Chapter: Bab 31“Siapa? Apa gadis yang akan dijodohkan dengan Cayden? Dia memang tampan dan mempesona, tidak heran jika para perempuan langsung menyukainya,” gumam Beth sambil membereskan gelas-gelas tersebut. Ada rasa nyeri di dadanya saat melakukan itu, padahal belum tentu benar apa yang ia pikirkan.Sudah hampir pukul enam, namun Cayden belum juga bangun. Ini tidak seperti biasanya. Cayden adalah laki-laki yang terbiasa bangun pagi.Jangan-jangan di dalam kamar ada gadis yang akan dijodohkan dengannya? pikir Beth. Pikiran itu membuatnya cemas. Bagaimana jika benar? Bagaimana ia harus bersikap? Haruskah ia pulang saja?Tidak boleh seperti itu, Beth. Kamu hanya pekerja yang digaji, lakukan saja tugasmu, batinnya. Ia pun beranjak masuk ke kamar Cayden. Sedikit lega saat melihat laki-laki itu hanya tidur sendirian. Tidak terdengar suara dari kamar mandi, artinya memang tidak ada orang lain di sana.Dengan hati-hati, Beth mendekat ke sisi ranjang. Kali ini ia berdiri agak jauh dari jangkauan Cayden, un
Terakhir Diperbarui: 2025-04-18
Chapter: Bab 30Beberapa hari sebelumnya, Beth melakukan penyelidikan dan menanyai Cayden perihal suaminya, Seth. Cayden, yang sebenarnya enggan mengungkap perselingkuhan Seth, merasa dilema karena Beth terus-menerus mempercayai propaganda Seth mengenai penyebab perceraian mereka, yang ternyata hanyalah rekayasa belaka. Akibatnya, Cayden pun akhirnya bersedia mengungkapkan kebenaran yang ia ketahui.Beth pun mengetahui kenyataan pahit: selama lima tahun pernikahan, Seth menyembunyikan perselingkuhannya dengan sangat rapi. Bahkan, terlalu rapi hingga membutuhkan bantuan jasa profesional untuk membongkarnya.Awalnya, Beth masih bisa tegar saat membaca pesan-pesan antara Seth dan Conny akhir-akhir ini. Ia juga masih kuat saat mengetahui bahwa rencana gugatan cerainya justru lebih dulu sampai ke telinga Conny. Namun, ketika terungkap bahwa Seth ternyata mandul, Beth menangis sejadi-jadinya. Selama lima tahun, Seth membiarkannya dirundung dan dituduh mandul oleh ibu dan kedua kakaknya. Dan—yang paling ia
Terakhir Diperbarui: 2025-04-18
Chapter: Bab 30Keesokan paginya, Beth tiba di penthouse pukul setengah lima. Cukup pagi untuk langsung menuju dapur dan memeriksa isi kulkas. Ia lupa bahwa seharusnya sore kemarin ia pergi berbelanja. Namun untungnya, bahan makanan masih cukup lengkap. Cayden tinggal seorang diri, jadi dengan siapa ia menghabiskan semua bahan makanan itu? pikirnya.Setengah jam kemudian, makanan telah siap. Sudah pukul enam pagi, biasanya Cayden sudah bangun. Aneh. Beth tidak berani melanggar batas lagi—takut terbawa perasaan. Maka ia memilih menunggu di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi.Ia menunggu hingga lima belas menit berlalu. Jika seperti ini terus, Cayden bisa saja kesiangan. Apakah membangunkan Cayden juga termasuk dalam tanggung jawabnya? Seharusnya begitu. Maka Beth memberanikan diri masuk ke kamar Cayden untuk membangunkannya.“Cayden... sudah lewat jam enam. Kamu harus bangun,” kata Beth, berdiri di sisi ranjang pria itu. Cayden yang mendengar suaranya langsung mengulurkan tangan, meraih tubuh
Terakhir Diperbarui: 2025-04-17
