Ternyata Suamiku Tampan
Anisa tidak pernah menyangka, keputusannya menolak pinangan dari keluarga Ilham, membuat Abah murka, hingga berujung menjodohkan Anisa dengan seorang pemuda yang jauh dari tipe idamannya. Marbot masjid yang juga memiliki pekerjaan sebagai pedagang ayam bakar tersebut, membuat Anisa makin terpuruk dengan rencana perjodohan penuh drama yang telah diatur oleh Abah.
Tapi, tidak ada yang berani membantah perintah Abah. Andai bisa mengulang waktu, Anisa lebih baik menyetujui rencana pernikahannya dengan Ilham. Pemuda tampan blesteran Arab yang merupakan seorang pengusaha sukses. Tapi nasi sudah menjadi bubur, kemarahan Abah adalah sebuah boom yang tidak akan bisa merubah apapun, walau Anisa menangis darah sekalipun.
********
"Inshaallah Fahmi adalah pemuda yang baik. Jangan pernah memandang fisik maupun pekerjaannya, tapi lihatlah dia yang bisa menafkahi mu dari rezeki halal yang didapat dari bekerja keras," pesan Abah di sela-sela tangisku yang tidak bisa berhenti saat acara pernikahan itu akan digelar.
"Abah tega ...tangisku menyayat hati. Sedangkan Ibu dan juga kakak perempuanku hanya bisa menenangkan aku tanpa ingin merubah keinginan Abah. Karena mereka tahu, Abah tidak akan seperti itu jika bukan karena sesuatu hal yang fatal.
"Awas kamu Fahmi ! aku akan buat kamu menyesal karena menyetujui keinginan Abah !" monologku yang langsung mendapat pelototan dari Ibu.
Baca
Chapter: Chapter 7Berdiri disana seorang pria tampan, yang tersenyum tipis padanya. Tapi suaranya hampir mirip dengan suara Fahmi. "Ahh ... Para pria "kan emang suaranya hampir mirip-mirip begitu. apa akunya saja yang lebay," batin Anisa masih meneliti pria di depannya. Berharap, andai wajah Fahmi setampan pria itu."Mbak ...," Panggil si pria yang segera menyadarkan Anisa dari lamunannya."Oh ... Itu ... tidak usah, biar nanti saja, saya kembali lagi kemari," tolak Anisa dengan halus sambil keluar dari barisan pengantri."Mbak, sekalian saja sama punya mbak yang ini ya," ucap si pria pada kasir tanpa mempedulikan penolakan Anisa.Kasir dengan cekatan menghitung total belanjaan lalu memberikannya pada si pria yang segera membayarnya."Maaf, bisa saya minta nomor rekening, nanti setelah tiba di rumah, saya langsung transfer uangnya," ucap Anisa sambil menerima buku dari tangan si pria tampan tersebut sesaat setelah mereka keluar dari toko buku."Tidak usah," jawab si pria, lalu segera berlalu meningga
Terakhir Diperbarui: 2023-05-25
Chapter: Chapter 6Fahmi menghela nafas panjang, melihat siapa yang sudah membuat tawa Anisa begitu merdu terdengar.Seorang pemuda tampan yang saat ini tengah duduk di depan Anisa, dan tampak menceritakan hal lucu yang membuat Anisa benar-benar bahagia. "Itu sahabat Anisa sekaligus sepupunya. Namanya Faris. Dia baru pulang dari luar daerah, dan langsung kemari untuk mengantar oleh-oleh, karena dari bandara ke rumahnya, melewati rumah ini, jadi sekalian." Tiba-tiba Ibu sudah ada di belakang Fahmi, dan menjelaskan siapa pria yang saat ini duduk bersama Anisa dan juga alasan Anisa bisa tertawa lepas seperti itu."Ayo kenalan sama Faris, dia orangnya ramah kok." Ibu mengajak Fahmi agar mau berkenalan dengan sahabat Anisa. Sebenarnya Ibu mengajak Fahmi untuk berkenalan, karena wanita yang tidak lagi muda itu, merasa tidak enak pada menantunya tersebut. Karena Anisa bersikap layaknya seorang gadis yang belum memiliki pendamping hidup."Tidak usah Ibu, saya harus segera bersiap-siap, mungkin di lain waktu sa
