author-banner
Mas Ahong
Author

Novel-novel oleh Mas Ahong

Perjalanan Waktu Sang Raja Properti

Perjalanan Waktu Sang Raja Properti

Mengira dirinya meregang nyawa di tangan pesaing bisnis, Cakra terbangun di jaman kolonial Belanda. Menjadi pria miskin polos yang menikah dengan seorang putri pria Belanda, Cakra berniat memperbaiki kesalahan kepada istrinya di masa depan. Tanpa ia sadari yang Cakra sedang merangkai masa depannya. Menjadi Raja Properti—penguasa properti tersukses di jamannya.
Baca
Chapter: Apa Kau Tahu Cara Untuk Kembali?
"Jawaban apa yang kau harapkan, hah?" suara Frans meninggi, membelah keheningan ruangan. Tangannya dengan kasar mendorong tutup rak kaca, hingga menutup rak pajangan jam tangan dengan bunyi yang cukup keras. Dentumannya membuat Cakra sedikit terlonjak, meski ia berusaha untuk tetap tenang."Kau menutup paksa tokoku hanya untuk menanyakan hal bodoh ini, hah? Kau pikir aku paranormal? Cenayang?" gerutu Frans, nada bicaranya penuh kesal, seperti seseorang yang sudah terlalu sering diinterogasi tanpa hasil. Wajahnya merah, urat di lehernya terlihat menegang.Frans meraih sebuah kotak tua dari laci meja kasir dengan gerakan tergesa. Kotak itu usang, warnanya sudah pudar dimakan waktu, namun ia memegangnya seolah itu adalah barang berharga. Dengan cekatan, ia membuka tutupnya dan mengeluarkan sebuah pipa cerutu dari dalamnya. Jemarinya yang kasar mulai mengisi pipa itu dengan tembakau, gerakannya terlatih, seperti ritual yang telah ia lakukan ratusan kali.Saat api kecil dari korek menyentu
Terakhir Diperbarui: 2025-01-27
Chapter: Merayakan Keberhasilan Cakra
"Jangan senang dulu," ujar Bimo dengan nada mencemooh, suaranya berat namun penuh ejekan yang tajam.Cakra menghentikan langkah, sepeda ontel yang ia dorong berderit pelan sebelum akhirnya berhenti. Ia memandangi Bimo, yang kini berdiri menghadang jalannya bersama Anne. Ada kesombongan di tubuh tegap pria itu, terpancar dari dagunya yang terangkat tinggi dan senyum mengejek yang menghiasi wajahnya.“Menjual satu tanah bukan berarti kau sudah sukses,” lanjut Bimo, suaranya semakin tajam. "Kau tetap petani singkong miskin yang tidak berguna." Ucapannya menggantung di udara, seolah sengaja ingin menusuk harga diri Cakra.Tatapan Bimo kemudian beralih kepada Anne, gadis yang berdiri diam di samping Cakra. Anne membuang pandangannya ke arah lain, matanya menatap kosong ke kejauhan. Tapi bagi Bimo, sikap itu bukanlah sebuah penolakan—lebih seperti tantangan.“Saya sudah menyiapkan hadiah untuk hari ulang tahun Anda, Nona Anne,” katanya dengan nada penuh percaya diri.Tangannya menggenggam j
Terakhir Diperbarui: 2025-01-26
Chapter: Apa Anne Adalah Arabella?
Cakra masih betah memandangi wajah Anne yang tertidur lelap bak bayi di pelukan ibu. Mukanya bersinar. Kulit kuning langsatnya begitu kontras dengan rambut kecoklatan Anne. Ia mencari-cari kesamaan Anne dengan istrinya di tahun 2024. Apa mungkin Arabella juga berpindah dimensi sepertinya?Cakra tidak mungkin salah. Sebelum Hendi menarik pelatuk pistol semi otomatis, ia sempat mendengar dengan jelas kata-kata Arabella.“Bella tidak bisa bahasa Belanda,” gumamnya dalam hati. Ia sempat ragu pada dirinya sendiri tetapi kemudian menggeleng pelan. Tidak, ia yakin Bella berpesan begitu sebelum ia meregang nyawa.Cakra memiringkan kepala. Memperhatikan setiap lekukan pada wajah Anne. Alis tebal berwarna kecoklatan. Bibir penuh yang selalu berkata ketus. Mata bulat besar dengan bulu mata lentik yang begitu sempurna. Hanya suara dan sinar mata Anne yang serupa dengan Arabella; selebihnya, semuanya berbeda.Pesan Bella kembali terngiang di telinga Cakra. Apa hanya sebuah kebetulan? Cakra menat
