan pagi bersama Edward. Namun Edward hanya menatapnya dengan wajah seolah kurang yakin kalau ia sudah siap untuk bekerja. "Bagaimana tubuhmu, Rosi? Kau yakin ingin melakukan hal ini?"Rosalia mengangguk tegas, keseriusannya itu juga ia tunjukkan lewat tatapan matanya yang tertuju pada Edward. "Aku bosan, Ed," ungkapnya, mencoba menjelaskan alasan tentang mengapa ia memutuskan untuk pergi bekerja. Sesaat, ia sempat menangkap raut wajah Edward tiba-tiba tampak aneh. Seolah ada sesuatu yang sedang disembunyikan Edward darinya. Tapi apa? "Baik, tapi sebaiknya aku menghubungi Luis terlebih dahulu, b

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 195. Halusinasi Atau Nyata?

    Di dalam kamarnya, duduk bersandar di atas ranjang, Rosalia terus menunggu seandainya Ernest naik ke lantai dua rumah peristirahatan. Lalu menggedor pintu kamarnya sambil berteriak marah memanggil namanya. Tapi hal itu tidak terjadi sama sekali, terlalu hening, terlalu sepi, membuat ia ingin menangis. Tak lama, suara sedan terdengar di pekarangan rumah. Suara itu seolah bergerak menjauh, pergi menjauhi rumah peristirahatan. "Dia menyerah? Haha ... ternyata hanya begitu." Rosalia tertawa lirih, dan di penghujung tawanya, ia justru terisak pelan. Menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, meringkuk, dan terus terisak di sana hingga ia tertidur. 1 jam kemudian, gagang pintu kamar Rosalia tiba-tiba bergerak turun. Berselang beberapa detik, pintu itu yang ternyata tidak terkunci bahkan didorong perlahan dari luar oleh sesosok tubuh tinggi besar. Sesaat, pria ini melemparkan pandangannya ke arah ranjang. Menatap cukup lama pada Rosalia yang telah tampak pulas, baru kemudian melangkah perlah

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 194. Permohonan Maaf.

    Malam hari, usai makan malam. Rosalia terus mengunci dirinya di dalam kamar, duduk termangu di atas ranjang sambil menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang sengaja ia tekuk. Hari ini ia jengkel sekali, sangat jengkel atas semua yang telah Ernest lakukan padanya. Dan ... bagaimana bisa suaminya itu merayunya, menggodanya, menyentuhnya dengan tangan yang pernah menyentuh Barbara sebelumnya, tanpa merasa bersalah pada dirinya? Ernest anggap apa dirinya? 'Itu karena kau juga sengaja membiarkannya melakukan hal itu padamu, Rosi! Kau ... selalu takluk ketika Ernest menyentuhmu. Kau selalu menyerah di bawah kecupannya. Pria itu menyadarinya, Rosalia Heart! Dia mengetahui kelemahanmu!'Rosalia memiringkan kepalanya, mencoba mengacuhkan semua jeritan yang diteriakkan hatinya padanya. Meski ia tahu kalau semua itu memang benar adanya. Yah, ia memang selemah itu di hadapan Ernest. Itu benar, dan ia tidak menampiknya. Ia juga sadar kalau ia tidak bisa melihat sekelilingnya karena h

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 193. Apakah Sudah Terlambat?

    Perlahan-lahan, Edward membalikkan tubuhnya. Dan ia sontak membeku saat telah berhadapan sempurna dengan Pamannya. Sebab wajah Ernest kini tampak sangat menakutkan. Beberapa saat yang lalu, Ernest hampir berhasil melepaskan satu-satunya kain yang masih melekat di tubuh Rosalia, namun konsentrasinya tiba-tiba terganggu oleh suara bel. Selama beberapa saat ia mencoba untuk mengacuhkannya, tapi naasnya ... suara bel kedua justru membuat Rosalia seketika membuka matanya. Istrinya itu menatap lekat ke arahnya, ia bahkan melihat ada kebencian di wajah Rosalia saat itu. Dan lebih sialnya lagi, suara bel kembali terdengar. Semakin sering, hingga Rosalia yang semula telah terpengaruh oleh sentuhannya, langsung mendorong tubuhnya. Istrinya itu bahkan segera memunguti semua pakaiannya dan bergegas berlari ke kamar mandi. Keributan itu tentu saja membuat Ernest meradang. Karena gara-gara suara bel, gairahnya yang semula telah berada di puncak, akhirnya langsung terjun bebas akibat penolakan Ros

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 192. Apakah Rosalia Yang Telah Membuka Pintu?

    Pukul 11 siang, Edward, Ben, dan juga Elio tampak memasuki lobby hotel. Ketika ketiganya telah memasuki lift, Edward yang sudah menahan kesabarannya sejak turun dari mobil, langsung membuka mulutnya. "Ini terlalu siang!" protesnya pada Ben, "Kau dengar? Rosi pasti sangat kelaparan sekarang," sungutnya. Ben tidak menanggapi celotehan Edward itu, melainkan melirik arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sekarang sudah pukul 11? Seharusnya saat ini Tuan sudah terbangun, 'kan? Dan juga sudah berbicara pada Nyonya, 'kan? Apa mereka baik-baik saja?" gumamnya pelan, ada keresahan di dalam nada suara Ben. Begitu pula kala ia melihat lampu lift yang menunjukkan pergantian lantai semakin mendekati lantai tempat di mana kamar Ernest berada. Tepat di saat lift tiba dan pintu lift telah terbuka, dengan wajah ragu ia keluar dari lift. Edward masih berkicau bak burung merpati yang belum diberi makan, namun Ben sengaja menulikan telinganya. Ia bahkan tidak mengerti sejak kapan Edwar

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 191. Dua Hati Yang Saling Merindukan.

