Share

69. Pilu.

Penulis: Ryu_kirara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-03 23:05:58

“Apa yang ingin kau sampaikan, Samm?” lirih Edward ketika mereka hanya berdua di ruangan Sammuel yang juga merupakan ruangan miliknya yang berada di Markas pusat. Ruangan yang hanya Edward, Sammuel dan Wilson saja yang bisa memasukinya. Bahkan keduan anak demit kesayangannya pun haru meminta ijin terlebih dahulu untuk bisa masuk kedalam ruangan yang sangat rahasia itu. Sedangkan untuk Wilson hanya ketika bersama Edward dan Sammuel saja dirinya berani mamsuki ruangan yang sangat rahasia itu.

“Entahlah, aku mulai dari mana? Begitu banyak permasalahan yang ada di otakku yang rasanya ingin meledak saja, semakin memikirkannya begitu membuatku terasa sesak dan berat untuk bernapas,” keluh Sammuel sambil merebahkan diri di sofa.

“Berceritalah mulai awal, aku akan mendengarkan dengan sabar,” jawab Edward dengan terus memandang Sammuel yang terlihat sangat payah dan lelah. Dapat Edward lihat dari cara Sammuel menghela napas panjang, seperti terasa begitu berat, seolah banyak beban yang adiknya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • 2nd (second) Destiny   70. Dejavu?

    Edward berusaha menetralkan emosi agar tak ada orang yang curiga akan kondisinya saat ini, Edward segera berjalan keluar dari ruangan Sammuel dan berjalan menuju keruang kendali dimana sudah ada Kiev dan Wilson disana.Edward juga sedang memikirkan Risha yang sedang berada di mansionnya, gadis yang menjadi tunangannya itu tadi ia tinggal dalam keadaan terlelap, walaupun di mansionnya sangat aman dengan penjagaan yang begitu ketat, tetapi yang dia khawatikan yaitu ketika nanti Risha terbangun tapi tak ada dirinya di sisinya, takutnya gadis pujaan hatinya bingung dan sibuk mencari dirinya. Kerena sekarang gadisnya itu sedang butuh teman untuk mendampinginya, karena beberapa saat lalu orang tua dari gadisnya itu sudah pulang ke Negara asalnya, sedangkan Risha harus rela tertahan karena menuruti permintaan Edward yang tak mengijinkan Risha untuk ikut dengan Orang Tuanya pulang ke Negaranya.Terlihat sangat pemaksa dan super posesif sekali prianya itu, bahkan berjauhan sebentar jasa membua

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-04
  • 2nd (second) Destiny   71. Show Time.

    “Are you ready?” pekik Dimitri dari ruang kendali yang di peruntukkan hanya untuk misi penyergapan penyusup.Sedangkan Demian mengangguk pasti kemudian memencet tombol enter di keyboard komputer yang berada di depannya. “It’s show time!”Di tempat lain tepatnya di kapal feri yang di naiki oleh Luke Hargov dan para pengikutnya terjadi kekacauan yang tiba-tiba membuat mereka panik.“Apa yang terjadi?” pekik Luke Hargov yang sedang mondar-mandir lalu lalang melihat kearah layar monitor yang berada ruang kendali kapal.“Sepertinya ada gangguan sinyal, Tuan,” jawab salah satu pengikut dari Klan Hargov.“Kalian sudah memeriksa adanya kerusakan? Ledakan apa itu?” pekik Luke Hargov yang sedang panik dan mengambil teropong guna melihat keadaan di tengah laut, tepatnya jalur pelarian dari kapal selam miliknya yang baru saja mempunyai celah untuk lolos.“Sial!” pekik Luke Hargov sambil melempar teropong yang ia pegang dengan keras ke lantai hingga hancur berkeping-keping. “Dari mana datangnya po

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • 2nd (second) Destiny   72. Kenyataan Yang Menyakitkan.

    “Welcome, Yugov!” pekik Sammuel yang sedang duduk di kursi besar berwarna hitam.Mata Yugov membulat dengan mulut sedikit mengaga tak percaya ketika melihat siapa yang sudah berada di dalam ruangan.Ruangan yang sangat terang dengan lampu putih menerangi di setiap sudut ruangan dan ruangan itu ternyata hanya sebuah ruangan kosong yang sangat polos tak ada apapun dan yang ada hanyalah Sammuel yang sedang duduk di singgasana seorang diri dan tak ada apa-apa dan tak ada siapa-siapa lagi.Segera Yugov hendak pergi dan berlari kearah pintu yang ia masuki ketika datang, tapi sungguh di sayangkan pintu itu sudah tertutup rapat dan tak ada celah untuk keluar lagi.Yugov langsung mengambil pistol yang sedari tadi terselip di pinggangnya dan menodongkan kearah Sammuel yang sedang menikmati rokok dengan teramat santai sambil duduk dan menyilangkan kaki dengan jarak sangat jauh dari Yugov.“Kenapa? Apa yang kau takutkan, Hah? Sehingga dengan mudahnya kau menodongkan pistol kepadaku! Apa kau sedan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • 2nd (second) Destiny   73. Cerita Yang Sesungguhnya.

