Chapter: KecewaDokter menjahit telapak kaki Clay yang robek, sedangkan Joe dengan sabar menenangkan Clay yang masih meringis kesakitan. Tak henti-hentinya Joe menggenggam tangan Clay dan mengusap lembut kepalanya.Setelah selesai, mereka lalu pulang ke rumah Clay. Sesampainya di sana, Joe segera menggendong Clay masuk ke dalam rumah dan membaringkannya di ranjang. "Aku akan pulang sebentar untuk mandi dan mengganti pakaian. Setelah itu, aku akan kembali sebelum berangkat ke kantor dan membawakan sarapan untukmu," ujar Joe sembari mengusap halus pipi Clay. "Baiklah, Joe. Aku akan menunggu."Joe pun beranjak dan melajukan mobilnya untuk pulang. Sepanjang perjalanan, Joe sangat frustasi memikirkan tentang bagaimana dirinya akan mengurus Clay selama dia sakit. Joe tidak mungkin berkata jujur pada Rara, lalu membuatnya terluka lagi.Tak lama kemudian, Joe pun sampai di rumah. "Joe? Kamu dari mana?" tanya Rara yang melihat Joe masuk. "Ah, tadi aku sedang ada sedikit masalah. Jadi aku pergi u
Last Updated: 2022-06-28
Chapter: I Want YouJoe baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat Clay yang sedang memengang ponsel miliknya. “Sayang? Kamu sedang apa?” tanya Joe. “Ah, aku hanya melihat-lihat isi galerimu,” jawab Clay berbohong. “Kemari Joe, aku ingin memelukmu.” Joe tersenyum gemas, lalu memeluk kekasihnya. “Kenapa kamu manja sekali, sih?” “Kenapa? Kamu tidak menyukainya?” “Suka, kok. Aku menyukai apapun yang ada padamu.” Clay tersenyum manis, lalu menyentuh kedua pipi Joe dengan tangannya. Dia menatap mata Joe lekat, lalu mencium bibir Joe dengan sekali kecupan. Joe tersenyum senang, kemudian mulai mencium Clay. Dia mengulum bibir ranum milik kekasihnya, lalu menggendong Clay menuju kamar tanpa melepas ciumannya. Joe menidurkan Clay di ranjang, lalu menahan tubuh mungil kekasihnya di bawah kungkungannya. Dia mencium Clay dengan intens, dan mulai turun ke leher hingga dada Clay. Tanpa sadar, Clay mulai melenguh pelan. Disaat yang bersamaan, Joe mendengar ponselnya terus berdering. Joe langsung m
Last Updated: 2022-06-27
Chapter: Jangan PergiJoe kembali ke ruangannya dan melihat Clay tertunduk lesu di kursi. Dia mendengus pelan, lalu berjalan menghampiri Clay. Joe pun duduk dihadapan Clay, lalu mengusap pipinya lembut. Clay menatap Joe sendu, “Joe, apa kamu akan meninggalkanku?” “Tentu tidak, Clay. itu tidak akan pernah terjadi.” “Lalu kenapa kamu sulit sekali dihubungi? Kamu bahkan meninggalkanku untuk mengejar Rara barusan.” “Sayang, Rara sedang sedih karena baru saja kehilangan janinnya. Keadaannya belum stabil, aku harus lebih sering menemaninya.” “Apa sekarang kamu mulai mencintainya?” tanya Clay dengan mata berkaca-kaca. Joe menatap Clay sendu, dia tidak tahu jawaban apa yang harus diberikan. “Joe? Kenapa kamu tidak menjawabku?” tanya Clay sekali lagi. “Clay, berhentilah berpikir yang tidak-tidak. Aku masih mencintaimu, akan selalu begitu.” Entah apa yang harus dikatakan Joe untuk menenangkan Clay. Saat ini, Joe hanya bisa memeluk dan meyakinkannya bahwa perasaan Joe tidak akan pernah berub
Last Updated: 2022-06-26
Chapter: KebahagiaanSudah satu minggu Joe menemani Rara. Dia benar-benar menepati janjinya, meluangkan banyak waktu untuk Rara dan mengerjakan semua pekerjaan kantornya di rumah. Bahkan, Joe membuat sekertarisnya harus mondar-mandir dari kantor ke rumah Joe, untuk menyerahkan berkas penting atau sekedar meminta tanda tangan darinya. Selama di rumah, Joe benar-benar berubah. Dia sangat perhatian pada Rara, dan mencurahkan semua waktunya untuk Rara.Hari sudah mulai petang, Rara dan Joe sedang menonton film. Rara bersandar pada bahu Joe, sementara Joe merangkul Rara. Mereka sama-sama larut pada adegan demi adegan dalam film tersebut. Tiba-tiba, ponsel Joe berdering. Terlihat Clay meneleponnya berkali-kali, namun Joe enggan menjawabnya. Joe bahkan mematikan ponselnya, kemudian kembali fokus pada film. Rara menghela nafas, dia merasa sedikit bersalah pada Clay. “Berhenti menonton, aku mengantuk,” ucap Rara sambil beranjak pergi. “Masih pukul 8, benarkah kamu sudah mengantuk?” tanya Joe yang mengikuti R
Last Updated: 2022-06-25
