Home / Romansa / 100 HARI CINTA / Arka Pulang

Share

Arka Pulang

Author: Yuliyhana
last update Last Updated: 2021-10-30 23:07:26

Deg!

Jantung Alvira seakan berhenti berdetak, mendengar pertanyaan dari Daffin. Ia tahu pasti yang menelepon dirinya itu adalah Kevin.

Karena yang kemarin siang yang menelepon dirinya itu adalah Kevin, sudah pasti itu juga pasti Kevin. Apalagi saat Daffin mengatakan jika nomor yang sama menelepon dirinya berulang kali.

“Siapa?” tanya Daffin lagi melihat Alvira yang hanya diam saja.

“Aku nggak tahu siapa? Kan nomornya nggak ada di kontak aku,” kilah Alvira, membuat Daffin mengangguk.

Perjalanan mereka akhirnya sampai di rumah sakit, Alvira langsung keluar dari mobil Daffin tapi ia tidak lupa untuk mencium tangan suaminya itu. Walaupun pernikahan itu hanya sandiwara tapi ia tetap menghormati Daffin sebagai suaminya. Hanya satu yang ia belum bisa berikan kesuciannya.

Daffin menatap Alvira dari dalam mobilnya. Hingga Alvira menghilang battu ia kembali menyalakan mobilnya dan pergi dari pelataran rumah sakit itu.

Se

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • 100 HARI CINTA   Makan Malam Dua Keluarga

    Arka tidak langsung menjawab ia diam saja melihat Maya yang langsung nyelonong duduk di tepi ranjang bersama dengannya padahal di sana tadi ada Raka dan juga Alvira. Perlahan kedua anaknya menjauh dari sana memberikan waktu untuk ayahnya dan Maya berbicara. Alea yang sejak tadi membereskan perlengkapan Arka juga sama, ia hanya diam melihat keduanya berbicara.“Gimana mau kan?” tanya Maya lagi.Arka mengelengkan kepalanya. “Aku akan ikut mereka pulang,” jelas Arka.Arka kekeh akan mengakhiri hubungannya dengan Maya apapun ancaman Maya sekarang tak pedulikan lagi karena ia sudah mengetahui yang benar-benar tulus siapa.“Sudah siap?” tanya Daffin, memecahkan keheningan mereka.“Ayo, sekarang aja,” ajak Arka.“Kalian pulang duluan, aku mau ambil obat ayah dulu,” pinta Raka.“Lah, terus kamu nanti sama siapa?” tanya Alvira.“Biar sama gua aja. Biar gua tun

    Last Updated : 2021-11-01
  • 100 HARI CINTA   Ketakutan Alvira

    Raka berjalan menuju pintu depan, dan saat pintu itu terbuka lebar, ia dihadapkan dengan wanita yang tidak ingin dilihatnya.“Ngapain kamu ke sini?” hardik Raka pada Maya.Bukannya menjawab, Maya malah nyelonong masuk tanpa mempedulikan Raka yang teriak memanggilnya.“Maaf saya ikut makan malam di sini karena suami saya di sini?” Ujar Maya yang langsung mengambil tempat duduk di sisi Aris. Tempat di mana tadi diduduki oleh Raka.Semua yang ada di ruangan itu seketika diam, yang tadinya suasana itu begitu hangat kini menjadi kaku dan tidak ada percakapan lagi di antara mereka.“Kok diam? Ayo makan,” ujar Maya lagi tanpa merasa bersalah. Maya langsung saja mengambil nasi beserta lauknya. Raka yang melihatnya sudah mengepalkan tangannya di samaping. Rasa geram sudah merasuki ubun-ubunnya.Tanpa berbicara Raka langsung menarik lengan Maya dan diseretnya hingga keluar rumah.“Auw....”

    Last Updated : 2021-11-04
  • 100 HARI CINTA   Daffin Curiga

    Tawa Daffin tidak berhenti ia begitu senang menertawakan Alvira yang malu akan ketidak sengajanya menyentuh area sensitif Daffin.“Dia nggak akan menganggu kamu, jika kamu nggak menganggu dia. Apa kamu mau diganggu?” goda Daffin kini semakin maju mendekatkannya pada Alvira.“Jauh....”Alvira berteriak lagi, Daffin tersenyum miring tanpa mempedulikan ucapan Alvira ia tetap melangkah maju. Seringainya itu membuat Alvira semakin takut, kini Alvira semakin memundurkan tubuhnya hingga ia sudah berada di pinggir ranjang jika mundur lagi maka ia akan jatuh.Kini tubuh keduanya sudah saling berhadapan dengan jarak yang begitu dekat. Helaan nafas keduanya terdengar di telinga mereka, Alvira memasang wajah yang panik. Ia takut Daffin akan menyentuhnya malam ini. Karena dirinya belum siap untuk menyerahkan semua untuk Daffin walaupun laki-laki itu kini sudah berhasil mengisi hatinya.“Kamu mau ngapain?” tanya Alvira d

