
Pertemuan Kedua Dengan Tuan Takdir
David Evans Hubert, seorang CEO Perusahaan Hubert raja bisnis dari kota Lincoln yang terkenal tampan dan cerdas dengan sifatnya yang dingin dan acuh tak acuh. Sebagai pewaris utama perusahaan serta kekayaan keluarga Hubert menambahkan segala kesempurnaan dalam dirinya.
Takdir mempertemukan David dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya sebagai cinta pertamanya, dia menaruh perhatian dan jatuh cinta dengan seorang Liana Edsel, nona muda dari keluarga kaya menengah Edsel di kota mereka. Merekapun akhirnya saling berkenalan dan jatuh cinta serta menjalin kasih selama satu tahun.
Namun Liana, sang gadis sekaligus cinta pertamanya itu menghilang begitu saja tanpa sepatah kata apapun. Takdir memang unik dan tidak ada yang tahu, hari ini ada karyawan baru di perusahaannya sekaligus akan menjadi sekretaris barunya. Matanya terbelalak mendapati sosok yang tidak mungkin ia salah lihat "Liana...".
Setelah dua tahun menghilang dari Kota Lincoln, Liana akhirnya kembali dan mencari kerja di Kota ini.
Setelah mendaftar dibeberapa tempat, akhirnya dia diterima di Perusahaan terkenal sebagai raja bisnis yaitu Perusahaan Hubert. Liana tak menyangka bahwa dirinya akan menjadi sekretaris untuk CEO perusahaan tersebut yang merupakan kekasihnya yang ia tinggalkan dan bersembunyi darinya dua tahun lalu.
Akankah ia lari lagi atau menghadapi pria tersebut?
Read
Chapter: BAB 26 Sebuah kopi bersama dengan kenangannyaSetelah mendapatkan perintah dari dalam, Liana masuk dan mendapati sosok David tengah menyibukkan diri tenggelam dalam tumpukkan dokumen di hadapannya.Fitur wajahnya yang tampan nan tegas begitu dingin dan serius menatap benda - benda tersebut.Wibawanya terasa begitu lekat dan kuat.Seketika hati Liana dipenuhi sesuatu, Liana merasa sosok di depannya tersebut terasa begitu asing.Dirinya terdiam beberapa saat berdiri di ambang pintu, sebelum berbicara, "Tuan David.. ini... Kopi anda.".Mendengar suara tersebut David sontak mendongak sekilas untuk melihat kearah sumber suara tersebut.Dengan dingin dan acuh tak acuh ia menatap sosok gadis di depanya tersebut, kemudian ia kembali menunduk membaca dokumen yang ada di genggamannya.Liana yang hanya mendapati lirikan singkat nan dingin tersebut secara singkat membuat dahinya berkerut bingung."Letakan saja di meja." Katanya singkat setelah keheningan beberapa saat.Namun bagi Liana perintah tersebut terasa ambigu.'Meja yang mana?' Batin
Last Updated: 2025-02-20
Chapter: BAB 25 Jangan salahkan aku itu menyesakkanDavid's PoVDan setelahnya dia membuatku agak dongkol. "Kalau begitu cuti lima hari boleh?" Wilson bertanya dengan ragu dan canggung. "Boleh.." Jawabku dengan santai, tenang dan halus. Mataku masih sibuk dengan berkas - berkas di hadapanku ini. "Bagaimana kalau satu minggu?" Tanyanya lagi aku dapat mendengar keraguan dqlam nada bicaranya. Namun tak masalah. Kalau dia mau begitu akan kuberikan. "Boleh.." jawabku masih sama. "Kalau satu bulan..... B-boleh?" Hatiku terasa dongkol, pandanganku masih menunduk dan sudut mataku sedokit berkedut kesal namun aku kembali tenang. "Boleh.. Segitu juga gk masalah.." Namu aku masih menjawabnya dengan sama, sangat tenang. "Hah? Serius? Tuan..." Aku dapat mengetahui bahwa dia terkejut tanpa melihat ekspresinya, hanya dengan nada bicaranya. "Tentu saja." Ku hentikan aktivitasku, kemudian aku mendongak menatap Wilson dengan senyuman yang menyiratkan kedongkolan.Sebelum mulut Wilson terbuka untuk mengatakan sesuatu yang masih tertahan di da
Last Updated: 2025-01-30