Terakhir Diperbarui: 2023-04-13
Chapter: Chapter 5Seperti biasa, Anisa terbangun disaat Adzan subuh berkumandang. Dengan cepat ia segera menuju kamar mandi. Ia sedikit heran, karena sejak bangun tadi, tidak dilihatnya Fahmi ada di kamar.Berarti Fahmi sudah lebih dulu berangkat ke masjid. Wajarlah, dia kan marbot Masjid, batin Anisa kembali tidak peduli.Tapi yang aneh adalah, suara muadzin bukanlah suara Fahmi seperti biasanya."Ah ...sebodoh amat sih, kok aku jadi mikirin Alien itu,"batin Anisa sambil terus menggosok gigi.Selesai dengan acara bersih-bersih dan juga berwudlu, ia segera mengganti pakaian dan mengenakan mukena, lalu segera keluar kamar untuk berangkat ke Masjid.Keluar dari kamar, tampak Ibu yang juga hendak ke Masjid."Loh, dek Mutia mana ?" Tanya Anisa yang tidak melihat Mutia turut serta."Biasa, tamu bulanannya datang, jadi libur dulu," jawab Ibu membuat Anisa mengangguk paham."Fahmi sama Abah sudah duluan ke Masjid," ucap Ibu tanpa ditanya oleh Anisa."Emang Anisa tanya ya ? si Fahmi itu mau kemana juga, Nisa e
Terakhir Diperbarui: 2023-04-05
Chapter: Chapter 4Malam kembali menyapa bumi dengan diiringi rintikan kecil gerimis yang membuatnya makin syahdu.Anisa kembali ke rumah sebelum hujan benar-benar menjadi lebih deras. Kali ini, ia pulang sangat terlambat sekali. Biasanya jam lima sore toko sudah tutup dan Anisa langsung pulang. Tapi kali ini, ia malah baru pulang setelah shalat isya'. Saat tiba di rumah, yang ia dapati adalah tatapan tajam Abah yang kesal karena Anis tidak mau mendengarkannya untuk tidak ke toko. Selain itu, Anisa yang pulang terlambat tanpa memberitahu kemana perginya, karena toko sudah tutup semenjak jam lima sore tadi."Abah kenapa menatap Nisa kayak gitu ? apa salah dan dosaku ?" Tanya Anisa lebay tanpa mau mengakui kalau ia salah. Anisa memang sengaja pulang terlambat untuk menghindari Fahmi. Anisa berharap Fahmi sudah tidur saat ia kembali ke rumah, sehingga tidak perlu ada pembicaraan basa-basi diantara mereka. Selain itu, ia pulang terlambat, karena membuat surat perjanjian pernikahan yang pernah dikatakannya p
Terakhir Diperbarui: 2023-04-05
Chapter: Chapter 3Anisa terbangun saat adzan subuh berkumandang. Ia masih mengenakan gamis dan juga jilbab akad tadi malam.Menatap sekeliling ruangan, berharap jika tadi malam hanyalah mimpi buruk. Apalagi suara Adzan yang didengar adalah suara dari marbot masjid yang baru. Siapa lagi kalau bukan Fahmi. Jadi Fahmi masih tinggal di Masjid dan bukan sekamar dengannya, khayalan Anisa menenangkan diri.Anisa segera bangun dari posisi tidurnya. Mengerjapkan kedua netranya. Menatap sekeliling kamar, Sepertinya ia tidak sedang bermimpi, karena pakaian yang dikenakan Fahmi tadi malam, terlihat tergantung di dekat pintu. Ia menghela nafas kasar.Tok ...tok !"Nisa ... ayo ke masjid sama Ibu dan Mutia." Suara Ibu terdengar dari luar kamar. Tumben ibu mengetuk, biasanya juga langsung masuk, batin Anisa lalu segera beranjak dari atas ranjang untuk membuka pintu.Cklek!Anisa melihat senyum Ibu dan Mutia begitu pintu terbuka. Entah apa yang membuat mereka tersenyum demikian merekah."Ke masjid enggak ? kalau ma
Terakhir Diperbarui: 2023-04-05