    Last Updated : 2021-11-08
  • 100 HARI CINTA   Daffin Mengikuti Alvira

    Daffin kini bergegas keluar, ia ingin melihat dengan siapa Alvira janjian makan siang. Tadi sebelum meninggalkan kantor Daffin menghubungi Alvira untuk mengajaknya makan siang tapi Alvira menolaknya dengan alasan ia akan makan siang bersama Vita.Daffin sudah berada di pelataran rumah sakit di mana Alvira bertugas. Karena ia tidak tahu lokasi makan siang Alvira jadi sengaja ia menunggu sepuluh menit lebih dulu sebelum jam istirahat istrinya.Sambil bermain ponsel mata tajam Daffin terus mengawasi daerah luar. “Itu dia?” gumam Daffin saat melihat Alvira keluar dari bangunan tinggi itu.Perlahan Daffin menyalakan mobilnya, saat Alvira menaiki taksi online dan menjauh baru lah Daffin mengikutinya dari belakang.“Memangnya mau bertemu sama siapa dia?” gumam Daffin sendiri di dalam mobil.Mobil yang Alvira tumpang berhenti di depan sebuah kafe. Daffin masih memantau dari dalam mobil, setelah mobil yang digunakan Alvira tadi menja

    Last Updated : 2021-11-10
  • 100 HARI CINTA   Alvira Gugup

    “Tadi saya sengaja mengikutinya karena saya curiga ia menyimpan sesuatu dan benar saja, dia bertemu dengan mantannya yang berengsek itu sepertinya mereka punya perjanjian dan saya tidak tahu apa itu, karena saya mendengar percakapan mereka samar-samar saja,” adu Daffin.“Nah, bapak justru harus segera mengungkapkan apa yang bapak rasakan jangan sampai ada orang lain yang mendahului bapak. Karena wanita itu tidak ingin menunggu kepastian yang lama.”“Saya berani berkata seperti ini karena itu salah satu pengalaman saya.”Reiki mencoba memberikan pendapatnya, sesuai dengan pengalaman pribadinya. Ia tidak ingin orang terdekatnya merasakan gimana rasa kecewanya dia saat itu.Daffin mengangguk.”Makasih ya.”“Kalau bapak perlu bantuan, bilang saja, saya siap bantu bapak,” lanjut Reiki.Daffin mengangguk lagi.“Kalau gitu saya pernisi dulu ya pak, masih ada kerjaan yang harus

    Last Updated : 2021-11-12
  • 100 HARI CINTA   Ungkapan Hati Daffin

    Daffin sudah memikirkannya kapan ia akan mengatakan tentang perasaannya kepada Alvira. Setalah beberapa hari belakangan ini dirinya harus menahan diri untuk tidak emosi melihat Kevin terus ada di rumah sakit saat ia menjemput Alvira.Hari ini ia telah mempersiapkan segala untuk sang istri. Pengacaranya juga sudah ada di kantornya. Saat ini Daffin tengah berjalan menghampiri Alvira yang masih berada di dalam ruangannya.Belum sampai di depan ruangan Alvira, Alvira sudah terlihat jalan menghampiri dirinya.“Sudah?” tanya Daffin.“Iya.”Alvira menjawab dengan wajah bengongnya, tak biasa Daffin menanyakan ini kepadanya.Daffin meninggalkan parkiran, kini ia sudah tak sabar untuk sampai di kantornya untuk membatalkan surat perjanjian pernikahan mereka. Alvira merasa heran tapi ia mengikuti saja ke mana suaminya itu mengajaknya. Karena ini hari terakhir mereka menjadi sepasang suami istri, dan besok semuanya akan berakhir.