    “Jika boleh jujur, aku sungguh terkejut dengan perkataanmu. Aku mengira ada alasan lain hingga kau tega menghianati Klanku. Tapi aku seperti mendapat kejutan yang teramat istimewa, ternyata ini ada hubungannya dengan masa lalu, tepatnya hampir 20 tahun yang lalu,” cecar Sammuel yang menyalakan rokok kembali dan menikmatinya sambil bersandar di singgasananya.Sedangkan Yugov masih diam dengan terisak di tempatnya semula sambil terus mengedarkan pandangan melihat satu persatu cuplikan video yang masih berputar di sekelilingnya, bahkan di lantai yang ia pijakpun masih menyuguhkan beberapa cuplikan video dimana dirinya sedang membunuh dan membantai beberapa orang demi kepentingan pribadi bahkan ketika sudah menjadi anggota Klan Collins Brothers tanpa sepengetahuan Klan.“Aku memuji kesetiaanmu dan pengorbananmu pada Hargov hingga detik ini, tapi sangat disayangkan, ternyata niat baikmu tak sejalan dengan realita yang ada. Aku tak tahu dan tak pernah tau seberapa jauh hubunganmu dengan men

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • 2nd (second) Destiny   74. Perdebatan Duo Anak Demit.

    “Apa yang kau cemaskan, Kak?” pekik Demian dari arah meja kerjanya ketika melihat Dimitri yang tengah menggigit kuku jempolnya dengan pandangan terus melihat kearah layar monitor yang menampilkan visual CCTV di tempat Sammuel dan Yugov berada. Salah satu tindakan dan kebiasaan Dimitri ketika sedang cemas atau gelisah ketika sedang mengkhawatirkan sesuatu, dan itu hanya diketahui oleh orang-orang terdekatnya saja.“Sudah hampir satu jam mereka disana, dan sudah hampir satu jam pula lukanya belum mendapat penanganan, dia terluka, Dek,” lirih Dimitri yang kemudian menoleh kearah Demian yang juga masih memandang Dimitri dengan tatapan sendu.Demian tersenyum tipis ketika pandangan mereka beradu, “ternyata kau sangat menyayanginya, ternyata hanya mulutmu saja yang kejam tetapi hatimu begitu lembut. Cih, betul kata Ayah Edward, kau sudah ketularan hati Hello Kittynya Ayah Samm, hahaha, wajah saja yang sangar mirip preman tapi ternyata hatinya cibi-cibi mirip Hello Kitty,” pekik Demian sambi

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • 2nd (second) Destiny   75. Misi Penyelamatan.

    Hampir satu jam lebih Sammuel menahan rasa sakit akibat luka tembak dari senjata Yugov, dan hampir selama itu pula darahnya mengalir dari tempat di tubuhnya yang terdapat luka, bahkan memeja putih yang ia kenakan sekarang sudah berbeda warna, sebagian masih berwarna putih dan sebagian lagi sudah berwarna merah darah bahkan ada yang terlihat sudah sedikit mengering di bagian tepinya.Sammuel bisa merasakan kepalanya sedikit pusing indikasi dari dampak ringan oleh luka tembak yang ia terima, itu juga menjadi tolak ukur jika dirinya sudah kehilangan darah hampir 14 persen banyaknya, untung kaliber peluru yang digunakan Yugov termasuk kaliber kecil, andai saja Yugov menggunakan senjata yang di fasilitasi oleh Klan Collins Brothers pasti dampaknya bisa lebih dari yang Sammuel terima saat ini. Karena kaliber peluru yang di fasilitaskan untuk Anggota Klan Collins Brothers memiliki kaliber lebih besar dari pada yang ia terima dari tembakan sejam yang lalu.Mungkin jika Sammuel menerima tembak

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • 2nd (second) Destiny   76. Misi Penyelamatan 2.

