author-banner
Arshani
Arshani
Author

Novels by Arshani

The Second Time We Met

The Second Time We Met

Pertama kali mereka bertemu, Febrian dan Adam sama-sama berada dalam titik terendah hidup mereka. Febrian kehilangan arah setelah keluarganya mengalami kebangkrutan sementara Adam dengan ajaib selamat dari kecelakaan maut yang menewaskan tunangannya. Mereka sama-sama mengharapkan pertemuan kedua. Hanya saja tidak ada satu pun di antara mereka yang memintanya. Kedua kali mereka bertemu, situasinya sedikit rumit. Mereka bertemu tepat sehari sebelum hari pernikahan Adam digelar. Febrian punya banyak alasan untuk tidak memusingkan itu. Begitu pula dengan Adam. Namun semuanya berubah saat mereka kembali membicarakan pertemuan pertama mereka.
Read
Chapter: Bab 7
"Kau benar," kataku. "Itu terlalu menyakitkan untuk diingat. Sebenarnya aku sudah melupakan hal itu untuk waktu yang sangat lama hingga kau datang ke sini dan mengungkitnya. Bagian paling menyebalkannya adalah kau melakukannya tepat di hadapanku. Lengkap dengan melakukan kontak mata yang super intens dalam jarak yang bisa dibilang sangat dekat seperti ini. Dan aku membencinya."Adam tersenyum geli. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kakinya mundur beberapa langkah untuk menciptakan jarak yang cukup jauh antara aku dan dia."Maaf sudah mengungkitnya kembali," ucapnya, terdengar seperti bersungguh-sungguh. "Aku hanya... kau tahu.""Aku tidak tahu," balasku dengan cepat. "Kau yang tahu.""Kau benar." Adam menudingkan botol berisi jus buatan ibuku ke arahku sambil meringis. "Aku rasa... aku hanya menjadi sedikit terlalu bersemangat setelah bertemu lagi denganmu. Di sini.""Kau sudah mengatakan itu tadi," kataku dengan masa bodoh. "Bisakah kau b
Last Updated: 2022-01-16
Chapter: Bab 6
4 tahun yang lalu...Kepada tim pusat layanan bantuan,Hai. Namaku Febrian Alamsyah dan aku ingin memberitahu kalian kalau wafer cokelat yang aku beli di mesin penjual makanan milik kalian yang dipajang di ujung lorong IGD Rumah Sakit Umum ’45 dan itu benar-benar membuatku kesal.Tidak. Itu terlalu brutal.Kepada tim pusat layanan bantuan,Hai. Namaku Febrian Alamsyah dan aku ingin memberitahu kalian kalau mesin penjual otomatis nomor 147 yang berada di ujung lorong IGD Rumah Sakit Umum ’45 mengalami sedikit kerusakan. Aku tidak akan mengirimi kalian surat jika wafer cokelat yang sudah aku beli tidak tersangkut di... apa pun itu nama benda yang berfungsi untuk mendorongnya hingga terjatuh ke bawah sebelum akhirnya aku ambil dan makan untuk meredakan rasa laparku.Mungkin juga tidak. Karena di saat yang hampir bersamaan aku merasakan banyak sekali emosi di dala
Last Updated: 2021-12-09
Chapter: Bab 5
Tarik napas. Tenang. Aku bisa melakukannya. Aku cukup yakin kalau aku tidak mabuk. Sedikit pun tidak karena pada dasarnya aku hanya minum satu gelas selama hampir satu jam penuh duduk di sana. Sejauh yang bisa kuingat, kepalaku baru benar-benar terasa seperti berputar hebat saat aku tiga atau empat gelas. Itu artinya setengah botol yang mana cukup banyak. Dan ya, soal parfum si tamu spesial, aku akui aromanya sangat memabukan. Seperti tanah yang baru dibasuh oleh guyuran hujan pertama di hari terakhir musim panas. Atau jauh lebih baik dari itu, bensin. Jadi ya, setelah apa yang aku katakan di dalam sana dan meninggalkan meja makan saat makanan penutupnya belum dihidangkan, sudah jelas sekali bagaimana aku akan menghabiskan sisa malam ini. Aku akan pergi ke angkringan di depan jalan masuk yang jaraknya lumayan jauh dan memakan sate usus sebanyak yang bisa perutku tampung. Nasib baik aku membawa wadah kartu dan menyelapkan beberapa lembar uang