    Last Updated : 2021-11-14
  • 100 HARI CINTA   Meneruskan Pernikahan

    Alvira diam sejenak mendengar pertanyaan dari Daffin. Ia bingung harus menjawab apa. Keraguannya itu terlihat jelas di mata indahnya.“Kamu kenapa? Katakan saja, jika kamu memang memilih dia, aku akan mundur dan memutuskan semuanya dengan baik-baik tapi jika kamu memilih pernikahan ini, aku akan menemani kamu untuk berbicara pada Kevin,” ungkap Daffin pelan, tangannya sudah menggenggam tangan Alvira yang berada di pahanya.Dengan keberanian yang sedikit, akhirnya Alvira menceritakan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini.“Sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama seperti kamu, hanya saja aku tidak berani untuk mengungkapkannya mengingat surat perjanjian itu. Akhirnya aku memilih menerima tawaran Kevin dan ibunya dan mencoba melawan perasaan yang sebenarnya,” ungkap Alvira.Tanpa berbicara Daffin langsung maju dan memeluk tubuh Alvira,” terima kasih,” ucapnya.Alvira yang mendapatkan serangan tiba-tiba dar

    Last Updated : 2021-11-18
  • 100 HARI CINTA   Dinner Romantis

    Daffin tidak mengalihkan pandangannya dari Alvira, “ kamu cantik sekali malam ini?”puji Daffin. “Memangnya kemarin-kemarin aku nggak cantik apa?” protes Alvira. Daffin merapatkan tubuhnya ke tubuh Alvira. “Cantik, tapi saat ini terlihat lebih cantik lagi,” ujar Daffin memuji. “Mau pergi sekarang atau kita diam di kamar seperti ini,” ucap Alvira. Daffin langsung memasang tangannya agar Alvira gandeng. Keduanya keluar dari unit apartemnet dengan tangan Alvira melingkar di lengan Daffin. Daffin membuka pintu mobilnya sportnya dan membawa Alvira melaju membelah jalan raya. Ia akan mengajak Alvira ke sebuah restoran. Restoran yang sudah di bookingnya melalui Reiki sang assisten. Perjalanan mereka akhirnya sampai di restoran. Keduanya jalan bersamaan menuju lokasi yang sudah dipilih Daffin. Saat pintu ruang vvip itu terbuka, Alvira langsung mematung di depan pintu melihat suasana di dalam sana. Pencahayaan yang remang membu

    Last Updated : 2021-11-20

Latest chapter

  • 100 HARI CINTA   Undangan Makan Malam

    Belum sempat Daffin menjawab panggilan teleponnya suara Alvira dari dalam kamarnya menghentikan pergerakkan tangannya. Kini kakinya melangkah dengan cepat menuju kamar mereka.“Ada apa?” tanya Daffin begitu pintu kayu berwarna putih itu berhasil di bukanya.Terlihat Alvira sedang berdiri di atas ranjang sambil kedua tangannya menahan batrobe matanya mengintari lantai.Daffin jalan mendekat,” Kenapa?” tanyanya lagi.“I-itu ada kecoa besar,” lirih Alvira, membuat Daffin langsung melebarkan senyumnya.“Sama kecoa aja takut. Di mana?” tanya Daffin, dengan posisi yang menunduk mencari keberadaan kecoa yang dibilang oleh wanita tercintanya.“Ada di situ tadi, coba cari di sana,” balas Alvira menunjukkan letak di mana ia bertemu dengan kecoa itu.Alvira menunjuk lantai bawah dekat kamar mandi mereka. Daffin masih berusaha mencarinya.“Apa bibi nggak membersihkan ini apartemen? Kenapa ada kecoa masuk,” gumam Daffin, tanpa mengalihkan perhatiannya dari lantai.“Nah itu dia!”seru Daffin begitu

  • 100 HARI CINTA   Keberhasilan Reiki

    Panggilan video call masuk di ponsel Daffin. Nama sang mami tercinta tertera di layar pipih itu.“Mami,” ujar Daffin kepada Alvira.“Ya, udah angkat.”Dengan santainya Alvira menyuruh Daffin menjawab panggilan tersebut. Tanpa sadar jika mereka saat ini hanya menggunakan batrobe saja.“Panggilan video call,” ujar Daffin lagi.Seketika Alvira menepuk keningnya mendengar ucapan dari Daffin. Matanya langsung tertuju pada tubuhnya yang hanya berbalut batrobe saja.“Kamu aja yang jawab, bilang aja habis mandi,” usul Alvira.Akhirnya Daffin menggeser icon hijaunya, setelah panggilan itu tidak mau berhenti.“Iya mi,” sapa Daffin begitu terlihat jelas wajah Shela dilayar pipih itu.“Hey, Alvira mana? Mami kangen nih sama dia,” sahut Shela.“Lagi di kamar mandi mi.”“Bagaimana pengobatannya mi?” tanya Daffin lagi.“Lancar Fin, kamu katanya sama Alvira mau ke sini?” terdengar suara sang papi yang berada di sebelah sang istri tercinta.“Maaf mi, Pi, sepertinya kami nggak bisa ke sana soalnya Alvi