Chapter: Chapter 2Fahmi namanya, lelaki yang sangat sederhana dengan tompel di dekat pipi, ditambah kumis tipis, serta kacamata yang bertengger di hidungnya. Apalagi pakaiannya yang bergaya Vintage, sangat jauh sekali dari tipe idaman Anisa.Abah sudah meninggalkan Masjid dengan diantar Fahmi sampai di gerbang. Sedangkan kedua gadis itu masih bersembunyi hingga Abah benar-benar pergi.Anisa segera menarik Mutia untuk keluar dari persembunyian dan menghampiri Fahmi. Bagaimanapun, ia harus membuat Fahmi menolak pernikahan yang sudah diatur oleh Abah."Hei, kamu !" Teriak Anisa bak pahlawan bertopeng.Pemuda yang akan masuk ke dalam masjid itu segera menoleh dan mendapati dua orang perempuan yang menghampirinya."Abah bilang apa sama kamu ?" Tanya Anisa yang membuat kening Fahmi berkerut bingung."Jangan pura-pura bingung seperti itu, pasti Abah bahas tentang pernikahan kan sama kamu ?" Tanya Anisa dengan raut wajah kesal. Fahmi benar-benar sangat kolot sekali dengan penampilannya. Pasti selama ini tida
Terakhir Diperbarui: 2023-04-05
Chapter: Chapter 42Setelah sadar, Kendra segera mengejar Drupadi. Tapi cewek androgini tersebut sudah tidak kelihatan. Kendra kembali ke ruangannya, duduk kembali dan merenungi tiap ucapan Drupadi. Tidak ingin mempercayai, tapi kedua mata Drupadi tidak menunjukkan kebohongan.Apakah ia harus menyerah dan tidak mengejar Drupadi lagi ? Karena rintangan restu yang akan dihadapi dua kali lipat lebih sulit.Bukan tidak mungkin, kedua orang tuanya akan mencarikan pendamping hidup untuknya. Seperti hal nya Nara, yang menikah dengan Ezi kareja perjodohan. Tapi hal baiknya adalah, Nara pada akhirnya jatuh cinta pada Suaminya tersebut. Tapi ini Drupadi, Bodyguard dengan latar belakang keluarga yang belum diketahui. Ditambah pengakuan tentang Drupadi yang tidak bisa hamil, akan makin mempersulit jalannya untuk mendapat restu.Kendra duduk diam, memijat keningnya yang terasa pening.Drupadi PovAku pergi, setelah mengatakan kebenaran yang harus Kendra ketahui, sebelum ia melangkah lebih jauh untuk meminta hatiku.
Terakhir Diperbarui: 2023-06-11
Chapter: Chapter 41Memejamkan mata tanpa melihat yang terkasih, itu sangat sulit. Demikianlah yang sedang dialami Kendra.Akhirnya ia memutuskan untuk ke kamar Drupadi. Tanpa perlu mengetuk, ia hendak membukanya. Tapi sayang, pintu tertutup rapat. Akhirnya Kendra mencoba mengetuk pintu kamar Drupadi.Toook ... Toook !"Dru ...," panggil Kendra sambil mengetuk pintu kamar bodyguard spesial di hatinya tersebut. Tapi sayang, tidak ada jawaban dari dalam. Akhirnya Kendra kembali ke kamarnya. Tapi rasanya tetap saja gelisah karena belum melihat dan mendengar suara Drupadi. Kena pelet apa kamu,Kendra ?Beda Kendra beda juga yang sedang melanda Drupadi. Tampak Drupadi yang sedang duduk di atas ranjang. Ketukan dan panggilan dari Kendra tadi, sengaja tidak dipedulikannya. Hatinya sedang kacau balau.Kendra mulai bucin akut, dan Drupadi takut jatuh cinta. Ingin rasanya pergi jauh, agar bisa menjaga hati, walau itu pasti mulai terasa sulit. Tapi, jika ia pergi sekarang, dalam keadaan mencurigai seseorang san
Terakhir Diperbarui: 2023-06-10
Chapter: Chapter 40"Mama dan Pak Dokter ... jangan memaksa, kak Dru tidak suka kalau ada yang melihat badannya. Badan kakak banyak bekas luka." Ucapan Yuki sepertinya manjur untuk menyelamatkan Drupadi dari kekepoan Nara dan juga Dokter Tristan.Nara tidak bisa membantah perkataan Yuki. Anaknya ini kalau bicara datar dan juga dingin, persis sekali seperti Drupadi. "Baiklah." Dokter Tristan mengalah dan hanya mengobati wajah dan juga lengan Drupadi saja.Tampak Drupadi yang menatap ke arah Yuki dan tersenyum pada adik kesayangannya tersebut. Ahh ... jika seperti ini, bagaimana dia bisa jauh dari adiknya ini. Yuki sangat melindunginya, walau itu hanya perlindungan kecil.Dokter Tristan pamit setelah mengobati Kendra. Nara mengantar ke depan. Saat Nara mengantar Dokter Tristan, tampak Aretha yang masuk ke dalam kamar Kendra."Kendra ... kamu kenapa ? luka lagi ? bodyguard kamu ini sangat tidak becus menjaga kamu !" ucap Aretha judes, sambil memeluk Kendra yang tidak siap akan pelukan itu, sehingga tidak