Chapter: Memperbaiki HubunganRara terbangun dari tidurnya. Aroma obat-obatan dan suasana rumah sakit masih harus Rara rasakan hari ini. Dia belum diperbolehkan untuk pulang, karena dokter bilang Rara kekuarangan cairan yang membuatnya harus diinfus lebih lama.Pintu ruang inap Rara terbuka, terlihat seorang perawat yang masuk membawakan Rara sarapan. “Selamat pagi, Bu. Sarapannya segera dimakan, ya,” ucap perawat dengan ramah. “Baik, sus. Terimakasih,” Rara membalas senyumannya, lalu perawat tadi meninggalkan ruangan Rara.Tak lama, pintu kembali terbuka. Kali ini Brian yang datang. Dia bergegas menghampiri Rara, saat melihat Rara sedang berusaha meraih gelas yang terletak di nakas. “Biar aku bantu,” ucap Brian. “Terimakasih, Brian. Kamu tidak pergi ke kantor?” “Aku akan pergi ke kantor setelah memastikan kamu menghabiskan sarapanmu dan meminum obatmu.” “Aku bukan anak kecil!” seru Rara sembari berdecak kesal.Brian tertawa dan mengusap kepala Rara gemas. Brian menemani Rara makan sambil sesekal
Last Updated: 2022-06-24
Chapter: KehilanganBrian menggendong Rara masuk ke dalam mobilnya, lalu segera memacu mobil menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Brian mencoba menghubungi Joe, namun sama sekali tidak ada jawaban.Sampai di rumah sakit, Rara segera ditangani oleh Dokter. Brian menunggu di depan ruangan dengan perasaan cemas. Setelah menunggu beberapa saat, Dokter keluar dan memanggil Brian. “Apakah anda suami dari Ibu Rara?” tanya Dokter yang menangani Rara. “Bukan, Dok. Saya adalah kerabatnya.” “Dimana suaminya? Saya harus segera berbicara dengannya.” “Suaminya belum bisa datang karena ada yang sedang diurus, Dok. Bisakah Dokter berbicara pada saya?” “Baiklah. Silahkan ikut ke ruangan saya.”Brian mengikuti dokter ke ruangannya, lalu berbincang dengan beliau. Wajahnya tampak serius mendengarkan setiap perkataan dokter. “Apa tidak ada jalan lain, Dok?” tanya Brian. “Untuk saat ini, yang saya katakana tadi adalah jalan keluar terbaik, Pak.”Setelah mendapat penjelasan tentang kondisi Rara, Brian
Last Updated: 2022-06-23
Chapter: 10. LukaPukul 10 pagi, Laras sudah berada di rumah sakit bersama Jovian dan Bella. Tujuannya tentu saja untuk menuruti permintaan Bella agar Laras melakukan prosedur bayi tabung. Laras tidak lagi bisa melawan permintaan Bella, sebab ia baru tahu bahwa perempuan itu memberi lebih banyak dari yang mereka sepakati untuk Ayah dan ibunya. Katanya, Bella bahkan memberikan sebuah restoran miliknya pada ayah Laras. Alasannya sudah pasti agar perempuan itu lebih leluasa untuk mengatur hidup Laras. Jadi, pada akhirnya Laras hanya bisa pasrah ketika Bella membawanya ke rumah sakit itu. Bukan rumah sakit milik keluarga Bella, melainkan rumah sakit yang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka. Bella sengaja mengajak Laras ke rumah sakit yang berada di pinggiran kota, sebab ia tidak ingin menjadi bahan gosip diantara rekan-rekannya. Kini mereka sedang menunggu giliran untuk masuk ke ruangan dokter, bersama beberapa pasien lain yang sedang mengantre untuk memeriksa kandungannya. Hingga bermenit-menit setel
Last Updated: 2024-06-05
Chapter: 09. Maaf yang Tak Berarti Apa-apaPagi ini, Laras terbangun dengan perasaannya yang begitu kosong. Ia memang tinggal di rumah yang luas dan nyaman, ia juga sudah tidak lagi pusing soal uang atau hutang-hutang keluarganya. Namun, entah mengapa hal itu tidak membuat perasaannya membaik. Pernah dengar kalimat 'uang tidak menjamin kebahagiaanmu'? Laras akan membenarkan hal itu. Buktinya, ia tidak bahagia meski kini jumlah angka di rekeningnya lebih banyak dari yang pernah ia impikan.Setelah merapikan tempat tidurnya, kini Laras melangkah keluar dari kamarnya. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, maka tidak heran kalau rumah itu masih sepi. Bukankah orang-orang kaya memang akan bangun lebih siang dari orang lain? Setidaknya begitu menurut Laras.Perempuan berambut panjang itu berjalan menuju dapur. Laras dibuat terpesona dengan ruangan luas bernuansa putih itu. Kitchen set yang terlihat mewah, kulkas dua pintu yang terlihat sangat mahal, juga mini bar yang biasanya hanya ia lihat
Last Updated: 2024-06-04