Last Updated: 2021-12-01
Chapter: Bab 5
Tarik napas. Tenang.Aku bisa melakukannya.Aku cukup yakin kalau aku tidak mabuk. Sedikit pun tidak karena pada dasarnya aku hanya minum satu gelas selama hampir satu jam penuh duduk di sana. Sejauh yang bisa kuingat, kepalaku baru benar-benar terasa seperti berputar hebat saat aku tiga atau empat gelas. Itu artinya setengah botol yang mana cukup banyak. Dan ya, soal parfum si tamu spesial, aku akui aromanya sangat memabukan. Seperti tanah yang baru dibasuh oleh guyuran hujan pertama di hari terakhir musim panas. Atau jauh lebih baik dari itu, bensin.Jadi ya, setelah apa yang aku katakan di dalam sana dan meninggalkan meja makan saat makanan penutupnya belum dihidangkan, sudah jelas sekali bagaimana aku akan menghabiskan sisa malam ini. Aku akan pergi ke angkringan di depan jalan masuk yang jaraknya lumayan jauh dan memakan sate usus sebanyak yang bisa perutku tampung. Nasib baik aku membawa wadah kartu dan menyelapkan beberapa lembar uang de
Last Updated: 2021-11-27
Chapter: Bab 4
“Apa aku melewatkan sesuatu?”Aku tidak akan menanyakan hal bodoh seperti itu jika aku benar-benar tahu apa yang sebenarnya sedang dibicarakan oleh orang-orang ini—setidaknya itu yang aku rasakan. Selain nuansa kehangatan pura-pura yang sangat kental, aku tidak tahu kenapa aku mendadak merasa seperti orang asing di sini. Tapi aku tahu satu atau dua hal. Mungkin juga tiga.Pertama, sepertinya aku mabuk karena kepalaku terasa begitu ringan setelah minum terlalu banyak sampanye.Kedua, parfum yang dipakai si Adam ini sangat memabukan dan aku benci itu karenanya.Ketiga, aku berhasil mengontrol diriku sendiri untuk tidak merobek pakaian si Adam dan mengendus leher dan bagian tubuhnya yang terkena semprotan parfum seperti hewan liar. Dan aku sangat bangga pada diriku karenanya.Sarah yang kebetulan duduk di seberang meja—lebih tepatnya tiga kursi dari tempat bibi Risma duduk—melotot ke arahku. Dia tidak sendirian. Hampir se
Last Updated: 2021-11-14
Chapter: Bab 3
Hari hampir gelap ketika aku keluar dari kamar mandi. Hal pertama yang aku lakukan adalah mengecek ponsel yang sengaja aku simpan di meja lampu. Persis seperti dugaanku, tidak ada pesan sama sekali. Itu pertanda bagus. Tiga jam tanpa ponsel dan aku baik-baik saja. Besok aku akan menambah durasinya menjadi enam jam. Mungkin delapan. Aku tidak begitu yakin tapi ini membuatku sangat bersemangat.Aku kembali menaruh ponselku lalu berjalan ke arah cermin yang berada di sudut kamar dekat jendela. Dari bayangan yang dipantulkan oleh salah satu cermin antik yang bingkainya terbuat dari kayu jati asli dan dipahat oleh pemahat elit di Jepara, aku melihat sosok gadis muda berambut sebahu. Aku suka rambutku. Aku tidak akan mengatakan itu dengan lantang jika bukan aku yang memotong rambutku sendiri. Meski pun terlihat tidak rapi di beberaapa bagian—khususnya bagian belakang karena aku tidak pernah bisa memotongnya dengan benar di bagian sana—aku sangat menyukainya. Tidak terla
Last Updated: 2021-10-15
You may also like
Mengejar Mantan
Mengejar Mantan
Romansa · Salju yang Ternoda
755.0K views
Nafsu Bejat CEO
Nafsu Bejat CEO
Romansa · Cececans
727.4K views
Kaya Setelah Diusir Mertua
Kaya Setelah Diusir Mertua
Romansa · Rina Novita
725.8K views
IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS
IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS
Romansa · Rosemala
722.7K views
Gairah Nakal, Sugar Baby
Gairah Nakal, Sugar Baby
Romansa · Tetesan air
704.8K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status