“Roland? It’s that you?” pekik Edward tak percaya dengan penampilan dari anak buah yang sekaligus tangan kanannya itu.Sammuel seketika membulatkan matanya melihat dan memindai penampilan Roland dari ujung kaki hingga ujung kepala, ralat maksudnya ujung rambut Roland yang menjulang tinggi.Sammuel seketika melihat kearah barisan Dimitri, Demian dan Jack yang sedang sama sama melipat mulutnya menahan tawa, tak perlu waktu lama, tawa Sammuel seketika pecah disertai tawa Dimitri, Demian dan Jack yang sama-sama ikut tertawa.Suasana Gudang rahasia di ujung dermaga yang tadinya sunyi senyap menjadi riuh akibat suara tawa dari beberapa orang disana, tak terkecuali Roland juga ikut tertawa dibuatnya, padahal mereka sedang menertawakan penampilannya, mengapa justru Roland ikut-ikutan tertawa? Inikah yang dinamakan menertawakan diri sendiri? Entahlah.Disisi lain Edward tersenyum lebar melihat suasana yang begitu hangat dan sangat membahagiakan, bahkan sempat Edward mengabadikan momen itu deng
“Mana hadiah buatku? Kenapa cuman Adek saja yang diberi? Aku mana?” pekik Dimitri yang menghampiri Demian yang sedang menata barisan tabung kaca kedalam koper khusus yang di berikan oleh Sammuel.“Ini buat mu!” pekik Sammuel sambil menyodorkan satu buah map berwarna biru ke dada Dimitri.Dimitri segera membuka map yang menempel di dadanya dan langsung membulatkan mata.“Ini...,” lirih Dimitri yang masih tertegun melihat isi dari map yang di sodorkan oleh Sammuel, Demian yang penasaran lantas menghampiri Dimitri untuk melihat isi dari map yang di berikan Sammuel.Kemudian tawa Demian terdengar lirih dan langsung memeluk Kakaknya, “Selamat ya, Kak! Junio is already yours,” lirih Demian yang masih merangkul tubuh Dimitri yang mematung dengan tatapan kosong.“Astaga! Ini bukan hadiah, tapi awal penderitaan, Dek,” lirih Dimitri sambil memandang lembaran kertas yang berisi bukti kepemilikan resmi dari kapal peti kemas milik Klan Collins Brothers yang di sering di panggil ‘Junio’ atau juluka
Sammuel memakaikan mantel tebal kearah bahu Edward, berharap hawa dingin malam tak mengganggu kesehatan Kakaknya nanti, karena hawa akhir musim semi yang berganti menjadi musim dingin bisa sangat ekstrem jika di padu dengan angin laut, “jangan cuma ingat kekasihmu saja yang kau beri kehangatan, kesehatanmu juga perlu diperhatikan. Bucin sih boleh saja, tapi menjadi bodoh, jangan!” pekik Sammuel di samping Edward sambil menyodorkan segelas cup teh hangat di kearah Edward.Edward tersenyum tipis dan melirik Sammuel yang berada di sampingnya, “rupanya kata-kata itu sekarang menjadi senjata makan tuan, jangan kau curi kata-kataku, Samm.”“Bukankah itu kata-kataku?” potong Sammuel yang lantas di jawabi dengan tawa keduanya sambil memandang indahnya hamparan samudra dari atas tebing yang menjadi pembatas sekaligus tameng keberadaan gudang rahasia milik Klan Collins Brothers.“Aku sudah lupa, kapan terakhir kita bisa begitu tenang dan damai seperti sekarang, bisa berbincang sepuasnya denganm
“Ayah, kau baik-baik saja?” lirih Demian sambil menyodorkan air putih dan beberapa butir obat kearah Edward yang sedang duduk sambil memegang dadanya dengan nafas yang tersengal-sengal. Sejak meninggalkan tebing beberapa saat yang lalu, Demian melihat Edward berjalan kearah markas rahasia dengan wajah yang memucat dan dengan langkahnya gontai. “Aku tak apa, Son. Aku hanya lupa meminum obatku tadi malam, rupanya sekarang aku sangat bergantung dengan obat ini sekarang, terlambat beberapa waktu saja badanku sudah tak bisa diajak kompromi. Bukan kematian yang aku takutkan, tapi aku takut tak bisa melihat tawa kalian lagi. Tawa dan keceriaan yang membuatku bahagia,” cecar Edward sambil menandaskan segelas air putih pemberian Dimitri. “Terima Kasih, Son.” Demian melihat kerah Edward dengan wajah yang begitu sendiri, “jangan terlalu dipakasakan, Ayah. Biar urusan kantor dan markas aku dan kakak yang menangani, Ayah temani Kak Risha saja di mansion, mungkin itu satu-satunya alasan yang bisa