    Beberapa mobil ambulans yang berisi beberapa ahli tenaga medis dari Klan Collins Brothers juga ikut serta di belakang mobil yang dinaiki oleh Demian dan Dimitri di sertai puluhan mobil berisi para pengawal dari Klan Collins Brothers juga turut mengikuti di belakang mobil yang dinaiki Demian dan Dimitri.Perlu beberapa waktu untuk mencapai tempat Sammuel berada, karena dermaga paling ujung di pelabuhan yang menjadi basis markas utama Klan Collins Brothers ini merupakan area telarang dan sangat rahasia dan bukan orang sembarangan yang dapat memasukinya.Sesampainya di dermaga paling ujung pelabuhan, sudah banyak pengawal yang berkumpul di depan gedung dan tak seorang pun yang berani masuk sebelum diperintahkan dan mendapat titah oleh para petinggi Klan. Para pengawal hanya berjaga di depan gedung dengan formasi yang sudah dilatihkan oleh Klan. Bahkan tenaga medis khusus yang dibawa oleh Dimitri dan Demian sempat ragu ketika akan memasuki gedung terlarang milik Klan Collins Brothers itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • 2nd (second) Destiny   77. Wilson Teritory.

    Wilson segera memberi kabar kepada Edward setelah menerima informasi dari Keiv tentang kondisi Tuannya, Sammuel. Wilson yang saat itu berada di kantor tepatnya di sebelah meja kerja Emily begitu ragu untuk memberitahukan Emily tentang kondisi Sammuel terkini, takutnya Emily akan terkejut dan menjadi sedih mendengar kondisi Sammuel.“Apa yang membuatmu begitu cemas dan gugup?” lirih Emily dari meja kerjanya tanpa menoleh sedikitpun kearah Wilson dan masih sibuk dengan ketukan di keyboard dan memandang layar komputer yang menyala di depannya.Wilson sedikit tersentak sambil mengerutkan keningnya melihat dan mengamati Emily yang sedari tadi tak pernah melihat kearahnya tapi kenapa bisa mengetahui apa yang sedang Wilson pikirkan.“Cepat beri tahu, atau aku akan sangat marah karena melihat wajahmu yang sudah jelek dengan kerutan di keningmu itu!” pekik Emily yang langsung menghentikan ketukan jarinya dan langsung menoleh kearah Wilson.“Tuan, Samm. Tuan Sammuel sekarang kritis di Rumah sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10

Bab terbaru

  • 2nd (second) Destiny   159. Masalah Yang Lain.

    “Apa Nona mencari Tuan Samm?” sapa Emily yang datang ke ruang rawat inap Risha dengan membawa seikat bunga mawar putih yang semerbak wanginya langsung memenuhi ruangan itu. Wajah Risha seketika menjadi sedikit bersemu merah dengan sedikit menunduk seolah sedang menghindari tatapan mata dengan gadis cantik yang menjadi sekertaris pribadi Sammuel itu. Bukan karena takut, tapi Risha tahu betul jika berurusan dengan Emily seakan dirinya tengah dikuliti hidup-hidup. Karena Emily bisa tahu betul apa yang sedang Risha pikirkan dan Risha ucapkan dalam hati. Bahkan hanya lewat tatapan mata saja Emily bisa tahu apa yang sedang ada di dalam benak Risha. “Aku hanya sedang melihat keindahan pantai saja, jangan berpikiran yang tidak-tidak dan jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan,” jawab dusta sekaligus sedikit tergugup dari Risha sambil terus menghindari tatapan mata dari Emily. Dapat Emily tangkap semua tanda vital dan gestur tubuh dari Risha yang menyatakan jika gadis di depannya ini sedan

  • 2nd (second) Destiny   158. Pengalihan Misi Lain.

    “Semuanya sudah siap?” pekik Sammuel yang datang ke basecamp Brian dan pasukannya yang sudah terlihat siap siaga dengan pakaian seragam VantaBlack yang lengkap dengan atribut dan senjata sudah di bawa setiap masing-masing personil pasukan yang Brian pimpin. “Semua sudah siap, Tuan. Armada darat, laut, dan udara juga sudah siap menunggu perintah,” jawab Brian yang langsung mendapat anggukan pelan oleh Sammuel. “Baiklah, ayo segera kita selesaikan misi ini. Tetapi, untuk kali ini aku meminta kepada kalian, aku mohon jaga diri kalian baik-baik. Jangan gegabah, ingatlah, nyawa kalian hanya satu tak ada cadangan ataupun gantinya, oleh sebab itu, berhati-hatilah,” ucap Sammuel yang membuat sebagian dan beberapa orang yang menyimak pidato absurb yang singkat dari Sammuel tertawa lirih, Sammuel tahu jika semua yang berada di sana tersenyum hanya saja senyum mereka tak bisa terlihat karena topeng yang mereka kenakan. “Apa aku terlambat?” pekik Kiev yang datang dengan sedikit berlari ke arah

  • 2nd (second) Destiny   157. Dendam Yang Tak Tersalurkan.