Terakhir Diperbarui: 2025-01-25
Chapter: Bayangan Arabella
“Mana menantumu si petani singkong itu?!” Bimo berdiri di depan pintu rumah keluarga Van der Meer dengan muka tegang. Rahang pria itu mengeras. Kerutan di antara kedua alisnya begitu dalam. Ia sedang menatap Pieter dengan tajam.Pieter dan Asih saling tatap. Keduanya bingung melihat Bimo yang terbakar emosi. Tidak kunjung dipersilakan, Bimo yang tidak sabaran menerobos sambil berteriak memanggil Cakra dengan sebutan petani singkongCakra sedang berada di kamar berdua bersama Anne. Keduanya duduk di lantai dengan selembar kertas putih berada di antara mereka.Sekembalinya dari rumah Paimin, Anne menggambar desain toko untuk Tuan Benjamins. Sesuai kepribadian pria itu, Anne membuat desain yang sederhana dengan pilar-pilar kayu besar yang menggambarkan kekuasaan Tuan Benjamins.Sketsa bagian depan toko sudah selesai ia buat. Hanya perlu diberi warna agar terlihat lebih hidup. Cakra dengan sabar memperhatikan Anne menggambar garis demi garis. Sesekali ia mengoreksi jika gadis itu salah m
Terakhir Diperbarui: 2025-01-23
Chapter: Bimo Membuat Perhitungan
“Apa kau sedang memerasku, hah?” Benjamins, menggebrak meja setelah mendengar harga yang Cakra tawarkan untuknya. Pria itu melihat Cakra dengan tajam sementara dua wanita muda bumiputera memakai kebaya bunga-bunga sedang berusaha menenangkan sang meneer.ⁿ Salah satu dari mereka mengusap lembut lengan kekar Benjamins sedang wanita muda yang lain membantu Benjamins meminum teh olongnya. Cakra sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini di tahun 2024. Pengusaha ditemani oleh wanita-wanita bayaran hanya sekedar untuk gengsi. Ada juga yang memiliki wanita lain untuk menghilangkan stress pekerjaan. Iya tidak canggung dan tetap menatap lawan bicaranya. Gestur tubuhnya terlihat yakin. Sinar matanya menunjukkan keseriusan. Suaranya mantap tidak bergetar walau kadang para wanita Tuan Benjamins melakukan hal yang membuatnya gelisah. Benjamins lebih tenang setelah meminum tehnya. Ia menarik nafas panjang lalu berkata, “Bimo hanya memberiku harga f. 50 per bau. Sedang kau berani meminta
Terakhir Diperbarui: 2025-01-19
Chapter: Penawaran yang Sangat Menguntungkan
“Usir saja dia. Tuan Benjamins tidak akan mau bertemu dengannya.” Penjaga yang lain memberi saran. Ia memukul-mukul tongkatnya ke arah Cakra. Mengusir pria itu seperti sedang mengusir anjing.Cakra berhasil menghindari pukulan penjaga pintu restoran. Ia menatap pengunjung yang sedang menikmati sarapan melalui jendela besar. Semua pengunjung Smakelijk Huis adalah orang asing. Dengan teliti ia mencoba mencari keberadaan tuan Benjamins.“Penjaga rumahnya bilang, Tuan Benjamins sedang sarapan di sini. Biarkan saya masuk! Saya sudah ada janji dengan tuan Benjamins.” Cakra mencoba menerobos kedua penjaga yang menghalanginya. Ia mendorong salah satu penjaga ke samping. Namun sayang, penjaga yang lain berhasil membaca gerakannya. Tangan Cakra dipegang. Ia ditarik dengan keras sampai kehilangan keseimbangan.“Ini bukan tempat untuk orang seperti dirimu! Ini tempat orang-orang berkelas,” pekik penjaga yang memiliki kumis. “Tapi saya sudah ada janji. Sampaikan saja pesan kepada Tuan Benjamins k
Terakhir Diperbarui: 2025-01-18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status