Edward meletakkan nampan berisi secangkir teh chamomile hangat dan sepiring avocado toast di tambah satu buah mangkuk kecil Scrambled eggs sudah tersaji diatas nampan yang diletakkan di atas meja.Aroma roti panggang dengan campuran buah alpukat kocok disertai aroma telur orak-arik yang sangat harum sangat memanjakan hidung siapa saja yang menghirup aromanya.Bahkan aroma itu sudah mengusik Risha yang sudah terlelap dan terbuai mimpi, yang mana mau tak mau harus memaksakan membuka matanya karena godaan yang tak tertahankan oleh aroma yang begitu memanjakan hidung dan fantasinya.Dengan begitu enggan disertai dengan rasa malas yang teramat sangat, Risha berusaha beradaptasi dengan cahaya yang menerpa indera penglihatannya.Samar-samar terlihat sebuah bayangan lelaki yang sedang duduk disertai aroma khas yang begitu familiar, aroma parfum yang selama ini membuatnya begitu tenang dan nyaman dalam satu waktu yang bersamaan seketika menggantikan aroma harum dari hidangan yang tersaji yang
“Kemana perginya mereka?” tanya Jack yang langsung duduk di samping kursi kerja Kiev.“Siapa?”“Siapa lagi kalau bukan manusia iblis dan anak demitnya, memang siapa lagi yang kau maksud? Tuan Edward? Bukankan tadi aku sendiri yang mengantarkannya ke mansion?” potong Jack yang sedikit kesal dengan pertanyaan Kiev. Bukankah tadi sebelum berangkat Jack berpamitan ke Kiev untuk mengantar Tuannya, lantas kenapa masih saja ditanyakan kembali apa yang menjadi pertanyaannya. Sungguh menyebalkan!“Siapa tahu ada orang lain yang kau tanyakan, aku kan bukan cenayang yang bisa membaca pikiran orang,” jawab Kiev sekenanya tanpa menghiraukan Jack yang berada di sampingnya.“Kemana perginya mereka? Apa ada sesuatu yang penting? Bukankah tadi mereka sedang bertengkar?” tanya Jack sambil bersandar di sandaran kursi sambil menghela napas panjang, berusaha mengingat kejadian ketika di markas rahasia, beberapa ingatan pertikaian antara Sammuel dan Dimitri bahkan masih sangat segar berada di ingatan Jack
Suara tembakan yang terdengar lirih dan senyap namun sangat membabi-buta tengah melanda Dimitri, sesekali terdengar suara tembakan yang nyaring dari arah pistol yang di gunakan Dimitri, sedangkan dari pihak Sammuel tak terdengar ada suara namun dampaknya begitu nyata.“Sial!” pekik Dimitri yang berlari menghindari serangan brutal dari Sammuel, entah dari mana datangnya serangan Sammuel yang datang bertubi-tubi hendak menyasar tepat padanya, bahkan Dimitri tak mengetahui arah serangan dan arah Sammuel berada. Dimitri sudah mengedarkan pandangan, mencoba mencari celah dan serta mencari keberadaan Sammuel namun lagi-lagi gagal. Serangan tanpa suara dan sangat akurat tengah menyasar Dimitri dari berbagai arah, membuat Dimitri begitu terpojok tanpa bisa berbuat apa-apa. Benar-benar jelmaan iblis, manusia yang sayangnya juga menjadi Ayah babtisnya itu.Apapun yang Dimitri lakukan selalu saja bisa tertebak dan terjebak di posisi yang sangat tak menguntungkan. Bahkan umpatan kata-kata makia
Axelo dan Dorothea berjalan dengan langkah cepat ketika turun dari mobil yang mereka tumpangi, di belakang mereka sudah ada Edward dan Risha beserta beberapa para penjaga yang langsung bersiaga ketika tahu Tuannya turun dari kendaraan yang mereka naiki. Tujuan mereka adalah Klinik khusus yang di peruntukkan untuk para anggota Klan dan keluarganya beserta para karyawan yang berkerja di bawah naungan perusahaan Edward dan Sammuel. Sebuah klinik yang layaknya di sebut Rumah Sakit dengan daya tampung lebih dari 5000 kamar pasien itu adalah salah satu fasilitas yang di berikan Klan Collins Brothers untuk menunjang kesejahteraan para pengikut berserta keluarganya, dengan fasilitas peralatan canggih yang sangat modern dan ditunjang dengan pelayanan yang begitu mewah membuat Klinik ini lebih pantas di sebut Rumah Sakit mewah nan elit dari pada sebuah Klinik. Namun hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menikmati fasilitas ini, karena Klinik ini di peruntukkan hanya untuk anggota Klan Col