    Deru suara tembakan masih saling bersahutan, diiringi dengan beberapa kali terdengar suara ledakan yang terdengar dari kejauhan. “Bagaimana kondisi di sana?” ucap Dimitri sambil memegang earpiece yang terpasang di telinganya. Dimitri masih menyimak suara yang ia dengar dari alat komunikasi yang terhubung dengan beberapa pasukan dan markas pusat dengan di selingi beberapa anggukan kepala serta ke dua matanya masih terus mengawasi dan waspada dengan kondisi di sekitarnya. Demian yang berada di samping Dimitri juga ikut menyimak suara yang sama terdengarnya di alat bantu komunikasi sambil mencocokan dengan iPad yang berada di pangkuannya, rupanya Demian sedang memantau kondisi di sekitar dengan bantuan beberapa drone yang ia terbangkan di beberapa sudut. “Masih ada beberapa musuh dengan persenjataan lengkap di beberapa titik. Melihat dari pola serangan, sepertinya tujuan mereka bukan menyerang pasukan kita, tetapi menurut dugaanku, sepertinya mereka menyasar gudang yang berada di ujung

  • 2nd (second) Destiny   156. Serangan Tak Terduga.

    “Apakah urusanmu sudah selesai, Son?”“Kenapa?” jawab sewot Dimitri yang sedang merakit senjata yang menumpuk dan berada di depannya.“Ibumu sedang mengkhawatirkan kalian. Cepat hubungi dia dan kabari dia, aku sudah lelah di terornya seharian ini, sampai-sampai aku memblokir nomornya hanya untuk pergi ke kamar mandi saja, sungguh menyebalkan sekali,” keluh Sammuel sambil merebahkan tubuhnya di kursi yang berada di samping Demian yang nampak serius sedang menyetel sudut teropong senjata miliknya agar terlihat presisi.Demian menoleh ke arah Dimitri yang masih asik merakit senjatanya tanpa mempedulikan ucapan Sammuel sama sekali, bahkan menoleh sedikitpun tak Dimitri lakukan.“Kenapa lagi dia? Jelek sekali mukanya jika sedang cemberut seperti itu,” sambung Sammuel yang bertanya kepada Demian, yang membuat Demian menoleh ke arah Sammuel yang terlihat mengerutkan keningnya kala memandang Dimitri.“Dia sedang terkena virus malarindu tropi kangen,” jawab spontan Demian tanpa memalingkan muk

  • 2nd (second) Destiny   155. Menjengkelkan.

    “Bagaimana persiapan di Markas, Ben?” ucap Sammuel yang melihat ke arah jalanan yang ternyata sudah mendekati menuju area Markas miliknya. “Semuanya sudah siap, Tuan.” “Baiklah, kita gunakan jalan rahasia di tikungan pertama. Perintahkan pengawas membuka akses ke sana, untuk tamu yang sedari tadi membuntuti kita itu, terserah kalian saja, mau kalian apakan mereka aku tak peduli, hubungi Kiev jika urusannya selesai, aku akan menghubungi Moppie untuk membersihkannya,” jawab Sammuel dengan terus mengawasi pergerakan Klan Hargov yang menyerang bagian timur markas di iPad yang terhubung langsung dengan satelit milik Klan Collins Brothers. “Apa kamu ada acara setelah ini, Ben?” “Sebetulnya saya ingin bergabung dengan Tim Jack, Tuan. Agaknya badan saya sudah terlalu lama tidak berolah raga beberapa waktu ini, ikut andil di Tim Jack mungkin bisa sedikit meregangkan otot-otot saya yang kaku,” sarkas Benny yang sebenarnya ingin ikut dalam misi dari Tim Jack yang sedang menunggu kedatangan tam

  • 2nd (second) Destiny   154. Penuh Kejutan.