Terakhir Diperbarui: 2023-06-06
Chapter: Chapter 39"Kakak berisik," ucap Kendra sambil tersenyum pada Nara yang terlihat hendak mengeluarkan taring. "Ayah !" pekik Yuki dan yuri bersamaan melihat siapa yang baru keluar dari kamar Drupadi.Yuki sedikit mengerutkan keningnya melihat Kendra yang keluar dari kamar Drupadi. Tapi pertanyaan itu akan ditanyakan nya nanti pada sang kakak.Sedangkan Nara terlihat menatap Drupadi yang hanya bersikap biasa saja. Datar tanpa perlu takut, toh Nara tahunya Dru adalah seorang pria. Jadi tidak ada masalah bukan, jika Kendra tidur di kamarnya. "Hi ... anak-anak Ayah," ucap Kendra lalu menggendong kedua keponakannya,yang pastinya sangat berat."Uhh ... Ayah masih bau banget." Yuri menutup hidungnya, karena memang Kendra baru bangun dan belum mencuci muka.Kendra menurunkan Yuki dan Yuri lalu beralih pada kakaknya."Semalam tidur di sini ?" tanya Nara yang dibalas anggukan Kendra. Sepertinya bucin Kendra tingkat akut. Dia sudah tidak peduli lagi bagaimana tanggapan kakaknya mengetahui dirinya yang ber
Terakhir Diperbarui: 2023-06-05
Chapter: Chapter 38Langit masih sedikit gelap dan sepi saat Kendra dan Drupadi tiba di rumah. Tapi sebentar lagi hampir masuk pagi.Para maid sudah sibuk di dapur, tapi tidak dengan keluarga Kendra yang pasti masih terlelap tidur.Drupadi membangunkan Kendra yang perlahan mengerjap, membuka netranya."Bangunlah, kita sudah sampai," ucap Drupadi yang membuat Kendra segera bangun dari posisi tidur tidak nyamannya, tapi sedikit ada rasa nyaman karena elusan lembut pada rambutnya.Drupadi mengucapkan terimakasih pada saudaranya sebelum keluar dari mobil.Kendra segera masuk ke dalam rumah bersama Drupadi yang menuntunnya. Bukan sekali ini Kendra terluka. Berkali-kali pria di sampingnya ini terluka saat bersamanya."Jangan kembali ke kamarmu, aku tidak bisa tidur kalau kamu kembali ke kamarmu sekarang," ucap Kendra menahan tangan Drupadi yang hendak pergi setelah membantunya masuk ke dalam kamar.Drupadi menepis tangan Kendra."Auch ... tanganku terluka, semua luka." Kendra mulai lagi dengan gaya lebay nya.
Terakhir Diperbarui: 2023-06-05
Chapter: Chapter 37Drupadi dan Kendra diikat bersama di sebuah ruangan pengap dan juga gelap. "Ken .... kamu baik-baik saja ?" tanya Drupadi khawatir pada keselamatan Kendra."Aku baik-baik saja, kamu bagaimana. ?" tanya Kendra yang juga tidak kalah khawatirnya pada Drupadi. Apalagi lengan Drupadi masih terluka karena melindungi dirinya."Aku baik, tenanglah, semoga bantuan segera datang." Drupadi masih berharap, teman-temannya akan menemukan dirinya dan juga Kendra.Brak !Pintu ruangan terbuka, menampilkan para penculik yang menatap tajam ke arah Kendra dan Drupadi."Jika kalian hanya membutuhkan aku sebagai sandera, maka lepaskan temanku ini !" Teriak Kendra kesal ke arah penculik yang malah tertawa nyaring."Ini, tandatangani kertas ini, setelah itu kalian bisa bebas," ucap salah satu penculik yang berwajah lebih garang daripada teman-temannya."Apa ini ? aku tidak mungkin menandatangani kertas yang aku sendiri tidak tahu apa itu !" Kendra menolak untuk menandatangani kertas tersebut."Bugh !" Sat
Terakhir Diperbarui: 2023-06-04