    'Jangan!' erang hati Ernest, saat Rosalia tiba-tiba membuka piyama yang ia kenakan. Lalu mengusap tubuhnya yang memanas dengan menggunakan ... apapun itu, kini benda sialan itu sedang menari-nari di atas kulit tubuhnya. Membuat ia sontak menahan nafas ketika benda itu perlahan bergerak turun dan menyusuri perutnya. Menuju ke area ... "Bagaimana ini? Tubuh Ernest semakin panas, apa yang harus kulakukan sekarang? Dan di mana mereka?"Fiuh, Ernest menghela nafas lega. Karena bertepatan ia membuka matanya— di saat yang sama Rosalia tiba-tiba melemparkan pandangannya ke arah pintu kamar. Namun tangan istrinya itu masih mengusap perutnya, bahkan handuk yang Rosalia genggam di tangannya hampir menyentuh ... Ernest melirik benda lembut berwarna putih itu sambil kembali menahan nafas. Sebab, jika benda sialan itu sampai menyentuh miliknya, Rosalia pasti akan segera tahu kalau ia telah terjaga. 'Jangan ke sana! Ukh ....' Ia sontak merapatkan bibirnya kala jari kelingking Rosalia tiba-tiba me

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 190. Aku Ingin Menyentuhnya!

    "Sudah 30 menit berlalu, di mana mereka?" Rosalia beranjak dari tepian ranjang, berdiri tegak, lalu melemparkan pandangannya pada pintu kamar. Tanpa menyadari bahwa seseorang telah terjaga dan kini sedang menatap dirinya dengan wajah tak percaya. Pria tampan itu bahkan mengerjapkan matanya, seolah ia sedang bermimpi saat ini. 'Baby? Apa yang terjadi? Mengapa dia ... Dia ada di dalam kamarku?' monolog Ernest dalam hati, tanpa melepaskan pandangannya dari tubuh ramping Rosalia yang sedang membelakangi dirinya. Well, ia sebenarnya sudah bangun sejak merasakan ranjang yang ia tiduri berderit pelan. Saat itu ia menemukan Rosalia tengah mencoba untuk beranjak dari pinggir ranjang. Namun istrinya itu tampak tidak menyadari kalau ia sudah terjaga. Dan sekarang, ia justru sedang berpikir keras tentang apa yang telah terjadi semalam? Mengapa ia sampai tidak tahu kalau Rosalia telah datang ke kamar hotelnya? Dan juga ... dari mana istrinya ini tahu di mana ia menginap? Apakah itu Elio yang tel

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 189. Di Mana Dokternya?

    Setelah hampir dua jam menunggu Dokter yang Ben katakan akan segera datang, dan sambil mengusap wajah Ernest dengan handuk hangat, Rosalia yang tak sabar akhirnya kembali membuka mulutnya."Di mana Dokternya? Apa kau benar-benar telah menghubunginya, Ben?" sungutnya, seiring ia berpaling pada Asisten suaminya yang justru tidak berani menatap matanya. Aneh, sangat aneh.Keanehan itu juga dirasakan oleh Edward dan Elio. Hanya saja, Elio tidak berani berbicara pada Ben. Selain itu, posisinya hanyalah penjaga rumah. Apa haknya untuk mempertanyakan apa yang telah Ben perbuat, sedangkan pria itu memiliki status yang lebih tinggi darinya?Berbeda dengan Elio, Edward justru segera menarik lengan Ben. Membawa pria itu menjauh dari Rosalia yang terus mengikuti Ben dengan tatapan matanya.Di dekat sofa, Edward langsung melepaskan lengan Ben. Ia bahkan memukul lengan itu seraya berbisik, "Hei, kau ... apa benar kau sudah memanggil Dokter?" gerutunya.Namun Ben, entah apa yang terjadi? Tiba-tiba p

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 188. Apa Yang Terjadi Pada Ernest?

    "Apa yang terjadi, Ben?" dengan langkah lebar Rosalia menghampiri Ben yang menyambutnya di lobby hotel. Di belakangnya, Edward dan Elio bergegas mengejar dirinya. "Kita bertemu lagi, Nyonya," sapa Ben seraya menundukkan kepalanya. Usai melakukan hal itu, ia lalu melemparkan pandangannya pada Edward dan Elio. Kemudian mengangguk pada kedua pria itu dan berpaling kembali pada Rosalia. "Maaf, Nyonya. Seharusnya aku tidak menakuti Nyonya seperti ini," cetusnya. "Dan Tuan, mungkin Tuan juga akan marah padaku nanti jika Tuan bangun dan mengetahui apa yang telah kulakukan pada Nyonya. Tapi masalahnya ...." Ben diam sejenak, menurunkan pandangannya juga memasang wajah cemas. Ekspresi Ben itu tentu saja membuat Rosalia menjadi semakin takut. Sementara Edward dan Elio, justru saling bertukar pandang, bertanya-tanya dalam hati apakah telah terjadi sesuatu yang buruk terhadap Ernest? "Ben?!" desak Rosalia, dengan suara sedikit meninggi. Namun setelahnya, ia justru menghela nafas kala menemukan

DMCA.com Protection Status