    Mobil semi truk berwarna biru dongker itu melaju membelah jalanan ibukota. Mobil yang di rancang khusus untuk misi penyamaran itu bahkan sudah sangat detail sekali segala desainnya untuk menyerupai mobil yang biasa digunakan oleh beberapa masyarakat umum dan kalangan luas. Memang terlihat sangat lusuh dan sangat begitu kotor serta banyak sekali titik noda atau beberapa bagian body mobil yang terlihat berkarat seperti tak terawat, namun itu hanya kamuflase saja untuk menyembunyikan kemewahan dan kecanggihan fasilitas yang terdapat di dalam mobil yang memang dirancang khusus untuk keperluan melarikan diri dan menghindar dari musuh. Mobil berbodi besar dan kekar itu bahkan sering kali digunakan Sammuel untuk misi penyamaran beberapa tahun silam, Mobil RAM pick up yang biasa disebut Dodge RAM ini adalah mobil Double Cabin dengan bagian belakang terdapat bak terbuka yang biasa digunakan untuk mengangkut berbagai barang keperluan, seperti layaknya sekarang ini, di belakang mobil sudah terd

  • 2nd (second) Destiny   153. Tak Ada Yang Beres.

    “Lebih baik, aku bawa dia ke Markas saja, di sana peralatan dan perlengkapan medisnya lebih mumpuni ketimbang di rawat di sini. Lagian aku juga bisa memantaunya sepanjang hari jika aksesnya nanti tak terkendali jarak dan juga lebih efisien menurutku,” ucap Sammuel yang mengembalikan penlight milik Axelo yang di angguki oleh Axelo dan Dorothea hampir bersamaan. “Terserah padamu, Samm. Keputusan mutlak ada padamu, kita hanya berusaha melakukan yang terbaik dan semaksimal mungkin. Untuk kedepannya memang hanya kamulah yang bisa menjaganya,” jawab Axelo yang membuat Sammuel mengerutkan keningnya, kala mendengar ucapan Axelo yang membuat Sammuel berpikir atas jawaban dari pertanyaan abigu dari Axelo. “Baiklah, aku akan mempersiapkan persiapan untuk perpindahan Risha. Tapi apa ada yang sedang mengganggumu, Samm?” lirih Dorothea yang membuat Sammuel langsung menoleh ke arah Dorothea yang sedang berada di samping Axelo. “Entahlah, aku sedang tak bisa berpikir panjang untuk sekarang ini,” ja

  • 2nd (second) Destiny   152. Sudah Terjadi.

    Sammuel terjaga dari tidurnya, mungkin pengaruh efek samping dari obat tidur yang diberikan Dimitri yang membuatnya terlelap begitu nyenyak, entah sudah berapa lama ia terlelap. Terlebih Sammuel merasakan badannya seperti baru saja menemukan sumber tenaga baru kembali.Alarm beserta lampu merah yang terdapat di meja kerjanya sudah menyala dan mengeluarkan bunyi khas yang menandakan jika ada tanda bahaya yang sedang terjadi atau ada sesuatu yang telah menyerang Markasnya.Sammuel beranjak menuju komputer di meja kerjanya yang masih menyala sedangkan laptopnya sudah mati kehabisan daya.Sammuel mengerutkan keningnya, kala melihat jam yang menunjukkan sudah sore hari, sedangkan di ingatannya dia beranjak tidur kala siang hari. Sammuel jadi berpikir, jika tak mungkin jika dirinya istirahat hanya tiga jam saja. Sammuel pernah merasakan bugar seperti ini ketika ia istirahat total selama hampir lima hari lamanya beberapa waktu yang lampau.Sammuel membulatkan mata dan beranjak menuju ke Ruan

  • 2nd (second) Destiny   151. Jalan Pintas.

    “Ayah, Istirahatlah!” lirih Demian menghampiri Sammuel yang sedang bergelut dengan laptop di depannya. Hampir seminggu ini Sammuel tak terlihat beristirahat sejenak, hingga membuat Demian khawatir dengan kesehatan Ayah babtisnya itu. “Sebentar lagi, Son.” Kata-kata itu juga yang selalu Sammuel ucapkan hampir seminggu ini kepada Demian, kala Demian menyuruh Sammuel beristirahat. Beberapa berkas memang sudah menumpuk di meja kerja di kantor yang berada di Markas Pusat, bahkan tiap hari pasti data beberapa tumpuk lagi berkas yang langsung di tangani Sammuel langsung, Sammuel masih belum bisa kembali ke Kantor EDSAM Corp., karena Sammuel merasa masih belum siap mengenang Edward dan menerima kenyataan Edward sudah tiada. Bayangan kenangan Edward masih menghantui Sammuel kala berada di Kantor yang biasanya di gunakan Edward. Maka dari itu, segala urusan kantor di kirim ke Kantor Sammuel yang berada di Markas Pusat, guna memberikan kenyamanan pada Sammuel kala mengerjakan berkas yang di

DMCA.com Protection Status