Chapter: Bab 29Seth dan Cayden kini berada di ruang kerja CEO, hanya berdua. Mereka duduk di sofa, saling berhadapan. Cayden duduk dengan kaki disilangkan dan lengan bersandar di sandaran sofa. Ia tampak santai, namun pada saat yang sama, menyiratkan sikap angkuh.Sementara itu, Seth duduk dengan kedua tangan bertumpu pada lutut. Meskipun tidak dapat dikatakan santai, posisi duduknya tidak menunjukkan sikap menantang, namun juga tidak terkesan takut. Ia hanya berusaha bersikap sopan di hadapan atasannya.“Maaf jika saya terdengar lancang, tapi saya perlu menanyakan langsung untuk mendapatkan kebenaran sebelum mengambil keputusan,” ucap Seth membuka pembicaraan. Ia menatap Cayden, tanpa tekanan atau rasa gentar. Entah karena ia menyadari siapa lawan bicaranya, atau karena ia telah menyusun strategi dengan cermat.“Apakah Anda mengenal istri saya, Beth?” tanyanya kemudian. Cayden tidak mengubah posisi duduknya, malah tampak semakin santai.“Ya, saya mengenal Beth dengan baik,” jawab Cayden tenang. Jaw
Terakhir Diperbarui: 2025-04-17
Chapter: Bab 27Ibu: Beth, bulan ini uang angsuran rumah ingin bapak terima lebih cepat. Bisa? Beth: Baik, Bu. Akan langsung aku kirimkan ke orang itu. Ibu: Tadi bapak datang ke sini marah-marah pada ibu. Ia ingin langsung bicara denganmu, tapi ibu tahan. Beth: Kenapa bapak selalu seperti itu, ya, Bu? Aku tidak habis pikir. Ibu: Kalau begitu, jangan dari angsuran. Tolong kirimkan sedikit uang saja untuk bapak, sekadar uang jajan. Beth: Ya, Bu. Beth menghela napas panjang setelah mengakhiri percakapan dengan ibunya. Gajinya baru akan cair besok, namun setelah dihitung-hitung, semuanya nyaris habis tanpa sisa. Apakah Seth masih mengiriminya uang? Memikirkannya saja membuat kepalanya langsung pening. Tiba-tiba senyum merekah di wajah Beth saat melihat pesan dari Cayden. Laki-laki itu sudah menunggunya di tempat biasa mereka bertemu. Begitu mudah suasana hati Beth membaik kalau berkaitan dengan Cayden. Langkah Beth terhenti saat melihat James, sekretaris pribadi Cayden, sedang berdiri di sisi mob
Terakhir Diperbarui: 2025-04-15
Chapter: Bab 26"Aku sudah mendapatkan tempat kos di dekat kantorku. Mulai hari ini aku akan menempatinya sekalian langsung ke kantor. Nanti aku berangkat lebih dulu, ya?" ucap Beth sambil menyuap nasi goreng yang tadi ia buat untuk sarapan mereka. Cayden mengangguk sambil terus memperhatikan makanannya. Sejak tadi malam, tidak banyak interaksi terjadi di antara mereka. Karena merasa canggung, Beth bersikeras tidur di sofa di dalam kamar. Cayden membiarkannya, tidak berusaha mencegah. Namun, hatinya terasa perih mengetahui hal itu. Hubungan mereka hanya sebatas kepentingan Beth untuk mempertahankan suaminya—hal yang sebenarnya sudah Cayden sadari sejak awal pertemuan mereka. Entah mengapa, akhir-akhir ini rasanya jauh lebih menyakitkan. "Aku antar," ujar Cayden. Setidaknya itu hal kecil yang bisa ia lakukan untuk Beth sekarang. Bentuk perlindungan yang bahkan ia sendiri tidak benar-benar mengerti alasannya. Kebimbangan masih melandanya. "Tidak usah, aku bisa naik taksi," jawab Beth dengan senyum
Terakhir Diperbarui: 2025-04-15