  • 100 HARI CINTA   Menghajar Alvira

    Daffin mengerjapkan matanya saat cahaya matahari dari bilik tirai itu mengganggu tidur nyenyaknya. Perlahan ia membuka matanya. Saat mata itu berhasil dibuka, pertama kali yang ia lihat adalah wajah sang istri yang kini tengah berada di dadanya.Kedua sudut bibirnya langsung mengembangkan senyuman yang begitu lebar. Setelah pertempuran semalam yang di lakukan hingga beronde-ronde. Membuat Alvira susah sekali membuka matanya. Hingga saat ini dirinya masih tertidur begitu nyenyaknya di dada Daffin berselimutkan kain tebal yang menutup kedua tubuh mereka yang tidak menggunakan apapun.Daffin bergerak secara pelan, bibirnya kini menyentuh kening Alvira.“Terima kasih atas semua yang kamu berikan saat ini, aku merasa ini adalah hal yang begitu sangat bahagia buatku,” ungkap Daffin pelan sambil memandangi wajah Alvira yang tampak begitu cantik dan natural.Terlihat Alvira mulai bergerak pelan. Namun, ternyata matanya masih tertutup rapat, dan ia hanya berpindah posisi tidur saja yang semak

  • 100 HARI CINTA   Malam Panjang

    “Kalau mau bicara soal kerjaan besok saja gua lagi sibuk,” ungkap Daffin lagi dan langsung mematikan sambungan teleponnya. Kemudian ia mematikan ponselnya agar tidak ada lagi yang mengganggu kegiatan malamnya ini.Di seberang sana Reiki yang tadi menelepon bosnya itu sekedar ingin memberitahukan jika mereka besok akan ada pertemuan penting dengan salah satu klien dari luar negeri. Namun, belum sempat Reiki memberitahu sambungan telepon itu sudah diputus Daffin.“Huuft.”Hembusan nafas Reiki terdengar begitu berat. Susah menghadapi sang bos yang moodnya berubah-rubah dan ia sampai saat ini tidak mengetahui sela-nya.Reiki yang masih bingung dengan pertemuan besok apakah akan berlangsung apa tidak. Berbeda dengan Daffin yang kini telah kembali melakukan aktivitas panasnya.Alvira yang tadi duduk di atas meja mini bar telah ia turunkan dan digedongnya diletakkan di sofa living room. Sofa yang mempunyai ukuran hanya

  • 100 HARI CINTA   Menghabiskan Malam Bersama

    Alvira sudah menyelesaikan mandinya, selama setengah jam ia berada di dalam kamar mandi berendam. Dengan senyum yang lebar ia keluar dan menuju lemari pakaian yang di maksud oleh Daffin tadi.Tubuhnya saat ini terasa sangat begitu segar. Alvira juga sudah memantapkan hatinya jika ia akan menyerahkan semuanya malam ini untuk suaminya tercinta. Makanya ia merendam tubuhnya selain menghilangkan pegal, ia juga ingin agar tubuhnya wangi saat bersama Daffin. Langkahnya ia urungkan menuju lemari, kini Alvira malah duduk di meja rias, ia ingin sedikit mengaplikasikan make up naturalnya dan memberikan semprotan parfum di daerah-daerah tertentu. Tidak lupa ia mengeringkan rambutnya juga.Sudah siap, Alvira ingin mengambil piyama yang katanya Daffin berada di dalam lemari. Namun, saat Alvira buka pintu lemari itu matanya membulat sempurna melihat baju-baju yang bergantung di sana sungguh ia tidak berpikir sampai ke arah sana.“Astaga ini semua?” gumamnya pelan.