Chapter: BAB 24 Diri sendiri yang tidak masuk akalDavid's PoV Entah mengapa melihat ekspresinya tadi yang begitu senang dan puas saat melihat dekorasi ruang kerjanya membuatku memiliki suasana hati yang cukup cerah dan bagus hari ini. Tanpa sadar senyuman dibibirku terukir tipis. Aku menatap jauh langit biru yang cerah di luar jendela. Seketika terlintas dalam benakku apa yang barusan saja ku lihat. Reaksinya terlihat senang dan nyaman, terutama saat menggambarkan perasaannya pada bunga melati di dalam lukisan itu. Wilson sungguh terima kasih, pengaturannya tidak buruk juga. Bahkan sangat baik."Liana.. Aku masih ingat detail tentangmu, semua.. Termasuk apapun yang kamu sukai.. Sekarang akan kuberikan perlahan." Aku tersenyum puas dengan mata terpejam kemudian kembali membukanya untuk melihat pemandangan hamparan satu kota Lincoln dari jendela yang sedang ku tatap. "Heh, gadis kecil masih bersemangat dan penuh tekad seperti dulu ha. Kita lihat saja bagaimana kedepannya, bukan berarti aku gk akan memberikanmu pelajaran, gadis n
Last Updated: 2025-01-30
Chapter: BAB 23 Aku juga ingin mencobanyaTangannya mengepal melihat sosok dalam foto di layar laptopnya itu."Hm.. Ternyata dia.." Seketika ekspresi David menjadi sangat serius, ada kilatan amarah dan posesif dalam matanya."Liana.. Sama dia sekalipun, gk akan ku kasih. Jangan harap..."Tangannya mengepal, beberapa saat kemudian jari - jarinya dengan cekatan menggerakan mouse mengarahkan kursor dengan tepat pada suatu halaman.Matanya menatap serius dan menjelajahi dengan cermat isi halaman tersebut."Kita lihat saja nanti..."Kemudian dirinya menelpon seseorang......KlikBunyi pintu terbuka.Wilson mendongak dengan ekspresi agak senang.Liana tersenyum ramah melihat sosok Wilson yang sedang duduk di meja kerjanya yang menatap kerah Liana dengan riang."Kamu sudah kembali?" Wilson memiringkan kepalanya pandangannya teralih kearah dua cangkir dengan kepulan asap yang berada dalam genggaman Liana. Alis Wilson menyatu seolah 'Apa sebegitu beratnya tugas yang diberikan, sampai harus minum dua cangkir? Kenapa tidak pakai yang
Last Updated: 2025-01-24
Chapter: BAB 22 Sebuah izin dan sesuatuWilson pun terkejut dengan pemandangan yang baru saja ia lihat.‘Lagi?’ Batinnya, dahinya mengerut kebingungan.‘Apa aku gk salah lihat lagi? Tuan David, tersenyum ‘lagi'?’’ Masih dalam batin seorang asisten pribadi yang menatap Tuannya yang sedang tersenyum menatap jauh keluar jendela tersebut.Entah apa yqng ada dipikirannya saat ini.Dahi Wilson berkerut kebingungan.Mungkin merasa tak mendapat respon dari sang bawahan, pandangannya berubah beralih menatap dingin sosok Wilson, senyum yang terukir di bibirnya seketika pudar digantikan oleh ekspresi yang menunjukkan sikap ketenangan. David berdeham sambil menarik kerah kemejanya yang tidak berantakan.Matanya terpejam kedua tangannya bertopang didagu."Kamu.." Matanya masih terpejam dengan dagunya yang masih bertopang di tanganya seolah sedang memikirkan sesuatu.Seketika Wilson menegang. Buah adamnya naik turun menelan ludah menantikan perkataan bosnya tersebut selanjutnya."Y-ya, Tuan.." Wilson menelan ludah, jakunnya naik turun
Last Updated: 2025-01-20
Chapter: BAB 21 Seperti bukan memperlakukan karyawannyaWilson pun teringat kejadian kemarin pagi. Itu terjadi begitu cepat, seketika dirinyapun flashback dengan wajah sedikit lelah dan jengkel. Wilson yang pada hari itu sudah cukup direpotkan dengan mengurus pertemuan bisnis dan urusan lainnya pun tiba - tiba ditelpon oleh Tuannya tersebut untuk segera kembali ke perusahaan. Nadanya terdengar dingin dan mendesak. Dia disuruh kembali dengan cepat. Wilson sempat berpikir itu mungkin adalah urusan mendesak dan penting atau terjadi suatu masalah, namun setelah Wilson bergegas kembali ke kantor dan masuk kedalam ruang kerja David untuk menghadap. "Tuan, apa ada masalah?" Wilson terengah - engah karena dirinya terburu - buru datang, namun seketika itu juga dahinya berkerut melihat David sedang duduk santai bersandar pada kursi kerjanya dengan mata terpejam. "Oh.. Sudah datang." David dengan santai, matanya terbuka dengan tatapan tertunduk kearah Wilson. Wilson hanya menjawab dengan anggukan. Seketika David berdiri dan pergi kelua
Last Updated: 2025-01-17