Chapter: 08. Rubah"Dari mana kamu, Ras?" tanya Bella ketika Laras baru saja memasuki kediaman mereka. "Kamu nggak lihat ini udah jam 11 malem? Terus itu kamu dianterin cowok begitu, kamu pikir pantes?""Maaf, Mbak. Tadi aku main ke kafe dia, terus sekalian nunggu kafenya tutup. Karena udah malem, dia jadi anterin aku pulang.""Aku emang bebasin kamu mau ngapain aja di sini, Ras. Tapi tolong tau batasan."Laras hanya mengangguk dan menundukkan wajahnya begitu dalam. Ia sadar bahwa dirinya bersalah, karena pulang terlalu larut. Namun, kafe milik Chandra memang sedang ramai tadi, jadi Laras tidak tega untuk meninggalkan Chandra dan kedua karyawannya yang terlihat kewalahan dengan pengunjung kafe yang ramai."Dia siapa?" tanya Jovian yang baru saja datang dan duduk di sofa ruang tamu, "saya cuma pengen tahu siapa aja temen kamu, Ras.""Namanya Chandra, Jo. Dia temen kuliahku dulu," sahut Laras. Perempuan itu melihat sekilas ke arah Jovian, hanya untuk memastikan laki-laki itu mendengar suaranya yang memang
Last Updated: 2024-06-03
Chapter: 07. Pertemanan (?)"Ras, kayaknya kamu bayi tabung aja, deh. Biar lebih cepet prosesnya."Laras mengacak rambutnya frustasi ketika mengingat ucapan Bella tadi sore. Saat itu Laras sedang duduk sambil menonton drama favoritnya di ponsel miliknya, lalu Bella tiba-tiba pulang ke rumah dan mengatakan sebuah kalimat yang menurut Laras sangat menyebalkan. Bukannya ia menunggu momen untuk tidur dengan Jovian atau apa pun itu, tapi menurut Laras ucapan Bella sudah keterlaluan. Kalau ujung-ujungnya ia harus menjalankan prosedur bayi tabung itu, lalu untuk apa dirinya menikah dan membatalkan beasiswanya?"Kenapa lagi kali ini?" tanya Chandra yang baru saja meletakkan minuman di hadapan Laras.Benar, perempuan itu sekarang sedang berada di kafe milik Chandra, sebab ia tidak ingin terus berduaan dengan Bella di rumah itu."Lo tau nggak, si Bella itu ngomong apa?" Laras mengaduk minumannya kasar. "Kayaknya kamu bayi tabung aja deh, biar cepet prosesnya," katanya sambil meniru gaya bicara Bella."Lah? Terus ngapain s
Last Updated: 2024-06-03
Chapter: 06. Hari Pernikahan"Aku menerimamu, Jovian Dianggakara sebagai suamiku. Untuk saling menjaga, sejak saat ini sampai selamanya. Dalam keadaan susah maupun senang, dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam keadaan kaya maupun miskin, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum semesta, dan inilah janjiku yang tulus dihadapan Tuhan."Berjanji atas nama Tuhan? Laras benar-benar ingin tertawa kencang sekarang. Tuhan mana yang mengijinkan pernikahan atas dasar keterpaksaan seperti ini? Namun sudahlah, orang-orang seperti Laras memang tidak pernah diberi hak untuk memilih, kan?Acara pernikahan yang hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat itu sudah selesai sejak siang tadi. Semua tamu yang datang untuk menyaksikan pernikahan tertutup mereka sudah pulang, dengan ucapan selamat yang bagi Laras tidak berarti apa-apa. Kini Laras hanya ditinggalkan sendiri dalam rumah yang cukup luas itu, sementara Jovian bahkan langsung pergi ke kantor setelah acara pernikahan mereka selesai. Sama seperti Jovian, Bella memilih
Last Updated: 2024-06-02
Chapter: 05. Gaun PernikahanLaras sendiri tidak tahu, pernikahan seperti apa yang ia inginkan. Bahkan ia tidak pernah berpikir untuk menikah secepat ini. Namun hari ini, di sini lah Laras berada. Berdiri dalam sebuah toko gaun pengantin milik seorang perancang yang lumayan terkenal di Jakarta. Laras hanya duduk dengan pasrah, sementara Bella tampak berkeliling memilihkan gaun pengantin untuknya. Menurut Laras, Bella adalah srigala berbulu domba. Perempuan itu bisa terlihat baik dan jahat dalam satu waktu."Yang ini suka, nggak, Ras?" tanya Bella yang berhasil memecah lamunan Laras.Laras berdiri dari duduknya, lalu mendekat pada Bella yang sedang memegang sebuah gaun pengantin."Kayaknya ini terlalu kebuka, deh, Mbak," sahut Laras dengan hati-hati, "bagian dadanya udah kebuka terus bawahnya juga masih ada belahan sampe paha. Aku rasa kurang pantes pake gaun ini di depan orang tua Jovian.""Iya juga, ya. Sorry aku nggak mikir sampe ke sana," ujar Bella yang kemudian meletakkan kembali gaun pengantin yang ia penga
Last Updated: 2024-05-24