  • 100 HARI CINTA   Daffin Mengajak Ke Villa

    Saat ini Alvira tengah bersiap untuk pulang karena jam dinasnya telah usai. Sambil merapikan peralatan dan meja kerjanya matanya melirik ponsel yang berada di atas meja. Takut suaminya menghubungi dirinya.“Sudah mau pulang?” tanya Vita yang tiba-tiba muncul di balik pintu.“Iya, emangnya kenapa?” tanya Alvira.“Enggak paa sih, gua mau ajak keliling bentar. Bisa nggak?”“Em?”Alvira menyahut sambil memicingkan manik matanya merasa aneh dengan permintaan sahabatnya itu.“Biasa aja kali lihatnya nggak usah gitu amat kenapa? Salah gua mau ajak hangout bentar?” celetuk Vita lagi dengan mengibaskan satu tangannya di depan Alvira.“Enggak apa sih, heran aja!” sahut Alvira.“Sudah yuk, keluar,” ajak Alvira lagi sambil meneteskan tasnya keluar ruangan.“Beneran nih nggak bisa?” tanya Vita lagi ingin memastikan.Alvira lan

  • 100 HARI CINTA   Gagal Masuk Lagi

    Kehidupan suami-istri itu terlihat begitu harmonis dan sangat bahagia. Semakin hari Daffin menunjukkan sikap baik, ia selalu memperlakukan Alvira dengan begitu lembut. Alvira menikmati setiap perlakukan Daffin terhadapnya. Namun, tanpa mereka sadari ada seseorang yang terganggu dengan keromantisan keduanya. Ia pun berjanji akan membuat keduanya pecah.Diam-diam Kevin sering mengikuti keduanya melihat Alvira begitu sangat bahagia membuat Kevin murka. Kevin merencanakan sesuatu untuk Alvira. Dengan senyum liciknya ia kembali menjalankan mobilnya saat Alvira sudah lagi tak terlihat oleh pandangannya.Alvira dan Daffin kini sedang berada di rumah sakit, mereka ingin konsultasi ke spesialis kandungan. Padahal Alvira tadinya tidak ingin pergi, karena ia yakin jika mereka akan segera memiliki anak, tanpa melakukan program. Karena keduanya tidak ada masalah.“Ayo masuk,” ajak Daffin saat sudah berada di depan ruang poli kandungan.“Silahka

  • 100 HARI CINTA   Dinner Romantis

    Daffin tidak mengalihkan pandangannya dari Alvira, “ kamu cantik sekali malam ini?”puji Daffin. “Memangnya kemarin-kemarin aku nggak cantik apa?” protes Alvira. Daffin merapatkan tubuhnya ke tubuh Alvira. “Cantik, tapi saat ini terlihat lebih cantik lagi,” ujar Daffin memuji. “Mau pergi sekarang atau kita diam di kamar seperti ini,” ucap Alvira. Daffin langsung memasang tangannya agar Alvira gandeng. Keduanya keluar dari unit apartemnet dengan tangan Alvira melingkar di lengan Daffin. Daffin membuka pintu mobilnya sportnya dan membawa Alvira melaju membelah jalan raya. Ia akan mengajak Alvira ke sebuah restoran. Restoran yang sudah di bookingnya melalui Reiki sang assisten. Perjalanan mereka akhirnya sampai di restoran. Keduanya jalan bersamaan menuju lokasi yang sudah dipilih Daffin. Saat pintu ruang vvip itu terbuka, Alvira langsung mematung di depan pintu melihat suasana di dalam sana. Pencahayaan yang remang membu

  • 100 HARI CINTA   Meneruskan Pernikahan

    Alvira diam sejenak mendengar pertanyaan dari Daffin. Ia bingung harus menjawab apa. Keraguannya itu terlihat jelas di mata indahnya.“Kamu kenapa? Katakan saja, jika kamu memang memilih dia, aku akan mundur dan memutuskan semuanya dengan baik-baik tapi jika kamu memilih pernikahan ini, aku akan menemani kamu untuk berbicara pada Kevin,” ungkap Daffin pelan, tangannya sudah menggenggam tangan Alvira yang berada di pahanya.Dengan keberanian yang sedikit, akhirnya Alvira menceritakan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini.“Sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama seperti kamu, hanya saja aku tidak berani untuk mengungkapkannya mengingat surat perjanjian itu. Akhirnya aku memilih menerima tawaran Kevin dan ibunya dan mencoba melawan perasaan yang sebenarnya,” ungkap Alvira.Tanpa berbicara Daffin langsung maju dan memeluk tubuh Alvira,” terima kasih,” ucapnya.Alvira yang mendapatkan serangan tiba-tiba dar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status